menggambarkan wujudnya kesempatan untuk menginvestasikan dengan tingkat pengembalian modal R
1
atau lebih, dan modal yang diperlukan adalh I
1
dan titik C menggambarkan untuk mewujudkan usaha yang menghasilkan tingkat modal sebanyak atau lebih,
diperlukan modal sebanyak I
2
.
2.2.3.2. Jenis-jenis Investasi
Menurut Rosyidi 1996 : 108, jenis-jenis investasi antara lain : a.
Autonomous investment dan induced investment Autonomous Investment
investasi otonomi adalah investasi yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan
tetapi dapat berubah oleh karena adanya perubahan-perubahan teknologi,kebijakan pemerintah dan sebagainya. Sedangkan
Induced Investment sangat dipengaruhi pendapatan.
b. Publik investment dan Private Investment
Publik investment adalah investasi yang dilakukan oleh
pemerintah baik pusat maupun daerah. Sedangkan private investment
adalah investasi yang dilakukan oleh pihak swasta.
c. Domestic Investment dan Foreign Investment
Domestik investment adalah penanaman modal dalam
negeri. Sedangkan Foreign Investment adalah penanaman modal asing.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
d. Gross Investment dan Net Investment
Gross Investment adalah total suatu investasi yang
dilakukan pada suatu ketika. Sedangkan Net Investment adalah investasi yang telah dihitung jumlahnya berdasarkan tiap sektor
investasi.
2.2.3.3. Pengaruh Investasi terhadap kemiskinan
Tingkat pembentukan modal yang rendah merupakan hambatan utama bagi pertumbuhan ekonomi. Pembentukan modal dinegara-
negara yang sedang berkembang merupakan “Vicious Cycle” lingkaran tak berujung pangkal . Produktivitas yang sangat rendah
mengakibatkan rendahnya pendapatan riil. Pendapatan yang rendah mengakibatkan low saving and low investment, dan rendahnya
pembentukan modal. Dengan tingkat pembentukan modal yang rendah berarti Negara-negara sedang berkembang akan tetap terjerat dalam
lingkaran kemiskinan yaitu suatu rangkaian kekuatan yang saling mempengaruhi satu sama lain sedemikian rupa, sehingga menimbulkan
suatu keadaan dimana Negara akan tetap miskin dan akan tetap mengalami kesukaran untuk mencapai tingkat pembangunan yang
lebih baik. Suryana, 2000 : 44
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Keadaan di atas dapat kita gambarkan sebagai berikut :
Gambar 2 : Lingkaran Tak Berujung Pangkal Vicious Cycle
Investasi I Kesempatan Kerja N
Pendapatan Y
Permintaan Barang Jasa Q Konsumsi C
Sumber : Bambang Sugeng, 1994, Ekonomi, Penerbit PT. Edumedia, hal. 14.
Lingkaran perangkap kemiskinan itu timbul dari hubungan yang saling mempengaruhi diantara keadaan masyarakat yang masih
terbelakang, tradisional dan kekayaan alam yang masih belum diperkembangkan. Untuk mengembangkan kekayaan alam yang masih
potensial harus ada tenaga kerja yang mempunyai keahlian untuk memimpin dan melaksanakan berbagai macam kegiatan ekonomi. Di
negara-negara berkembang, kekayaan alam belum sepenuhnya diperkembangkan atau masih potensial, karena tingkat pendidikan
yang masih relatif rendah, kurangnya tenaga ahli dan terbatasnya sumber daya, sebaliknya karena kekayaan alam belum sepenuhnya
dikembangkan, maka tingkat pembangunan masyarakat tersebut akan rendah dan membatasi kemampuan untuk mempertinggi tingkat
pengetahuan dan keahlian penduduk.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dari uraian di atas dapat kita gambarkan sebagai berikut :
Gambar 3 : Lingkaran Keterbelakangan
Kekayaan alam potensial Masyarakat terbelakang
Kekurangan Modal Pembentukan
Produktivitas Modal Rendah
Rendah
Tabungan Pendapatan riil
Rendah Rendah
Sumber : Suryana, 2000. Ekonomi Pembangunan, Problematika dan Pendekatan. Penerbit Salemba Empat, Hal. 96.
Pada gambar di atas, karena kekurangan modal dan masyarakat terbelakang, maka kekayaan alam belum dapat dimanfaatkan secara
riil , akibatnya produktivitas sangat rendah. Karena produktivitas
sangat rendah, otomatis pendapatan riil sangat rendah pula. Tabungan yang rendah akan melemahkan pembentukan modal yang pada
akhirnya kekurangan modal, masyarakat terbelakang, kekayaan alam belum dapat diolah, dan seterusnya sehingga merupakan lingkaran
yang tidak berujung pangkal. Suryana,2000 : 47 Menurut Suryana 2000 : 71 , untuk melepaskan diri dari
lingkaran perangkap kemiskinan, Negara sedang berkembang perlu mengadakan program pembangunan seimbang antara lain :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Modal pembangunan yang berorientasi pada penciptaan lapangan
kerja, sasaran yang dicapai adalah peningkatan dalam kesempatan kerja produktif dan meningkatkan produksi. Redistribusi
pendapatan dan harta produktif melalui perluasan lapangan kerja untuk mengurangi pengangguran. Tekanannya adalah pada sektor
informal di perkotaan dan sektor tradisional di pedesaan melalui pembangunan pedesaan, padat karya di perkotaan dan pemanfaatan
fasilitas-fasilitas berupa pendidikan, jasa kredit dan lain-lain. b.
Modal pembangunan yang berorientasi pada panghapusan kemiskinan tujuan strategi ini penghapusan kemiskinan,
peningkatan kesempatan kerja produktif dan peningkatan GNP kelompok miskin. Strategi ini dapat dilakukan dengan retribusi
kekayaan harta produktif melalui kebijaksanaan fiskal dan kredit, pemanfaatan fasilitas-fasilitas, reorientasi produksi yang
menguntungkan golongan miskin melalui pengalihan investasi dan konsumsi serta penekanan sektor tradisional dan informasi di
perkotaan. c.
Modal pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar the basic neceesty oriental.
Agar dalam melakukan ketidakserentakan di semua sektor melalui perubahan pada pertumbuhan dan sumber daya produktif
dipergunakan dengan baik, maka harus diusahakan :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
a. Tercapainya investasi yang tinggi, pemanfaatan teknologi tepat
guna, penggunaan sumber daya alam dalam produksi. b.
Perubahan dalam pola resitribusi melalui : mobilitas pengangguran, realokasi pelayanan jasa-jasa umum, land reform.
c. Perubahan kelembagaan pranata kemasyarakatan meliputi
partisipasi massa, dukungan pemerintah. d.
Perubahan dalam tata ekonomi dunia baru, melalui pembaharuan struktur perdagangan, pembaharuan kebijaksanaan moneter
internasional. e.
Pengalihan arus sumber daya yang lebih banyak dari Negara berkembang.
f. Peringanan utang luar negeri
Semua itu bertujuan pada perbaikan kualitas hidup, peningkatan produksi barang-barang dan jasa, penciptaan lapangan
kerja baru dengan upah yang layak, dengan harapan tercapainya tingkat hidup minimal untuk semua rumah tangga yang kemudian
sampai batas maksimal. Suryana, 2000 : 71
2.2.4. Pengertian Penduduk