Ukuran Kemiskinan Pembangunan Ekonomi dan Kemiskinan

2.2.1.1. Ukuran Kemiskinan

Ada beberapa metode pengukuran tingkat kemiskinan yang dikembangkan di Indonesia,yaitu: a. Pendekatan kajian yang dilakukan oleh BPS 1994 terhadap batas kemiskinan adalah dengan menggunakan standar kecukupan kalori sebesar 2100 kalori perkapita perhari ditambah dengan beberapa kebutuhan minimum non pangan yang meliputi ; pengeluaran untuk perumahan , sandang dan aneka barang dan jasa. b. Menurut sayogyo 1977 :10 tingkat kemiskinan didasarkan jumlah rupiah pengeluaran rumah tangga yang disetarakan dengan jumlah kilo gram konsumsi beras per orang pertahun dan dibagi wilayah pedesaan dan perkotaan. Daerah pedesaan : 1 Miskin : bila pengeluaran keluarga lebih kecil dari pada ` 320 kg nilai tukar beras per orang pertahun. 2 Miskin sekali : bila pengeluaran keluarga lebih kecil dari pada 240 kg nilai tukar beras per orang pertahun. 3 Paling miskin :bila pengeluaran keluarga lebih kecil dari pada 180 kg nilai tukar beras per orang pertahun. Daerah perkotaan : 1 Miskin bila pengeluaran keluarga lebih kecil dari pada 480 kg nilai tukar beras per orabg pertahun. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 2 Miskin sekali :bila pengeluaran keluarga lebih kecil dari pada 280 kg nilai tukar beras per orang pertahun. 3 Paling miskin :bila pengeluaran keluarga lebih kecil dari pada 270 kg nilai tukar beras per orang pertahun. Ukuran kemiskinan yang digunakan sayogyo diatas banyak mendapatkan kritikan dan kurang relevan dikarenakan sayogyo hanya menggunakan ekuivalen beras untuk mengukur kemiskinan. c. Bank dunia mengukur garis kemiskinan berdasarkan pada pendapatan seseorang kurang dari US 1 per hari. d. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN mengukur kemiskinan berdasarkan kriteria keluarga pra sejahtera pra ks dan keluarga sejahtera 1 ks 1 e. Pada tahun 2001 BPS Jawa Timur melakukan perhitungan penduduk miskin dalam satuan jiwa melalui metode skoring, yaitu 1 kategori I, mendekati miskin near poor mempunyai rentang skor antara 1-2,44. 2 Kategori II, miskin poor mempunyai rentang skor antara 2,45-2,50. 3 Kategori III, sangat miskin real poor mempunyai rentang skor antara 2,51-3,00. Dari ketiga kategori diatas yang termasuk dalam penduduk miskin adalah kategori II dan III, karena kategori I tidak termasuk penduduk miskin. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.1.2. Pengertian Kemiskinan