Pengertian Beta. Mengestimasi Beta

21 Dari gambar 2.1. menunjukkan ada sebagian risiko yang bisa dihilangkan dengan diversifikasi. Investor yang rasional tentunya tidak akan menyukai risiko atau yang disebut risk averse, maka mereka akan memilih untuk melakukan diversifikasi untuk mengurangi risiko tersebut. Sehingga akibatnya semua pemodal akan melakukan hal yang sama, dengan demikian risiko yang hilang karena diversifikasi tersebut menjadi tidak relevan dalam perhitungan risiko. Dengan kata lain hanya risiko pasar yang relevan dalam perhitungan risiko.

2.2.3.2. Pengertian Beta.

Kalau kita ingin mengetahui sumbangan suatu saham terhadap risiko suatu portofolio yang didiversifikasi secara baik, maka harus tidak melihat seberapa risiko saham tersebut apabila dimiliki secara terpisah, tetapi kita harus mengukur risiko pasarnya. Hal ini membawa kita untuk mengukur kepekaan saham tersebut terhadap perubahan pasar. Menurut Husnan 2001:166, Beta merupakan ukuran risiko yang berasal dari hubungan antara tingkat keuntungan suatu saham dengan pasar. Dalam buku Teori Portofolio dan Analisis Investasi Jogiyanto, 2000:237, beta merupakan suatu pengukur volatilitas volatility return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. 22 Suatu sekuritas yang mempunyai beta lebih kecil dari 1 dikatakan berisiko lebih kecil dari risiko portofolio pasar. Sebaliknya, suatu sekuritas yang mempunyai nilai beta lebih besar dari 1 dikatakan mempunyai risiko sistematik yang lebih besar dari risiko pasar. Jika suatu sekuritas mempunyai beta sama dengan beta portofolio pasar atau sama dengan 1, maka diharapkan sekuritas ini mempunyai return ekspektasi yang sama dengan return ekspektasi portofolio pasar atau ER M Jogiyanto, 2000:322-323 . Saham dengan beta yang lebih besar dari satu merupakan saham yang relatif lebih peka terhadap perubahan keuntungan pasar disebut saham agresif. Sedangakan jika beta sahamnya lebih kecil dari satu maka perubahan keuntungan saham tersebut kurang peka terhadap perubahan keuntungan pasar disebut saham defensif defensive stock Elly dan Indriantoro, 199:2.

2.2.3.3. Mengestimasi Beta

Suatu cara yang nyata untuk menghitung beta dari suatu saham adalah dengan melihat bagaimana reaksi dari harga saham itu terhadap pergerakan pasar. Jika anda telah menggunakan beta dari masa lampau dari salah satu saham untuk meramalkan beta pada masa depan, anda tidak akan pada umumnya menyimpang terlalu jauh Brealey and Myers, 1986:206. 23 Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan data historis. Beta yang dihitung berdasarkan data historis ini selanjutnya dapat digunakan untuk mengestimasi beta masa datang. Dalam penelitian Elton dan Gruber 1994 menunjukkan bahwa beta historis mampu menyediakaan informasi tentang beta masa depan Jogiyanto, 2000:239. Beta historis dapat dihitung dengan menggunakan data historis berupa data pasar return sekuritas dan return pasar, data akuntansi laba- laba perusahaan dan laba indeks pasar atau data fundamental menggunakan variabel-variabel fundamental. Beta yang dihitung dengan data pasar disebut dengan beta pasar. Beta yang dihitung dengan data akuntansi disebut dengan beta akuntansi dan beta yang dihitung dengan data fundamental disebut dengan beta fundamental. BETA PASAR Beta pasar dapat diestimasi dengan mengumpulkan nilai-nilai historis return dari sekuritas dan return dari pasar selama periode tertentu, misalnya selama 60 bulan untuk return bulanan atau 200 hari untuk return harian. Dengan asumsi bahwa hubungan antara return-return sekuritas dan return-return pasar adalah linier, maka beta dapat diestimasi secara manual dengan memplot garis diantara titik-titik return atau dengan teknik regresi Jogiyanto, 2000:239-240. 24 Persamaan regresi yang digunakan untuk mengestimasi beta dapat didasarkan pada model indeks tunggal atau model pasar atau dengan menggunakan model CAPM. A. Model Indeks Tunggal Kalau kita melakukan pengamatan maka akan nampak bahwa pada saat “pasar” membaik yang ditunjukkan oleh indeks pasar yang tersedia harga saham individual juga meningkat. Demikian pula sebaliknya pada saat pasar memburuk maka harga saham akan turun harganya. Hal ini menyarankan bahwa return dari sekuritas mungkin berkorelasi karena adanya reaksi umum common response terhadap perubahan-perubahan nilai pasar. Dengan dasar ini, return dari suatu sekuritas dan return dari indeks pasar yang umum dapat dituliskan sebagai hubungan : Jogiyanto, 2000:203-2004 Notasi : R i = return sekuritas ke-i a i = suatu variabel acak yang menunjukkan komponen dari return sekuritas ke-i yang independen terhadap kinerja pasar,  i = beta yang merupakan koefisien yang mengukur perubahan R i akibat dari perubahan R M , R i = a i +  i . R M 25 R M = tingkat return dari indeks pasar, juga merupakan suatu variabel acak. Variabel a i merupakan komponen return yang tidak tergantung dari return pasar. Variabel a i dapat dipecah menjadi nilai yang diekspektasi expected value  i dan kesalahan residu residual error e i sebagai berikut : a i =  i + e i Jika kita masukkan persamaan ini ke dalam rumus di atas, maka akan didapatkan persamaan model indeks tunggal sebagai berikut : Notasi :  i = nilai ekspektasi dari return sekuritas yang independen terhadap return pasar, e i = kesalahan residu yang merupakan variabel acak dengan nilai ekpektasinya sama dengan nol atau E e i = 0. Persamaan terakhir inilah yang digunakan untuk menghitung beta. B. Model Pasar Model pasar market model merupakan bentuk dari model indeks tunggal dengan batasan yang lebih sedikit. Model pasar bentuknya sama dengan model indeks tunggal. Perbedaannya terletak diasumsinya bahwa kesalahan residu masing-masing sekuritas berkorelasi Jogiyanto, 2000:224. R i =  i +  i . R M + e i 26 Bentuk model pasar mempunyai bentuk yang sama dengan model indeks tunggal yang mempunyai return dan return ekspektasi sbb : R i =  i +  i . R M + e i dan E R i =  I +  I . R M C. Model CAPM Capital Asset Pricing Model Dalam mengidentifikasi portofolio yang optimal, investor perlu mengestimasi return yang diharapkan dan varian semua sekuritas yang dipertimbangkan. Selain itu semua kovarian antar sekuritas tersebut perlu diestimasi dan perlu ditentukan dengan tingkat keuntungan bebas risiko. Model Penentuan Harga Aset-Kapital Capital Asset Pricing Model- CAPM memberikan implikasi utama bahwa return yang diharapkan atas aset berhubungan dengan ukuran risiko aset yang disebut beta Sharpe et al, 1997:265. Menurut Horne and Wachowicz, JR. 2005:156, model ini mendeskripsikan hubungan antara risiko dan pengembalian yang diharapkan diminta. Dalam model ini, pengembalian yang diharapkan diminta dari suatu sekuritas adalah tingkat bebas risiko ditambah premi berdasarkan risiko sistematis dari sekuritas tersebut. Hubungan antara pengembalian yang diharapkan dengan risiko sistematis dan penilaian sekuritas adalah inti dari Capital Asset Pricing Model CAPM. Garis yang menunjukkan tradeoff antara risiko dan return ekpektasi untuk sekuritas individual disebut dengan garis pasar sekuritas GPS atau 27 security market line SML. Garis pasar sekuritas merupakan penggambaran secara grafis dari model CAPM Jogiyanto, 2003:350. Gambar 2.2 Garis Pasar Sekuritas Gambar 2.2 menunjukkan portofolio pasar M dengan beta senilai 1 dan return ekspektasi sebesar ER M . Untuk beta bernilai 0 atau untuk aktiva yang tidak mempunyai risiko sistematik, yaitu beta untuk aktiva bebas risiko, aktiva ini mempunyai return ekspektasi sebesar R BR yang merupakan intercept dari GPS. Dengan mengasumsikan GPS adalah garis linier, maka persamaan dari garis linier ini dapat dibentuk dengan intercept sebesar R BR dan slope sebesar [ER M -R BR ]  M . Karena  M adalah bernilai 1, maka slope dari GPS adalah sebesar [ER M -R BR ]. Selanjutnya persamaan GPS untuk sekuritas ke-i dapat dituliskan sebagai berikut : Jogiyanto, 2000:324 Beta M 1,0 Garis pasar sekuritas GPS ER M R BR Sumber : Jogiyanto 2000:323 ER i 28 Persamaan yang sederhana ini disebut dengan Capital Asset Pricing Model CAPM. Karena persamaan ini merupakan model untuk return ekpektasi yang merupakan nilai yang belum terjadi dan belum dapat diuji, sehingga model ini tidak dapat diuji. Oleh karena itu, supaya model CAPM ini dapat diuji, maka harus diubah menjadi model ex post sebagai berikut : Jogiyanto, 2000:330-331 Dimana : R

i.t

= return sekuritas ke-i periode ke-t, R BR.t = return bebas risiko periode ke-t ,  i = beta sekuritas ke-i yang dapat diartikan sebagai kovarian return sekuritas ke-i dengan return portofolio pasar dibagi dengan varian return portofolio pasar, R

m.t

= return portofolio pasar periode ke-t, e

i.t

= nilai kesalahan untuk tiap-tiap nilai realisasi yang diobservasi. Untuk mengaplikasikan model CAPM ini ke persamaan regresi, persamaan diubah sebagai berikut : sehingga dependen variabel persamaan regresi adalah sebesar R

i.t

- R BR.t dengan independen variabelnya adalah R

m.t

-R BR.t Jogiyanto, 2000:331. ER i = R BR +  i . [ER M - R BR ] R

i.t

= R BR.t +  i . [R

m.t

- R BR.t ] + e

i.t

R

i.t

- R BR.t =  i . [R

m.t

- R BR.t ] + e

i.t

Dokumen yang terkait

Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 25 94

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 11 111

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Variabel-Variabel Fundamental Dan Teknikal Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 1 13

PENDAHULUAN Pengaruh Variabel-Variabel Fundamental Dan Teknikal Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 6

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL DAN TEKNIKAL TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Pengaruh Variabel-Variabel Fundamental Dan Teknikal Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 0 14

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage, dan Likuiditas terhadap Harga Saham dengan Beta Saham sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Analisis Variabel-Variabel yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 0 7

ANALISIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL AKUNTANSI TERHADAP BETA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 21