75
Hasil analisis di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi korelasi rank spearman untuk kelima variabel bebas 0,05, yang berarti
tidak terdapat korelasi antara residual dengan variabel bebasnya. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas, sehingga asumsi tidak ada heteroskedastisitas terpenuhi.
4.3.3. Analisis Regresi Berganda
Hasil pengujian asumsi klasik analisis regresi menunjukkan bahwa asumsi-asumsi yang mendasari analisis regresi telah terpenuhi,
sehingga hasil analisis tidak bias untuk diintepretasikan. Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui dan menguji secara empirik
adanya pengaruh dividend payout, asset size, earnings variability, total asset turn over dan asset growth terhadap beta saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengolahan data dilakukan dengan alat bantu komputer program SPSS 13.0.
76
Berikut adalah nilai estimasi koefisien regresi : Tabel 4.15
Hasil Estimasi Koefisien Regresi Model
Unstandardized Coefficient
β Konstanta
0,366 Dividend Payout
-0,013 Asset Size
0,046 Earnings Variability
-1,597 Total Asset Turn Over
-0,014 Asset Growth
-0,278 Sumber : Lampiran 12
Berdasarkan nilai estimasi koefisien regresi dihasilkan persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 0,366 – 0,013
X
1
+ 0,046
X
2
– 1,597
X
3
– 0,014
X
4
– 0,278
X
5
D
imana : Y
: Beta saham
X
1
: Dividend payout
X
2
: Asset size
X
3
: Earnings variability.
X
4
: Total asset turn over
X
5
: Asset Growth.
Dari persamaan regresi di atas dapat diperoleh penjelasan sebagai berikut:
77
a = Konstanta = 0,366
Artinya besarnya beta saham perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah 0,366, apabila pengaruh dari dividend
payout, asset size, earnings variability, total asset turn over dan asset growth adalah konstantidak berubah bernilai nol.
b
1
= Koefisien regresi untuk dividend payout = -0,013 Artinya apabila terjadi kenaikan dividend payout sebesar satu satuan,
maka beta saham Y perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia akan turun sebesar 0,013 satuan, dengan asumsi bahwa
pengaruh dari keempat variabel bebas lainnya adalah konstantidak berubah
sama dengan nol
b
2
= Koefisien regresi untuk asset size = 0,046 Artinya apabila terjadi kenaikan asset size sebesar satu satuan, maka
beta saham Y perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia akan naik sebesar 0,046 satuan, dengan asumsi pengaruh dari
keempat variabel bebas lainnya adalah konstantidak berubah.
b
3
= Koefisien regresi untuk earnings variability = -1,597 Artinya apabila terjadi kenaikan earnings variability sebesar satu satuan,
maka beta saham Y perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia akan turun sebesar 1,597 satuan, dengan asumsi
pengaruh dari keempat variabel bebas lainnya adalah konstantidak berubah.
78
b
4
= Koefisien regresi untuk total asset turn over = -0,014 Artinya apabila terjadi kenaikan total asset turn over sebesar satu
satuan, maka beta saham Y perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia akan turun sebesar 0,014 satuan, dengan asumsi
pengaruh dari keempat variabel bebas lainnya adalah konstantidak berubah.
b
5
= Koefisien regresi untuk asset growth = -0,278 Artinya apabila terjadi kenaikan asset growth sebesar satu satuan, maka
beta saham Y perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia akan turun sebesar 0,278 satuan, dengan asumsi pengaruh dari
keempat variabel bebas lainnya adalah konstantidak berubah.
Nilai Korelasi R dan Koefisien Determinasi R Square
Berikut adalah nilai korelasi R dan nilai koefisien determinasi R Squareyang dihasilkan dari model regresi:
Tabel 4.16 Nilai Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 0,214 0,046 -0,008 0,6400762 Sumber : Lampiran 12
. Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai korelasi R sebesar
0,214. Hal ini menunjukkan keeretan hubungan antara dividend payout, asset size, earnings variability, total asset turn over dan asset growth
79
dengan beta saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah lemah.
Jika diperhatikan dari nilai koefisien determinasi R
2
adalah sebesar 0.046. Menunjukkan bahwa 4.6 variasi beta saham mampu
dijelaskan oleh kelima variabel akuntansi yang digunakan peneliti yaitu dividend payout, asset size, earnings variability, total asset turn over
dan Asset Growth. Dan sisanya sebesar 95.4 variasi beta saham tidak dapat dijelaskan oleh kelima variabel akuntansi tersebut.
4.3.4. Uji Hipotesis