Menurut Gebru 2009, ada dua alasan bagi pemilik UKM memasuki dunia usaha yaitu karena keinginan sendiri dan karena terpaksa. Pemilik UKM
yang masuk karena keinginan sendiri memiliki orientasi kewirausahaan yang lebih baik jika dibandingkan dengan pemilik UKM yang masuk karena terpaksa.
Pemilik UKM yang masuk karena keinginan sendiri memilih untuk menjadi seorang pengusaha daripada bekerja sebagai karyawan untuk sebuah perusahaan
karena ada dorongan dari dalam diri mereka sendiri untuk berwirausaha. Mereka berpikir bahwa berwirausaha itu jauh lebih baik dan lebih menjanjikan
keuntungan dibandingkan dengan pekerjaan yang lain. Sedangkan pemilik UKM yang masuk karena terpaksa memilih untuk
berwirausaha karena tidak memiliki pilihan lain dalam mencari nafkah. Biasanya mereka adalah orang-orang yang dipecat dari pekerjaan terdahulunya, seperti kuli
bangunan, buruh pabrik, dan lain-lain. Oleh karena itu, pemilik UKM yang masuk karena keinginan sendiri lebih dapat meningkatkan kemampuan berwirausaha
serta memiliki pemilihan keputusan berwirausaha yang relatif baik dibandingkan dengan pemilik UKM yang masuk karena terpaksa dan cenderung menggunakan
modal sendiri.
2.4.2 Karakteristik Usaha
Menurut Madura 2007:253, ketika pengusaha membentuk suatu bisnis, mereka harus memutuskan tipe kepemilikan dari bisnis tersebut. Organisasi bisnis
biasanya diklasifikasikan menjadi kepemilikan perseorangan tunggal, kemitraan, dan perseroan terbatas. Dalam kaitannya dengan Usaha Kecil dan Menengah, tipe
kepemilikan yang dipilih akan mempengaruhi profitabilitas, risiko, dan nilai dari
Universitas Sumatera Utara
UKM itu sendiri. Keputusan tipe kepemilikan UKM akan menentukan bagaimana laba didistribusikan diantara para pemilik UKM, tingkat kewajiban dari masing-
masing pemilik, tingkat kendali yang dimiliki oleh masing-masing pemilik dalam menjalankan usahanya serta potensi pengembalian dari UKM tersebut beserta
risikonya. Pemilik UKM dengan status kepemilikan sebagai kepemilikan tunggal
atau kemitraan lebih memilih untuk memenuhi modal sendiri terlebih dahulu sebelum mengambil utang karena insentif tambahan dari lembaga pembiayaan
seperti bank yang memiliki hak atas aset pribadi pemilik UKM sehingga pemilik UKM memiliki kewajiban untuk mengikuti keinginan dari lembaga pembiayaan
tersebut. Menurut Assibey, et al. 2012, ukuran usaha, yang ditentukan oleh
besarnya jumlah modal awal yang diperlukan untuk mendirikan suatu UKM, mempengaruhi preferensi pembiayaan oleh pemilik UKM. Semakin besar jumlah
modal awal yang diperlukan maka kecenderungan untuk berutang juga akan semakin besar. Jika utang yang dimiliki semakin besar maka risiko usaha yang
akan diterima oleh pemilik UKM juga akan semakin besar karena memiliki kewajiban untuk melunasi utang beserta dengan bunganya. Selain itu, prosedur
administrasi peminjaman uang kepada bank yang rumit dan berbelit-belit dengan tingkat suku bunga yang tinggi serta membutuhkan agunan membuat para pelaku
usaha enggan untuk meminjam di bank sebab tidak semua pemilik UKM memiliki agunan yang dapat diagunkan.
Universitas Sumatera Utara
Usaha yang telah lama berdiri dianggap telah memiliki reputasi yang baik dibandingkan dengan usaha yang baru berdiri karena pemilik usaha yang telah
lama berdiri memiliki pengalaman yang memadai setelah melalui banyak tantangan dan masalah yang terjadi sehingga mereka mampu memberikan bukti
kinerja keuangan dan memiliki track record yang baik jika dibandingkan dengan pemilik usaha yang baru berdiri. Kurangnya modal dan terbatasnya akses kepada
sumber modal merupakan faktor utama yang menghambat pemilik usaha yang baru berdiri untuk mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, pemilik usaha
yang baru berdiri akan mengalami kesulitan dalam memperoleh pinjaman dari bank karena belum memiliki reputasi sehingga cenderung akan memilih sumber
modal yang paling mudah diperoleh yaitu modal sendiri.
2.5 Preferensi pembiayaan