Pecking Order Theory tidak mengindikasikan target struktur modal tetapi hanya menjelaskan urutan pembiayaan. Kebutuhan modal ditentukan oleh
kebutuhan investasi. Berdasarkan Pecking Order Theory dapat dijelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai laba yang besar justru mempunyai utang
yang kecil. Tetapi pada kenyataannya, ada perusahaan-perusahaan yang menggunakan
modal untuk kebutuhan investasinya tidak sesuai seperti skenario urutan hierarki yang disebutkan dalam Pecking Order Theory. Perusahaan-perusahaan di negara
berkembang justru lebih memilih untuk menerbitkan ekuitas daripada berutang sebagai sumber modal tambahan. Hal ini berlawanan dengan Pecking Order
Theory yang menyatakan bahwa perusahaan akan memilih untuk menerbitkan utang terlebih dahulu daripada menerbitkan saham pada saat membutuhkan
tambahan sumber modal.
2.3 Definisi Usaha Kecil
Berdasarkan UU No. 9 Tahun 1995, usaha kecil didefinisikan sebagai unit kegiatan ekonomi masyarakat yang berskala kecil dengan total kekayaan
bersihnya tidak lebih dari dua ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta hasil penjualan tahunannya paling banyak satu
milyar rupiah. Sedangkan menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316KMK.0161994 mendefinisikan usaha kecil sebagai usaha perorangan atau
badan usaha yang telah melakukan kegiatanusaha yang mempunyai penjualanomset per tahun setinggi-tingginya enam ratus juta rupiah dan aset
setinggi-tingginya enam ratus juta rupiah. Dari uraian tentang definisi usaha kecil
Universitas Sumatera Utara
tersebut pada umumnya hampir sama memberikan batasan-batasan tentang usaha kecil. Namun, yang membedakannya adalah kepentingan dari masing-masing
tujuan peraturan tersebut Rachmat, 2005:14. Usaha Kecil dan Menengah UKM mempunyai peran yang strategis
dalam pembangunan ekonomi nasional karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam
pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dalam krisis ekonomi yang terjadi di negara kita sejak beberapa waktu yang lalu dimana banyak usaha berskala besar
yang mengalami stagnansi bahkan berhenti aktivitasnya, sektor UKM terbukti lebih tangguh dalam menghadapi krisis tersebut.
UKM di Indonesia dapat bertahan di masa krisis ekonomi disebabkan oleh empat hal, yaitu:
1. Sebagian UKM menghasilkan barang-barang konsumsi consumer goods khususnya yang tidak tahan lama.
2. Mayoritas UKM lebih mengandalkan non-banking financing dalam aspek pembiayaan usaha.
3. Pada umumnya UKM melakukan spesialisasi produk, dalam arti hanya memproduksi barang atau jasa tertentu saja.
4. Terbentuknya UKM baru sebagai akibat dari banyaknya pemutusan hubungan kerja di sektor formal.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Pembiayaan Pemilik Usaha Kecil dan Menengah UKM
2.4.1 Karakteristik Pemilik Usaha
Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan tinggi
akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan alasan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari
gagasan tersebut Saragih, 2013:16. Tetapi, pemilik UKM biasanya tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang pengelolaan keuangan karena
biasanya mereka lebih sering memiliki spesialisasi produk atau jasa tertentu karena mereka tidak memiliki pengetahuan di bidang keuangan.
Jadi masalah informasi asimetri asymmetric information bisa menyebabkan kesulitan dalam komunikasi dan kredibilitas usaha. Sehingga
pemilik UKM biasanya mendasarkan preferensi pembiayaan mereka berdasarkan pengalaman yang dimiliki. Mereka lebih memilih sumber modal seperti modal
sendiri untuk menghindari tingkat risiko yang lebih tinggi. Keterbatasan kualitas SDM usaha kecil baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan
keterampilannya sangat berpengaruh terhadap manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit untuk berkembang dengan optimal. Disamping itu,
dengan keterbatasan kualitas SDM nya, unit usaha tersebut relatif sulit untuk mengadopsi perkembangan teknologi baru untuk meningkatkan daya saing produk
yang dihasilkannya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Gebru 2009, ada dua alasan bagi pemilik UKM memasuki dunia usaha yaitu karena keinginan sendiri dan karena terpaksa. Pemilik UKM
yang masuk karena keinginan sendiri memiliki orientasi kewirausahaan yang lebih baik jika dibandingkan dengan pemilik UKM yang masuk karena terpaksa.
Pemilik UKM yang masuk karena keinginan sendiri memilih untuk menjadi seorang pengusaha daripada bekerja sebagai karyawan untuk sebuah perusahaan
karena ada dorongan dari dalam diri mereka sendiri untuk berwirausaha. Mereka berpikir bahwa berwirausaha itu jauh lebih baik dan lebih menjanjikan
keuntungan dibandingkan dengan pekerjaan yang lain. Sedangkan pemilik UKM yang masuk karena terpaksa memilih untuk
berwirausaha karena tidak memiliki pilihan lain dalam mencari nafkah. Biasanya mereka adalah orang-orang yang dipecat dari pekerjaan terdahulunya, seperti kuli
bangunan, buruh pabrik, dan lain-lain. Oleh karena itu, pemilik UKM yang masuk karena keinginan sendiri lebih dapat meningkatkan kemampuan berwirausaha
serta memiliki pemilihan keputusan berwirausaha yang relatif baik dibandingkan dengan pemilik UKM yang masuk karena terpaksa dan cenderung menggunakan
modal sendiri.
2.4.2 Karakteristik Usaha
Menurut Madura 2007:253, ketika pengusaha membentuk suatu bisnis, mereka harus memutuskan tipe kepemilikan dari bisnis tersebut. Organisasi bisnis
biasanya diklasifikasikan menjadi kepemilikan perseorangan tunggal, kemitraan, dan perseroan terbatas. Dalam kaitannya dengan Usaha Kecil dan Menengah, tipe
kepemilikan yang dipilih akan mempengaruhi profitabilitas, risiko, dan nilai dari
Universitas Sumatera Utara
UKM itu sendiri. Keputusan tipe kepemilikan UKM akan menentukan bagaimana laba didistribusikan diantara para pemilik UKM, tingkat kewajiban dari masing-
masing pemilik, tingkat kendali yang dimiliki oleh masing-masing pemilik dalam menjalankan usahanya serta potensi pengembalian dari UKM tersebut beserta
risikonya. Pemilik UKM dengan status kepemilikan sebagai kepemilikan tunggal
atau kemitraan lebih memilih untuk memenuhi modal sendiri terlebih dahulu sebelum mengambil utang karena insentif tambahan dari lembaga pembiayaan
seperti bank yang memiliki hak atas aset pribadi pemilik UKM sehingga pemilik UKM memiliki kewajiban untuk mengikuti keinginan dari lembaga pembiayaan
tersebut. Menurut Assibey, et al. 2012, ukuran usaha, yang ditentukan oleh
besarnya jumlah modal awal yang diperlukan untuk mendirikan suatu UKM, mempengaruhi preferensi pembiayaan oleh pemilik UKM. Semakin besar jumlah
modal awal yang diperlukan maka kecenderungan untuk berutang juga akan semakin besar. Jika utang yang dimiliki semakin besar maka risiko usaha yang
akan diterima oleh pemilik UKM juga akan semakin besar karena memiliki kewajiban untuk melunasi utang beserta dengan bunganya. Selain itu, prosedur
administrasi peminjaman uang kepada bank yang rumit dan berbelit-belit dengan tingkat suku bunga yang tinggi serta membutuhkan agunan membuat para pelaku
usaha enggan untuk meminjam di bank sebab tidak semua pemilik UKM memiliki agunan yang dapat diagunkan.
Universitas Sumatera Utara
Usaha yang telah lama berdiri dianggap telah memiliki reputasi yang baik dibandingkan dengan usaha yang baru berdiri karena pemilik usaha yang telah
lama berdiri memiliki pengalaman yang memadai setelah melalui banyak tantangan dan masalah yang terjadi sehingga mereka mampu memberikan bukti
kinerja keuangan dan memiliki track record yang baik jika dibandingkan dengan pemilik usaha yang baru berdiri. Kurangnya modal dan terbatasnya akses kepada
sumber modal merupakan faktor utama yang menghambat pemilik usaha yang baru berdiri untuk mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, pemilik usaha
yang baru berdiri akan mengalami kesulitan dalam memperoleh pinjaman dari bank karena belum memiliki reputasi sehingga cenderung akan memilih sumber
modal yang paling mudah diperoleh yaitu modal sendiri.
2.5 Preferensi pembiayaan
Pengambilan keputusan yang optimal adalah yang rasional. Artinya seseorang membuat pilihan untuk memaksimalkan keuntungan yang diperoleh.
Meskipun banyak yang belum diungkapkan dari proses penetapan keputusan, tetapi telah disepakati bahwa faktor-faktor personal amatlah menentukan didalam
pengambilan keputusan, seperti kognisi, motif, dan sikap. Berdasarkan teori keputusan dalam relevansinya dengan preferensi pembiayaan, didasari pada
beberapa hal, antara lain: 1. Berdasarkan pemikiran yang rasional tentang pentingya memilih sumber modal
yang tepat agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari berdasarkan kemampuan berpikirnya kognisi.
Universitas Sumatera Utara
2. Berdasarkan intuisi yaitu suatu proses tidak sadar yang diperoleh dari pengalaman. Intuisi ini berjalan beriringan atau saling melengkapi dengan
analisis rasional. 3. Berdasarkan pilihan yang ada, yaitu adanya pertimbangan-pertimbangan
tentang beberapa alternatif sumber modal setelah mengkaji untung ruginya Saragih, 2013:26.
Sebagian besar UKM tumbuh secara tradisional dan merupakan usaha keluarga yang turun-temurun. Kurangnya modal UKM disebabkan karena pada
umumnya UKM merupakan usaha perorangan atau usaha yang sifatnya tertutup dengan hanya mengandalkan modal dari pemilik UKM yang jumlahnya sangat
terbatas sedangkan modal pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena persyaratan administratif dan teknis yang diminta oleh bank
tidak dapat dipenuhi. Persyaratan yang menjadi hambatan terbesar bagi pemilik UKM adalah adanya ketentuan mengenai agunan karena tidak semua UKM
memiliki harta yang memadai dan cukup untuk dijadikan agunan. Penggunaan pinjaman dengan biaya tetap yaitu bunga pada dasarnya akan
berdampak positif yaitu berupa penghematan pajak tax shield karena bunga dihitung sebagai biaya. Namun, dalam kenyataannya penggunaan pinjaman dalam
jumlah besar akan menimbulkan risiko kesulitan keuangan financial distress yang tinggi sehingga jika pemilik UKM tidak mampu memenuhi kewajibannya
yaitu membayar kembali pokok pinjaman berikut dengan bunganya maka pemilik UKM dapat dipailitkan oleh kreditur Brigham dan Houston, 2001:21.
Universitas Sumatera Utara
Tidak semua preferensi pembiayaan itu selalu berhasil karena tidak ada jaminan yang pasti dalam hal keuangan Brealey, et al, 2007:14. Meskipun
sumber modal yang berasal dari utang cukup menjanjikan, tetapi perlu berhati-hati dalam penggunaannya agar tidak terjebak didalamnya. Apabila pemilik UKM
mengalami kesulitan keuangan dan laba yang diperoleh tidak mencukupi untuk menutupi pokok pinjaman berikut bunganya, maka besar kemungkinan pemilik
UKM akan mengalami kebangkrutan. Itulah sebabnya mengapa para pemilik usaha lebih memilih sumber modal sendiri Sjahrial, 2009:89.
2.6 Penelitian Terdahulu