Sifat fisis yang mempengaruhi keluarnya saliva dan pembersihan makanan adalah kekasaran, kelarutan tekstur dan lengketnya makanan. Makanan yang lengket
dan mudah dikunyah tidak ada hubungannya dengan kecepatan pembersihan makanan di dalam mulut. Makanan – makanan ini merupakan karbohidrat yang
dimasak dan relatif mudah dikunyah, sehingga saliva tidak akan terpacu untuk banyak keluar seperti jika menggigit sesuatu yang keras, dan sesudahnya makanan ini
akan banyak tertinggal di atas permukaan gigi, sedangkan makanan seperti karamel, karena teksturnya yang keras, saliva akan banyak keluar dan makanan akan mudah
ditelan tanpa banyak tertinggal di permukaan gigi.
16
2.2.4 Cara Mengonsumsi Makanan
Cara mengonsumsi makanan minuman merupakan salah satu faktor yang juga berperan dalam proses terjadinya ECC. Salah satu contoh ialah mengonsumsi
gula sebelum tidur. Menurunnya aliran saliva selama tidur dapat menurunkan oral clearance dan dapat meningkatkan terjadinya kontak yang lama antara plak dan
substrat, dan juga dapat meningkatkan tingkat kariogenitas dari substrat tersebut.
12
Dilley et al cit. Dalimunthe menjelaskan hasil penelitiannya, mereka menemukan anak dengan ECC menggunakan mengisap minuman melalui botol dan
menyusui dalam waktu yang lama. Hal yang sama dijumpai oleh Johnson yaitu persentase yang besar pada anak dengan ECC bila ia meminum minuman manis
terutama susu melalui botol sebelum ia tidur.
9
2.2.5 Penambahan Bahan Pemanis
Goose dan Gittus cit. Dalimunthe menunjukkan bahwa pemberian vitamin dan penggunaan mainan yang diberi bahan pemanis jelas lebih banyak menimbulkan
karies dibandingkan anak yang tidak diberi. Persentase penduduk yang memberikan pemanis pada mainan anak cukup besar yaitu 53-64. Prevalensi ECC yang terjadi
pada anak yang diberi makanan melalui botol yaitu 3 pada usia 1-2 tahun, naik dengan cepat menjadi 13 pada tahun ketiga dan setelah tahun kelima prevalensinya
lebih naik lagi. Shelton et al cit. Dalimunthe mengulangi percobaan mereka
mengenai penggunaan makanan melalui botol yang diberi pemanis dalam jangka waktu yang lama, cenderung mengarah menjadi ECC yang dijelaskan sebagai suatu
kondisi merusak yang dapat menyebabkan melemahnya gigi anak.
9
Pada bayi yang diberi minum dengan posisi digendong, kemungkinan substansi sirup atau susu yang manis sedikit melapisi permukaan gigi, dibandingkan
bayi yang dibiarkan terbaring dan minum dari botol. Bayi tertidur tetapi masih tetap menghisap, hal ini membuat prevalensi karies labial lebih besar karena susu yang
manis tetap tergenang dalam rongga mulut sedangkan aliran saliva dan penelanan berkurang selama tidur. Suatu penelitian cit. Dalimunthe menunjukkan bahwa
semua bahan yang mengandung sukrosa yang sering terdapat dalam obat berbentuk sirup menyebabkan penurunan pH yang nyata, sehingga pemberian dalam jangka
waktu yang lama juga menimbulkan terbentuknya ECC.
9
2.3 Kerangka Teori