dapat membersihkan mulut dari sisa – sisa makanan, melumat atau mengunyah permen karet setelah menyantap makanan berkarbohidrat dapat mengurangi risiko
karies gigi.
17
Penelitian oleh Badan Peneliti Eastman Dental Center di New York mengklasifikasikan makanan kariogenik berdasarkan potensi tinggi, sedang, rendah,
tidak berpotensi dan yang mampu menghambat karies, dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Jenis makanan berdasarkan tingkat kariogenik
18
Potensi Jenis Makanan
Tinggi Buah yang dikeringkan, permen, coklat, sereal, kue,
biskuit, donat, cupcake, dan bahan pemanis tambahan Sedang
Jus buah, sirup, manisan, buah kalengan, minuman ringan, roti dan potato chips
Rendah Sayur, susu, kacang, jagung dan yoghurt
Tidak Berpotensi Daging, ikan, lemak dan minyak
Mampu Menghambat Karies Keju dan golongan xylitol
Air putih merupakan hal yang paling sederhana dan perlu. Setelah makan, setelah minum susu, atau bahkan setelah minum manis dan makan makanan yang
merusak gigi, air putih adalah salah satu solusi termudah untuk membantu menetralkan keadaan asam di dalam mulut akibat fermentasi makanan di dalam gigi
dan mulut oleh kuman. Kebiasaan minum air putih sejak anak – anak akan membantu gigi selalu bersih setelah makan atau minum manis, susu, atau jus.
17
2.2.2 Frekuensi dan Durasi Makan
Seringnya mengonsumsi makanan kariogenik merupakan salah satu pemicu terjadinya karies. Setiap mengonsumsi 1 makanan kariogenik, maka akan
menyebabkan gigi terpapar dengan asam selama 20 menit. Jika hanya makan 3 kali dalam sehari dan tidak jajan atau mengonsumsi makanan dan minuman lain, kecuali
air putih, maka gigi akan terpapar hanya 3 kali 20 menit selama sehari. Bagaimanapun, orang – orang yang jajan di antara waktu makan dan mengonsumsi
makanan kariogenik akan menimbulkan pemaparan asam yang berlebih. Jika gigi
terpapar dengan asam dalam waktu yang lama dapat menyebabkan resiko yang besar untuk terjadinya demineralisasi dan memperkecil kemungkinan terjadinya
remineralisasi.
11,17
Dua individu dapat memakan jumlah karbohidrat yang sama, tetapi orang yang lebih sering mengonsumsi makanan tersebut memliki potensi yang lebih besar
untuk terjadinya karies. Setiap gigi terpapar maka pH akan turun selama 2 sampai 3 menit dengan pH 5,5 atau kurang pH kritis dan terjadinya dekalsifikasi enamel, dan
secara perlahan yaitu sekitar 40 menit kemudian pH akan naik kembali.
11,17
Seseorang yang mengonsumsi permen selama 5 menit, gigi akan terpapar hingga ke pH kritis dan akan kembali normal setelah 40 menit berikutnya. Jika orang
lain memakan permen dalam 5 gigitan, tetapi menghabiskan 1 gigitan per jam maka gigi akan terpapar oleh asam selama 200 menit 5 gigitan x 40 menit = 200 menit.
Frekuensi meminum minuman bersoda, sports drinks, energy drinks serta kopi dan teh juga dapat menyebabkan risiko karies dan menyebabkan erosi.
11
Bibby cit. Stegeman menyatakan bahwa hal penting yang harus diubah dalam pola diet anak untuk mencegah terjadinya karies yaitu dengan mengurangi
frekuensi mengonsumsi makanan atau minuman yang manis. Bibby juga mengatakan bahwa dalam berbagai penelitian, ditemukan bahwa salah satu faktor penyebab karies
tersebut adalah frekuensi mengonsumsi makanan atau minuman serta jajanan yang kariogenik.
11
2.2.3 Bentuk Fisik Makanan
Jenis makanan yang lengket dan manis merupakan makanan yang sangat menyenangkan bagi anak. Pada umumnya makanan yang mengandung karbohidrat
atau pati dan gula sukar dibersihkan dari gigi – gigi di dalam mulut. Makanan kecil snack bersifat lebih asam dibandingkan makanan yang hanya mengandung gula
karena perbedaan bentuk fisik makanan tersebut. Makanan karbohidrat yang berfementasi baik gula atau pati yang dimasak mempunyai potensi sebagai penyebab
karies, sedangkan jumlah karbohidrat yang dikonsumsi tidak penting.
16,17
Sifat fisis yang mempengaruhi keluarnya saliva dan pembersihan makanan adalah kekasaran, kelarutan tekstur dan lengketnya makanan. Makanan yang lengket
dan mudah dikunyah tidak ada hubungannya dengan kecepatan pembersihan makanan di dalam mulut. Makanan – makanan ini merupakan karbohidrat yang
dimasak dan relatif mudah dikunyah, sehingga saliva tidak akan terpacu untuk banyak keluar seperti jika menggigit sesuatu yang keras, dan sesudahnya makanan ini
akan banyak tertinggal di atas permukaan gigi, sedangkan makanan seperti karamel, karena teksturnya yang keras, saliva akan banyak keluar dan makanan akan mudah
ditelan tanpa banyak tertinggal di permukaan gigi.
16
2.2.4 Cara Mengonsumsi Makanan