Jenis Penelitian Kriteria Inklusi dan Eksklusi Variabel Penelitian Definisi Operasional

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik observasi dengan rancangan penelitian cross-sectional.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-Kanak Amir Hamzah dan El-Patisia serta Puskesmas Petisah di Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan. Akan tetapi, pihak sekolah El-Patisia tidak mengijinkan peneliti untuk melakukan penelitian karena adanya peneliti lain yang sedang melakukan penelitian di sekolah tersebut. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian di TK Bakti untuk mewakili sosial ekonomi rendah menggantikan TK El-Patisia.

3.2.2 Waktu Penelitian

Proposal penelitian dilakukan pada minggu pertama bulan Desember 2012. Penelitian dilakukan selama 6 minggu, dimulai minggu pertama Februari 2013 sampai minggu kedua Maret 2013. Pengolahan dan analisis data dilakukan 3 minggu, mulai minggu kedua Maret 2013 sampai minggu keempat Maret 2013. Penyusunan dan pembuatan laporan penelitian dilakukan selama 2 minggu, mulai minggu keempat Maret 2013 sampai minggu pertama April 2013.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh anak berusia 37-71 bulan beserta orang tuanya ibu di Kecamatan Medan Petisah.

3.3.2 Sampel

Besaran sampel diperoleh dengan menggunakan rumus penaksiran proporsi populasi dengan standard deviasi dan presisi mutlak. n = Z 1- α 2 2Sd 2 d 2 n = 1,96 2 2 1 2 10 2 n = 3,844 100 n = 0,96100 n = 96 orang Keterangan: d = Presisi mutlak 10 Z = skor ditentukan derajat kepercayaan confidence level adalah 95 =1,96 Sd = standard deviasi pada penelitian oleh Abdullah S. Almusyat dkk. n = besarnya sampel Besar sampel untuk mencari prevalensi populasi terbatas minimumnya adalah sebesar 96. Peneliti mengambil sampel sebanyak 105 orang untuk mendapatkan jumlah secara merata untuk analisis data. Sampel diambil dari data sekunder pada penelitian sebelumnya Petra, 2012 yang masih belum dipublikasikan. Dari data sekunder yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 95 orang, namun pada penelitian ini hanya digunakan 32 karena adanya sampel yang menolak untuk berpartisipasi. Pengambilan sampel baru dilakukan dengan randomisasi dan pemeriksaan serta penyebaran kuesioner sebanyak 120 orang untuk memenuhi jumlah sampel yang dibutuhkan. Akan tetapi, kuesioner yang terkumpul hanya 73 orang karena banyak calon responden yang menolak dengan alasan sibuknya orang tua anak untuk mengisi kuesioner catatan diet selama 7 hari sehingga didapatkan jumlah sampel seluruhnya yaitu 105 orang.

3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Teknik pengambilan sampel adalah dengan random purposive sampling yang berdasarkan kepada kriteria inklusi dan kriteria ekslusi seperti berikut: Kriteria Inklusi : 1. Anak kooperatif 2. Dalam periode gigi sulung 3. Keadaan umum anak baik 4. Mendapat persetujuan orang tua Kriteria Ekslusi : 1. Adanya gigi yang berjejal

3.5 Variabel Penelitian

Variabel Terikat Dependen : pengalaman ECC Variabel Faktor Resiko : perilaku diet anak yaitu pola makan utama, pola makan selingan, pola minum minuman manis, dan pola minum susu.

3.6 Definisi Operasional

1. Early Childhood Caries adalah jumlah anak yang memiliki kriteria terdapatnya satu atau lebih kerusakan berupa lesi kavitas maupun non-kavitas, kehilangan gigi karena kerusakan, atau adanya permukaan tambalan gigi pada gigi desidui anak usia 0-71 bulan, sesuai dengan indeks kriteria Miller. 2. Usia anak adalah usia anak 37-71 bulan adalah usia anak dihitung dari tanggal lahir sampai waktu dilakukan penelitian. Apabila sampel terdahulu telah melewati usia 71 bulan sejak penelitian dilakukan maka sampel tidak digunakan. 3. Pola diet anak adalah semua makanan dan minuman yang dikonsumsi anak usia 37 – 71 bulan dalam waktu 24 jam selama 7 hari yang dicatat dalam lembar pencatatan perilaku diet anak. Data ini kemudian akan dikategorikan menjadi pola makan utama, pola makan selingan, pola minum minuman manis dan pola minum susu, yang nantinya akan dijumlahkan keseluruhan menjadi nilai pola diet anak. 4. Pola makan utama adalah frekuensi makan pagi, siang dan malam pada anak usia 37-71 bulan seperti nasi, bubur, roti, mie, sayur-sayuran, lauk-pauk, buah- buahan dan sebagainya. 5. Pola makan selingan adalah frekuensi makan makanan di luar jam makan utama pada anak usia 37-71 bulan seperti snack, keripik, coklat, permen, dan sebagainya. 6. Pola minum minuman manis adalah frekuensi anak usia 37-71 bulan mengonsumsi minuman manis selain susu seperti sirup, jus, dan minuman botol lainnya. 7. Pola minum susu adalah frekuensi anak usia 37-71 bulan mengonsumsi susu ASI atau PASI. Tabel 3. Lembar catatan perilaku diet anak Lembar pencatatan perilaku diet anak diperoleh dari peneliti dan diberikan kepada orang tua ibu anak, lembar tersebut berisi identitas anak, contoh lembar pengisian catatan diet dan lembar catatan diet anak sebanyak 10 lembar jumlah lembar dilebihkan 3 untuk pencatatan diet yang panjang untuk diisi oleh orangtua dengan catatan makanan dan minuman yang dikonsumsi anak selama 7 hari yang akan dikategorikan menjadi pola makan utama, pola makan selingan, pola minum minuman manis dan pola minum susu, kemudian akan dianalisis. Nama : Usia : HariTanggal: N o Waktu dan Lamanya Konsumsi durasi Jenis Makanan Minuman Banyak nya Jumlah Bentuk Sediaan Cara Konsumsi Minuman Penambahan Pemanis Dengan Botol Dengan Gelas Ya Tidak Tabel 4. Definisi operasional perilaku diet pola makan utama Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Nilai Bobot Skala Ukur Frekuensi Makan Utama Rerata frekuensi makan utama perhari. Didapat dari jumlah keseluruhan frekuensi makan utama keteraturan mengonsumsi makanan berat minimal 4 hari dalam seminggu selama 7 hari kemudian dibagi 7. 1-3 kalihari 3 ≥3kalihari 1 Ordinal Durasi Makan Utama Lamanya durasi anak menghabiskan makanan utama dalam sekali makan yang paling sering dilakukan. Diambil dari modus data keseluruhan. Bila modus sama, maka diambil yang paling beresiko. 1-20 menit 3 21-30 menit 2 30 menit 1 Ordinal Jumlah 6 Kriteria perilaku diet pola makan utama : a. Baik : 5-6 80 b. Sedang : 4 60-79 c. Buruk : ≤3 59 Tabel 5. Definisi Operasional perilaku diet pola makan selingan Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Nilai Bobot Skala Ukur Frekuensi Makan Selingan Rerata frekuensi makan selingan perhari. Didapat dari jumlah keseluruhan frekuensi makan selingan selama 7 hari kemudian dibagi 7. 0-1 kalihari 3 2-3 kalihari2 ≥4kalihari 1 Ordinal Durasi Makan Selingan Lamanya durasi anak menghabiskan makanan selingan dalam sekali makan yang paling sering dilakukan. Diambil dari modus data keseluruhan. Bila modus sama, maka diambil yang paling beresiko. 1-20 menit 3 21-30 menit 2 30 menit 1 Ordinal Jenis Makanan Selingan Keteraturan mengonsumsi makanan selingan yang berkariogenik tinggi buah yang dikeringkan, permen, coklat, sereal, kue, biskuit, donat, cupcake, dan bahan pemanis tambahan dalam hitungan hari selama 7 hariminggu. Mengonsumsi 0-1 hariminggu 3 Mengonsumsi 2-3 hariminggu 2 Mengonsumsi ≥4 hariminggu 1 Ordinal Bentuk Makanan Selingan yang Dikonsumsi Sifat fisik makanan yang sering dikonsumsi dalam 7 hari. Didapat dari modus data keseluruhan. Padat : buah yang dikeringkan, snack; cair: es krim; lengket: sereal, roti, kue Padat 3 Cair 2 Langketsticky1 Ordinal Jumlah 12 Kriteria perilaku diet pola makan selingan : a. baik : 10-12 80 b. sedang : 8-9 60-79 c. buruk : ≤7 59 Tabel 6. Definisi operasional perilaku diet pola minum minuman manis selain susu Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Nilai Bobot Skala Ukur Frekuensi minum minuman manis Rerata frekuensi minum minuman manis perhari. Didapat dari jumlah keseluruhan frekuensi minum minuman manis selama 7 hari kemudian dibagi 7. 0-1 kali hari 3 2-3 kali hari 2 ≥4 kali hari 1 Ordinal Durasi minum manis Lamanya durasi anak menghabiskan minuman manis yang paling sering dilakukan dalam 7 hari. Diambil dari modus data keseluruhan. 1-20 menit 3 21-30 menit 2 30 menit 1 Ordinal Minuman manis dengan botol pada malam hari sebelum dan sewaktu tidur Keteraturan anak mengonsumsi minuman manis dengan botol pada malam hari, terhitung setelah anak selesai makan utama dalam hitungan hari selama 7 hari seminggu. Tidak 3 1-3 hari minggu 2 4-7 hari minggu 1 Ordinal Jumlah 9 Kriteria perilaku diet pola minum minuman manis : a. baik : 8-9 80 b. sedang : 6-7 60-79 c. buruk : ≤5 59 Tabel 7. Definisi Operasional perilaku diet pola minum susu Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Nilai Bobot Skala Ukur Frekuensi minum susu Rerata frekuensi minum susu perhari. Didapat dari jumlah keseluruhan frekuensi minum susu selama 7 hari kemudian dibagi 7. 0-2 kali hari 3 3-4 kali hari 2 ≥5 kali hari 1 Ordinal Durasi minum susu Lamanya durasi anak menghabiskan susu yang paling sering dilakukan dalam 7 hari. Diambil dari modus data keseluruhan. 1-20 menit 3 21-30 menit 2 30 menit 1 Ordinal Minum susu dengan botol pada malam hari sebelum dan sewaktu tidur Keteraturan anak mengonsumsi susu dengan botol pada malam hari, terhitung setelah anak selesai makan utama dalam hitungan hari selama 7 hari seminggu. Tidak 3 1-3 hari minggu 2 ≥4 hari minggu 1 Ordinal Jumlah 9 Kriteria perilaku diet pola minum susu : a. baik : 8-9 80 b. sedang : 6-7 60-79 c. buruk : ≤5 59 Tabel 8. Nilai pola diet anak Perilaku Diet Persentase Jumlah Nilai Nilai maksimal pola makan utama 20 4 6 x 4 = 24 Nilai maksimal pola makan selingan 30 6 12 x 6 = 72 Nilai maksimal pola minum minuman manis selain susu 25 5 9 x 5 = 45 Nilai maksimal pola minum susu 25 5 9 x 5 = 45 Nilai Keseluruhan Total 100 186 Kriteria penilaian pola diet anak : a. baik : 149-186 80 b. sedang : 112-148 60-79 c. buruk : ≤111 59

3.7 Cara Pengambilan Data