1 Benda bergerak berwujud, contohnya : kendaraan bermotor,alat investaris kantor,
perhiasan,kapal laut berukuran di bawah 20 M
3.
2 Barang bergerak tidak berwujud, contohnya : wesel, saham, obligasi,konosemen,
sertifikat deposito. 3
Hasil dari benda yang menjadi objek jaminan baik benda bergerak berwujud atau benda bergerak tidak berwujud atau hasil dari benda tidak bergerak yang tidak dapat dibebani hak
tanggungan. 4
Klaim asuransi dalam hal benda yang menjadi objek jaminan fidusia diasuransikan. 5
Benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan yaitu hak milik satuan rumah susun diatas tanah hak pakai atas tanah Negara Undang-
Undang Nomor 16 Tahun 1985 dan bangunan rumah yang dibangun diatas tanah orang lain sesuai Pasal 15 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman.
6 Benda-benda termaksud piutang yang telah ada pada saat jaminan diberikan maupun
piutang yang diperoleh kemudian hari.
C. Pendaftaran Jaminan Fidusia
Bentuk jaminan fidusia digunakan secara luas dalam transaksi pinjam-meminjam, karena proses pembebanannya dianggap sederhana, mudah dan cepat, baik oleh pemberi
fidusia maupun oleh penerima fidusia, tetapi tidak menjamin adanya kepastian hukum. Karena pada saat itu, jaminan fidusia tidak perlu didaftarkan pada suatu lembaga
pendaftaran jaminan fidusia.Di satu pihak jaminan fidusia memberikan kemudahan bagi para pihak yang menggunakannya, terutama pihak yang menerima fidusia. Pemberi fidusia
mungkin saja menjaminkan lagi benda yang telah dibebani dengan fidusia kepada pihak
Universitas Sumatera Utara
laintanpa sepengetahuan penerima fidusia yang pertama. Hal ini dimungkinkan karena belum ada pengaturan mengenai jaminan fidusia.
21
Ketidakadaan kewajiban pendaftaran tersebut sangat dirasakan dalam praktik sebagai kekurangan dan kelemahan bagi pranata hukum jaminan fidusia. Sebab disamping
menimbulkan ketidakpastian hukum, absennya kewajiban pendaftaran jaminan fidusia tersebut menyebabkan jaminan fidusia tidak memenuhi unsur prublisitas, sehingga susah
dikontrol. Hal ini dapat menimbulan hal-hal yang tidak sehat dalam praktiknya.
22
Atas perimbangan itulah, didalam undang-undang fidusia diatur tentang kewajiban pendaftaran jaminan fidusia agar memberikan kepastian hukum kepada para pihak yang
berkepentingan dan perlu diingat, pendaftaran jaminan fidusia ini memberikan hak yang didahulukan preferen kepada penerima fidusia terhadap kreditor lain. Karena jaminan
fidusia memberikan hak kepada pihak pemberi fidusia untuk tetap menguasai benda yang menjadi objek jaminan fidusia berdasarkan kepercayaan, diharapkan sistem pendaftaran yang
diatur dalam undang-undang fidusia tersebut dapat memberikan jaminan terhadap kepada pihak penerima fidusia dan pihak yang mempunyai kepentingan terhadap benda tersebut.
23
Berkaitan dengan kewajiban pendaftaran jaminan fidusia, dalam Pasal 11 ayat 1 Undang-Undang Fidusia dinyatakan:
Benda yang dibebani dengan jaminan fiduisia wajib didaftarkan. Adapun dalam penjelasan atas Pasal 11 Undang-Undang Fidusia dinyatakan sebagai
berikut :
24
21
Rachmadi Usman , Hukum Jaminan Keperdataan, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hal 200.
22
Fuadi Munir, Jaminan Fidusia, Bandung: Citra Aditya BAkti, 2000, hal 65.
23
Rachmadi Usman, Op.cit , hal 205.
24
Pasal 11 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999.
Universitas Sumatera Utara
Pendaftaran benda yang dibebani dengan jaminan fidusiaa dilaksanakan di tempat kedudukan pemberi fidusia, dan pendaftarannya mencakup benda, baik yang berada didalam
maupun di luar wilayah negara Republik Indonesia untuk memenuhi asas publisitas, sekaligus merupakan jaminan kepastian terhadap kreditor lainnya mengenai benda yang
telah dibebani jaminan fidusia. Dari ketentuan dalam Pasal 11 Undang-Undang Fidusia, dapat diketahui yang wajib
didaftarkan oleh penerima fidusia itu “Benda” yang dibebani dengan jaminan fidusia, yang pendaftaran bendanya mencakup benda, baik benda yang berada di dalam wilayah Negara
Republik Indonesia maupun benda yang berada di luar wilayah Negara Republik Indonesia. Dengan kata lain berdasarkan ketentuan dalam Pasal 11 Undang-Undang Fidusia ini, yang
wajib untuk didaftarkan itu adalah “benda” objek jaminan fidusia. Sementara itu ketentuan dalam Pasal 12 ayat 1 Undang-Undang Fidusia
menyatakan:
25
Pendaftaran jaminan fidusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat 1 dilakukan pada Kantor Pendaftaran Fidusia
Selanjutnya dalam Pasal 13 ayat 1 Undang-Undang Fidusiadinyatakan : Permohonan pendaftaran Jaminan Fidusia dilakukan oleh Penerima Fidusia, kuasa
atau wakilnya dengan melampirkjan pernyataan pendaftaran Jaminan Fidusia. Adapun tata cara pendaftaran fidusia sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
ialah : a.
Tempat Pendaftaran Jaminan Fidusia
25
Ibid, pasal 12
Universitas Sumatera Utara
Permohonan pendaftaran jaminan fidusia dilaksanakan di kantor pendaftaran fidusia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan dari pemberi fidusia
yang bersangkutan. Kata “tempat kedudukan” biasanya tertuju kepada suatu perseroanperkumpulan,
sedangkan untuk organ perseorangan digunakan istilah “tempat tinggalkediaman”atau “domisili”.Padahal pemberi fidusia bisa perseorangan maupun korporasi.Namun demikian
kiranya boleh menyimpulkan, bahwa pendaftaran fidusia dilakukan di kantor pendaftaran fidusia yang wilayah kerjanya meliputi domisilitempat kedudukan dari pemberi
fidusia.Ketentuan ini baru penting bila nanti ternyata diadakan kantor-kantor pendaftaran di luar disebutkan dalam Pasal 12 ayat 2 Undang-Undang Fidusia.
26
Namun demikian, domisili di atas jangan dikacaukan dengan domisili pilihan yang diperjanjikan para pihak dalam perjanjian pemberian jaminan, yang diadakan untuk
mengantisipasi kemungkinan permasalahan yang timbul di kemudian hari, sehubung dengan perjnajian pemberian jaminan fidusia.Dalam hal ini yang disebut diatas hanya mengenai
tempat dimana pendaftaran jaminan fidusia dilakukan.Karena dalam undang-undang fidusia tidak ada ketentuan yang bersifat memaksa.
27
b. Permohonan dan Pernyataan Pendaftaran Jaminan Fidusia
Sesusai dengan ketentuan dalam Pasal 13 ayat 1 Undang-Undang Fidusia,pendaftaran jaminan fidusia dilakukan dengan mengajukan surat permohonan kepada
kantor pendaftaran fidusia, dengan melampirkan surat pernyataan pendaftaran jaminan fidusia. Ppermohonan pendaftaran jaminan fidusia tersebut diajukan oleh penerima fidusia
sendiri, kuasa atau wakilnya.
26
Satrio J, Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan Fidusia, Bandung: Citra Aditya Bakti, 2002, hal 83.
27
Ibid, hal 84
Universitas Sumatera Utara
Pasal 13 ayat 1 Undang-Undang Fidusia menentukan pula, bahwa permohonan pendaftaran jaminan fidusia tidak harus dilakukan oleh penerima fidusia, melainkan dapat
dilakukan kuasa atau wakilnya dari penerima fidusia. Kuasa disini adalah mereka yang menerima pelimpahan wewenang berdasarkan surat kuasa dari penerima fidusia untuk
melakukan pendaftaran jaminan fidusia.
28
Menurut Keputusan Mentri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01.UM.01.06 Tahun 2000 tentang Bentuk Formulir dan Tata Cara Pendaftaran Jaminan
Fidusia ialah : 1.
Secara tertulis dalam bahasa Indonesia;
2. Melalui Kantor Pendafaran Fidusia;
3. Oleh Penerima Fidusia, kuasa atau wakilnya;
4. Dengan melampirkan pernyataan pendaftaran jaminan fidusia sesuai formulir yang
bentuk dan isinya sudah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Nomor M.01.UM.01.06 Tahun 2000 ;
5. Dan dilengkapi dengan :
• Salinan akta notaries • Surat kuasa
• Bukti pembayaran biaya pendaftaran Jaminan Fidusia
c. Buku Daftar Fidusia
28
Ibid, hal 85
Universitas Sumatera Utara
Kewajiban menyediakan buku Ddaftar fidusia bagi kantor pendaftaran fidusia ini dinyatakan secara tegas dalam Pasal 13 ayat 3 Undang-Undang Fidusia, yang bunyinya :
Kantor pendaftaran fidusia mencatat jaminan fidusia dalam buku daftar fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan permohonan pendaftaran.
Jadi dari ketentuan Pasal ayat 3 Undang-Undang Fidusia harus dicatat di kantor pendaftaran fidusia dalam suatu register khusus yang diadakan untuk itu, yang dinamakan
dengan “Buku Daftar Fidusia”. Pencatatanya dilakaukan pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan permohonan pendaftaran jaminan fidusia tersebut.
d. Saat Lahirnya Jaminan Fidusia
Jaminan fidusia sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan Pasal 14 ayat 3 Undang-Undang Fidusia, lahir pada tanggal yang sama dengan tanggal dicatatanya jaminan
fidusia dalam buku daftar fdidusia. Tanggal pencatatan jaminan fidusia dalam buku daftar fidusia dianggap sebagai saat lahirnya jaminan fidusia, bukan pada saat terjadi pembebanan
fidusia dengan dibuatnya akta jaminan fidusia di hadapan notaris. e.
Biaya Pendaftaran Jaminan Fidusia Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 87 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1999 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Departemen Kehakiman, telah diatur tiga jenis penerimaan
negara bukan pajak yang bertalian dengan pelayanan jasa hukum dalam pendaftaran jaminan fidusia, yaitu mengenai hal-hal yang tercantum dalam sertifikat jaminan fidusia dan biaya
permohonan penggantian sertifikat jaminan fidusia yang rusak atau hilang
Universitas Sumatera Utara
Besarmya tarif penerimaan negara bukan pajak yang bertalian dengan biaya permohonan pendaftaran jaminan fidusia dan perubahan serta penggantian sertifikat jaminan
fidusia dapat dilihat dari tabel berikut ini.
29
No Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
Satuan Tarif Rp
1 Biaya Pendaftaran Jaminan Fidusia :
a. Untuk nilai penjaminan sampai dengan Rp.50 juta
b. Untuk nilai penjamin di atas Rp.50 juta
Per akta Per akta
25.000 50.000
2 Biaya permohonan perubahan hal-hal yang tercantum
dalam sertifikat Jaminan Fidusia Per
Permohonan 10.000
3 Biaya permohonan penggantian Sertifikat Jaminan
Fidusia yang rusak atau hilang : Untuk nilai penjaminan sampai dengan Rp.50 juta
a. Untuk nilai penjaminan di atas Rp.50 juta
Per akta Per akta
25.000 50.000
Sumber :httpwww.kepustakaan-presiden.pnri.go.id 8 Juli 2009, terakhir kali diakses pada tanggal 13 Juni 2012.
D. Eksekusi Jaminan Fidusia