Lembaga Jaminan Fidusia dalam Praktek Perbankan

BAB IV PERANAN LEMABAG JAMINAN FIDUSIA SEBAGAI JAMINAN HUTANG DALAM PERMBERIAN KREDIT BANK

A. Lembaga Jaminan Fidusia dalam Praktek Perbankan

Tujuan dibentuknya Undang-Undang Jaminan Fidusia antara lain adalah untuk memenuhi kebutuhan hukum masyarakat, untuk menjamin kepastian hukum dan untuk memberikan perlindungan hukum kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pengaturan ini dimaksudkan agar para pengguna jaminan fidusia mendapat kejelasan sehinggan tidak mendapat hukuman hambatan dalam pelaksanaannya. Tujan pendaftaran jaminan fidusia adalah selain untuk memberikan hak yang didahulukan preferen kepada penerima fidusia terhadap kreditur lain dan memenuhi asas publisitas, juga untuk memperoleh kepastian hukum bagi para pihak dan pihak ketiga. Ketentuan dalam pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Fidusia akta jaminan fidusia dibuat dengan suatu akta notaris.Kemudian dalam pasal 37 ayat 3 disebutkan terhadap perjanjian jaminan fidusia yang tidak melakukan penyesuaiai dengan ketetntuan dalam Undang- Undang, bukan merupakan ketentuan jaminan fidusia sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Fidusia. Ketentuan dalam kedua pasal tersebut mengandung arti bahwa perjanjian jaminan fidusia harus dibuat dalam suatu akta jaminan fidusia yang dibuat dengan suatu akta notaris, untuk kemudian dilakukan pendaftaran jaminan fidusia pada kantor pendaftaran fidusia. Lalu muncul pertanyaan apakah pihak bank selaku penerima fidusia telah melaksanakan kententuan tersebut.Dari hasil penetlitian, diketahui tidak semua bank selalu membuat perjanjian jaminan fidusia dengan akta notaris.Dan sebagai akibatnya, jaminan fidusia tidak didaftarkan. Hal tersebut dilakukan bukan karena pihak bank tidak menyadari Universitas Sumatera Utara dan mengetahui ketentuan dalam undang-undang fidusia, melainkan karena benda yang diikat dengan jaminan fidusia nilai tidak terlalu besar, sedangkan jangka waktu kreditnya pendek, serta biaya pembuatan akta jaminan fidusia dan biaya pendaftaran jaminan fidusia relative besar. Terkadang bank hanya membuat akta jaminan fidusia secara notaril, tetapi tidak dilakukan pendaftaran.Hal ini biasanya dilakukan jika nilai jaminan dianggap tidak terlalu besar Rp. 50.000.000 dan jangka waktu kreditnya pendek kurang dari satu tahun. 52 Selain itu, hal tersebut terpaksa dilakukan oleh bank untuk menjaga persaingan dengan bank lain. Akan tetapi pada bank lain, pelaksanaan pendaftaran jaminan fidusia merupakan suatu keharusan yang menjadi aturan baku bank. Dalam kebijakan internal di Bank Internasional Indonesia BII, dalam setiap pengikatan jaminan kredit yang menggunakan lembaga jaminan fidusia, harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan undang-undang fidusia, yaitu dengan membuat akta jaminan fidusia secara notaril. 53 Kantor pendaftaran fidusia sendiri dalam melaksanakan pendaftaran hanya sekedar mencocokan akta jaminan fidusia dengan pernyataan pendaftaran jaminan fidusia dan tidak melakukan penilaian terhadap kebenaran data yang diberikan.Dalam hal pihak fidusia dapat melengkapi bukti dan hak kepemilikan barang dan memberikan surat pernyataan kepemilikan barang maka kantor pendaftaran fidusia dapat menerima data yang diberikan. Sehingga kantor pendaftaran fidusia tidak menjamin kebenaran dari data yang diberikan oleh penerima fidusia dan sertifikat jaminan fidusia yang dikeluarkan lebih pada sifat administrasi data saja. Disini dapat kita ketahui bahwa undang-undang jaminan fidusia belum sepenunya dapat Hal tersebut dilakukan karena BII menyadari bahwa bank akan menjadi kreditur preferen jika jaminan fidusia akan lahir jika telah didaftarakan. Sedangkan pendaftaran memerlukan suatu akta jaminan fidusia yang dibuat secara notaril. 52 Sumitro Djojohadikusumo. Kredit Masyarakat Di Masa Depresi, Jakarta:LP3ES, 1989, hal 14. 53 Ibid, hal 95. Universitas Sumatera Utara memberikan kepastian hukum baik kepada para pihak maupun pihak ketiga, dimana besar kemungkinan terjadi fidusia ulang atas barang yang sama. Padahal dalam penjelasan Pasal 11 Undang-Undang Fidusia, disebutkan bahwa pendaftaran benda yang dibebani dengan jaminan fidusia adalah untuk member jaminan kepastian terhadap kreditur lainnya mengenai benda yang telah dibebani jaminan fidusia. Dalam ketentuan pasal 14 ayat 10 Undang-Undang Fidusia ditentukan bahwa kantor pendaftaran fidusia menerbitkan dan menyerahkan kepada penerima fidusia sertifikat jaminan fidusia pada tanggal yang sama dengan tanggal penerima permohonan pendaftaran. 54 Akan tetapi dalam pelaksanaan pendaftaran jaminan fidusia di kantor pendaftaran fidusia ternyata amanat undang-undang tersebut belum dapat dilakukan sepenuhnya. Dalam prakteknya dibutuhkan kurang lebih waktu dua sampai dengan empat minggu untuk meperoleh sertifikat jaminan fidusia. Hal tersebut terjadi mengingat banyaknya permohonan pendaftaran jaminan fidusia yang diterima oleh kantor pendaftaran fidusia, akan tetapi tidak diimbangi dengan sumber daya manusia yang memadai. Selain itu begitu banyaknya meja yang harus dilalui juga menambah panjang birkrasi yang harus dialalui oleh penerima fidusia. 55 Lamanya waktu pendaftaran jaminan fidusia juag diakui oleh pihak bank dan notaris.Berdasarkan pengalaman Bank Rakyat Indonesia dan Bank Internasional Indonesia, biasanya dibutuhkan waktu antara dua sampai empat minggu. 56 54 Jangka waktu penyelesaian penerbitan sertifikat jaminan fidusia ditegaskan kembali dalam pasal 4 Peraturan Pemerintah Nmor 86 Tahun 2000 tentang Tata cara pendaftaran Jaminan Fidusia dan Biaya Pembuatan Akta Jaminan Fidusia Yunto Pasal 16 Akan tetapi lamanya waktu pendaftaran tidak hanya salah kantor pendaftaran fidusia semata, terkadang ketidaklengkapan data dari para pihak seperti kelengkapan bukti hak kepemilikan benda sering menjadi penghambat yang menambah panjang waktu pendaftaran jaminan fidusia. Selain itu, pihak bank juga menambahkan, 55 Unan, “Pelanggaran-pelanggaran hukum dalam perjanjian dengan jaminan fidusia’, www.kumham- jogja.info .6 Desember 2010, terakhir kali diakses tanggal 15 Januari 2012. 56 Ibid, hal 4 Universitas Sumatera Utara terkadang lamanya waktu pendaftaran jaminan fidusia terkadang disebabkan kurang cekatannya pihak kantor notaris dalam melakukan pendaftaran jaminan fidusia. Lamanya waktu untuk melakukan pendaftaran jaminan fidusia banyak dikeluhkan oleh bank selaku penerima fidusia 57 , walapun bagi bank lain, lamanya waktu pendaftaran jaminan fidusia sebagai hal yang biasa. Mengingat objek jaminan fidusia adalah berupa barang bergerak yang nilainya semakin lama semakin menyusut, maka jaminan fidusia akan lebih memiliki peran sebagai jaminan kredit kepemilikan mobil dan kredit musiman di BRI, yang jangka waktu hanya kurang dari satu tahun, bank sangat berkepentingan agar jaminn fidusianya dapat diikat secara sempurna dalam waktu yang singkat. Selain itu biaya pengikatan jaminn fidusia, baik pada saat pembuatan akta jaminan fidusia di notaris maupun pendaftarannya di kantor pendftaran fidusia dirasa memberatkan, baik bagi bank maupun debitur pemberi kredit. Bagi bank biaya untuk notaris dan biaya pendaftaran ke kantor pendaftaran fidusia dapat mengancam kelangsungan usaha bank mengingat ketatnya persaingan baik dengan bank lain maupun dengan perusahaan-perusahaan pembiayaan. 58 57 Ibid, hal 5 Hal ini menyebabkan beberapa bank pada akhirnya tidak pernah membuat akte jaminna fidusia dan melakukan pendaftaran jaminan fidusia ke kantor pendfataran fidusia dan hanya memuat surat kuasa membebankan jaminan fidusia yang akan ditingkatkan menjadi akta jaminan fidusia untuk kemudian didaftarkan jika ada indikasi kreditnya yang macet. Walaupun pengkatan seperti ini belum sempurna karena tidak melahirkan jaminan fidusia sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 ayat 3 Undang-Undang Fidusia, akan tetapi tetap dilakukan oleh bank untuk menekan biaya dan menghemat waktu. Selain itu, pembuatan surat kuasa membebankan jaminan fidusia tersebut tidak ada pengaturannya dalam undang-undang fidusia, seperti halnya surat kuasa membebankan hak tanggungannya dalam undang-undang 58 Tan Kamello, Op.cit, hal 116. Universitas Sumatera Utara Hak Tanggungan, dimana tidak ada ketentuan yang melarang pembuatan surat kuasa membebankan jaminan fidusia dan juga tidak ada yang mengatur mengenai jangka waktu berlakunya surat kuasa membebankan jaminan fidusia tersebut. Sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 15 Undang-Undang Jaminan Fidusia, dalam sertifikat jaminan fidusia dicantumkan irah-irah “Demi Keadilan Tuhan Yang Maha Esa”, sehingga memiliki kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap. Berdasarkan ketentuan ini, apabila debitur pemberi fidusia wanprestasi, maka kreditur penerima fidusia berhak untuk menjual benda jaminan fidusia. Dalam Pasal 29 ayat 1 Undang-Undang Fidusia ada tiga cara untuk melakukan eksekusi terhadap objek jaminan fidusia yakni pelaksanaan eksekusi, eksekusi atas kekuasaan penerima fidusia sendiri melalui pelelangan umum dan eksekusi di bawah tangan berdasarkan kesepakatan pemberi dan penerima fidusia. Akan tetapi dalam praktek selama ini adalah bahwa hak kreditur penerima fidusiayang telah diberikan oleh undang-undang tidak dapat berjalan dengan baik. Karena begitu panjangnya waktu untuk mengeksekusi dan begitu mahalnya biaya yang harus dikeluarkan bank dalam melaksanakan eksekusi, menyebabkan beberapa bank lebih memilih untuk menghindari eksekusi dan lebih memilih untuk melakukan restrukturisasi kredit. 59 Sedangkan BRI selama ini menyerhakan penyelesaian kredit macet melalui Panitia Urusan Piutang Negara dan pelaksanaaanya dilakukan oleh Badan Urusan Piutang dan pelaksanaanya dilakukan oleh Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara.Bahkan menurut pengakuan pihak BII, mereka cenderung tidak berniat untuk mengeksekusi benda yang menjadi objek jaminan fidusia. 60 59 Dyah, “Pelaksanaan Perjanjian Kredit yang Diikat Dengan Jaminan Fidusia”, www.eprints.undip.ac.id. 13 Maret 2008, terakhir kali diakses tanggal 6 Juni 2008 Jika hal tersebut harus terjadi, bukan tidak mungkin 60 Ibid, hal 3 Universitas Sumatera Utara pihak bank akan melakukan eksekusi diluar ketentuan undang-undang, misalnya dengan mengambil paksa bendanya atau perbuatan yang sangat dihindari yaitu dengan menggunakan jasa debt collector. Dari penjabaran diatas dapat kita ketahui bahwa dalam praktek perbankan ternyata lembaga jaminan fidusia belum seperti yang diharapkan oleh undang-undang jaminan fidusia. Dalam pelaksanaannya ternyata undang-undang fidusia belum dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya, baik dari segi waktu pendafrtaran, biaya pembuatan akta jaminan fidusia dan pendaftaran jaminan fidusia di kantor pendaftaran fidusia, maupun dari tujuan dibuatnya undang-undang fidusia yaitu untuk menjamin kepastian hukum bagi para pihak maupun pihak ketiga. Kekuarangan-kekurangan tersebut menyebabkan jaminan fidusia kurang dapat dimanfaatkan oleh dunia perbankan.Padahal potensi dari jaminan fidusia sangatlah besar terutama untuk membantu para pengusaha yang kesulitan dalam menyediakan jaminan dalam bentuk tanah untuk kreditnya.Akan tetapi karena kurangnya kepastian hukum bagi bank selaku kreditur penerima fidusia, misalnya dalam pemberian jaminan fidusia dapat barang-barang persediaan, maka dalam pemberian kredit bank tetap meminta jaminan tambahan berupa tanah.

B. Peranan Lembaga Jaminan Fidusia Sebagai Jaminan Utang