Hak dan Kewajiban Para Pihak

3. Sebagai tindakan prevent untuk mencegah “loan losses” 4. Meingkatkan pengetahuan business dari Account Manager. 5. Mempercepat Pertumbuhan Cross Selling. Beberapa langkah pengamanan yang harus dilakukan dalam rangka mencegah resiko kwalitas portofolio kredit adalah : 46 a. Melakukan monitoring terhadap aktivitas nasabah termaksud perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur manajemen, pemegang saham usaha, assets dan sebagainya. b. Mengamankan keputusan tentang syarat-syarat kredit agar tetap dipatuhi oleh nasabah. c. Melakukan review terhadap kredit, jaminan, dokumentasi, laporan, keuangan melakukan monitoring APR.

D. Hak dan Kewajiban Para Pihak

Membicarakan masalah hak dan kewajiban para pihak, berarti melihat bagaimana sebenarnya kedudukan para pihak dalam perjanjian yang diadakan. Jika dilihat dari ketentuan perjanjin kredit yang telah disepakati para pihak, maka terlihatlah bahwa kedudukan para pihak dalam perjanjian kredit tersebut tidak seimbang. Dengan kata lain, pihak kreditur bank kedudukannya lebih kuat dibandingkan dengan pihak debitur nasabah. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya pasal-pasal di dalam perjanjian kredit tersebut persetujuan membuka kredit yang menentukan hak-hak dari kreditur, sedangkan mengenai hak-hak dari debitur tidaklah begitu banyak.Oleh karena itu, penulis berpendapat karena terlalu banyaknya pasal-pasal yang mengatur hak kreditur ketimbang hak 46 Ibid, hal 97 Universitas Sumatera Utara debitur, maka kedudukan para pihak tidaklah seimbang, yaitu kreditur bank mempunyai kedudukan yang lebih kuat daripada kedudukan debitur. 1 Kewajiban Bank Pasal-pasal 1759, 1760,1761 dan 1762 KUHPerdata mengatur kewajiban-kewajiban orang yang meminjamkan, yaitu : 47 • Pasal 1759 : menyatakan “ orang yang meminjamkan tidak dapat meminta kembali apa yang telah dipinjamkanya sebelum lewat waktu yang ditentukan dalam persetujuan” • Pasal 1760 : menyatakan “ jika telah ditetapkan sesuatu waktu, Hakim berkuasa, apabila orang yang meminjamkan menuntut pengembalian pinjamannya, menurut keadaan, memberikan sekedar kelonggaran kepada si peminjam.” • Pasal 1761 : meyatakan “ jika telah diadakan perjanjian, bahwa pihak yang telah meminjam sesuatu barang atau sejumlah uang akan mengembalikannya bilamana ia mampu untuk itu, maka Hakim, mengingat keadaan, akan menentukan waktu pengembaliannya.” • Pasal 1762 : menyatakan “ketentuan pasal 1753 adalah berlaku terhadap pinjam mengganti” Akan tetapi Undang-Undang Perbankan Tahun 1967 tidak mengatur kewajiban bank sebagai pemberi kredit. 2 Hak Bank Peraturan mengenai kewajiban bank itu pada umumnya ditemukan dalam model perjanjian kredit masing-masing bank penyelenggara seperti : 47 Kitab Undang-Undang Perdata Pasal 1759, 1760,1761 dan 1762 Universitas Sumatera Utara 1. Kredit yang diberikan untuk jangka paling lama sampai tanggal yang ditentukan dalam perjanjian. 2. Bank yang terikat dan berkewajiban untuk menyediakan kredit dan penerima hanya berhak mempergunakan kredit yang diperoleh paling lama sampai dengan tanggal yang ditentukan. Menyimpang dari apa yang ditentukan dalam perjanjian di atas, bank berhak secara sepihak dan sewaktu-waktu tanpa terlebih dahulu memberitahukan atau menegur penerima kredit, untuk tidak mengizinkan atau menolak penarikan atau penggunaan kredit lebih lanjut oleh penerima kredit dan mengakhiri jangka waktu kredit ini bila : • Penerima kredit tidak atau belum mempergunakan kredit ini setelah lewat 3 tiga bulan sejak berlakunya perjanjian ini. • Bunga tidak dibayar pada waktu dan dengan cara sebagaimana yang telah ditentukan, dalam hal ini lewatnya waktu saja dengan tidak perlu diberikan teguran terlebih dahulu oleh bank kepada penerima kredit telah memberikan bukti yang cukup bahwa penerima kredit telah melalaikan kewajibannya. • Penerima kredit semata-mata menurut pertimbangan bank, tidak atau belum cukup memenuhi ketentuan atau kewajibannya menurut perjanjian ini. • Pengurus perusahaan meninggal dunia,perusahaan pailit, timbul perpecahan dalam kepengurusan karena sebab apapun, timbul sengketa mengenai pemilikan perusahaan. 3. Kewajiban Penerima Kredit Pasal-pasal 1763 dan 1764 KUH Perdata mengatur tentang kewajiban-kewajiban si peminjam. Kewajiban pokok peminjam adalah mengembalikan pinjman dalam jumlah dan Universitas Sumatera Utara keadaan yang sama dan pada waktu yan ditentukan pasal 1763 KUH Perdata. Kewajiban ini merupakan ulangan dari apa yang sudah diatur di dalam pasal 1754 KUH Perdata. Pasal 1764 KUH Perdata mengatur kewajiban peminjam jika yang dipinjam itu barang. Kewajiban melunasi hutang setelah jangka waktu tertentu dengan bunga yang telah ditetapkan Pasal 1c Undang-Undang Perbankan Tahun 1967 merupakan kewajiban pokok penerima kredit dan ditentukan lagi secara terperinci di dalam model-model perjanjian kredit. Disamping itu, masih terdapat berbagai-berbagai kewajiban dari penerima kredit sebagai berikut : • Kewajiban administrasi Penerima kredit wajib membayar sejumlah administrasi kepada bank sesuai dengan ketentuan dan petunjuk bank yang bersangkutan, dan hal ini merupakan hal yang mutlak kepada setiap penerima kredit lainnya. • Kewajiban untuk tunduk kepada segala petunjuk dan peraturan bank. Untuk melakukan pinjaman berupa kredit kepada bank yang bersangkutan, maka si penerima kredit wajib tunduk dan patuh kepada semua peraturan dan petunjuk dari bank sebagai awal dari disepakatinya perjanjian. • Kewajiban membayar hutang Uraian panjang lebar mengenai hutang ini, dapat disederhanakan dan sistematis sebagai berikut : − Hutang pokok, yaitu pinjaman yang diberikan bank kepada penerima kredit Universitas Sumatera Utara − Hutang ini wajib dibayar pada saat perjanjian kredit berakhir. • Kewajiban membayar biaya Setiap penerima kredit wajib membayar sejumlah biaya yang diperlukan guna persiapan perjanjian kredit. Biaya ini terdiri dari antara lain dari biaya persiapan dan bunga. Biaya persiapan ini antara lain terdiri dari : − Bea materai − Provisi − Biaya pembuatan akta serta sertifikat hypotek − Biaya notaris − Premi asuransi barang jaminan − Premi asuransu pelunasan kredit • Kewajiban membayar bunga Di dalam Bab XII Buku III KUH Perdata tidak ditentukan rumusan bunga. Dari pasal 1246 KUH Perdata dapat disimpulkan bahwa : 48 “Bunga adalah keuntungan yang sedianya harus dinikmati”.Dalam model-model perjanjian kredit tidak ditemukan rumusan bunga. 4. Hak Penerima Kredit Penerima kredit berhak mendapatkan kredit pinjaman yang telah disepakati oleh pihak pemberi kredit sesuai dengan yang diperjanjian sebelumnya. 48 Bab XII Buku III KUH Perdata Universitas Sumatera Utara Dan berhak menerima semua informasi yang bersangkutan dengan perjanjian yang dibuat.

E. Wanprestasi dalam Pemberian Kredit