Setelah dilakukan perhitungan validitas tiap-tiap butir soal dihitung dengan menggunakan rumus korelasi point biseral kemudian dikonsultasikan
dengan α = 5 diperoleh t tabel = 1,7.
Berdasarkan perhitungan validitas soal Lampiran 17 hasilnya disajikan dalam Tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6 Validitas Butir Soal Uji Coba Soal Kriteria
Nomor Soal Jumlah
Butir Soal Valid
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 16, 17, 18, 19, 20
20 Tidak Valid
Jumlah 20
Sumber: Data yang diolah Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 17
Berdasarkan kriteria validitas ada 20 soal yang dinyatakan valid. Soal yang valid tersebut mencakup keseluruhan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dan
memuat aspek KPS yang akan diukur.
3.6.2.2 Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana butir soal mampu membedakan anak yang pandai dan anak kurang pandai berdasarkan
kriteria tertentu. Semakin tinggi nilai daya pembeda suatu butir soal, semakin mampu butir soal tersebut membedakan anak yang pandai dan yang kurang
pandai. Cara menentukan daya pembeda adalah sebagai berikut:
a. Seluruh peserta tes diurutkan mulai dari yang mendapat skor teratas sampai terbawah.
b. Seluruh siswa tes dibagi dua yaitu kelompok atas dan kelompok bawah dikarenakan jumlah siswa uji coba kurang dari 100.
c. Menghitung tingkat kesukaran soal dengan rumus:
Keterangan: D
= daya pembeda B
A
= banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar B
B
= banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar J
A
= banyaknya siswa pada kelompok atas J
B
= banyaknya siswa pada kelompok bawah
Kriteria daya beda soal diklasifikasikan seperti ditampilkan dalam Tabel 3.7 berikut:
Tabel 3.7 Kriteria Daya Beda Soal Arikunto, 2006: 218 Skor daya beda
Kategori 0,70 D ≤ 1,00
0,40 D ≤ 0,70 0,20 D ≤ 0,40
0,00 D ≤ 0,20 Sangat baik
Baik Cukup
Jelek
Hasil analisis daya beda soal uji coba disajikan pada Tabel 3.8. Tabel 3.8. Daya Beda Soal Uji Coba
Kriteria Nomor Soal
Jumlah Butir Soal
Sangat jelek Jelek
3 ,4, 5, 6, 8, 9, 14, 15, 18, 19, 20 11
Cukup 1, 2, 10, 13, 16
5 Baik
Sangat Baik 7, 11, 12, 17
4 Jumlah
20 Sumber: Data yang diolah
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 17
3.6.2.3 Taraf Kesukaran
Untuk menentukan tingkat kesukaran soal digunakan rumus sebagai berikut Arikunto, 2006:207.
Keterangan : P = Indeks kesukaran,
B = Banyaknya peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar, dan JS = Jumlah seluruh peserta didik peserta tes.
Untuk menginterpretasikan taraf kesukaran dapat digunakan kriteria sebagai berikut:
a. Soal dengan 0,0 ≤ TK 0,3 adalah soal sukar.
b. Soal dengan 0,3 ≤ TK 0,7 adalah soal sedang. c. S
oal dengan 0,7 ≤ TK ≤ 1,0 adalah soal mudah. Berdasarkan perhitungan indeks kesukaran pada Lampiran 17, jumlah butir soal
dan nomor soal dengan kriteria sukar, sedang dan mudah dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Uji Coba Kriteria
Indeks Kesukaran Nomor Soal
Jumlah Butir Soal
Sukar 3, 4, 7, 13, 16, 17
6 Sedang
1, 2, 9, 10, 11, 12, 15, 18, 19, 20 10
Mudah 5, 6, 8, 14
4 Jumlah
20 Sumber: Data yang diolah
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 17
3.6.2.4 Reliabilitas