Berbagai praktek yang berkaitan dengan persyaratan penerimaan siswa

25 Warga sekolah yang mempunyai sikap-sikap baik cenderung bisa dikendalikan dan diajak bekerjasama. Terlebih lagi diajak bekkerjasama untuk mencapai prestasi. Sekolah yang warganya bersikap kurang baik akan sulit dikendalikan. Mereka juga sulit diaajak untuk maju sehingga sekolah tersebut akan kurang berprestasi. 7. Berbagai macam ketentuan atau peraturan baru yang berlaku dalam organisasi Ketentuan dan peraturan sekolah yang lama dan tidak diperbaharui akan menjadikan tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan masih mengggunkan ketentuan dan peraturan yang lama, sekolah akan ketinggaan prestasi dibanding sekolah lain yang sudah menetapkan peraturan baru yang sesuai dengan zaman. Untuk itu, perlu adanya ketentuan dan peraturan baru dalam organisasi atau sekolah. Hal tersebut dimaksudkan agar sekolah selalu ada pembaharuan sehingga bisa mengikuti zaman dan dapat mencapai prestasi akademik. Sebagai contoh,sekolah A membuat ketentuan dalam pembelajaran harus menggunakan teknologi modern. Sekolah B masih menggunakan ketentuan pembelajaran menggunakan teknologi sederhana. Antara sekolah A dan B, jika diikutkan dalam lomba, tentu akan lebih berprestasi sekolah A daripada B karena sekolah A sudah menerapkan pembelajaran berbasis teknologi modern yang notabene memudahkan mencari informasi. Contoh lain dalam perlombaan keagamaan hafalan surah ditentukan dalam peraturan lama surah Dhuha sampai Nas. Sedangkan peraturan baru menentukan kriteriannya dri surah Naba sampai Nas. Sekolah yang menganut peraturan lama tentu akan kalah dalam perlombaan tersebut 26 karena tidak memperbaharui ketentuan. Justru sekolah yang sudah memperbaharui ketentuan akan berprestasi. Selanjutnya, Ignatius 2005:310 menjabarkan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi organisasi, yaitu politik, kebudayaan, teknologi, sumber alam, dan Demografi. Suasana politik di sekitar institusi pendidikan atau bahkan yang masuk ke dalam sekolah akan mempengaruhi kegiatan akademik di sekolah. Jika pengaruh politik tersebut positif, akan dapat membantu prestasi akademik. Akan tetapi, pengaruh politik yang mengganggu kegiatan akademik akan menghambat prestasi akademik di sekolah tersebut. Selain itu, kebudayaan sekitar sekolah juga membawa pengaruh bagi prestasi akademik sekolah. Budaya jam belajar yang tegak di daerah sekitar sekolah akan turut membuat warga sekolah melaksanakannya juga. Dengan adanya budaya jam belajar, warga sekolah akan sering belajar dengan teratur sehingga dapat mendongkrak prestasi akademik di sekolah. Penyediaan teknologi di sekolah akan memudahkan siswa belajar dan mengikuti perkembangan zaman. Kekinian pegetahuan dari teknologi yang tersedia membuat siswa mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lain sehingga bisa membantu mencetak prestasi. Sumber alam yang berda di sekitar sekolah dapat dimanfaatkan untuk menunjang prestasi. Warga sekolah dapat melatih keterampilan melalui sumber daya alam sekitar dan juga dapat memperluasan wawasan pengetahuan melalui sumber alam tersebut. Hubungan antara demografi dengan pendidikan sangat berperan penting karena dengan ketersediaan data demografi baik dari sensus, survei maupun 27 pencatatan kejadian-kejadian penting akan di jadikan dasar atau pedoman dalam perencanaan pembangunan bidang pendidikan. Faktor-faktor demografi, diantaranya dengan melalui sensus penduduk dan survei, ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas untuk membantu dalam perumusan kebijakan misalnya menentukan besar anggaran untuk bidang pendidikan. Kualitas sumber daya manusia pada suatu daerah juga tergantung kualitas pendidikan penduduknya. Misalnya, di kecamatan A kebanyakan pendidikannya rendah, berarti kualitas sumber daya manusianya rendah. Selain itu, semakin besar jumlah penduduk, maka semakin besar jumlah sekolah, guru, sarana prasarana yang harus disediakan oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan tersebut. Dari pendapat-pendapat tentang faktor yang mempengaruhi prestasi akademik sekolah, dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi prestasi akademik sekolah adalah 1 dukungan dan ketersediaan fasilitas dari orang tua wali dan masyarakat, 2 lokasi geografis sekolah 3 penggunaan bahasa di sekolah, 4 keragaman profil siswa, 5 pengelompokkan sekolah, 6 sistem penerimaan siswa, 7 perubahan kebijakan kepala sekolah, 8 perubahan tujuan sekolah, 9 perluasan wilayah sekolah, 10 banyaknya kegiatan sekolah, 11 tingkat pengetahuan dan ketermpilan warga sekolah, 12 ketentuan dan aturan baru sekolah, dan 13 faktor eksternal seperti politik, kebudayaan, teknologi, sumber alam, dan demografi. 28

C. Indikator Prestasi Akademik Sekolah

Forum Nasional Akselerasi Sekolah 2004 menyatakan terdapat beberapa indikator dalam mengukur prestasi akademik sekolah. Indikator tersebut dibedakan menjadi empat dimensi, yaitu academic excellence keunggulan akademik, developmental responsiveness tanggap perkembangan, social equity keadilan sosial, dan organizational structure struktur organisasi. Forum tersebut merupakan persekutuan lebih dari 60 pendidik, peneliti, asosiasi nasional, dan petugas dari organisasi profesi dan yayasan bentukan departemen pendidikan di USA yang berkomitmen untuk memajukan prestasi akademik dan perkembangan yang sehat dari peserta didik. Lebih lanjut, forum tersebut menjabarkan dimensi beserta indikatornya sebagai berikut. Pertama, dimensi academic excellence. Sekolah berprestasi tinggi secara akademis sangat baik. Mereka menantang semua siswa untuk menggunakan pikiran mereka dengan baik. Terdapat delapan indikator yang telah ditetapkan forum ini. 1. Semua siswa diharapkan untuk memenuhi standar akademik yang tinggi. 2. Kurikulum, pengajaran, penilaian, dan intervensi akademik yang tepat selaras dengan standar yang tinggi. 3. Kurikulum menekankan pemahaman mendalam tentang konsep-konsep penting dan pengembangan keterampilan-keterampilan dasar. 29 4. Strategi pembelajaran meliputi berbagai kegiatan yang menantang dan menarik yang jelas terkait dengan standar level kelas, konsep, dan keterampilan yang diajarkan. 5. Guru menggunakan berbagai metode untuk menilai dan memantau kemajuan belajar siswa misalnya, tes, kuis, tugas, pameran, proyek, tugas presentasi, dan portofolio. 6. Para tenaga pengajar dan jadwal utama menyediakan waktu kepada para siswa untuk memenuhi standar akademis yang ketat. 7. Guru mengetahui apa yang telah dipelajari siswa dan yang masih perlu dipelajari. 8. Petinggi-petinggi di sekolah disediakan waktu dan banyak kesempatan untuk meningkatkan prestasi siswa dengan bekerja sama dengan rekan- rekan untuk memperdalam pengetahuan mereka dan untuk meningkatkan praktik berdasarkan standar mereka. Kedua, dimensi developmental responsiveness. Sekolah berprestasi tinggi peka terhadap tantangan perkembangan, baik perkembangan zaman maupun perkembangan peserta didik yang unik. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan Forum Nasional. 1. Staf dan pengajar menciptakan lingkungan menurut selera, yang mendukung perkembangan intelektual, etika, sosial, dan fisik masing- masing peserta didik. 30 2. Sekolah menyediakan akses layanan yang meliputi banyak hal untuk mendorong perkembangan kesehatan fisik, sosial, emosional, dan perkembangan intelektual. 3. Guru mendorong rasa ingin tahu, kreativitas, dan pengembangan keterampilan sosial dalam lingkungan yang terstruktur dan mendukung. 4. Sekolah dan guru membuat kurikulum yang bermakna secara sosial dan relevan dengan kepentingan pribadi dan karir peserta didik. 5. Guru menggunakan pendekatan interdisipliner untuk memperkuat konsep- konsep penting, keterampilan, dan menunjukkan masalah di dunia nyata. 6. Siswa diberikan banyak kesempatan untuk mengeksplorasi beragam topik dan minat untuk mengembangkan jati diri, belajar tentang kekuatan mereka, menemukan dan menunjukkan kompetensi mereka sendiri, dan merencanakan masa depan mereka. 7. Semua siswa memiliki kesempatan untuk mengajukan pertanyaan secara lisan, merefleksikan pengalaman, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan kegiatan kepemimpinan. 8. Para anggota staf sekolah mengembangkan kerjasama dengan keluarga untuk meningkatkan dan mendukung kesejahteraan anak-anak. 9. Anggota staf menyediakan kesempatan kepada semua siswa untuk mengembangkan keterampilan kewarganegaraan, menggunakan masyarakat sebagai ruang kelas, dan untuk melibatkan masyarakat dalam menyediakan sumber daya dan dukungan. 31 10. Sekolah menyediakan kegiatan ko-kurikuler sesuai usia untuk membina keterampilan sosial dan karakter, dan untuk mengembangkan minat di luar lingkungan kelas. Ketiga, dimensi social equity. Sekolah berprestasi tinggi menunjukkan keadilan sosial, demokratis, dan adil. Setiap siswa disediakan dengan guru berkualitas terbaik, sumber-sumber acuan, kesempatan belajar, dan dukungan. Beberapa indikator yang dapat menunjukkan dimensi ini dijabarkan sebagai berikut. 1. Semaksimal mungkin semua siswa, termasuk siswa penyandang cacat maupun siswa berbakat, berpartisipasi dalam kelas heterogen dengan harapan akademik dan afektif tinggi. 2. Siswa diberikan kesempatan untuk menggunakan beragam pendekatan untuk mencapai dan menunjukkan kompetensi dan penguasaan standar. 3. Guru terus beradaptasi terhadap kurikulum, pengajaran, penilaian, dan penjadwalan untuk memenuhi beragam perubahan kebutuhan siswa mereka. 4. Semua siswa memiliki akses yang sama terhadap penghargaan pengetahuan di semua kelas dan kegiatan di sekolah. 5. Siswa memiliki kesempatan untuk belajar tentang budaya dan mengapresiasi budaya orang lain dan budayanya sendiri. 6. Masyarakat sekolah tahu setiap siswa dengan baik. 32 7. Sekolah menyambut dan mendorong partisipasi aktif dari semua keluarga siswa dan memastikan bahwa semua keluarga merupakan bagian integral dari sekolah. 8. Sistem reward sekolah dirancang untuk menghargai keberagaman, kesopanan, layanan, dan kewarganegaraan demokratis. 9. Warga sekolah memahami dan mendukung latar belakang keluarga dan menghargai siswanya. 10. Aturan sekolah yang jelas, adil, dan diterapkan secara konsisten. Keempat, dimensi organizational structure. Sekolah yang berprestasi tinggi merupakan organisasi-organisasi pembelajaran yang membangun norma- norma dan struktur-struktur yang terorganisir untuk mendukung dan mempertahankan mutu yang baik. Sekolah yang berprestasi tinggi mempunyai kriteria yang baik dalam struktur organisasinya. 1. Sebuah visi bersama dari sekolah unggulan seperti apa dan melakukan gerakan pada setiap aspek dari perubahan sekolah. 2. Kepala sekolah memiliki tanggung jawab dan wewenang untuk menyelenggarakan kegiatan peningkatan sekolah, termasuk mengetahui teknis pelaksanaan kerja dari hari ke hari, koordinasi, strategi perencanaan, dan komunikasi. 3. Sekolah adalah sebuah komunitas berlatih di mana pembelajaran, eksperimen, dan waktu serta kesempatan untuk refleksi adalah norma.