Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

16 pembelajaran dan manajemen di sekolah, misalnya NUANNUNAS, lomba karya ilmiah, lomba mata pelajaran, dan cara berpikir. Pada konteks penelitian ini, yang dimaksud prestasi akademik adalah hasil kinerja yang menunjukkan sekolah telah menyelesaikan tujuan spesifik yang kegiatannya berfokus di lingkungan sekolah, tidak hanya pembelajaran saja.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik Sekolah

Terwujudnya prestasi akademik tidak terlepas dari beberapa faktor pendukung yang mengiringi. Dinas Pendidikan Pemerintahan Quebec, Kanada dalam websitenya 2015 menjabarkan enam faktor yang mempengaruhi prestasi akademik, yaitu 1 the support and availability of the parents,2 the geographical location of the educational institution, 3 the percentage of students in a school whose mother tongue is not the language of instruction,4 the diversity of student profiles in the same class, 5 the grouping together, in certain schools, of students with severe learning difficulties, or with problems associated with psychosocial integration in special education classes, dan 6 the various practices pertaining to the student admission requirements. 1. Dukungan dan ketersediaan fasilitas dari orang tua The support and availability of the parents maksudnya dukungan dan ketersediaan orang tua. Maksud dari pernyataan ini adalah adanya dukungan dan penyediaan fasilitas dari orang tua maupun masyarakat mempengaruhi prestasi akademik. Orang tua atau masyarakat lingkungan yang berada dan ketersediaan fasilitas dari mereka akan membantu segala kegiatan di sekolah. 17 Masyarakat yang situasi dan standar hidupnya tinggi bisa memenuhi kebutuhan dalam kegiatan akademik di sekolah. Dinas Pendidikan Pemerintahan Quebec menyatakan bahwa sekolah di daerah sosioekonomi yang kurang beruntung mendapatkan prestasi yang lebih rendah. Rhoda dalam Nurkholis 2006:126 mengemukakan keikutsertaan keluarga dan masyarakat dalam pendidikan memiliki banyak keuntungan. Pertama, pencapaian akademik dan perkembangan kognitif siswa dapat berkembang secara signifikan. Kedua, orang tua dapat mengetahui perkembangan anaknya dalam proses di sekolah. Ketiga, orang tua akan menjadi guru yang baik di rumah dan bisa menerapkan formula-formula positif untuk pendidikan anaknya. Keempat, orang tua memiliki sikap dan pandangan positif terhadap sekolah. 2. Lokasi Geografis Institusi Pendidikan The geographical location of the educational institution atau diartikan sebagai lokasi geografis dan keadaan lingkungan sekolah dapat mempengaruhi prestasi akademik. Sekolah yang berdekatan dengan jalan raya, pasar, terminal, stasiun, bandara dan sebagainya dapat mengganggu konsentrasi siswa dalam belajar maupun kegiatan akademik lain di sekolah. Sebagai contoh, letak sekolah yang berada di kaki gunung, jauh dari hiruk pikuk keramaian manusia, mempunyai suasana yang tenang untuk belajar siswanya. Akan tetapi, lokasi tersebut juga dapat menjadi hambatan karena kurangnya akses transportasi, listrik, internet, dsb sehingga warga sekolah tidak dapat mempunyai banyak pengalaman dan akan ketinggalan 18 perkembangan zaman. Selain itu, letak sekolah yang jauh akan membuat siswa kelelahan karena energinya terbuang saat berangkat sehingga ketika sampai di sekolah siswa kurang semangat untuk melaksanakan kegiatan atau aktivitas lain. 3. Persentase siswa di sekolah yang berbahasa ibu bukan bahasa pengantar Bahasa Ibu sebagai bahasa pertama memiliki daya pengaruh yang sangat kuat terhadap perkembangan intelektual dan mental seorang siswa bila dibandingkan dengan bahasa lain Ahdi Riyono,2013. Kathi Jannatun, 2014:3 menyatakan bahwa “A mother tongue can be defined as a language learnt before any other language has been learnt”. Hal tersebut mengandung makna bahwa bahasa ibu adalah bahasa yang dipelajari sebelum bahasa lain dipelajari. Dengan kata lain, bahasa ibu diperoleh individu secara alami. Bahasa ibu diperoleh dari lingkungan yang paling dekat, yaitu lingkungan asal individu. Oleh karena itu, bahasa ibu memiliki keterkaitan yang cukup erat dengan bahasa daerah di mana seorang individu tinggal. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Bab VII, pasal 33 tentang Bahasa Pengantar menyebutkan bahwa: 1 Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan nasional; 2 Bahasa daerah dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada tahap awal pendidikan serta dalam penyampaian pengetahuan danatau ketrampilan tertentu; 3 Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar pada satuan pendidikan tertentu untuk mendukung kemampuan berbahasa asing peserta didik. Merujuk pada undang-undang tersebut, berarti