Pengaruh Gaya Hidup dan Harga Produk Terhadap Keputusan Pembelian Pada Toko Sepeda Rodalink Medan
SKRIPSI
Pengaruh Gaya Hidup Dan Harga Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Pada Toko Sepeda
Rodalink Medan
OLEH :
ALI IMRAN 080502187
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2011
(2)
ABSTRAK
Pengaruh Gaya Hidup Dan Harga Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Pada Toko Sepeda Rodalink Medan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya
hidup dan harga terhadap keputusan pembelian. Hipotesis dari penelitian ini
adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya hidup dan harga
terhadap keputusan pembelian pada toko sepeda Rodalink Medan.
Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pengaruh gaya hidup
dan harga terhadap keputusan pembelian pada toko sepeda Rodalink Medan
adalah analisis deskriptif dan metode analisis regresi linear berganda.
Penganalisisan data menggunakan
software
pengolahan data statistik yaitu
SPSS
17.0
for windows
.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara
variabel gaya hidup dan harga dengan adjusted R square sebesar 62,3 % dan
sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Hasil uji F menyatakan variabel gaya hidup dan harga secara serentak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada toko
sepeda Rodalink Medan. Hasil uji t menyatakan bahwa variabel yang paling
dominan mempengaruhi keputusan pembelian adalah variabel gaya hidup (X
1).
Kata Kunci : Gaya Hidup, Harga, Keputusan Pembelian, Keputusan
(3)
ABSTRACT
The Influence Of Life Style and Product Pricing Purchase Decision
On Bike Shop Rodalink Medan
This study aims to determine and analyze the influence of lifestyle and
price of the purchase decision. The hypothesis of this study is that there is a
positive and significant influence of lifestyle and purchasing decisions on the
price of the bike shop Rodalink Medan.
The method used to examine the influence of lifestyle and purchasing
decisions on the price of a bike shop Rodalink Medan is a descriptive analysis and
multiple linear regression analysis method. Analyzing data using statistical data
processing software, namely SPSS 17.0 for windows.
The results showed that there is a close relationship between lifestyle
variables and price with the adjusted R square of 62.3% and the rest explained by
other factors not examined in this study.
F test results stating lifestyle and price variables simultaneously have a
positive and significant impact on purchasing decisions in the bike shop Rodalink
Medan. T test results stated that the most dominant variables influencing the
purchase decision is a lifestyle variable (X
1).
Keywords
: Lifestyle, Price, Purchasing Decisions, Decisions Buying In
Rodalink
(4)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta Shalawat dan salam kepada Nabi
Muhammad SAW semoga syafaat beliau kita terima di akhirat kelak. Penulisan
skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Peneliti menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu Peneliti mengharapkan saran dan
kritik dari semua pihak yang dapat membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih
baik lagi. Dengan segala kerendahan hati, Peneliti berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi berbagai pihak.
Peneliti telah banyak mendapatkan bimbingan, nasihat, dan dorongan dari
Orangtua terkasih
H. Subagio S B.Ac dan Hj. Afinah
serta Kakak
Bayu
Pratomo, SE
dan berbagai pihak yang selama perkuliahan hingga Penelitian
skripsi ini. Dalam kesempatan ini, Peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
1.
Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
2.
Dr. Isfenti Sadalia, SE, M.Si dan Marhayanie, SE., M.Si selaku Ketua dan
sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara.
3.
Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
(5)
4.
Dra. Ulfah, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan dan saran kepada Peneliti.
5.
Dra. Setri Hiyanti, M.Si, Selaku dosen pembaca dan dosen penilai yang telah
meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.
6.
Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk
segala jasa-jasanya selama perkuliahan.
7.
Pemilik serta staff karyawan took sepeda Rodalink Jl. Setiabudi No. 249
Medan yang telah meluangkan waktu serta membantu peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
8.
Nindia Wulandari, SE si spesial, pemberi semangat, harapan dan motivasi
yang besar terhadap peneliti sampai selesainya skripsi ini.
9.
Kepada Sahabatku : Hafiz, Rozi, Fadli, Wita, Nadhila, Retno, Femy, Tita,
Bella, Della, Teguh, Agus, Muji, Dayat, Reza, Edo, Rafiqi, Yudha, dan
kepada teman-teman Manajemen Stambuk 2008 yang tidak dapat sebutkan
satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih atas semua dukungan yang
diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti mengucapkan terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Besar
memberikan anugerah dan KasihNya atas cinta kasih, jerih payah, dan jasa-jasa
mereka.
Medan, Juli 2012
Penulis,
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 9
2.1 Uraian Teoritis ... 9
2.1.1 Perilaku Konsumen ... 9
2.1.2 Gaya Hidup ... 9
2.1.3 Harga ... 14
2.1.4 Keputusan Pembelian ... 17
2.2 Penelitian Terdahulu ... 19
2.3 Kerangka Konseptual... 21
2.4 Hipotesis ... 23
BAB III METODE PENELITIAN ... 24
3.1 Jenis Penelitian ... 24
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 24
3.3 Batasan Operasional Variabel ... 24
3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 25
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 26
3.6 Populasi Dan Sampel ... 27
3.7 Jenis Data ... 26
3.8 Metode Penelitian Data ... 28
3.9 Uji Validitas dan Realibilitas ... 29
3.10 Teknik Analisis ... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 35
4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 35
4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 35
4.1.2 Deskripsi Perusahaan ... 35
(7)
4.2 Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 38
4.2.1 Uji Validitas ... 38
4.2.2. Uji Reliabitas ... 39
4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel ... 40
4.2.4 Analisis Statistik ... 44
4.3 Pembahasan ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59
5.1 Kesimpulan ... 59
5.2 Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
1.1 Data Harga Produk-Produk Toko Sepeda Rodalink ... 4
1.2 Dimensi Gaya Hidup Menurut Kasali ... 9
2.1 Dimensi Gaya Hidup Menurut Kasali ... 11
3.1 Operasional Variabel ... 23
3.2 Indikator Skala Linkert ... 24
4.1 Uji Validitas 1 ... 39
4.2 Uji Reliabilitas ... 40
4.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Gaya Hidup ... 40
4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga Produk ... 42
4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Keputusan Membeli ... 43
4.6 One Sample Kolmograf-Smirov Test ... 46
4.7 Uji Glejser ... 48
4.8 Multikolinieritas ... 49
4.9 Regresi Linier Berganda ... 50
4.10 Uji F ... 52
4.11 Uji T Hitung ... 54
(9)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual ... 22
4.1 Lokasi dan Foto Perusahaan ... 37
4.2 Grafik P-P Plot ... 45
4.3 Histogram Normalitas ... 45
(10)
ABSTRAK
Pengaruh Gaya Hidup Dan Harga Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Pada Toko Sepeda Rodalink Medan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya
hidup dan harga terhadap keputusan pembelian. Hipotesis dari penelitian ini
adalah terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara gaya hidup dan harga
terhadap keputusan pembelian pada toko sepeda Rodalink Medan.
Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pengaruh gaya hidup
dan harga terhadap keputusan pembelian pada toko sepeda Rodalink Medan
adalah analisis deskriptif dan metode analisis regresi linear berganda.
Penganalisisan data menggunakan
software
pengolahan data statistik yaitu
SPSS
17.0
for windows
.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara
variabel gaya hidup dan harga dengan adjusted R square sebesar 62,3 % dan
sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Hasil uji F menyatakan variabel gaya hidup dan harga secara serentak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada toko
sepeda Rodalink Medan. Hasil uji t menyatakan bahwa variabel yang paling
dominan mempengaruhi keputusan pembelian adalah variabel gaya hidup (X
1).
Kata Kunci : Gaya Hidup, Harga, Keputusan Pembelian, Keputusan
(11)
ABSTRACT
The Influence Of Life Style and Product Pricing Purchase Decision
On Bike Shop Rodalink Medan
This study aims to determine and analyze the influence of lifestyle and
price of the purchase decision. The hypothesis of this study is that there is a
positive and significant influence of lifestyle and purchasing decisions on the
price of the bike shop Rodalink Medan.
The method used to examine the influence of lifestyle and purchasing
decisions on the price of a bike shop Rodalink Medan is a descriptive analysis and
multiple linear regression analysis method. Analyzing data using statistical data
processing software, namely SPSS 17.0 for windows.
The results showed that there is a close relationship between lifestyle
variables and price with the adjusted R square of 62.3% and the rest explained by
other factors not examined in this study.
F test results stating lifestyle and price variables simultaneously have a
positive and significant impact on purchasing decisions in the bike shop Rodalink
Medan. T test results stated that the most dominant variables influencing the
purchase decision is a lifestyle variable (X
1).
Keywords
: Lifestyle, Price, Purchasing Decisions, Decisions Buying In
Rodalink
(12)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya. Gaya hidup menunjukkan bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk image di mata orang lain
Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang
diidentifikasikan oleh bagaimana seseorang menghabiskan waktu mereka
(aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan),
dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di
sekitarnya (pendapat). Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan
masyarakat yang lainnya. Bahkan dari masa ke masa gaya hidup suatu individu
dan kelompok masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. Namun demikian, gaya
hidup tidak cepat berubah sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif
permanen (Setiadi, 2003: 148).
Berbicara gaya hidup, sedianya kita berbicara aktivitas dan kegiatan
sehari-hari. Bertolak ukur pada hal tersebut, orang-orang mulai menyadari bahwa pola
gaya hidup sehat adalah tuntutan dan keharusan yang harus kita terapkan pada
zaman yang serba kompleks ini. Banyak cara dalam menerapkan gaya hidup
berlandaskan kesehatan, salah satunya adalah dengan berolahraga.
Tak banyak jenis olahraga yang mampu bermetamorfosis menjadi sarana
hiburan, sarana komunikasi, dan akhirnya menjadi gaya hidup. Meski tak semata
(13)
merupakan jenis olahraga, aktivitas bersepeda tampaknya menjadi fenomena itu.
Bersepeda tumbuh menjadi hobi yang sangat populer, menjawab kebutuhan
berbagai lapisan usia, dan merambah beragam strata sosial ekonomi.
Alat fungsional yang semula merupakan sarana transportasi sederhana dan
murah itu kini tak bisa dipandang remeh. Bergerak menjadi sebuah gaya hidup,
harga sebuah sepeda tak lagi murah, didukung oleh berbagai strategi pemasaran
dan pencitraan, sebuah sepeda gunung produk massal spesifikasi tinggi bisa
bernilai hingga lima puluhan juta rupiah. Padahal, satu dekade lalu, produk sepeda
sejenis paling-paling bernilai di kisaran ratusan ribu rupiah.
Munculnya fenomena ribuan orang ber-
fun bike
di kota besar saat ini
membuktikan tingginya minat orang-orang akan bersepeda. Sebuah kutipan
catatan situs salah satu produsen sepeda, dari Januari hingga Juli 2011 tercatat
diselenggarakan 91 acara fun bike di seluruh Indonesia. Itu belum termasuk
kegiatan bersepeda yang berorientasi semi adventure di spot tertentu. (sumber:
Kebiasaan orang bersepeda yang dahulu hanya sebagai alat transportasi
fungsional, pada era ini perlahan bertransformasi menjadi kegiatan hobi dan
akhirnya menjadi gaya hidup perkotaan. Tingginya minat dan gaya hidup
orang-orang akan bersepeda, membuat bisnis seputar sepeda kembali bergairah.
Berbagai jenis sepeda dan aksesori pun kembali laku di pasaran, mulai dari toko
pinggir jalan sampai mal besar. Kebutuhan akan gaya hidup tersebut seyogyanya
mampu dimanfaatkan oleh perusahaan pembuka bisnis penjualan sepeda
(14)
menghadirkan berbagai macam produk yang berkaitan dengan sepeda maupun
hal-hal pendukungnya. Disamping itu harga juga menjadi faktor penting dalam
pertimbangan para konsumen dalam melakukan pembelian terhadap sepeda yang
dikehendakinya.
Harga adalah merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk
mendapatkan suatu barang atau jasa (Lamb, et al. 2001:268). Faktor harga sangat
mempengaruhi terhadap keputusan pembelian, Rodalink memberikan penawaran
harga yang beragam dan relatif terjangkau dibandingkan dengan Toko sejenis
lainnya, adanya potongan harga yang terkadang diberikan sehingga membuat
konsumen tertarik untuk melakukan keputusan pembelian disana. Dengan kualitas
produk-produk yang sudah teruji, Rodalink memberikan banyak varian jenis
barang dengan harga yang cukup layak juga.
Rodalink merupakan perusahaan yang bergerak di bidang retailing produk-produk sepeda yang meliputi sepeda dan item-item pendukung nya seperti helm sepeda, frame sepeda, sarung tangan dan berbagai macam aksesoris pendukung bersepeda. Rodalink sendiri memulai bisnis nya sudah sejak 14 tahun dan tersebar di sejumlah kota-kota besar di Indonesia dan dalam hal ini penulis mengambil penelitian di kota Medan. Semakin tingginya hegemoni gaya hidup sehat beberapa tahun belakangan dalam hal ini kesadaran berolahraga dan bahkan melakukan aktivitas sehari-hari dengan menggunakan sepeda menjadikan Rodalink semakin dikenal publik dengan tampilan produk-produknya. Dengan tampilan bermacam-macem produknya dan dengan harga yg beraneka ragam menjadikan Rodalink sejauh ini mampu menjadi pemegang pasar dalam hal retailing sepeda.
(15)
khususnya di kota Medan. Rodalink menjadi acuan bagi toko sepeda lain untuk menjadi lebih baik dengan meningkatkan pelayanan, meningkatkan kebersihan dan penampilan toko, dan meningkatkan tanggung jawab atas barang yang dijual. Hal ini memberikan kontribusi yang positif bagi dunia persepedaan di mana image konsumen terhadap sepeda juga meningkat dari semula toko sepeda yang cenderung kotor dan kumuh sekarang sudah banyak toko sepeda yang tampak lebih baik. Target pasar yang dituju oleh Rodalink adalah segmen keluarga hingga atlet profesional. Sehingga produk-produk yang ditawarkan kepada pelanggan bervariasi dari sepeda, komponen, dan asesoris untuk anak-anak hingga produk yang berkualitas tinggi.
Berikut beberapa keunggulan Rodalink dibanding toko sepeda lainnya:
1. Dengan system manajemen yang baik dan pengetahuan teknis yang kuat, yang dijual di Rodalink adalah barang yang sudah teruji kualitasnya. Dengan kata lain Rodalink hanya menjual produk yang kualitasnya memenuhi syarat.
2. Rodalink hanya menjual produk asli, tidak menjual produk palsu.
3. Rodalink adalah outlet pertama yang menjual sepeda dan komponen sepeda dengan harga pas yang wajar. Hal ini untuk menghilangkan kekhawatiran konsumen akan membeli sepeda dengan harga yang tidak wajar akibat salah menawar.
4. Rodalink memberi suasana memilih sepeda yang nyaman dengan tatanan sepeda yang lapang dan terlihat jelas dalam ruangan yang ber AC.
5. Semua barang yang dijual Rodalink di seluruh Indonesia memiliki harga yang sama. 6. Sepeda yang dibeli di salah satu outlet Rodalink bisa dikirim di outlet Rodalink
lainnya.
7. Garansi berlaku di seluruh outlet Rodalink baik di Indonesia maupun luar negeri. 8. Dengan jaringan Rodalink yang luas, Rodalink mampu memberikan pilihan
(16)
Demikian juga untuk melayani kebutuhan para pelanggan yang memiliki kategori bersepeda yang berbeda-beda. Kategori dalam bersepeda dapat dilihat dari medan yang akan ditempuh oleh pelanggan atau juga dari keperluan sang pelanggan akan sepeda itu. Pada umumnya, kategori sepeda terdiri atas Mountain Bike, Road Bike, BMX,
City Bike, dan Travelling Bike. Rodalink memiliki produk- produk yang mencakup seluruh kategori tersebut.
Rodalink terutama diarahkan untuk melayani kebutuhan konsumen yang
mementingkan kualitas dan keaslian barang, mengingat sepeda merupakan produk
teknis di mana mudah sekali bagi pihak yang tidak bertanggung jawab untuk
melakukan sesuatu penggantian atau pihak yang tidak mengerti untuk menjual
produk yang tidak memenuhi syarat. Selain itu Rodalink juga menyediakan semua
kebutuhan bersepeda secara lengkap sesuai dengan slogan: ” Just Ride With Us”
Berikut ini adalah data Tabel harga sebahagian produk-produk yang ada di toko sepeda Rodalink, Setiabudi Medan (Tabel 1.1).
Tabel 1.1
Data Harga Produk-Produk Toko Sepeda Rodalink (Update Juni 2011)
Jenis Produk Merk Tipe Harga
Sepeda Gunung (MTB) Polygon Heist 5.0 Rp. 4.800.000,-
Polygon Strada 5.0 Rp. 4.200.000,-
Polygon Celine 3.0 Rp. 3.300.000,-
Kona Blast Rp. 5.700.000,-
Kona Cinder Cone Rp. 6.400.000,-
Sepeda Downhill Marin Attack Trail 6.8 Rp. 11.700.000,-
Marin East Peak 5.5 Rp. 9.900.000,-
Marin B-17 E Rp. 9.200.000,-
Polygon Colossus AX 1.0 Rp. 12.000.000,-
Dahon Eco C-7 Rp. 3.400.000,-
Sepeda Lipat (Folding Bike)
Dahon Speed TR Rp. 7.900.000,-
Dahon Jetstream P-8 Rp. 6.900.000,-
Dahon Espresso Rp. 4.100.000,-
(17)
Marin Dimician Rp. 5.000.000,-
Sepeda Fixie Marin Ignacio 2SP Rp. 6.200.000,-
Polygon Helious FJ100 Rp. 3.500.000,-
Kona Band Wagon Rp. 7.200.000,-
Kona Paddy Wagon Rp. 5.200.000,-
Helm Limar S600 Rp. 400.000,-
Limar S450 Rp. 350.000,-
United L250 Rp. 150.000,-
X-Zone Cohen 100 Rp. 620.000,-
Sepatu Shimano SP-NF 19 Rp. 648.000,-
Shimano SH-MT 42 Rp. 470.000,-
Shimano Evair Rp. 390.000,-
Jersey Sepeda Shimano Jersey+Short Rp. 578.000,-
Polygon Jersey+Short Rp. 420.000,-
Look Jersey Rp. 260.000,-
Sumber : Rodalink, Setiabudi Medan, data diolah.
Tabel 1.1 menunjukkan sebahagian produk-produk yang terdapat pada toko sepeda Rodalink berikut disertai merk dan harganya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah diuraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah gaya hidup dan harga
produkberpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan konsumen membeli produk pada Toko Sepeda Rodalink Setiabudi Medan?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
gaya hidup dan harga produk terhadap keputusan pembelian pada Toko Sepeda
Rodalink Setiabudi Medan.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan
(18)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan yang bersangkutan mengenai pengaruh gaya hidup dan harga produk terhadap keputusan konsumen melakukan pembelian produk di toko tersebut.
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai pengaruh gaya hidup dan harga produk terhadap keputusan konsumen melakukan pembelian produk di sebuah toko sepeda.
3. Bagi Peneliti Lanjutan
Referensi bagi peneliti selanjutnya sehingga dapat dijadikan perbandingan dalam melakukan pengembangan penelitian yang sama di masa yang akan datang.
(19)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Perilaku Konsumen
The American Marketing Association (Setiadi, 2005:3) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup meraka. Menurut definisi ini terdapat 3 (tiga) ide penting:
1. Perilaku konsumen adalah dinamis.
2. Ada keterlibatan antara afeksi dan kognisi, perilaku dan kejadian disekitarnya.
3. Melibatkan pertukaran.
Perilaku dinamis berarti bahwa perilaku seorang konsumen, kelompok
konsumen atau masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal
ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen. Demikian pula pada
pengembangan strategi pemasaran. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran
merupakan hal terakhir yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen yaitu
pertukaran diantara individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap
konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini menekankan pertukaran.
2.1.2 Gaya Hidup
Menurut Kasali (2002 : 91) Gaya Hidup mengacu pada suatu pola konsumsi yang mencerminkan pilihan seseorang terhadap berbagai hal serta bagaimana menghabiskan waktu dan uangnya.
(20)
Setiadi (2003 : 148) mendefinisikan gaya hidup secara luas sebagai cara hidup yang diidentifikasi oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam terhadap sesuatu. Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang ada dalam dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidup individu tersebut.
Menurut Simamora (2000 : 114-115) mengkategorikan gaya hidup menjadi dua bagian :
1. Gaya Hidup Normatif (normative life style)
Menggambarkan pengharapan cultural tersebut dibebankan kepada individu-individu oleh masyarakat mereka dan merajuk kepada system nilai ekonomi dan konsumen sebuah masyarakat. System nilai ini terdiri atas pengaruh system gabungan dari agama suatu masyarakat dan sikapnya tahap pembangunan ekonomi, hukum dan sebagainya.
2. Gaya Hidup Pribadi (personal life style)
Merujuk kepada keyakinan individu tentang aktivitas konsumen individu di dalam kultur atau sub kultur mereka. Hal-hal seperti perilaku berbelanja, kesadaran harga dan keterlibatan keluarga dan proses pembelian terwujud akibat dari gaya hidup pribadi, sikap psikologis pengalaman situasi sosial dan ekonomi yang spesifik, lingkungan fisik dan yang lainnya.
Menurut Kasali (2001 : 226-227), mengemukakan bahwa para peneliti pasar menganut pendekatan gaya hidup cenderung mengklasifikasikan konsumen berdasarkan variabel-variabel yaitu aktivitas, minat, dan pendapat (pandangan-pandangan).
Menurut Simamora (2000 : 114-115) gaya hidup mengukur aktivitas-aktivitas manusia dalam hal :
(21)
1. Bagaimana mereka menghabiskan waktunya.
2. Minat mereka, apa yang dianggap penting di sekitarnya.
3. Pandangan-pandangannya baik terhadap diri sendiri, maupun terhadap orang lain. 4. Karakter-karakter pasar seperti yang telah Mereka lalui dalam kehidupan, penghasilan,
pendidikan dan dimana Mereka tinggal.
Menurut Kasali (2001 : 226-227), Komponen-komponen segmentasi gaya hidup dalam bentuk aktifitas, interest dan opini dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Dimensi Gaya Hidup Menurut Kasali
AKTIVITAS INTEREST OPINI
Setelah bekerja Keluarga Diri mereka sendiri
Hobi Rumah Masalah-masalah sosial
Peristiwa Sosial Pekerjaan Politik
Liburan Komunitas Bisnis
Hiburan Rekreasi Ekonomi
Anggota Club Pakaian Pendidikan
Komunitas Makanan Produk
Belanja Media Masa depan
Olahraga Prestasi Budaya
Sumber : Rhenald Kasali (2001)
Menurut Setiadi (2003 : 148) gaya hidup secara luas sebagai cara hidup yang diidentifikasi oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan) apa dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan dunia sekitarnya (pendapat). Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan masyarakat lainnya, bahkan dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok masyarakat.
Menurut Sunarto (2003 : 103), gaya hidup atau lifestyle adalah pola seseorang untuk memahami kekuatan-kekuatan ini kita harus mengukur dimensi AIO utama konsumen aktivitas (pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, kegiatan social), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi), pendapat (mengenai diri mereka sendiri, masalah-masalah social, bisnis, produk).
(22)
1. Aktivitas adalah meminta kepada konsumen untuk mengidentifikasikan apa yang mereka lakukan, apa yang mereka beli dan bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka.
2. Minat adalah memfokuskan pada preferensi dan prioritas konsumen.
3. Opini adalah menyelidiki pandangan dan perasaan mengenai topik- topik peristiwa dunia, local, moral ekonomi dan social.
Gaya hidup mencakup sesuatu yang lebih dari sekedar kelas social ataupun kepribadian seseorang. Gaya hidup menampilkan pola prilaku seseorang dan interaksinya di dunia.
Dari definisi para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa gaya hidup adalah suatu trend yang selaras dengan kehidupan yang mereka anggap penting dalam lingkungannya serta mempengaruhi pola pikir serta tingkah laku mereka. Lamb, et all (2002 ; 293) segmentasi gaya hidup membagi orang kedalam kelompok-kelompok menurut cara mereka menghabiskan waktunya, dan hal-hal penting lainnya yang berada di sekitar mereka apa yang mereka percaya dan yakini, serta karakteristik sosial ekonomi seperti pendapatan dan pendidikan.
Klasifikasi gaya hidup berdasarkan tipologi values and lifestyle dari Stanford research internasional (Kotler & Armstrong, 2003 : 151 – 152) yaitu :
1. Actualizes : Orang dengan pendapat paling tinggi dengan demikian banyak sumber daya yang dapat mereka sertakan dalam salah satu atau semua orientasi diri.
2. Fulfilled : Profesional yang matang, bertanggung jawab, berpendidikan tinggi. Mereka berpendapat tinggi, tetapi termasuk konsumen yang praktis dan berorientasi pada nilai.
3. Believers: Konsumen konservatif, kehidupan mereka terpusat pada keluarga, agama, masyarakat dan bangsa.
(23)
4. Achievers: Orang yang sukses, berorientasi pada pekerjaan, konservatif dalam politik yang mendapatkan kepuasan dari pekerjaan dan keluarga mereka. Mereka menghargai otoritas dan status quo, serta dan menyukai produk dan jasa terkenal yang memamerkan sukses mereka.
5. Strivers : Orang dengan nilai-nilai yang serupa dengan achievers tetapi sumber daya ekonomi, sosial, dan psikologinya lebih sedikit
6. Experiences : konsumen yang berkeinginan besar untuk menyukai hal-hal yang baru 7. Makers : orang yang suka mempengaruhi lingkungan mereka dengan cara yang
praktis.
8. Strugglers : orang yang berpenghasilan paling rendah dan terlalu sedikit sumber dayanya untuk dimasukkan kedalam orientasi konsumen yang manapun dengan segala keterbatasannya, mereka cenderung menjadi konsumen yang loyal pada merek.
Menurut Setiadi (2003:152-153) gaya hidup yang berkembang di masyarakat merefleksikan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat itu sendiri. Untuk memahami bagaimana gaya hidup, sekelompok masyarakat diperlukan program atau instrumen untuk mengukur gaya hidup yang berkembang secara Internasional telah mengembangkan program untuk mengukur gaya hidup ditinjau dari aspek kultur yaitu:
1. Outer directed, merupakan gaya hidup konsumen yang jika dalam membeli suatu produk harus sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma tradisional yang telah terbentuk.
2. Inner direct, yaitu konsumen yang membeli produk untuk memiliki sesuatu dan tidak terlalu memikirkan norma-norma budaya yang berkembang.
3. Need driven, yaitu kelompok konsumen yang membeli sesuatu didasarkan atas kebutuhan dan bukan keinginan. Setiadi (2003 : 44) mengemukakan value and
(24)
lifestyle mengelompokkan manusia menurut bagaimana mereka menghabiskan waktu dan uang. Klasifikasi membagi konsumen ke dalam :
1. Pembeli berorientasi prinsip yang membeli berdasarkan pada pandangan mereka mengenai dunia.
2. Pembeli berorientasi status yang membeli berdasarkan pada tindakan dan opini orang lain.
3. Pembeli berorientasi tindakan yang dikendalikan oleh keinginan mereka dan aktivitas, variasi dan pengambilan resiko.
2.1.3 Harga
Menurut Stanton (Laksana, 2008:105) harga adalah jumlah uang
(kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh
beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya.
Berdasarkan definisi tersebut maka harga merupakan jumlah uang yang
diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian
maka suatu harga haruslah dihubungkan dengan bermacam–macam barang
dan/atau pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan sesuatu yaitu produk dan
jasa.
1. Tujuan penetapan harga
Tujuan dari ditetapkannya harga adalah:
1.
Maksimalisasi Keuntungan
Yaitu untuk mencapai maksimalisasi keuntungan.
2.
Penetapan Harga untuk Merebut Pangsa Pasar
(25)
Dengan harga yang rendah, maka pasar akan dikuasai, dengan syarat pasar
cukup sensitif dengan harga, biaya produksi dan distribusi turun jika
produksi naik, dan harga turun, pesaing sedikit.
3.
Harga awal produk baru
(Market skimming pricing)
Jika ada sekelompok pembeli yang bersedia membayar dengan harga
tinggi terhadap produk yang ditawarkan maka perusahaan akan
menetapkan harga yang tinggi walaupun kemudian harga tersebut akan
turun (memerah pasar), syaratnya cukup pembeli, perubahan biaya
distribusi lebih kecil dari perubahan pendapatan, harga naik tidak begitu
berbahaya terhadap pesaing, dan harga naik menimbulkan kesan produk
yang superior.
4.
Penetapan Laba untuk Pendapatan Maksimal
Penetapan harga yang tinggi untuk memperoleh
Revenue
yang cukup agar
uang kas cepat kembali.
5.
Penetapan Harga untuk Sasaran
Harga berdasarkan target penjualan dalam periode tertentu.
6.
Penetapan Harga untuk Promosi
Penetapan harga untuk suatu produk dengan maksud untuk mendorong
penjualan produk–produk lain. Penetapan harga ini dapat dilakukan
dengan dua macam yaitu penetapan harga untuk suatu produk agar pasar
mendorong penjualan produk yang lainnya dan penetapan harga yang
tinggi untuk suatu produk guna meningkatkan image tentang kualitas.
(26)
2. Faktor–faktor yang mempengaruhi harga
Faktor–faktor yang mempengaruhi harga meliputi:
1.
Demand for the product,
perusahaan perlu memperkirakan permintaan
terhadap produk yang merupakan langkah penting dalam penetapan harga
sebuah produk.
2.
Competitive reactions,
yaitu reaksi dari pesaing
3.
Use of creams-skimming pricing of penetration pricing,
yaitu
mempertimbangkan langkah-langkah yang perlu diambil pada saat
perusahaan memasuki pasar dengan harga yang tinggi atau dengan harga
yang rendah.
4.
Other parts of the marketing mix,
yaitu perusahaan perlu
mempertimbangkan kebijakan
marketing mix
(kebijakan produk, kebijakan
promosi dan saluran distribusi).
5.
Biaya untuk memproduksi atau membeli produk
6.
Product line pricing,
yaitu penetapan harga terhadap produk yang saling
berhubungan dalam biaya, permintaan maupun tingkat persaingan.
7.
Berhubungan dengan permintaan:
1)
Cross elasticity positive
(elastisitas silang yang positif)
,
yaitu kedua
macam produk merupakan barang substitusi atau barang pengganti.
2)
Cross elasticity negative
(elastisitas silang yang negatif), yaitu kedua
macam produk merupakan barang komplementer atau saling
berhubungan satu sama lain.
(27)
3)
Cross elasticity nol
(elastisitas silang yang nol), yaitu kedua macam
produk tidak saling berhubungan.
8. Berhubungan dengan biaya, penetapan harga dimana kedua macam produk
mempunyai hubungan dalam biaya.
9. Mengadakan penyesuaian harga:
1) Penurunan harga, dengan alasan kelebihan kapasitas, kemerosotan
pangsa pasar dan gerakan mengejar dominasi dengan biaya lebih rendah.
2) Mengadakan kenaikan harga, dengan alasan inflasi biaya yang terus
menerus dibidang ekonomi dan permintaan yang berlebihan.
2.1.4 Keputusan Pembelian
Menurut Durianto (2003:105) keputusan pembelian merupakan saat
konsumen membeli suatu produk pada waktu tertentu. Semua pengalaman mereka
dalam pembelajaran, memilih, menggunakan, dan bahkan menyingkirkan produk
(Kotler, 2009:184)
Proses psikologis dasar memainkan peranan penting dalam memahami
bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian mereka (Kotler,
2009:184). Ada 5 tahapan dalam proses pengambilan keputusan, yaitu:
1.
Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau
kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal. Dengan rangsangan
internal, salah satu dari kebutuhan normal seseorang seperti rasa lapar,
haus, seks atau kebutuhan bisa timbul dari rangsangan eksternal.
(28)
2.
Pencarian Informasi
Konsumen akan menjadi ledih reseptif terhadap informasi sebuah produk
yang akan dibelinya yaitu dengan cara mencari bahan bacaan, menelepon
teman, melakukan kegiatan
online
dan mengunjungi toko untuk
mempelajari produk tersebut.
3.
Evaluasi Alternatif
Konsumen memproses informasi tentang pilihan merek tersebut untuk
pengambilan keputusan akhir, yaitu keputusan pembelian.
4.
Keputusan Pembelian
Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antarmerek dalam
kumpulan pilihan dengan tujuan untuk membeli merek yang paling
disukai. Walaupun demikian, dua faktor berikut dapat mempengaruhi
tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang utama adalah sikap
orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif
pilihan seseorang akan tergantung pada intensitas sikap negatif orang lain
terhadap alternatif yang paling disukai konsumen dan motivasi konsumen
untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin tinggi intensitas sikap
orang lain tersebut akan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan
konsumen, maka semakin besar kemungkinan konsumen akan
menyesuaikan tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian dipengaruhi juga
oleh faktor-faktor keadaan yang tidak terduga. Konsumen membentuk
tujuan pembelian berdasarkan faktor–faktor seperti pendapatan keluarga
yang diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang
(29)
diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor keadaan
yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli.
5.
Perilaku Sesudah Membeli
Sesudah melakukan pembelian tehadap suatu produk, konsumen akan
mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga
akan terlibat dalam tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk
yang akan menarik minat pemasar.
2.2. Penelitian Terdahulu
Damanik (2008) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor Pribadi dan Faktor Psikologis Terhadap Proses Keputusan Konsumen Pada Gamestation Jl. Djamin Ginting Padang Bulan Medan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pribadi dan faktor psikologis secara bersama-sama berpengaruh terhadap proses keputusan konsumen pada Gamestation Jl. Djamin Ginting Padang Bulan Medan. Hasil ini dapat dilihat pada analisis regresi berganda dengan koefesien adjusted determinasi (R2) sebesar 31,6% yag berarti bahwa pengaruh faktor pribadi dan faktor psikologis terhadap proses keputusan konsumen sebesar 31,6% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
dan Persepsi terhadap Keputusan Pembelian Restaurant Nelayan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh mengetahui pengaruh aktivitas, minat, dan pendapat untuk keputusan konsumen Restaurant Nelayan. Penelitian ini dilakukan pada konsumen Nelayan Restaurant Sun Plaza Medan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, dan data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan daftar pertanyaan
(30)
menggunakan skala Likert pengukuran dan statistik diproses dengan SPSS for windows 18,00, yakni model uji t, uji F dan koefisien determinasi (R2). Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa layanan secara bersamaan, aktivitas, minat dan pendapat memiliki efek positif yang signifikan terhadap keputusan konsumen Restaurant Nelayan. Kegiatan variabel Sebagian terlihat adalah variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan konsumen Restaurant Nelayan. Nilai R Square = Disesuaikan 0,253, berarti faktor-faktor yang mempengaruhi 25,3% minat konsumen dapat dijelaskan oleh variabel independen (aktivitas, minat dan pendapat) sedangkan sisanya 74,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Hakim, Maulana (2001) dengan judul Pengaruh Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan Terhadap Preferensi Merek (Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan Terhadap Preferensi Merek (Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi). Tehnik pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel yang dipilih dengan kriteria tertentu. Metode analisis yang dipergunakan adalah metode analisis deskriptif, metode analisis statistik yang terdiri dari analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan simultan (Uji F) dan pengujian signifikan parsial (Uji t) dan pengujian koefisien determinasi (R2). Hasil penelitian ini menunjukkan Gaya Hidup dan Respon Atas Iklan Terhadap Preferensi Merek (Studi Pada Pengguna Sepeda Motor Yamaha di Perumahan Karyawan PTPN IV Pabatu, Tebing Tinggi) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan. Gaya Hidup (X1) merupakan variabel yang dominan dalam penelitian ini.
(31)
2.3. Kerangka Konseptual
Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Engel et. al
(1994: 3) adalah “Tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan
yang mendahului dan mengikuti tindakan ini”. Keputusan pembelian menurut
Semuel (2007) adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan
haruslah memiliki beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk membeli dapat
mengarah kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut
dilakukan.
Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas,
minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan
status sosialnya (Susanto, 2006).
Gaya hidup menunjukkan bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk image di mata orang lain. Perbedaan aktivitas, minat, maupun status sosial yang dimiliki seseorang, menjadikan gaya hidup yang dimiliki setiap orang berbeda-beda pula.
Menurut Stanton (Laksana, 2008:105) harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya.
Menurut Kotler (2009:184), Keputusan pembelian adalah semua
pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan, dan bahkan
menyingkirkan produk.
(32)
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan dapat disimpulkan bahwa gaya hidup dan harga dari produk mempengaruhi keputusan.
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Sumber : Kotler (2009:184), Laksana (2008:105), Susanto (2006), data diolah.
2.4. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: Gaya Hidup dan Harga Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Toko Sepeda Rodalink Setiabudi Medan.
Gaya Hidup (X1)
Harga (X2)
Keputusan Pembelian Sepeda dan perlengkapannya (Y)
(33)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif, yakni penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Ginting dan Situmorang, 2008:57). Penelitian asosiatif merupakan penelitian dengan tingkatan tertinggi dibanding penelitian deskriptif dan komparatif. Dengan penelitian asosiatif dapat dibangun suatu teori yang berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala/fenomena. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan asosiatif kausal yaitu ingin melihat apakah gaya hidup dan harga produk mempengaruhi keputusan pembelian pada Toko Sepeda Rodalink.
3.2. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada konsumen Toko Sepeda Rodalink jl. Setiabudi No 249 Medan. Waktu penelitian akan dilakukan sejak bulan Maret- April 2012
3.3. Batasan Operasional Variabel
1. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan variable bebas (X), yakni : 1) Gaya Hidup (X1)
2) Harga (X2)
(34)
3.4. Definisi Operasional Variabel
Definisi variabel akan memberikan atau menuntun arah peneliti untuk memenuhi unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel.
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang di teliti, yaitu: 1. Gaya Hidup(X1)
Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya. Berkenaan dengan ini bersepeda menjadi sebuah gaya hidup yang diminati saat ini.
2. Harga (X2)
Merupakan nilai yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk memperoleh produk.
3. Keputusan Pembelian (Y)
Keputusan pembelian merupakan saat konsumen membeli suatu produk pada waktu tertentu yang menggambarkan bagaimana konsumen mencari dan mempertimbangkan suatu keputusan untuk membeli produk, dimana ada enam indikator yang saling berinteraksi dan saling mendukung yang berakhir dengan pembelian. Indikator – indikator tersebut adalah :
1. Pengenalan Merek 2. Sikap konsumen 3. Kepercayaan konsumen 4. Niat beli
(35)
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Indikator Skala
Gaya Hidup (X1)
Perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya.
1. Menjelaskan aktivitas
(bersepeda sebagai gaya hidup)
2. Mengacu pada minat 3. Memunculkan opini
Likert
Harga (X2)
Nilai yang harus
dikeluarkan oleh
konsumen untuk
memperoleh
produk
1. Kesesuaian harga dengan kualitas
2. Harga standart 3. Penetapan harga jual
Likert Keputusan Pembelian (Y) Keputusan pembelian merupakan saat konsumen membeli suatu produk pada waktu tertentu yang menggambarkan bagaimana konsumen mencari dan mempertimbangkan suatu keputusan untuk membeli produk.
1. Pengenalan Merek 2. Sikap konsumen 3. Kepercayaan konsumen 4. Niat beli
5. Pembelian nyata
Likert
Sumber : Laksana (2008:105), Susanto (2006), Kotler (2003), data diolah
3.5. Skala Pengukuran Variabel
Variabel faktor-faktor yang meliputi kualitas, merek, harga, dan promosi diukur dengan menggunakan skala likert. Dengan skala likert maka variabel yang diukur akan dijabarkan dalam indikator yang kemudian indikator tersebut dijadikan item-item instrumen yang berupa pernyataan (Sugiyono, 2003:86). Peneliti memberikan 5 (lima)
(36)
alternatif jawaban kepada responden, maka skala yang digunakan 1 sampai 5, bobot pemetaan dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert
No Pertanyaan Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Kurang Setuju (KS) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugiyono (2006:86)
3.6. Populasi Dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2004:72). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah berkunjung ke Toko Sepeda Rodalink Setiabudi pada rentan waktu bulan Maret sampai dengan April.
2. Sampel
Dalam penelitian ini, sampel diambil dengan rancangan sampel nonprobabilitas dengan teknik pengambilan accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan ditemui oleh peneliti dan memiliki kriteria yang sudah pernah berkunjung ke toko sepeda Rodalink minimal satu kali pembelian.
Dan yang dijadikan sampel dalam penelitian adalah 100 orang. Dalam penelitian ini kriteria pemilihan sampel adalah konsumen yang telah melakukan pembelian di Toko Sepeda Rodalink.
(37)
3.7. Jenis Data
Penelitian menggunakan sumber data berikut yaitu :
1. Data Primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan kuesioner kepada responden terpilih yang berisikan pertanyaan mengenai variabel penelitian. Dalam hal ini peneliti memperolehnya dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan langsung kepada Konsumen Toko Sepeda Rodalink. 2. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan
mempelajari berbagai tulisan, majalah, informasi dunia usaha, maupun internet yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan.
3.8. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik antara lain :
1. Kuesioner
Peneliti menyebarkan daftar pertanyaan kepada konsumen Toko Sepeda Rodalink yang dijumpai di tempat langsung maupun diluar area toko yang menjadi sampel atau responden dalam penelitian ini.
2. Wawancara
Peneliti melakukan komunikasi langsung dengan responden pada lokasi penelitian dengan mengajukan pertanyaan secara lisan untuk mendapatkan informasi.
3. Studi Pustaka
Peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan buku – buku literature yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
(38)
3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu skala pengukur dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Situmorang dkk., 2010:69). Uji validitas ini dilakukan kepada 30 responden diluar dari pada sampel dan dilakukan pada event Funbike Mingguan yang berlokasi di Jl Sudirman, di depan Rumah Gubernur Sumatera Utara . Pengambil sampel valid diutamakan kepada yang telah pernah melakukan pembelian di Rodalink. Metode yang digunakan adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi atau r hitung dari variabel penelitian dengan nilai rtabel. Pengujian validitas dan reliabilitas
dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS (Statistical Package for The Social Sciens) 17.0 for windows.
Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian validitas data instrumen adalah sebagai berikut:
1. Jika nilai rhitung > rtabel maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.
2. Jika nilai rhitung < rtabel maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan diandalkan (Situmorang dkk., 2010:72). Pernyataan yang telah dinyatakan valid dalam uji validitas maka akan ditentukan realibilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika nilai ralpha positif > dari rtabel maka kuesioner penelitian dinyatakan reliabel.
2. Jika nilai ralpha negatif < dari rtabel maka kuesioner penelitian dinyatakan tidak
(39)
3.10. Teknis Analisis
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah : 3.10.1. Metode Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan dengan mengadakan pengumpulan data dan penganalisaan data yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat seta hubungan antar fenomena yang diteliti.
3.10.2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis linear berganda, agar dapat perkiraan yang tidak biasa maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yakni :
1. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal (Situmorang dkk., 2010:91). Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan histogram, grafik dan kolmogrov-smirnov dengan menggunakan tingkat signifikan 5%.
2. Uji Homoskedastisitas dan Uji Heteroskedastisitas
Uji homoskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup tersebut. Jika varians sama dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas, sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas (Situmorang dkk.,2010:98).
(40)
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan grafik dan statistik melalui uji glejser dengan menggunakan tingkat signifikan 5%.
3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam regresi. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai
Tolerence dan VIF (Varians Inflation Factors) melalui program SPSS.
Kriteria yang dipakai adalah apabila nilai Tolerence > 0,1 atau nilai VIF
< 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang dkk., 2010:136). 3.10.3. Metode Analisis Regresi Linear Berganda
Metode analisis regresi linear berganda yang digunakan oleh peneliti adalah untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel (kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati, bentuk fisik) dan kepercayaan terhadap variabel terikat (kepuasan pelanggan). Untuk mempeoleh hasil yang lebih terarah, peneliti menggunakan bantuan SPSS 17.0 for windows. Menurut Sugiyono (2003:204) model Regresi Linear Berganda yang digunakan adalah :
Y
= a + b
1X
1+ b
2X
2+ e
Keterangan:
Y
=
Keputusan pembelian
a
=
Konstanta
X
1=
Variabel Gaya Hidup
X
2=
Variabel Harga
(41)
Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistic apabila nilai
uji statistic berada dalam daerah kitis (daerah dimana H
Oditolak). Sebaliknya,
disebut tidak signifikan bila nilai uji statistik berada dalam daerah dimana H
Oditerima. Dalam analisis regresi linear berganda ada 3 jenis criteria ketepatan
yaitu :
1. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Uji-F pada dasarnya menunjukkan apakah semua vaiabel yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.
Ho : b1 = b2 = 0
Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari vaiabel bebas (X1, X2) yaitu berupa variabel Gaya Hidup dan Hargaterhadap keputusan
pembelian yaitu variabel terikat (Y). H1 : b1 ≠ b2 ≠ 0
Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2) yaitu berupa variabel Gaya Hidup dan Hargaterhadap keputusan
pembelian yaitu variabel terikat (Y). Kriteria Pengambilan Keputusan:
Ho diterima apabila t hitung < t tabel pada α = 5 %
Ha diterima apabila t hitung > t tabelpada α = 5 %
2. Uji Signifikan Parsial (Uji – t)
Uji t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya sebagai berikut :
(42)
Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2) yaitu berupa variabel Gaya Hidup dan Harga terhadap keputusan
pembelian yaitu variabel terikat (Y). H1 : b1 ≠ 0
Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas(X1, X2) yaitu berupa variabel Gaya Hidup dan Harga terhadap keputusan
pembelian yaitu variabel terikat (Y). Kriteria Pengambilan Keputusan:
Ho diterima apabila t hitung < t tabel pada α = 5 %
H1 diterima apabila t hitung > t tabelpada α = 5 %
3. Uji Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2) adalah besar terhadap variabel
terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang
digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh pada variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
(43)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan
Rodalink adalah jaringan outlet sepeda modern di Asia Tenggara yang
menyediakan secara lengkap sepeda, parts dan aksesorisnya.
Berdiri pada tahun 1997, Rodalink sudah menetapkan diri dan fokus untuk
secara konsisten melayani kebutuhan konsumen akan segala hal yang berkaitan
dengan olah raga sepeda dengan mengutamakan kualitas dan keaslian produk
dengan didukung oleh sistem manajemen yang baik dan pengetahuan teknis yang
kuat.
4.1.2 Deskripsi Perusahaan
Rodalink memiliki misi untuk menjadi Jaringan (chainstore) Outlet Sepeda
modern terbaik dengan pilihan produk yang lengkap dan berkualitas dengan harga
yang terpercaya dan kompetitif, pelayanan yang profesional, dan perbaikan
berkesinambungan untuk mengembangkan outlet sepeda yang nyaman bagi
konsumen.
Rodalink saat ini telah memiliki 47 outlet, termasuk 5 di Singapura dan 5
di Malaysia, dan di tahun 2012 ini outlet Rodalink akan terus dikembangkan
untuk meningkatkan pangsa pasar Rodalink di penyediaan sepeda dan
produk-produk yang berhubungan dengan sepeda.
Konsep Outlet Sepeda Modern yang dikembangkan oleh Rodalink
memiliki filosofi "One Stop Shopping Center for Bicycle" yang bertujuan untuk
(44)
memuaskan dan memenuhi kebutuhan bersepeda konsumen. Setiap produk yang
disediakan di Rodalink dijamin bergaransi, bahkan untuk setiap produk sepeda
yang dibeli di Rodalink akan mendapatkan Gratis Service sebanyak 3 kali yang
berlaku untuk 1 tahun sejak tanggal pembelian. Hal ini menjadikan Rodalink
sebagai pilihan belanja terbaik masa kini dan masa depan bagi konsumen yang
mengedepankan pelayanan dan kualitas terbaik.
Sebagai jaringan outlet sepeda di Asia Tenggara, Rodalink saat ini telah memiliki 38 outlet yang tersebar dibeberapa kota di Indonesia. Seiring dengan perkembangan pasar, tahun ini Rodalink direncanakan untuk menambah beberapa outlet lagi agar lebih dekat ke konsumen.
4.1.3 Jenis Produk Perusahaan 1. Sepeda
Ashpalt - Commuter
Ashpalt, BMX Freestyle, BMX Hi-Grade Pro Freestyle, DJ – Slopestyle, DJ – Trail, Lereng, Freeride
Anak-anak
Anak-anak MTB 20, Anak-anak MTB 24, Anak Sanrio Seri
Gunung HT
MTB hardtail - XC Ras, MTB Kendali susp - Mountain Semua, MTB Kendali susp – Downhill, MTB Kendali susp – Freeride, MTB Kendali susp – Trail, MTB Kendali susp – XC, MTB hardtail - Langsung Dirt, MTB hardtail - Langsung Dirt, MTB
hardtail - Wanita XC, MTB hardtail – XC, MTB hardtail.
Jalan
Flat Road Bar, Road Race, Triathlon, Perkotaan, Perkotaan Kota, Perkotaan Cruizer, Perkotaan fixie, Folding Perkotaan, Perkotaan Hybrid, Perkotaan Tandem.
(45)
2. Peralatan dan sparepart pendukung
Rem, Cassete Sproket, Rantai, Crankset, Garpu, Bingkai, Depan derailleur, Handle Stem, Stang, Hub, Pedal, Rear derailleur, Pelana, Kursi Posting, Shifter, Ban,Wheel Set.
3. Aksesoris
Babyseat, Tas, Bells, Sepeda Penutup, Tubuh Protector, Botol & Kandang, Minyak rem, Sarung tangan Kendali Finger, Sarung tangan Half Finger, Handle Grip, Kepala Pakaian, Helm, Lighting,
4.1.4 Lokasi dan Foto Perusahaan
Jl. Setiabudi No. 249 Telp. 061 - 822 7552
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software
(46)
4.2.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriteria sebagai berikut :
a.
Jika r
hitung> r
tabelmaka pertanyaan dinyatakan valid.
b.
Jika r
hitung< r
tabelmaka pertanyaan dinyatakan tidak valid.
c.
Nilai r
hitungdapat dilihat pada kolom
corrected item total correlation.
Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 responden diluar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai r tabel dengan ketentuan df = jumlah kasus = 30 dan(47)
Tabel 4.1 Uji Validitas I
Pernyataan r hitung r tabel Validitas
Butir 1 0.634 0.361 Valid
Butir 2 0.555 0.361 Valid
Butir 3 0.717 0.361 Valid
Butir 4 0.500 0.361 Valid
Butir 5 0.443 0.361 Valid
Butir 6 0.561 0.361 Valid
Butir 7 0.634 0.361 Valid
Butir 8 0.583 0.361 Valid
Butir 9 0.626 0.361 Valid
Butir 10 0.700 0.361 Valid
Butir 11 0.581 0.361 Valid
Butir 12 0.584 0.361 Valid
Butir 13 0.692 0.361 Valid
Butir 14 0.740 0.361 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 17.0 (2012)
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa butir pertanyaan 1-14 valid karena r hitung > r tabel.
Yang dapat dilihat dari r hitung pada corrected item total corelation yang pada keseluruhan
butir lebih besar dari r table (0,361). Dengan demikian, pengujian dapat dilanjutkan pada
tahap pengujian reliabilitas. 4.2.2 Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali dan Koncoro (dalam Ginting dan Situmorang, 2008:179) butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:
1.
Menurut Ghozali jika nilai Cronbach's Alpha > 0.60 maka pertanyaan reliabel.(48)
Tabel 4.2 Uji Reliabilitas
r alpha / Cranbach alpha Jumlah Pernyataan
0.907 14
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 (2012)
Pada Tabel 4.2 terlihat bahwa nilai Cronbach’s alpha 0.907>0.60 dan 0.907>0.80 maka ke-14 pernyataan dinyatakan reliabel dengan kriteria tersebut.
4.2.3 Analisis Deskriptif Variabel
Kuesioner yang dilakukan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert untuk menanyakan tanggapan pelanggan atas pengaruh gaya hidup dan harga produk terhadap keputusan mereka membeli di Rodalink.
a. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Gaya Hidup Tabel 4.3
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Gaya Hidup
Indikator Penelitian (Pernyataan)
Frekuensi Pendapat Responden (%)
Total (%)
No Skor : 5
SS
Skor : 4 S
Skor : 3 KS
Skor : 2 TS
Skor : 1 STS
N % N % N % N % N % N %
1 Bersepeda sebagai aktivitas di waktu luang saya
8 8 78 78 14 14 0 0 0 0 100 100
2 Bersepeda sudah
menjadi gaya hidup bagi saya
10 10 84 84 4 4 2 2 0 0
100 100
3 Produk-produk Rodalink memberikan saya ketertarikan tersendiri dibanding produk lain
5 5 66 66 27 27 2 2 0 0 100 100
4 Saya berusaha untuk mengajak lebih banyak lagi orang-orang untuk menjadikan bersepeda menjadi gaya hidup
(49)
5 Bersepeda telah menjadi refleksi bersosialisasi dengan banyak orang di era modern sekarang
30 30 60 60 9 9 1 1 0 0 100 100
Sumber: Data Primer dengan pengolahan SPSS 17.0 (2012)
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 100 orang responden untuk variabel Gaya Hidup pada Tabel 4.3 yaitu:
Dapat diketahui bahwa pernyataan 2 (Bersepeda sudah menjadi gaya hidup bagi saya) memiliki jumlah frekuensi terbesar yang menyatakan setuju yaitu 94 orang, dengan rincian 10% menyatakan sangat setuju dan 84% menyatakan setuju.
Pada pernyataan 1 (Bersepeda sebagai aktivitas diwaktu luang saya) memiliki frekuensi terbesar kedua menyatakan setuju yaitu sebanyak 86 orang, dengan rincian 8% menyatakan sangat setuju dan orang 78% menyatakan setuju.
Terdapat ketidaksetujuan dari respoden terhadap pernyataan-pernyataan pada variabel gaya hidup tetapi angkanya relatif kecil yaitu pada pernyataan 2 (Bersepeda sudah menjadi gaya hidup bagi saya) dan pernyataan 3 (Produk-produk Rodalink memberikan saya ketertarikan tersendiri dibanding produk lain) dengan rincian masing-masing hanya 2% disetiap pernyataan dari keseluruhan responden yang berjumlah 100 orang.
Berdasarkan hasil tabulasi yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa responden secara dominan menyatakan setuju bahwa di zaman sekarang ini aktivitas bersepeda telah menjadi gaya hidup yang sudah dirasakan oleh mereka para respoden dari berbagai kalangan usia maupun pekerjaan. Dapat diketahui juga bahwa secara dominan responden selalu mengisi aktivitas waktu luang mereka dengan bersepeda, hal ini dirasa wajar karena bersepeda dianggap sebagai sarana yang dapat menggabungkan ativitas berolahrag dan refreshing yang efektif bagi masyarakat di era modern seperti saat ini.
(50)
b. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga Produk Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga Produk
Indikator Penelitian (Pernyataan)
Frekuensi Pendapat Responden (%)
Total (%) No
Skor : 5 SS
Skor : 4 S
Skor : 3 KS
Skor : 2 TS
Skor : 1 STS
N % N % N % N % N % N %
6 Harga yang ditawarkan Rodalink sesuai dengan kualitas produk yang saya rasakan
32 32 61 61 5 5 2 2 0 0 100 100
7 Harga produk yang terdapat di Rodalink sesuai dengan kemampuan materi saya
8 8 78 78 14 14 0 0 0 0 100 100
8 Harga produk yang terdapat di Rodalink relatif
terjangkau dibanding dengan toko sepeda lainnya
22 22 66 66 9 9 3 3 0 0 100 100
9
Harga produk yang
terdapat di Rodalink
sesuai dengan manfaat
yang saya rasakan
22 22 64 64 12 12 2 2 0 0 100 100
Sumber: Data Primer dengan pengolahan SPSS 17.0 (2012)
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 100 orang responden untuk variabel Harga Produk pada Tabel 4.4 yaitu:
Dapat diketahui bahwa frekuensi terbesar pernyataan setuju terdapat pada pernyataan 6 (Harga produk yang ditawarkan Rodalink sesuai dengan kualitas produk yang saya rasakan dengan rincian 32% menyatakan sangat setuju dan 61% menyatakan setuju.
Pada pernyataan (Harga produk yang terdapat di Rodalink relatif terjangkau dibanding dengan toko sepeda lainnya) memiliki jumlah responden dengan jawaban setuju terbanyak kedua dengan rincian 22% menyatakan sangat setuju dan 66% menyatakan setuju.
(51)
Dari hasil tabulasi yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa mayoritas responden melakukan pembelian atas dasar mutu dan kualitas yang selalu dijaga oleh Rodalink terhadap produk-produk yang dijual, disamping itu pertimbangan perbandingan harga yang relatif lebih ekonomis ketimbang toko sepeda sejenis membuat para responden lebih memilih melakukan pembelian ke toko sepeda Rodalink.
c Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Keputusan Membeli Tabel 4.5
Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Nilai Keputusan Membeli
Indikator Penelitian (Pernyataan)
Frekuensi Pendapat Responden (%)
Total (%)
No Skor : 5
SS
Skor : 4 S
Skor : 3 KS
Skor : 2 TS
Skor : 1 STS
N % N % N % N % N % N %
10 Informasi tentang produk yang terdapat di Rodalink mudah didapat
15 15 34 34 46 46 5 5 0 0 100 100
11 Saya merasa
membutuhkan produk Rodalink karena memiliki spesifikasi yang
berkualitas
32 32 61 61 5 5 2 2 0 0 100 100
12 Produk-produk yang ada di Rodalink lebih
berkualitas dibanding toko sepeda lain
16 16 69 69 14 14 1 1 0 0 100 100
13 Saya memutuskan
membeli di toko Rodalink karena memiliki banyak produk yang terkenal
8 8 52 52 38 38 2 2 0 0 100 100
14 Produk Rodalink memberikan kepuasan bagi saya.
8 8 56 56 30 30 6 6 0 0 100 100
Sumber: Data Primer dengan pengolahan SPSS 17.0 (2012)
Hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 100 orang responden untuk variabel Keputusan Membeli pada Tabel 4.5 yaitu:
(52)
Pernyataan 11 (Saya merasa membutuhkan produk Rodalink karena memiliki spesifikasi yang berkualitas) memiliki frekuensi pernyataan setuju paling dominan diantara pernyataan lain yang terdapat dalam variabel keputusan membeli yaitu 93% menyatakan setuju dengan rincian 32% menyatakan sangat setuju dan 61% menyatakan setuju. Disamping itu pernyataan lain yang dengan dominan dipilih secara positif oleh para responden ada pernyataan 12 (Produk yang terdapat pada Rodalink lebih berkualitas dibanding toko sepeda lain) yaitu dengan persentase 85% pernyataan setuju dari keseluruhan responden, dengan rincian 69% menyatakan sikap setujunya dan 16% menyatakan sangat setuju.
Dengan hasil tabulasi diatas dapat disimpulkan bahwa keinginan responden secara dominan terhadap keputusan membeli di Rodalink sangat besar, hal ini didorong oleh pernyataan kedua terbesar yaitu bahwa produk-produk yang ada di toko Rodalink ini lebih memiliki kualitas yang baik ketimbang toko sepeda lain.
4.2.4 Analisis Statistik 1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin menguji apakah dalam model regresi distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan Kolmogorv-Smirnov.
1. Pendekatan Grafik
Salah satu cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat grafik histogram dan grafik normal plot yang membandingkan antara dua observasi dengan distribusi yang
(53)
mendekati distribusi normal. Hasil dari output SPSS terlihat seperti Gambar 4.2 dan Gambar 4.3:
Gambar .4.2 Grafik P-P Plot
Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 17.0
Gambar .4.3 Histogram Normalitas
Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 17.0
Pada Gambar 4.2 data berdistribusi normal ini dapat dilihat pada scatter plot terlihat titik yang mengikuti data disepanjang garis diagonal, sedangkan pada Gambar 4.3 dapat diketahui bahwa variabel berdistribusi normal, hal ini ditunjukkan oleh gambar tersebut, di mana tidak menceng ke kiri atau ke kanan.
(54)
2. Analisis Kolmogorov-Smirnov
Uji normalitas dengan grafik bisa saja terlihat berdistribusi normal, padahal secara statistik tidak berdistribusi normal. Berikut ini pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik non-parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S).
Tabel 4.6
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sumber: Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 17.0 (2012)
Berdasarkan Tabel 4.6, terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0.784, ini berarti nilainya di atas nilai signifikan 5% (0.05). dengan kata lain variabel tersebut berdistribusi normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.51772100
Most Extreme Differences Absolute .066
Positive .060
Negative -.066
Kolmogorov-Smirnov Z .655
(55)
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain. Jika
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas, yaitu:
1. Metode Grafik
Dasar analisis adalah tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
Gambar 4.4
Scatterplot Heteroskedastisitas
(56)
Berdasarkan Gambar 4.4 dapat terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka berdasarkan metode grafik tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
2. Uji Glejser
Tabel 4.7 Uji Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.609 1.784 -.902 .369
Gaya Hidup .718 .141 .521 5.079 .000
Harga .456 .149 .314 3.064 .003
a. Dependent Variable: Keputusan
Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 17.0 (2012)
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa tidak satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolute Ut (absut). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Berikut ini disajikan cara mendeteksi multikolinierritas dengan menganalisis matrik korelasi antar variabel independen dan perhitungan nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).
(57)
Tabel 4.8 Multikolinieritas
Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 17.0 (2012)
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa:
a.
Nilai VIF dari gaya hidup dan harga
lebih kecil atau di bawah 5 (VIF < 5),
ini berarti tidak terkena multikolinieritas antara variabel independen dalam
model regresi.
b.
Nilai
Tolerance
gaya hidup dan harga
lebih
lebih besar dari 0.1, ini berarti
tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen dalam model
regresi.
1.
Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda dilakukan dengan bantuan SPSS 17.0
dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yang
terdiri dari gaya hidup dan harga produk terhadap variabel terikat yaitu keputusan
membeli (Y). Model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Y = a + b
1X
1+ b
2X
2+ e
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1.609 1.784 -.902 .369
Gaya Hidup .718 .141 .521 5.079 .000 .362 2.763
Harga .456 .149 .314 3.064 .003 .362 2.763
(58)
Penjelasan dari hasil pengolahan SPSS akan ditunjukkan pada Tabel 4.10
berikut ini:
Tabel 4.9 Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.609 1.784 -.902 .369
Gaya Hidup .718 .141 .521 5.079 .000
Harga .456 .149 .314 3.064 .003
a. Dependent Variable: Keputusan membeli
Sumber : Hasil pengolahan data primer (kuesioner) dengan SPSS 17.0 (2012)
Berdasarkan hasil pengolahan data seperti terlihat pada Tabel 4.9 pada kolom kedua (Unstandartrized coeficient) bagian B pada baris pertama diperoleh model persamaan regresi linier bergandanya adalah :
Y = 1,609 +0,718X1 + 0,456X2 + e
Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
a.
Konstanta (a) = 1,609
. Ini mempunyai arti bahwa variabel gaya hidup
dan harga dianggap konstan maka tingkat variabel keputusan membeli
(Y) sebesar 1,609.
b.
Koefisien X
1(b
1) = 0,718
. Variabel gaya hidup terhadap keputusan
membeli dengan koefisien regresi sebesar 0,718. Ini mempunyai arti
bahwa setiap terjadi kenaikan variabel gaya hidup
sebesar 1 satuan,
maka keputusan membeli produk-produk yang terdapat di Rodalink
akan naik sebesar 0,718.
(59)
c.
Koefisien X
2(b
2) = 0,456
Variabel harga
terhadap keputusan membeli
dengan koefisien regresi sebesar 0,456. Ini mempunyai arti bahwa
setiap terjadi kenaikan variabel harga
sebesar 1 satuan, maka keputusan
membeli produk-produk yg terdapat di Rodalink akan naik sebesar
0,456.
3. Pengujian Hipotesis
a. Uji - F (Uji Serentak)Uji F (uji serentak) dilakukan untuk melihat secara bersama-sama
pengaruh atau hubungan positif dan signifikan variabel bebas (X
1,
X
2) berupa
gaya hidup dan harga terhadap variabel terikat (Y) berupa keputusan membeli
produk-produk yg terdapat di Rodalink.
Model hipotesis yang digunakan dalam Uji F ini adalah sebagai berikut:
H
0: b
1= b
2 =0, Artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan
signifikan dari variabel bebas (X
1,
X
2) berupa gaya hidup dan harga terhadap
variabel terikat (Y).
H
0: b
1≠ b
2≠ b
3≠
0, Artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan dari variabel bebas (X
1,
X
2) berupa gaya hidup dan harga
terhadap
variabel terikat (Y).
Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas
pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut:
df (pembilang) = k-1
df (penyebut) = n-k
Keterangan:
(1)
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 13.1349 24.1605 19.1400 1.98478 100
Residual -4.18110 3.86509 .00000 1.51772 100
Std. Predicted Value -3.026 2.530 .000 1.000 100
Std. Residual -2.727 2.521 .000 .990 100
a. Dependent Variable: keputusan membeli
(2)
One-Sample
Kolmogorov-Smirnov
Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.51772100
Most Extreme Differences Absolute .066
Positive .060
Negative -.066
Kolmogorov-Smirnov Z .655
(3)
c Uji Heteroskedastisitas
Variables Entered/Removed
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 Harga, Gaya
Hidupa
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .794a .631 .623 1.53329 1.972
a. Predictors: (Constant), Harga, Gaya Hidup b. Dependent Variable: Keputusan
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 389.996 2 194.998 82.944 .000a
Residual 228.044 97 2.351
(4)
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -1.609 1.784 -.902 .369
Gaya Hidup .718 .141 .521 5.079 .000
Harga .456 .149 .314 3.064 .003
a. Dependent Variable: Keputusan
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 13.1349 24.1605 19.1400 1.98478 100
Std. Predicted Value -3.026 2.530 .000 1.000 100
Standard Error of Predicted Value
.167 .602 .247 .098 100
Adjusted Predicted Value 12.6935 24.0617 19.1402 1.99237 100
Residual -4.18110 3.86509 .00000 1.51772 100
Std. Residual -2.727 2.521 .000 .990 100
Stud. Residual -2.748 2.661 .000 1.004 100
Deleted Residual -4.24687 4.30650 -.00020 1.56216 100
Stud. Deleted Residual -2.847 2.749 .000 1.016 100
Mahal. Distance .183 14.253 1.980 2.736 100
Cook's Distance .000 .270 .010 .028 100
Centered Leverage Value .002 .144 .020 .028 100
(5)
(6)
d.
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -1.609 1.784 -.902 .369
Gaya Hidup .456 .149 .314 3.064 .003 .362 2.763
Harga .718 .141 .521 5.079 .000 .362 2.763
a. Dependent Variable: Keputusan
Coefficient Correlationsa
Model Harga Gaya Hidup
1 Correlations Harga 1.000 -.799
Gaya Hidup -.799 1.000
Covariances Harga .020 -.017
Gaya Hidup -.017 .022
a. Dependent Variable: Keputusan
Collinearity Diagnosticsa
Model
Dimensi
on Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) Gaya Hidup Harga
1 1 2.992 1.000 .00 .00 .00
2 .006 21.902 .71 .01 .26
3 .002 41.544 .29 .99 .74