BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Uraian Teoritis 2.1.1 Perilaku Konsumen
The American Marketing Association Setiadi, 2005:3 mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku lingkungannya
dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup meraka. Menurut definisi ini terdapat 3 tiga ide penting:
1. Perilaku konsumen adalah dinamis. 2. Ada keterlibatan antara afeksi dan kognisi, perilaku dan kejadian disekitarnya.
3. Melibatkan pertukaran. Perilaku dinamis berarti bahwa perilaku seorang konsumen, kelompok
konsumen atau masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi perilaku konsumen. Demikian pula pada
pengembangan strategi pemasaran. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran merupakan hal terakhir yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen yaitu
pertukaran diantara individu. Hal ini membuat definisi perilaku konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini menekankan pertukaran.
2.1.2 Gaya Hidup
Menurut Kasali 2002 : 91 Gaya Hidup mengacu pada suatu pola konsumsi yang mencerminkan pilihan seseorang terhadap berbagai hal serta bagaimana
menghabiskan waktu dan uangnya.
Universitas Sumatera Utara
Setiadi 2003 : 148 mendefinisikan gaya hidup secara luas sebagai cara hidup yang diidentifikasi oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka aktivitas apa
yang mereka anggap penting dalam terhadap sesuatu. Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang ada dalam dirinya, dan selanjutnya
akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidup individu tersebut. Menurut Simamora 2000 : 114-115 mengkategorikan gaya hidup menjadi dua
bagian : 1.
Gaya Hidup Normatif normative life style Menggambarkan pengharapan cultural tersebut dibebankan kepada individu-
individu oleh masyarakat mereka dan merajuk kepada system nilai ekonomi dan konsumen sebuah masyarakat. System nilai ini terdiri atas pengaruh system gabungan
dari agama suatu masyarakat dan sikapnya tahap pembangunan ekonomi, hukum dan sebagainya.
2. Gaya Hidup Pribadi personal life style
Merujuk kepada keyakinan individu tentang aktivitas konsumen individu di dalam kultur atau sub kultur mereka. Hal-hal seperti perilaku berbelanja, kesadaran
harga dan keterlibatan keluarga dan proses pembelian terwujud akibat dari gaya hidup pribadi, sikap psikologis pengalaman situasi sosial dan ekonomi yang spesifik,
lingkungan fisik dan yang lainnya. Menurut Kasali 2001 : 226-227, mengemukakan bahwa para peneliti pasar
menganut pendekatan gaya hidup cenderung mengklasifikasikan konsumen berdasarkan variabel-variabel yaitu aktivitas, minat, dan pendapat pandangan-
pandangan. Menurut Simamora 2000 : 114-115 gaya hidup mengukur aktivitas-aktivitas
manusia dalam hal :
Universitas Sumatera Utara
1. Bagaimana mereka menghabiskan waktunya. 2. Minat mereka, apa yang dianggap penting di sekitarnya.
3. Pandangan-pandangannya baik terhadap diri sendiri, maupun terhadap orang lain. 4. Karakter-karakter pasar seperti yang telah Mereka lalui dalam kehidupan, penghasilan,
pendidikan dan dimana Mereka tinggal. Menurut Kasali 2001 : 226-227, Komponen-komponen segmentasi gaya hidup
dalam bentuk aktifitas, interest dan opini dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Dimensi Gaya Hidup Menurut Kasali
AKTIVITAS INTEREST
OPINI
Setelah bekerja Keluarga
Diri mereka sendiri Hobi
Rumah Masalah-masalah sosial
Peristiwa Sosial Pekerjaan
Politik Liburan
Komunitas Bisnis
Hiburan Rekreasi
Ekonomi Anggota Club
Pakaian Pendidikan
Komunitas Makanan
Produk Belanja
Media Masa depan
Olahraga Prestasi
Budaya
Sumber : Rhenald Kasali 2001
Menurut Setiadi 2003 : 148 gaya hidup secara luas sebagai cara hidup yang diidentifikasi oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka aktivitas apa yang
mereka anggap penting dalam lingkungannya ketertarikan apa dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan dunia sekitarnya pendapat. Gaya hidup suatu
masyarakat akan berbeda dengan masyarakat lainnya, bahkan dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok masyarakat.
Menurut Sunarto 2003 : 103, gaya hidup atau lifestyle adalah pola seseorang untuk memahami kekuatan-kekuatan ini kita harus mengukur dimensi AIO utama
konsumen aktivitas pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, kegiatan social, minat makanan, mode, keluarga, rekreasi, pendapat mengenai diri mereka sendiri, masalah-masalah
social, bisnis, produk.
Universitas Sumatera Utara
1. Aktivitas adalah meminta kepada konsumen untuk mengidentifikasikan apa yang
mereka lakukan, apa yang mereka beli dan bagaimana mereka menghabiskan waktu mereka.
2. Minat adalah memfokuskan pada preferensi dan prioritas konsumen.
3. Opini adalah menyelidiki pandangan dan perasaan mengenai topik-
topik peristiwa dunia, local, moral ekonomi dan social.
Gaya hidup mencakup sesuatu yang lebih dari sekedar kelas social ataupun kepribadian seseorang. Gaya hidup menampilkan pola prilaku seseorang dan interaksinya
di dunia. Dari definisi para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa gaya hidup
adalah suatu trend yang selaras dengan kehidupan yang mereka anggap penting dalam lingkungannya serta mempengaruhi pola pikir serta tingkah laku mereka. Lamb, et all
2002 ; 293 segmentasi gaya hidup membagi orang kedalam kelompok-kelompok menurut cara mereka menghabiskan waktunya, dan hal-hal penting lainnya yang berada
di sekitar mereka apa yang mereka percaya dan yakini, serta karakteristik sosial ekonomi seperti pendapatan dan pendidikan.
Klasifikasi gaya hidup berdasarkan tipologi values and lifestyle dari Stanford research internasional Kotler Armstrong, 2003 : 151 – 152 yaitu :
1. Actualizes : Orang dengan pendapat paling tinggi dengan demikian banyak sumber daya yang dapat mereka sertakan dalam salah satu atau semua orientasi diri.
2. Fulfilled : Profesional yang matang, bertanggung jawab, berpendidikan tinggi. Mereka berpendapat tinggi, tetapi termasuk konsumen yang praktis dan berorientasi
pada nilai. 3. Believers: Konsumen konservatif, kehidupan mereka terpusat pada keluarga, agama,
masyarakat dan bangsa.
Universitas Sumatera Utara
4. Achievers: Orang yang sukses, berorientasi pada pekerjaan, konservatif dalam politik yang mendapatkan kepuasan dari pekerjaan dan keluarga mereka. Mereka
menghargai otoritas dan status quo, serta dan menyukai produk dan jasa terkenal yang memamerkan sukses mereka.
5. Strivers : Orang dengan nilai-nilai yang serupa dengan achievers tetapi sumber daya ekonomi, sosial, dan psikologinya lebih sedikit
6. Experiences : konsumen yang berkeinginan besar untuk menyukai hal-hal yang baru 7. Makers : orang yang suka mempengaruhi lingkungan mereka dengan cara yang
praktis. 8. Strugglers : orang yang berpenghasilan paling rendah dan terlalu sedikit sumber
dayanya untuk dimasukkan kedalam orientasi konsumen yang manapun dengan segala keterbatasannya, mereka cenderung menjadi konsumen yang loyal pada
merek. Menurut Setiadi 2003:152-153 gaya hidup yang berkembang di masyarakat
merefleksikan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat itu sendiri. Untuk memahami bagaimana gaya hidup, sekelompok masyarakat diperlukan program atau instrumen untuk
mengukur gaya hidup yang berkembang secara Internasional telah mengembangkan program untuk mengukur gaya hidup ditinjau dari aspek kultur yaitu:
1. Outer directed, merupakan gaya hidup konsumen yang jika dalam membeli suatu produk harus sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma tradisional yang telah
terbentuk. 2. Inner direct, yaitu konsumen yang membeli produk untuk memiliki sesuatu dan tidak
terlalu memikirkan norma-norma budaya yang berkembang. 3. Need driven, yaitu kelompok konsumen yang membeli sesuatu didasarkan atas
kebutuhan dan bukan keinginan. Setiadi 2003 : 44 mengemukakan value and
Universitas Sumatera Utara
lifestyle mengelompokkan manusia menurut bagaimana mereka menghabiskan waktu dan uang. Klasifikasi membagi konsumen ke dalam :
1. Pembeli berorientasi prinsip yang membeli berdasarkan pada pandangan mereka mengenai dunia.
2. Pembeli berorientasi status yang membeli berdasarkan pada tindakan dan opini orang lain.
3. Pembeli berorientasi tindakan yang dikendalikan oleh keinginan mereka dan aktivitas, variasi dan pengambilan resiko.
2.1.3 Harga