xlii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Banyumas, dengan objek penelitian sekolah SMP dan cagar budaya. Sekolah yang dipilih adalah SMP N I
Ajibarang, dengan pertimbangan bahwa sekolah tersebut telah melaksanakan kegiatan out door activity ke cagar budaya di lingkungan Kabupaten Banyumas dalam
pembelajaran IPS. Sedangkan cagar budaya yang diteliti meliputi; Masjid Saka Tunggal di Wangon, Makam Dawuhan di Banyumas, dan Pendopo si Panji di
Purwokerto. Penelitian dilaksanakan selama delapan bulan, dari April 2009 sampai dengan
Nopember 2009. Waktu tersebut digunakan untuk observasi awal, penyusunan proposal, seminar proposal, pengumpulan data, analisis data, penyusunan draf
laporan. Tindak lanjut bulan berikut adalah bimbingan konsultasi dan finalisasi penyusunan laporan.
B. Jenis dan Strategi Penelitian 1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif, mengingat penekanannya pada upaya untuk mengungkap unsur-unsur budaya lokal dalam
hal ini Budaya Banyumas yang relevan dijadikan sumber belajar, baik sebagai
xliii materi maupun sarana pendukung pembelajaran IPS pada siswa tingkat SMP di
wilayah Kabupaten Banyumas. Sifat penelitian kualitatif selalu menyajikan temuan dalam bentuk
deskripsi terperinci, lengkap, dan mendalam mengenai suatu proses mengapa dan bagaimana sesuatu terjadi, Sutopo, 2006:139. Tujuan utama penelitian kualitatif
deskriptif adalah menggambarkan sifat suatu keadaan yang berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
Tujuan lainnya untuk melukiskan kondisi yang ada pada situasi tertentu saat penelitian dilakukan. Kondisi dimaksud adalah pemanfaatan budaya Banyumas di
lingkungan sekolah sebagai sumber belajar mata pelajaran IPS di SMP Negeri di kawasan Banyumas. Satu hal yang khas adalah bahwa penelitian tidak bermaksud
menguji hipotesis. Metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari manusia dan perilakunya yang dapat diobservasi. Penelitian kualitatif sebagai salah satu jenis penelitian yang
berkembang secara pesat, merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial secara mendasar. Hasilnya sangat ditentukan oleh observasi pada manusia
dalam latar sendiri dan saat berinteraksi dengan orang lain, baik dalam bahasa maupun peristilahannya.
Sutopo 2006:136 secara tegas mengatakan bahwa penelitian kualitatif akan mampu mengungkap berbagai informasi berkualitas dengan deskripsi teliti
dan penuh nuansa yang lebih berharga dari sekedar statemen kuantitatif maupun
xliv frekuensi dalam bentuk angka. Dijelaskan pula bahwa salah satu kriteria utama
penelitian kualitatif adalah peran peneliti sebagai instrumen utama human instrument.
2. Strategi Penelitian
Penelitian kualitatif mengenal adanya jenis penelitian yang berupa studi kasus tunggal dan studi kasus ganda. Secara lebih khusus, baik studi kasus
tunggal atau pun studi kasus ganda juga dibedakan adanya jenis penelitian yang sifatnya terpancang dan tidak terpancang penjelajahan. Suatu penelitian disebut
sebagai studi kasus tunggal, bilamana penelitian itu terarah pada sasaran dengan satu karakteristik. Meskipun penelitian dilakukan dibeberapa lokasi, kalau sasaran
studi tersebut memiliki karakteristik yang sama atau seragam, maka penelitian tersebut tetap merupakan studi kasus tunggal, Sutopo, 2006:140. Dengan
demikian penelitian yang terarah pada sasaran dengan karakteristik lebih dari satu dinamakan studi kasus ganda.
Robert K. Yin 2008:18 mendefinisikan, tentang studi kasus adalah suatu inquiri empiris yang menyelidiki fenomena di dalam konteks kehidupan nyata,
bilamana batas-batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan tegas dan dimana multisumber bukti dimanfaatkan. Sedangkan menurut Sutopo 2006:139
penelitian yang sifatnya terpancang embedded research adalah penelitian yang sudah terarah pada batasan atau fokus tertentu yang dijadikan sasaran dalam
penelitian, sebaliknya penelitian yang tidak terfokus pada batasan tertentu dikategorikan studi kasus tidak terpancang penjelajahan grounded research
xlv Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, dimana
peneliti harus mengumpulkan data setepat-tepatnya dan selengkap-lengkapnya dari kasus tersebut untuk mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi dari
masalah yang diteliti. Kategori penelitian ini merupakan studi kasus tunggal dan terpancang, strategi yang digunakan difokuskan pada satu karakteristik dan satu
permasalahan penelitian. Alasan menggunakan terpancang karena penelitian ini sudah mengarah pada tujuan yang berkaitan dengan fokus permasalahannya.
Namun meskipun fokus penelitian sudah terarah, berdasarkan karakteristik metodologi penelitian kualitatif khususnya yang berkaitan dengan disain yang
lentur dan terbuka, dan proses analisisnya yang bersifat induktif, penelitian ini tidak mengembangkan hipotesis.
C. Jenis Informasi
Penelitian ini menghimpun berbagai jenis informasi yang digali dan dikumpulkan dari berbagai sumber data. Perinciannya dapat diklasifikasikan sebagai
berikut. 1.
Informasi tentang jenis Budaya Banyumas di Kabupaten Banyumas yang dapat berfungsi sebagai sumber belajar IPS.
2. Informasi tentang pemahaman dan kemampuan guru mata pelajaran IPS tingkat
SMP di Kabupaten Banyumas untuk menjadikan Budaya Banyumas sebagai sumber belajar sesuai dengan SKKD IPS.
xlvi 3.
Informasi tentang strategi pemanfaatan Budaya Banyumas sebagai sumber belajar IPS yang relevan bagi siswa tingkat SMP di Kabupaten Banyumas.
D. Sumber Data
Lofland dan Hoflan sebagaimana dikutip Lexy J. Moloeng 2008:157 mengatakan, sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan
tindakan. Selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamanati atau diwawancarai merupakan sumber data
utama. Selanjutnya sumber data utama tersebut dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video audio tape, pengambilan foto maupun film.
Kegiatan pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, sumber dan cara. Bila dilihat dari setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah
natural setting, pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan, dan lain-lain. Dilihat dari
sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.
Sedangkan bila dilihat dari segi cara, atau teknik pengumpulan data, maka dapat dilakukan dengan observasi pengamatan, interview wawancara, kuesioner
angket, dokumentasi dan gabungan keempatnya, Sugiyono, 2009: 224-225.
xlvii Sumber data dipilih berdasarkan jenis informasi yang ingin didapat
berdasarkan arahan beragam hal yang terdapat dalam rumusan masalah. Sebaiknya sumber data dirumuskan secara rinci yang berkaitan dengan jenisnya, apa dan siapa
yang secara langsung berkaitan dengan jenis informasi atau data yang akan digali, Sutopo.2006:180.
Sumber data yang dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Informan atau nara sumber, terutama dari para pemerhati sejarah dan Budaya Banyumas, tokoh adat dan Budaya Banyumas, sebagian besar guru pengampu
mata pelajaran IPS SMP di Kabupaten Banyumas. Selain itu, yang menjadi informan adalah pelaku seni seperti dalang wayang purwa, tari, begalan, ebeg
serta beberapa juru kunci penjaga situs sejarah di Banyumas seperti juru kunci Masjid Saka Tunggal di Cikakak dan Pendopo Si Panji di Purwokerto.
2. Dokumenarsip berupa sumber-sumber pustaka atau literatur tentang Profil
Banyumas, Babad Banyumas, Sejarah Banyumas, tradisi dan seni Banyumas, buklet atau catatan mengenai cagar budaya yang ada di Banyumas, KTSP mata
pelajaran IPS untuk SMP, dan catatan prestasi atau kegiatan siswa yang berkaitan dengan Budaya Banyumas.
3. Tempat cagar budaya, terfokus pada tempat peninggalan sejarah yang ada di
Kabupaten Banyumas seperti Masjid Saka Tunggal di Cikakak, Makam Dawuhan dan Pendopo Si Panji di Purwokerto.
xlviii
E. Teknik Cuplikan Sampling