PENGARUH SIKAP SISWA DAN VARIASI CARA MENGAJAR GURU PADA MATA PELAJARAN IPS TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS DI SMP KECAMATAN SUMPIUH KABUPATEN BANYUMAS.
i
PADA MATA PELAJARAN IPS TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS DI SMP KECAMATAN SUMPIUH KABUPATEN BANYUMAS
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Disusun oleh: ALIN TRIYANTIYO
09416244004
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016
(2)
(3)
(4)
(5)
v MOTTO
“Orang boleh salah, agar dengan demikian ia berpulang menemukan kebenaran dengan proses autentiknya sendiri”
(Emha Ainun Najib)
“Hidup sungguh sangat sederhana. Yang hebat-hebat hanya tafsirnya” (Pramoedya Ananta Toer)
(6)
vi
Kedua orang tua saya tercinta yang telah banyak berkorban, mencurahkan segala doa dan kasih sayang kepada saya
Almamaterku,
(7)
vii
PENGARUH SIKAP SISWA DAN VARIASI CARA MENGAJAR GURU PADA MATA PELAJARAN IPS TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS
DI SMP KECAMATAN SUMPIUH KABUPATEN BANYUMAS
Oleh : Alin Triyantiyo
NIM 09416244004
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh sikap siswa terhadap prestasi belajar IPS; (2) Pengaruh variasi cara mengajar guru terhadap prestasi belajar IPS; dan (3) Pengaruh sikap siswa dan variasi cara mengajar guru secara bersama terhadap prestasi belajar IPS di SMP Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas.
Penelitian ini adalah penelitian ex-postfacto. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP di Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampel proporsional. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Validitas instrumen diukur dengan analisis product moment, dan reliabilitasnya dengan rumus
Cronbach’s Alpha. Teknik analisis data menggunakan regresi sederhana dan
regresi ganda dengan taraf signifikansi 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh yang positif dan signifikan sikap siswa terhadap prestasi belajar IPS SMP Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas tahun ajaran 2014/2015 yang ditunjukan dengan nilai thitung
> ttabel (3,548>1,972); (2) ada pengaruh yang positif dan signifikan variasi cara
mengajar guru terhadap prestasi belajar IPS SMP Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas tahun ajaran 2014/2015 yang ditunjukan dengan nilai thitung > ttabel
(3,600>1,972); dan (3) ada pengaruh yang positif dan signifikan sikap siswa dan variasi cara mengajar guru secara bersama-sama terhadap prestasi belajar IPS ditunjukan dengan Fhitunglebih besar dari Ftabel(15,205>3,041). Sikap siswa dan variasi cara mengajar guru memberikan sumbangan efektif 13,1% terhadap prestasi belajar, sisanya 86,9% dipengaruhi oleh faktor lain.
(8)
viii
melimpahkan rahmat dan Karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Sikap Siswa dan Variasi Cara Mengajar Guru pada Mata Pelajaran IPS terhadap Prestasi Belajar IPS di SMP Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas”. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd.,M.A., Rektor Universitas Negeri Yogyakarta atas ijin dan kesempatan yang diberikan kepada peneliti untuk menyelesaikan studi S-1 di Prodi Pendidikan IPS.
2. Bapak Prof. Dr. Ajat Sudrajat, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Bapak Sugiharyanto, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial sekaligus sebagai pembimbing skripsi yang telah memberikan motivasi, bekal ilmu dan pembelajaran yang sangat berharga.
4. Ibu Anik Widiastuti, M.Pd., yang juga sebagai pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, bimbingan dan ilmunya sehingga karya ini dapat diselesaikan dengan baik.
5. Ibu Suparmini, M.Si., sebagai narasumber yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan skripsi.
(9)
(10)
x
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 5
D. Rumusan Masalah ... 5
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
A. Kajian Teori ... 8
1. Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran IPS ... 8
2. Variasi Cara Mengajar Guru ... 13
3. Prestasi Belajar IPS ... 20
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan... 23
C. Kerangka Pikir ... 24
D. Paradigma Penelitian ... 26
E. Hipotesis Penelitian ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A. Desain Penelitian ... 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 28
C. Variabel Penelitian ... 28
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 29
E. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30
F. Teknik Pengumpulan Data ... 33
G. Instrumen Penelitian ... 35
H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 37
I. Teknik Analisis Data ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 48
A. Deskripsi Data Penelitian ... 48
1. Deskripsi Data Umum ... 48
2. Deskripsi Data Khusus ... 52
B. Analisis Data ... 53
1. Analisis Deskriptif ... 53
2. Hasil Uji Prasyarat Analisis ... 58
3. Pengujian Hipotesis ... 61
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 68
(11)
xi
A. Kesimpulan ... 73
B. Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 76
(12)
xii
Tabel 2. Daftar SMP sebagai Sampel Penelitian …………..…... 32
Tabel 3. Distribusi Populasi dan Sampel ... 33
Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen Sikap Siswa ………... 36
Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen Variasi Cara Mengajar Guru …...… 36
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Angket Sikap Siswa ………….…… 39
Tabel 7. Hasil Uji Validitas Angket Variasi Mengajar Guru ... 40
Tabel 8. Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi ... 41
Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas ………..…….. 42
Tabel 10. Klasifikasi Data Variabel Sikap Siswa ... 54
Tabel 11. Klasifikasi Data Variabel Variasi Cara Mengajar Guru .. 55
Tabel 12. Klasifikasi Data Variabel Prestasi Belajar IPS ... 57
Tabel 13. Hasil Uji Linearitas ... 59
Tabel 14. Hasil Uji Multikolineritas ... 60
Tabel 15. Hasil Uji t Analisis Regresi Berganda ... 64
Tabel 16. Hasil Uji F Analisis Regresi Berganda ... 66
Tabel 17. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif Variabel Bebas ... 67
(13)
xiii
Halaman Gambar 1. Paradigma Penelitian ... 26 Gambar 2. Pie Chart Diagram Klasifikasi Data Sikap Siswa ... 54 Gambar 3. Pie Chart Diagram Klasifikasi Data Variasi Cara Mengajar .... 56 Gambar 4. Pie Chart Diagram Klasifikasi Data Prestasi Belajar IPS ... 57 Gambar 5. Hasil Uji Normalitas ... 58 Gambar 6. Hasil uji Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 61
(14)
xiv
Lampiran 3. Data Uji Validitas dan Realibilitas ... 82
Lampiran 4. Rekapitulasi Data Hasil Penelitian ... 85
Lampiran 5. Data Prestasi Belajar IPS ... 100
Lampiran 6. Hasil Analisis Regresi Ganda ... 106
Lampiran 7. Output Uji Normalitas ... 108
Lampiran 8. Output Uji Linieritas Variabel X1 terhadap Y ... 109
Lampiran 9. Output Uji Linieritas Variabel X1 terhadap Y ... 111
Lampiran 10. Output Uji Multikolinieritas ... 113
Lampiran 11. Output Uji Heteroskedastisitas ... 114
Lampiran 12. Output Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X1 ... 115
Lampiran 13. Output Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X2 ... 117
(15)
EFFECTS OF STUDENTS’ ATTITUDES AND SOCIAL STUDIES TEACHERS’ TEACHING TECHNIQUE VARIATIONS ON SOCIAL
STUDIES LEARNING ACHIEVEMENTS AT JHSS IN SUMPIUH DISTRICT, BANYUMAS REGENCY
Alin Triyantiyo NIM 09416244004
This study aims to investigate: (1) the effect of students’ attitudes on Social Studies learning achievements, (2) the effect of teachers’ teaching technique variations on Social Studies learning achievements, and (3) the effect of students’ attitudes and teachers’ teaching technique variations as an aggregate on Social Studies learning achievements at junior high schools (JHSs) in Sumpiuh District, Banyumas Regency.
This was an ex post facto study. The research population comprised Grade VII students of JHSs in Sumpiuh District, Banyumas Regency. The sample was selected by means of the proportional sampling technique. The data were collected through a questionnaire and documentation. The instrument validity was assessed by the product moment analysis and the reliability by the Cronbach’s Alpha formula. The data were analyzed by means of simple regression and multiple regression at a significance level of 0.05.
(16)
tobserved>ttable (3.548>1.972); (2) there is a significant positive effect of teachers’
teaching technique variations on Social Studies learning achievements in JHSs in Sumpiuh District, Banyumas Regency, in the 2014/2015 academic year, indicated by tobserved>ttable (3.600>1.972); and (3) there is a significant positive effect of
students’ attitudes and teachers’ teaching technique variations as an aggregate on Social Studies learning achievements, indicated by Fobserved>Ftable
(115.205>3.041). Students’ attitudes and teachers’ teaching technique variations give an effective contribution of 13.1% to learning achievements; the remaining 86.9% is affected by other factors.
Keywords: students’ attitudes, teachers’ teaching technique variations, Social Studies learning achievement
(17)
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dapat dimaknai sebagai usaha sadar dan terencana manusia untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien dalam rangka menggali dan mengembangkan potensi diri agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diibutuhkan masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu indikator yang dapat dijadikan acuan untuk mengukur pencapaian tujuan pendidikan adalah prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Prestasi belajar bukan sesuatu yang berdiri sendiri. Artinya prestasi belajar merupakan hasil akumulasi dari berbagai pengaruh yang mempengaruhi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Pengaruh tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor, menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2002: 60) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor jasmaniah (penglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sevagainya), faktor psikologis terdiri atas faktor intelektif yang meliputi potensial dan kecakapan dan faktor non intelektif yaitu minat, kebiasaan, emosi, penyesuaian diri, kebutuhan, motivasi dan sikap.
(18)
Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah sikap siswa. Sikap siswa yang positif merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa. Siswa yang mempunyai sikap yang positif terhadap mata pelajaran IPS akan mempunyai rasa senang dan tertarik terhadap mata pelajaran IPS, dalam hal ini siswa akan menunjukkan kesungguhan belajar yang pada akhirnya tercapai prestasi belajar yang memuaskan. Sikap siswa yang negatif terhadap mata pelajaran IPS dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa yang pada akhirnya prestasi belajar yang dicapai kurang memuaskan.
Pemahaman sikap siswa dimulai dari rasa senang dalam mengikuti pelajaran IPS. Berdasarkan observasi selama dua minggu yang dilakukan di SMP kecamatan Sumpiuh siswa yang menyukai mata pelajaran IPS maka dengan senang hati memperhatikan pembelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga apa yang disampaikan dalam pembelajaran diterima dengan baik. Sebaliknya, siswa yang mempunyai sikap negatif terhadap pelajaran IPS cenderung tidak memperhatikan apa yang dijelaskan guru. Siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru tersebut mendapatkan hasil belajar yang kurang maksimal karena materi pembelajaran yang disampaikan guru kurang terserap dengan baik oleh siswa. Hubungan antara sikap siswa dan prestasi belajar saling terkait, jika siswa memiliki sikap yang positif dalam pembelajaran, maka prestasi belajar siswa diharapkan akan semakin baik.
Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh faktor ekstern. Menurut Slameto (2010:60) faktor ekstern dikelompokan menjadi tiga faktor yaitu
(19)
faktor keluarga, faktor masyarakat dan faktor sekolah yang mencakup kurikulum, relasi guru dengan guru, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pengajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah dan metode mengajar guru. Metode mengajar guru yang dimaksud disini adalah tentang variasi cara mengajar guru. Variasi cara mengajar guru menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Variasi cara mengajar guru merupakan salah satu komponen keterampilan mengadakan variasi. Variasi cara mengajar yang dimaksud pada penelitian ini yaitu bagaimana guru melakukan interaksi dalam proses belajar mengajar yang ditunjukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam situasi belajar mengajar siswa akan senantiasa menujukkan ketekunan, antusiasme, serta partisipasi penuh dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di SMP kecamatan Sumpiuh masih ada guru yang kurang memperhatikan variasi mengajar. Hal ini dapat dilihat dari variasi cara mengajar guru yang masih monoton. Kurangnya variasi cara mengajar menjadikan siswa merasa lebih cepat bosan terhadap pembelajaran IPS yang dilakukan.
Variasi mengajar guru yang belum diterapkan secara optimal juga mengakibatkan peran aktif dalam pembelajaran kurang optimal. Peran aktif yang kurang optimal terlihat dari siswa yang hanya diam dan mendengarkan apa yang disampaikan guru, tanpa mau mengemukakan pendapat ataupun bertanya terkait pembelajaran yang disampaikan guru. Beberapa dari mereka terlihat berbicara dan bercanda dengan temannya ketika pembelajaran.
(20)
Kurangnya variasi cara mengajar guru juga mengakibatkan siswa kurang berminat dalam belajar sehingga berakibat pada kurang optimalnya prestasi belajar siswa. Variasi cara mengajar guru diharapkan dapat menjadikan sisiwa lebih tertarik pada pembelajaran yang disampaikan sehingga sisiwa lebih memahami materi yang diajarkan. Atas dasar itu, variasi mengajar guru dibutuhkan sebagai cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS agar prestasi belajar yang didapat optimal.
Variasi cara mengajar guru di kelas dan sikap siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di kelas tersebut. Proses belajar mengajar di kelas melibatkan interaksi antara guru dan siswa, yang ditunjang dan ditunjukkan dengan cara mengajar guru di kelas dan sikap siswa di kelas saat pembelajaran berlangsung. Penelitian ini dikatakan penting untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variasi cara mengajar guru terhadap sikap siswa dan sikap siswa terhadap prestasi belajar yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh variasi cara mengajar guru, khususnya guru di SMP Kecamatan Sumpiuh dan sikap siswa terhadap prestasi belajarnya. Atas dasar itu penulis memilih untuk meneliti tentang “Pengaruh Sikap Siswa dan Variasi Cara Mengajar Guru pada Mata Pelajaran IPS terhadap Prestasi Belajar IPS di SMP Kecamatan Sumpiuh.
(21)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi berbagai masalah antara lain:
1. Sikap siswa pada mata pelajaran IPS belum baik.
2. Masih kurangnya variasi cara mengajar guru, sehingga siswa merasa bosan dan kurang memperhatikan pembelajaran yang disampaikan guru.
3. Prestasi belajar IPS di SMP belum tercapai secara optimal. 4. Peran aktif siswa dalam pembelajaran IPS kurang optimal. C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka pembatasan masalah pada penelitian antara lain:
1. Sikap siswa pada mata pelajaran IPS belum baik.
2. Masih kurangnya variasi cara mengajar guru, sehingga siswa merasa bosan dan kurang memperhatikan pembelajaran yang disampaikan guru.
3. Prestasi belajar IPS di SMP belum tercapai secara optimal. D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Adakah pengaruh sikap siswa terhadap prestasi belajar IPS siswa di SMP Kecamatan Sumpiuh?
2. Adakah pengaruh variasi cara mengajar guru terhadap prestasi belajar IPS siswa di SMP Kecamatan Sumpiuh?
(22)
3. Adakah pengaruh antara sikap siswa dan varisi cara mengajar guru secara bersama terhadap prestasi belajar IPS siswa di SMP Kecamatan Sumpiuh? E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh sikap siswa terhadap prestasi belajar IPS siswa di SMP Kecamatan Sumpiuh.
2. Pengaruh variasi cara mengajar guru terhadap prestasi belajar IPS siswa di SMP Kecamatan Sumpiuh.
3. Pengaruh sikap siswa dan variasi cara mengajar guru secara bersama terhadap prestasi belajar IPS siswa di SMP Kecamatan Sumpiuh.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain: 1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya pada bidang mata pelajaran IPS serta dapat meningkatkan kreativitas guru dalam memberikan pembelajaran bagi siswa agar siswa dengan mudah menerima pengetahuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat meningkatakan prestasi belajar IPS.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPS, baik pada proses dan
(23)
hasilnya yang melalui variasi cara mengajar guru dalam penyampaian materi untuk meningkatkan prestasi belajar.
b. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dasar bagi pengembangan penelitian lebih lanjut terkait sikap siswa, variasi cara mengajar guru sebagai upaya peningkatan prestasi belajar.
c. Bagi Siswa
Memberikan arahan untuk mempunyai sikap yang positif pada mata pelajaan IPS. Melalui hal tersebut diharapakan proses pembelajaran akan berjalan dengan lebih baik dan prestasi belajar yang diperoleh dapat dicapai secara maksimal.
(24)
(25)
8
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Sikap Siswa pada Mata Pelajaran IPS a. Pengertian Sikap
Ngalim Purwanto (2010: 141) menyatakan bahwa sikap atau yang dalam bahasa Inggris disebut attitude adalah suatu cara bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang diahadapi. Berdasarkan pendapat Ngalim Purwanto tersebut diketahui bahwa sikap adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang atau situasi dengan cara tertentu. Muhibbin Syah (2002: 134) berpendapat sikap sebagai berikut:
Gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response tendency) dengan cara yang aktif tetap terhadap objek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap (attitude) siswa yang positif, terutama kepada anda dan mata pelajaran anda sajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, sikap negatif siswa terhadap anda akan mata pelajaran anda, apalagi jika diiringi kebencian kepada anda atau kepada mata pelajaran anda dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.
Pendapat yang disampaikan Muhibbin Syah tersebut mengandung pengertian bahwa sikap adalah kecenderungan untuk mereaksi dan merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek tertentu, baik secara positif maupun negatif. Sikap yang positif akan memberikan hasil yang positif terhadap kegiatan yang dilakukan
(26)
terkait dengan sikap tersebut, sebaliknya sikap yang negatif akan berakibat buruk terhadap hasil yang dicapai dari kegiatan tersebut. b. Komponen Sikap
Komponen sikap diungkapkan oleh Slameto (2003: 188-189) yang menyatakan:
Sikap mengandung tiga komponen, yaitu komponen kogninif, komponen afektif, dan komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek, sikap terhadap objek ini diertai dengan perasaan positif dan negatif. Orang mempunyai sikap positif terhadap suatu objek yang bernilai pandangannya, dan ia akan bersikap negatif terhadap objek yang dianggapnya tidak bernilai dan atau juga merugikan. Sikap ini kemudian mendasari dan mendorong ke arah sejumlah perbuatanyang satu sama lainnya berhubungan. Hal yang menjadi objek sikap dapat bermacam-macam. Sekalipun demikian, orang hanya dapat mempunyai sikap terhadap hal-hal yang diketahuinya. Jadi harus ada sekadar informasi pada seseorang untuk dapat bersikap terhadap suatu objek. Informasi merupakan kondisi pertama untuk sikap. Bila berdaarkan informasi itu timbul perasaan positif atau negatif terhadap objek dan menimbulkan kecenderungan untuk bertingkah laku tertentu terjadilah sikap. Berdasarkan pendapat Slameto dapat diketahui bahwa sikap mengandung komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen tingkah laku yang berkenaan dengan suatu objek yang disrtai dengan perasaan positif atau negatif. Hal itu didasarkan pada informasi yang diketahui terhadap objek tersebut.
Pendapat Saifuddin Azwar (1995: 8) juga melihat struktur sikap terdiri dari tiga aspek yaitu aspek (komponen) yang terdiri dari aspek kognitif, aspek afektif, dan komponen perilaku yang berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek. Secara jelasnya, tiga komponen sikap dapat diuraikan sebagai berikut:
(27)
1) Komponen Kognitif
Komponen kognitif merupakan keyakinan seseorang terhadap suatu objek tertentu. Keyakinan ini berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman, dan konsep seseseorang terhadap objek tersebut. Komponen feeling, berkaitan dengan hubungan emosional seseorang seperti suka atau tidak suka terhadap suatu objek tertentu. Lebih lanjut, action tendency merupakan kesiapan seseorang untuk berperilaku terhadap objek tersebut. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya sikap adalah keyakinan, perasaan dan kecenderungan bertindak dari seseorang terhadap objek tertentu. Objek sikap tersebut dapat berupa benda, orang, institusi sosial maupun peristiwa tertentu. Sikap seseorang terhadap suatu objek dapat bersifat positif, dapat pula bersifat negatif. Jika seseorang mempunyai sikap positif terhadap objek tertentu, maka ia akan cenderung mendekati, menyenangi atau mengharapkan objek tersebut. Sebaliknya, jika bersikap negatif, maka ia akan cenderung menjauhi, menghindari, membenci dan tidak menyenangi objek tersebut.
2) Komponen Afektif
Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut hubungan yang emosional seseorang terhadap objek sikap. Ketika seseorang bersikap terhadap suatu objek, maka ketiga komponen
(28)
sikap tersebut akan mempolakan arah yang seragam sehingga membentuk keselarasan dan konsistensinya.
3) Komponen Perilaku
Komponen perilaku menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan yang ada dalam diri berperilaku seseorang berkaitandengan objek sikap yang dihadapinya. Asumsi dasar adalah bahwa kepercayaan atau perasaan mempengaruhi perilaku yang artinya bahwa perilaku seseorang dalam situasi tertentu akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. Oleh karena itu, sikap siswa terhadap seseorang dapat tercermin pada perilakunya terhadap objek.
Menurut Saifuddin Azwar (1995: 28) bahwa ketiga komponen tersebut adalah selaras dan konsisten, dikarenakan apabila dihadapkan dengan satu objek sikap yang sama maka ketiga komponen itu harus mempolakan arah sikap yang seragam. Apabila salah satu saja diantara ketiga komponen sikap tidak konsisten dengan yang lain, maka akan terjadi ketidakselarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap sedemikian rupa sehingga konsistensi itu tercapai kembali. Berdasarkan kutipan tersebut jelas sekali antara komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak itu tidak dapat dipisahkan karena merupakan suatu kesatuan yang selaras, saling berhubungan dan berpadu satu sama lainnya menyebabkan dinamika yang cukup kompleks dan dapat mempengaruhi kecenderungan
(29)
perilaku individu. Dengan melihat salah satu di antara ketiga bentuk respon tersebut maka sikap seseorang terhadap objek sudah dapat diketahui. Sikap seseorang dapat dipahami secara mendalam lebih dari sekedar melihat seberapa positif atau negatif sikap tersebut.
Winkel (2004: 117) berpendapat bahwa sikap berarti kecenderungan untuk menerima atau menolak suatu objek berdasarkan penilaian terhadap objek itu sebagai hal yang berguna atau berharga (sikap positif) atau tidak berguna atau tidak berharga (sikap negatif). Artinya sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS berarti kecenderungan untuk menerima atau menolak pelajaran IPS berdasarkan penilaiannya terhadap IPS sebagai hal yang berguna atau berharga (sikap positif terhadap IPS) atau sebagai hal yang tidak berguna atau berharga (sikap negatif terhadap IPS).
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa sikap seseorang terhadap mata pelajaran IPS dapat dilihat dari sejauh mana kesediaan siswa untuk terlibat dalam berbagai kegiatan pelajaran IPS sebagai kegiatan yang berharga (sikap positif) atau kurang berharga (sikap negatif). Sikap positif dan negatif siswa dapat dilihat dari komponen sikap yang terdiri dari komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen tingkah laku yang berkenaan dengan suatu objek yang disertai dengan perasaan positif atau negatif.
(30)
2. Variasi Cara Mengajar Guru
a. Pengertian Variasi Cara Mengajar Guru
Variasi mengajar adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam situasi belajar-mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta partisipasi penuh (Moh. Uzer Usman, 2008: 84). Selanjutnya, Winkel (1986: 139) keterampilan menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam proses belajar siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta secara aktif.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan menggunakan variasi diadakan karena faktor kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang begitu-begitu saja akan mengakibatkan perhatian, motivasi, dan minat siswa terhadap pelajaran, guru, sekolah menurun. Atas dasar itu diperlukan adanya keanekaragaman dalam penyajian kegiatan belajar. b. Tujuan dan Manfaat Variasi Mengajar Guru
Variasi mengajar guru mempunyai berbagai tujuan dan manfaat dalam pelaksanaan pembelajaran. Moh. Uzer Usman (2008: 85) menyarankan bahwa tujuan dan manfaat variasi mengajar guru antara lain:
(31)
1) Menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek aspek belajar-mengajar yang relevan.
2) Memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa hal-hal yang baru.
3) Memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang baik.
4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenangi.
Variasi mengajar guru dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap jalannya proses pembelajaran sehingga guru dituntut agar dapat terus mengembangkan variasi dalam mengajar. Variasi mengajar guru juga memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat siswa, karena hal itu memicu adanya interaksi dua arah antara guru kepada siswa maupun siswa kepada guru sehingga guru dapat membantu mengarahkan dan mengembangkan bakat siswa. Lebih lanjut, variasi mengajar guru dapat memupuk tingkah laku yang positif siswa terhadap guru dan sekolah serta dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenangi, sehingga siswa antusias dan aktif dalam pembelajaran IPS.
Soetomo (1993: 101) berpendapat bahwa manfaat dari adanya variasi gaya mengajar, antara lain:
(32)
1) Adanya variasi dalam gaya megajar membantu untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran dan minat terhadap materi yang diberikan kepadanya.
2) Adanya variasi lebih melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar.
3) Adanya cukup variasi dalam cara guru membawakan pelajaran dan dalam pola interaksi guru-siswa ikut membentuk sikap positif terhadap guru dan terhadap sekolah.
4) Adanya variasi juga dapat menanggapi rasa ingin tahu dan rasa menyelidiki dari siswa yang umumnya lekas bosan dengan sesuatu yang sudah pernah dihadapi.
5) Adanya variasi dapat menghindarkan kebosanan siswa dalam belajar.
6) Adanya variasi dalam cara mengajar dan pola interaksi guru-siswa dapat juga melayani keinginan dan pola belajar siswa yang berbeda-beda, sehingga siswa mendapat pelajaran yang sesuai dengan yang lebih disukainya. Hal tersebut mempermudah proses belajar siswa.
Variasi cara mengajar guru harus dilakukan untuk menghindari faktor kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang monoton yang akan mengakibatkan perhatian, minat, dan sikap siswa dalam kegiatan belajar mengajar kurang maksimal. Dengan adanya variasi cara mengajar guru juga akan lebih melibatkan
(33)
peran aktif siswa dalam proses pembelajarn yang dilakukan sehingga siswa lebih memahami materi yang diajarkan dan nantinya diharapkan akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa.
c. Prinsip Penggunaan Variasi Mengajar Guru
Moh. Uzer Usman (2008: 85) menyatakan bahwa prinsip penggunaan variasi mengajar guru antara lain:
1) Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai.
2) Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.
3) Direncanakan dengan baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam pelajaran atau satuan pelajaran.
d. Komponen-Komponen Variasi Mengajar
Moh. Uzer Usman (2008: 85) menyatakan bahwa variasi mengajar guru memiliki beberapa komponen antara lain:
1) Variasi dalam Cara Mengajar Guru
a) Penggunaan variasi suara (teacher voice) variasi suara adalah perubahan suara dari keras menjadi lembut, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat, atau pada suatu saat berubah memberikan tekanan pada kata-kata tertentu.
(34)
b) Pemusatan perhatian siswa (focusing) memusatkan perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru.
c) Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence) adanya kesenyapan, kebisuan, atau selingan diam-diam yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru menerangkan sesuatu merupakan hal yang baik untuk menarik perhatian siswa.
d) Mengadakan kontak pandang langsung (eye contact and
movement) kontak pandang digunakan untuk menyampaikan
informasi dan untuk mengetahui perhatian atau pemahaman siswa.
e) Gerakan badan mimik variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan kepala, dan gerakan badan adalah aspek yang sangat penting dalam berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan.
f) Pergantian posisi dalam kelas dan gerak guru (teachers
movement) pergantian posisi guru di dalam kelas dapat
digunakan untuk mempertahanan perhatian siswa.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa variasai gaya mengajar guru adalah sikap perubahan pengajaran guru dari yang satu ke yang lain meliputi varisi kontak pandang, variasi kontak suara, variasi sikap berdiri, variasi mimik muka, dan
(35)
variasi cara menulis dengan tujuan untuk menghilangkan kebosanan dan kejenuhan siswa dalam menerima bahan pengajaran yang diberikan oleh guru atau proses pemahaman menerima mengorganisasikan dan mengintepretasikan apa yang didengar dan dilihat, sehingga siswa dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik.
2) Variasi dalam Penggunan Media dan Alat Pengajaran
Moh. Uzer Usman (2008: 86) berpendapat bahwa variasi dalam penggunan media dan alat pengajaran dapat dilakukan dengan berbagai alternatif antara lain:
a) Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids). Alat atau bahan yang termasuk ke dalam jenis ini ialah yang dapat dilihat, antara lain grafik, bagan, poster, diorama, gambar, film. b) Variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids).
Suara guru termasuk ke dalam media komunikasi yang utama di dalam kelas. Rekaman suara, suara radio, musik, deklamasi puisi, sosiodrama, puisi.
c) Variasi alat dan bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerakkan (motorik). Yang termasuk dalam jenis ini, misalnya peragaan yang dilakukan guru dan siswa, model, spesimen, patung, topeng, dan boneka, yang dapat digunakan oleh anak untuk diraba, diperagakan, atau dimanipulasikan.
(36)
d) Variasi alat dan bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba
(audio-visual aids). Pengunaan alat jenis ini merupakan tingkat yang paling tinggi. Media yang termasuk dalam hal ini, misalnya televisi, radio, film, slide projector yang diiringi penjelasan guru, penggunaanya disesuaikan dengan tujuan pengajaran yang hendak dicapai.
3) Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa
Penggunaan variasi pola interaksi ini dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana belajar kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan. Adapun jenis pola interaksi (gaya interaksi) guru menurut Moh. Uzer Usman (2008: 87) antara lain: a) Pola guru-siswa: komunikasi sebagai aksi (satu arah)
b) Pola guru-siswa-guru: ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi antar siswa (komunikasi sebagai interaksi) .
c) Pola guru-siswa-siswa: ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain.
d) Pola guru-siswa, siswa-guru, siswa-siswa: interaksi optimal antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa.
Keterampilan menggunakan variasi juga mencakup bagaimana guru menggungakan media pembelajaran secara bervariasi serta melakukan kontak dengan siswa hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan faktor kebosanan yang
(37)
disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang begitu-begitu saja akan mengakibatkan perhatian, motivasi, dan minat siswa terhadap pelajaran, guru, sekolah menurun. Oleh karena itu diperlukan adanya keanekaragaman dalam penyajian kegiatan belajar.
3. Prestasi Belajar IPS
a. Pengertian Prestasi Belajar IPS
Kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok untuk mencapai tujuan pendidikan dalam suatu proses pendidikan di sekolah. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan bergantung pada proses belajar yang dilakukan oleh siswa atau siswa. Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang cabang ilmu ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya). IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang cabang ilmu-imu sosial; sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial (Trianto, 2010: 171).
Oemar Hamalik (2004: 30) menyatakan prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan tidak mengerti menjadi mengerti. Lebih lanjut,
(38)
Sumadi Suryabrata (2006: 297) mengungkapkan prestasi belajar sebagai nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan atau prestasi belajar siswa dalam waktu tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan prestasi belajar IPS merupakan hasil akhir yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar IPS yang berbentuk nilai. Hasil tersebut akan dituliskan dalam bentuk nilai angka maupun huruf melalui evaluasi belajar.
Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya (Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, 2003: 138). Selain itu, Suharsimi Arikunto (2012: 4) menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari kegiatan belajar mengajar semata. Prestasi tersebut merupakan hasil kerja yang keadaanya sangat kompleks. Keseluruhan kegiatan pembelajaran dicerminkan dalam prestasi belajar, sehingga siswa akan melihat hasil dari kegiatan belajar yang dilakukan. Biasanya hasil tersebut dituliskan dalam bentuk nilai angka dan huruf.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari evaluasi rangkaian
(39)
kegiatan pembelajaran atau nilai akhir yang menggambarkan keberhasilan atau ketuntasan siswa terhadap tujuan pembelajaran. Hasil tersebut dicatat pada akhir semester dan biasanya dalam buku laporan atau sering disebut rapot.
b. Pengukuran Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan salah satu alat untuk mengukur keberhasilan siswa dalam menguasai kompetensi pembelajaran. Hasil tersebut dapat dilihat sesudah kegiatan evaluasi yang dilakukan guru setelah proses pembelajaran. Prestasi ini biasanya bisa dilihat dari nilai rapor yang berbentuk nilai angka atau huruf.
Penelitian ini mengukur prestasi belajar IPS yang diperoleh dari nilai rapor pelajaran IPS kelas VIII semester ganjil tahun ajaran 2014/2015. Nilai tersebut menunjukkan keberhasilan siswa dalam belajar IPS selama satu semester. Nilai rapor dipilih karena nilai tersebut merupakan nilai akhir dari seluruh pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam mata pelajaran IPS. Pendapat Sumadi Suryabrata (2002: 297) menyatakan bahwa rapor adalah perumusan terakhir dan diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau hasil hasil belajar siswa siswanya selama masa tertentu. Pendapat yang tidak jauh berbeda dikatakan Saefullah (2012: 176) bahwa kegiatan menilai prestasi bidang akademik di sekolah sekolah dicatat dalam buku laporan yang disebut rapor. Hasil belajar pada rapor diketahui prestasi belajar seorang siswa, berhasil atau gagal siswa pada salah satu mata
(40)
pelajaran. Berdasarkan uraian tersebut, pada penelitian ini rapor dipilih untuk pengukuran prestasi belajar IPS.
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh :
1. Paradika Angganing (2011) dengan judul Hubungan Antara Gaya Mengajar Guru dan Sikap Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas 5 Di Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) terdapat hubungan antara gaya mengajar guru dengan prestasi belajar siswa kelas 5 di Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri, (2) terdapat hubungan antara sikap siswa dengan prestasi belajar siswa kelas 5 di Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri, (3) terdapat hubungan bersama-sama antara gaya mengajar guru dan sikap siswa dengan prestasi belajar siswa kelas 5 di Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Persamaan dalam penelitian ini adalah sama-sama menggunakan variabel yang sama yaitu sikap siswa (X1) dan variasi mengajar (X2) terhadap prestasi belajar. Perbedaannya adalah metode penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data serta subjek penelitian.
2. Penelitian lain yang serupa yaitu penelitian Ervin Tri Wahyudi (2010) yang berjudul Pengaruh Motivasi Belajar Siswa dan Variasi Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Virgo Fidelis Bawen Tahun 2009/2010. Berdasarkan hasil penelitian dapat
(41)
diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh motivasi belajar dan variasi gaya mengajar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Virgo Fidelis Bawen tahun 2009/2010 secara parsial maupun simultan. Hasil penelitian tersebut menyarankan kepada mahasiswa agar meningkatkan motivasi belajarnya dan guru selalu memberikan variasi-variasi dalam proses pengajarannya untuk menghindari timbulnya rasa bosan pada siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung. Persamaan dalam penelitian ini yaitu salah satu variabel pengaruh variasi mengajar terhadap prestasi belajar. Perbedaannya adalah salah satu variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini adalah sikap siswa bukan motivasi belajar dan subjek penelitan.
C. Kerangka Pikir
1. Pengaruh Sikap Siswa terhadap Prestasi Belajar IPS
Sikap merupakan reaksi/respon yang mengandung komponen kognitif, afektif, dan komponen tingkah laku seseorang yang berkenaan terhadap suatu objek psikologis maupun permasalahan, yang menyangkut perasaan senang tidak senang, suka atau tidak suka perasaan positif maupun negatif terhadap hal-hal tersebut. Reaksi siswa dalam menghadapi mata pelajaran IPS berbeda-beda antara siswa yang satu dengan yang lain. Sikap pada mata pelajaran IPS tersebut akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar yang dicapainya.
Sikap positif pada mata pelajaran IPS akan menunjukkan kesungguhan dalam belajar IPS. Dengan begitu siswa berusaha untuk
(42)
mencapai prestasi yang diharapkan. Berbeda dengan sikap positif, sikap negatif pada mata pelajaran IPS akan memberikan dampak negatif pada proses belajar IPS. Sikap negatif tersebut akan menimbulkan rasa malas sehingga prestasi yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapkan bahkan siswa dapat mengalami kegagalan dalam proses belajarnya. Semakin positif sikap siswa pada mata pelajaran IPS maka akan semakin tinggi prestasi belajar IPS.
2. Pengaruh Variasi Cara Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar IPS Seorang guru memegang peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar yang terjadi di kelas tidak lepas dari peran guru itu sendiri, bagaimana guru dapat mengajar dengan baik dan bagaimana caranya guru mencegah kebosanan pada diri siswa dalam mengikuti pelajaran. Perlu adanya variasi cara mengajar guru yang dapat mendukung proses belajar mengajar yang berlangsung di kelas. Siswa-siswa di sekolah memerlukan adanya variasi dalam proses belajar mengajar yaitu sesuatu yang baru yang melibatkan diri mereka dalam proses pembelajaran sehingga belajar di sekolah tidak terasa sebagai beban berat melainkan sebagai sesuatu yang menyenangkan. Oleh karena itu, variasi cara mengajar guru akan meningkatkan perhatian siswa terhadap hal-hal yang berkaitan dengan aspek belajar dan mendorong semangat untuk belajar yang akan meningkatkan prestasi belajar IPS. Semakin positif variasi cara mengajar guru, maka semakin baik pula prestasi belajar IPS yang dapat dicapai.
(43)
3. Pengaruh Sikap Siswa dan Variasi Gaya Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar IPS
Secara umum prestasi belajar sisiwa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor dari luar (faktor eksternal). Sikap siswa merupakan salah satu faktor internal, faktor yang timbul dari dalam diri siswa. Semakin positif sikap siswa dalam pembelajaran IPS, semakin baik prestasi belajar siswa yang didapatkan.
Demikian dengan variasi cara mengajar guru yang juga merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar. Adanya variasi mengajar guru membuat siswa tidak mudah bosan dalam kegiatan pembelajaran dan lebih tertarik mengikuti pembelajaran sehingga prestasi belajar yang dicapai lebih memuaskan. Jadi sikap siswa dan variasi cara mengajar guru tersebut saling mendukung dan terikat untuk mencapai tujuan yakni tercapainya prestasi belajar IPS yang tinggi.
D. Paradigma Penelitian
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini dapat disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Paradigma Penelitian X1
X2
(44)
Keterangan:
X1 : Variabel Sikap Siswa
X2 : Variabel Variasi Cara Mengajar Guru Y : Variabel Prestasi Belajar IPS
: Pengaruh Sikap Siswa terhadap Prestasi Belajar IPS siswa : Pengaruh Variasi Cara Mengajar guru terhadap Prestasi
Belajar IPS siswa
: Pengaruh Sikap Siswa dan Variasi Cara Mengajar Guru secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar IPS
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini antara lain:
1. Ada pengaruh yang signifikan antara sikap siswa dan prestasi belajar pelajaran IPS siswa di SMP Kecamatan Sumpiuh.
2. Ada pengaruh yang signifikan antara variasi cara mengajar guru dan prestasi belajar pelajaran IPS siswa di SMP Kecamatan Sumpiuh.
3. Ada pengaruh yang signifikan antara sikap siswa dan variasi cara mengajar guru secara bersama-sama terhadap prestasi belajar pelajaran IPS siswa di SMP Kecamatan Sumpiuh.
(45)
28 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian ex-postfacto dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini mengungkapkan data yang sudah ada atau dilakukan setelah kejadian berlangsung. Sukardi (2011: 165) menjelaskan bahwa penelitian ex-postfacto merupakan penelitian dimana variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Hasil penelitian ini berwujud data kuantitatif dan dianalisis dengan teknik statistik. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya pengaruh sikap siswa dalam pembelajaran dan variasi mengajar guru terhadap prestasi belajar IPS siswa di SMP Kecamatan Sumpiuh.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kecamatan Sumpiuh yang terdiri dari 3 SMP yaitu SMP Negeri 1 Sumpiuh, SMP Negeri 2 Sumpiuh, dan SMP Giripuro Sumpiuh. Waktu penelitian dimulai pada bualn September 2014 sampai dengan September 2015 dan pengambilan data dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 pada bulan Februari sampai dengan Maret 2015.
C. Variabel penelitian
Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya meliputi sikap siswa (X1) dan variasi mengajar guru (X2) sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar IPS (Y).
(46)
Penelitian ini akan melihat ada tidaknya pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap Y secara sendiri-sendiri serta pengaruh X1 dan X2 terhadap Y secara
bersama-sama.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional variabel dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Sikap Siswa
Sikap siswa pada Mata Pelajaran IPS merupakan kecenderungan untuk bereaksi dan merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek tertentu baik secara positif maupun negatif. Sikap yang positif akan memberikan hasil yang positif terhadap kegiatan yang dilakukan terkait dengan sikap tersebut. Begitu pula sebaliknya, jika sikap yang negatif akan berakibat buruk terhadap hasil yang dicapai dari kegiatan tersebut. Pada umumnya sikap mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu kognitif, afektif, dan perilaku. Sikap pada mata pelajaran IPS ini diperoleh dengan skor angket yang diisi oleh siswa.
2. Variasi Cara Mengajar Guru
Variasi cara mengajar yang dilakukan oleh guru merupakan sikap yang harus dilaksanakan untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung bagi proses belajar mengajar. Variasi cara mengajar guru harus dilakukan karena untuk menghindari faktor kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang monoton sehingga nantinya akan berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Variasi cara mengajar guru secara garis besar meliputi tiga komponen
(47)
yaitu keterampilan mengadakan keterampilan mengajar, variasi dalam penggunaan alat dan media serta variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Variasi cara mengajar guru diperoleh dengan angket yang diisi oleh siswa. 3. Prestasi Belajar IPS
Prestasi belajar IPS merupakan hasil dari pencapaian usaha seseorang dalam melakukan perubahan pola tingkah laku seseorang lebih kearah yang positif yang didapat dari pengalamannya. Prestasi belajar siswa dapat ditunjukan dengan deskripsi pencapaian yang diambil dari nilai rapor Semester I tahun ajaran 2014/2015.
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Sugiyono (2012: 61) mengartikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Jadi, populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang ditetapkan oleh peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP atau MTs di Kecamatan Sumpiuh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.
(48)
Tabel 1. Daftar SMP di Kecamatan Sumpiuh Tahun 2014
No Nama Sekolah Status Nilai
Jumlah Siswa Kelas VIII 1.
SMP Negeri 1 Sumpiuh Negeri/Akreditasi
A 90 253
2.
SMP Negeri 2 Sumpiuh Negeri/Akreditasi
A 87 198
3.
SMP Purnama Sumpiuh Negeri/Akreditasi
B 72 115
4.
SMP Giripuro Sumpiuh Negeri/Akreditasi
B 79 78
5. SMP Muhammadiyah Sumpiuh
Negeri/Akreditasi
B 78 64
6.
MTs Ma’arif Sumpiuh Negeri/Akreditasi
B 76 185
Sumber: bansm.or.id/sekolah/sudah_akreditasi/2 2. Sampel
Suharsimi Arikunto (2010: 174) menyatakan bahwa penelitian dapat disebut sebagai penelitian sampel apabila meneliti hanya sebagian dari populasi dan bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian. Penggunaan sampel sangat berguna dalam suatu penelitian, mengingat peneliti mempunyai keterbatasan dalam hal tenaga, waktu dan dana. Sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif
(mewakili).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel proporsional karena populasi terdiri dari kategori-kategori, kelompok atau golongan yang setara atau sejajar yang diduga secara kuat berpengaruh pada hasil penelitian. Terkait dengan kelompok atau golongan maka peneliti juga menggunakan teknik random untuk
(49)
menentukan sekolah yang mewakili setiap kelompok. Berdasarkan hasil
random terpilih sekolah-sekolah sebagai tempat penelitian. Tabel 2. Daftar SMP sebagai Sampel Penelitian
No Nama Sekolah Kategori Jumlah Siswa
1 SMPN 1Sumpiuh Akreditasi A (Tinggi) 253 2 SMPN 2 Sumpiuh Akreditasi A (Sedang) 198 3 SMP Giripuro Sumiuh Akreditasi B (Sedang) 78
Jumlah 529
Penentuan sampel siswa pertama kali dilakukan dengan menghitung jumlah siswa kelas VIII di ketiga sekolah tersebut. Hal ini dilakukan karena kelas IX akan melaksanakan Ujian Nasional sehingga sudah tidak efektif di sekolah. Populasi dari perhitungan data yang di dapat dari ketiga sekolah berjumlah 529 siswa. Berdasarkan Tabel Isaac dan Michael (Sugiyono, 2011: 87) dengan tingkat kesalahan 5% atau kepercayaan 95% dengan populasi 529 siswa, maka diambil jumlah populasi terdekat yaitu 500 didapatkan sampel sebanyak 205.
Perimbangan jumlah sampel pada masing-masing kategori dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
JSB = 湡JST
�� x JPB
Keterangan:
JSB : Jumlah sampel bagian JST : Jumlah sampel total JPB : Jumlah populasi bagian
(50)
Tabel 3. Distribusi Populasi dan Sampel Kriteria
Akreditasi Sekolah Populasi Sampel
Tinggi SMP N 1 Sumpiuh 253 98
Sedang SMPN 2 Sumpiuh 198 77
Rendah SMP Giripuro Sumiuh 78 30
Jumlah Keseluruhan 529 205
Berdasarkan jumlah populasi, dapat dihitung jumlah sampel perkategori sebagai berikut:
a. Kategori akreditasi tinggi
(205:529) × 253 = 98,04 dibulatkan 98
Jadi sampel pada kategori akreditasi tinggi adalah 98 siswa. b. Kategori akreditasi sedang
(205:529) × 198 = 76,72 dibulatkan 77
Jadi sampel pada kategori akreditasi sedang adalah 77 siswa. c. Kategori akreditasi rendah
(205:529)×78 = 30,22 dibulatkan 30
Jadi sampel pada kategori akreditasi rendah adalah 30 siswa. F. Teknik Pengumpulan Data
1. Angket/Kuesioner
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket/kuesioner. Suharsimi Arikunto (2010: 194) menjelaskan bahwa angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang dia ketahui. Angket atau kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah angket tertutup, karena telah
(51)
disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih mana yang sesuai dengan dirinya.
Metode kuesioner digunakan untuk mengungkap data tentang sikap siswa dan variasi cara mengajar guru IPS SMP di Kecamatan Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah. Teknik pengambilan angket menggunakan Skala Likert, masing-masing variabel menyediakan 4 alternatif jawaban. Alasan digunakan 4 alternatif jawaban adalah untuk menghindari jawaban yang cenderung nilai tengah atau netral.
Penetapan skor jawaban instrumen menggunakan skala likert dengan alternatif jawaban yang disusun sebagai berikut:
2. Dokumentasi
Suharsimi Arikunto (2010: 192) menyatakan dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Teknik pengumpulan data ini diperoleh dari hasil keterangan yang tertulis, tergambar, dan tercetak. Dokumentasi dalam penelitian ini berkaitan dengan data guru, data jumlah siswa, letak geografis, struktur organisasi, dan arsip yang berkaitan dengan pembelajaran IPS. Fungsi dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tertulis prestasi
(52)
pembelajaran IPS di SMP Kecamatan Sumpiuh, dilihat dari nilai rapor pelajaran IPS semester ganjil kelas VIII tahun ajaran 2014/2015.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan adalah angket dan dokumentasi. Angket digunakan untuk memperoleh data sikap siswa dan variasi mengajar guru, sedangkan dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa kelas VIII SMP di Kecamatan Sumpiuh tahun ajaran 2014/2015, serta informasi mengenai alamat dan jumlah SMP di Kecamatan Sumpiuh.
Bentuk lembar angket dalam penelitian ini adalah check-list. Subjek
penelitian memilih jawaban yang telah tersedia dengan memberikan tanda (√)
pada kolom. Angket diperlukan agar pernyataan yang dibuat dalam angket memiliki titik fokus sesuai dengan indikator yang diteliti. Hal tersebut sangat membantu agar pernyataan- pernyataan dalam angket tidak menyimpang dari objek penelitian.
Angket dalam penelitian ini dibuat untuk memberikan gambaran yang jelas tentang variabel dan isi dari butir-butir yang akan disusun guna mengungkap data tentang sikap siswa dan variasi cara mengajar guru pada pelajaran IPS. Dalam penelitian ini terdapat dua angket yaitu untuk mengungkap sikap siswa dan variasi cara mengajar guru pada mata pelajaran IPS. Kisi–kisi instrumen sebagai berikut:
1. Angket Variabel Sikap Siswa
Angket ini digunakan untuk melihat sikap siswa dalam mata pelajaran IPS. Instrumen ini dikembangkan berdasarkan teori yang telah
(53)
dikemukakan dalam kajian pustaka. Adapun kisi-kisi instrumen sikap siswa tercantum pada Tabel 4.
Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen Sikap Siswa
Variabel Indikator Nomor Butir Jumlah
Sikap Siswa
Kognitif 1, 2, 3, 4*, 5, 6, 7, 8, 9* 9 Afektif 10, 11, 12, 13*, 14, 15, 16, 17 8 Komponen
perilaku
18, 19*, 20, 21, 22, 23, 24*,
25, 8
Jumlah Total 25
Keterangan: *pernyataan negatif
2. Angket Variabel Variasi Cara Mengajar Guru
Variasi cara mengajar guru merupakan perubahan pengajaran dari yang satu ke yang lain, dengan tujuan untuk menghilangkan kebosanan dan kejenuhan siswa dalam menerima bahan pengajaran yang diberikan oleh guru. Adapun kisi-kisi instrumen variasi gaya mengajar guru tercantum dalam Tabel 5.
Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen Variasi Cara Mengajar Guru
No Indikator No Item Jumlah
1 Keterampilan mengadakan keterampilan mengajar
1, 2, 3*, 4, 5, 6, 16, 17, 18, 19*, 20, 21
11 2 Variasi dalam penggunaan
alat dan media
7, 8, 9, 10, 12 4 3 Variasi pola interaksi dan
kegiatan siswa
11, 12, 13, 14, 15 5
Jumlah 20
Keterangan: tanda *pernyataan negatif 3. Prestasi Belajar IPS
Metode yang digunakan untuk mengambil data variabel terikat prestasi belajar IPS yaitu menggunakan metode dokumentasi. Alat yang digunakan adalah data yang didokumentasikan berupa nilai semester ganjil dari tempat penelitian yaitu kelas VIII SMP di Kecamatan Sumpiuh.
(54)
H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Sebelum instrumen digunakan untuk mengumpulkan data dari subjek penelitian, terlebih dahulu uji coba instrumen yang dimaksudkan untuk memperoleh alat ukur yang valid dan reliabel. Uji coba instrumen merupakan cara untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen, yaitu apakah instrumen yang digunakan valid dan reliabel. Sugiyono (2011: 121) mengatakan bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Reliabel artinya instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Uji coba dilakukan terhadap siswa kelas VIII SMP Muhamadiyah Sumpiuh dipilih untuk menjadi tempat uji coba instrumen dengan pertimbangan tidak menjadi bagian dari sampel penelitian dan masih berada dalam satu populasi yaitu Kecamatan Sumpiuh.
1. Uji Validitas Instrumen
Pengujianvaliditas instrumen menggunakan rumus product moment
dari Pearson (Suharsimi Arikuto, 2010:213) sebagai berikut: rxy = � ∑ ��−
(∑�)(∑�)
��� ∑ �2−(∑�)2��� ∑ �2−(�)2
�
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X = skor responden untuk tiap item
Y = total skor tiap responden dari seluruh item
∑X = jumlah skor dalam distribusi X
∑Y = jumlah skor dalam distribusi Y
∑X2
= jumlah kuadrat masing-masing skor X
∑Y2
= jumlah kuadrat masing-masing skor Y N = jumlah subjek
(55)
Uji coba instrumen dalam penelitian ini dilakukan kepada 30 siswa kelas VIII SMP Muhamadiyah Sumpiuh. Angket sikap siswa berjumlah 25 butir sedangkan angket variasi mengajar guru sebanyak 22 butir. Butir pernyataan kemudian dianalisis dengan bantuan komputer program SPSS 17 for windows. Setelah rxyhitung ditemukan, kemudian dibandingkan
dengan rtabel untuk mengetahui butir pernyataan yang valid dan tidak valid.
Butir soal dikatakan valid jika rhitung lebih besar atau sama dengan rtabel
(rhitung≥ rtabel) dengan taraf signifikansi 5%. Jika rhitung lebih kecil dari rtabel
(rhitung ≤ rtabel) maka butir soal dikatakan tidak valid. Berdasarkan tabel
nilai r Product Moment (Suharsimi Arikuto, 2010: 402) pada tingkat signifikansi 5% dengan derajat bebas (db)= n–2 atau 30–2= 28 yaitu 0,306. Berdasarkan perhitungan uji validitas dengan program SPSS 17 for Windows diperoleh hasil seperti pada Tabel 6.
(56)
Tabel 6. Hasil Uji Validitas Angket Sikap Siswa Variabel Butir Koefisien
Korelasi R Tabel Keterangan Sikap
Siswa
Pernyataan 1 0,760 0,306 Valid
Pernyataan 2 0,865 0,306 Valid
Pernyataan 3 0,831 0,306 Valid
Pernyataan 4 0,600 0,306 Valid
Pernyataan 5 0,810 0,306 Valid
Pernyataan 6 0,626 0,306 Valid
Pernyataan 7 0,818 0,306 Valid
Pernyataan 8 0,803 0,306 Valid
Pernyataan 9 0,691 0,306 Valid
Pernyataan 10 0,622 0,306 Valid Pernyataan 11 0,684 0,306 Valid Pernyataan 12 0,796 0,306 Valid Pernyataan 13 0,734 0,306 Valid Pernyataan 14 0,696 0,306 Valid Pernyataan 15 0,814 0,306 Valid Pernyataan 16 0,740 0,306 Valid Pernyataan 17 0,825 0,306 Valid Pernyataan 18 0,815 0,306 Valid Pernyataan 19 0,823 0,306 Valid Pernyataan 20 0,695 0,306 Valid Pernyataan 21 0,753 0,306 Valid Pernyataan 22 0,793 0,306 Valid Pernyataan 23 0,584 0,306 Valid Pernyataan 24 0,623 0,306 Valid Pernyataan 25 0,786 0,306 Valid
Hasil uji validitas angket sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan menggunakan program SPSS 17 for Windows pada Tabel 6 menunjukkan koefisien korelasi antara skor pernyataan dengan skor total (item-total correlation) untuk semua pernyataan dalam variabel penelitian lebih dari rtabel (0,306) maka dapat dikatakan bahwa semua pernyataan
dalam kuesioner sikap siswa valid untuk digunakan dalam penelitian. Hasil uji validitas pada variasi mengajar guru dapat dilihat pada Tabel 7.
(57)
Tabel 7. Hasil Uji Validitas Angket Variasi Mengajar Guru Variabel
Butir Koefisien Korelasi
R
Tabel Keterangan Variasi Cara
Mengajar
Pernyataan 1 0,765 0,306 Valid Pernyataan 2 0,773 0,306 Valid Pernyataan 3 0,745 0,306 Valid Pernyataan 4 0,807 0,306 Valid Pernyataan 5 0,826 0,306 Valid Pernyataan 6 0,883 0,306 Valid Pernyataan 7 0,830 0,306 Valid Pernyataan 8 0,708 0,306 Valid Pernyataan 9 0,392 0,306 Valid Pernyataan 10 0,857 0,306 Valid Pernyataan 11 0,778 0,306 Valid Pernyataan 12 0,844 0,306 Valid Pernyataan 13 0,787 0,306 Valid Pernyataan 14 0,902 0,306 Valid Pernyataan 15 0,610 0,306 Valid Pernyataan 16 0,632 0,306 Valid Pernyataan 17 0,684 0,306 Valid Pernyataan 18 0,885 0,306 Valid Pernyataan 19 0,766 0,306 Valid Pernyataan 20 0,834 0,306 Valid Pernyataan 21 0,754 0,306 Valid Pernyataan 22 0,575 0,306 Valid
Hasil uji validitas angket variasi cara mengajar guru pada mata pelajaran IPS dengan menggunakan program SPSS 17 for Windows pada Tabel 7 menunjukkan koefisien korelasi antara skor pernyataan dengan skor total (item-total correlation) untuk semua pernyataan dalam variabel penelitian lebih dari rtabel (0,306). Hasil tersebut memberikan pengertian
bahwa semua pernyataan dalam kuesioner sikap siswa valid untuk digunakan dalam penelitian.
(58)
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha (Suharsimi Arikunto, 2010: 239) sebagai berikut.
r11= �(�−1� )� �1 −∑
σ�2 σ�2�
Keterangan:
r11 = realibilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan 1 = bilangan konstan
∑
σ
�2 = jumlah varian butirσ
�2=
varian totalJika r11 sudah dihitung selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel r product moment. Apabila rhitung lebih besar dengan rtabel dengan taraf
signifikansi 5% maka dinyatakan reliabel. Sebaliknya apabila rhitung lebih
kecil dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5% maka dinyatakan tidak
reliabel. Untuk memberikan interpretasi terhadap koefisian atau hasil perhitungan r11, maka dapat diinterpretasikan dengan tabel pedoman.
Tabel Pedoman dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Pedoman Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, 2012: 231
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan komputer program SPSS 17 for windows dengan uji keterandalan teknik
(59)
Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Koefisien
Reliabilitas rtabel Keterangan
Sikap Siswa 0,971 0,600 Reliabilitas
sangat kuat Variasi Cara Mengajar 0,969 0,600 Reliabilitas
sangat kuat Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan program SPSS 17 for
Windows pada Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai koefisien reliabilitas
(alpha) setiap variabel dalam kuesioner penelitian lebih dari rtabel 0,600.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kuesioner penelitian tersebut memiliki reliabilitas yang sangat kuat untuk digunakan dalam penelitian. I. Teknik Analisis Data
1. Uji Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis data, maka terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis. Uji persyaratan analisis dimaksudkan kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya. Untuk memenuhi persyaratan tersebut diperlukan uji normalitas, uji lineritas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi mempunyai nilai residual yang berdistribusi normal ataukah tidak. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan melihat grafik Normal P-P Plot.
(60)
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah pengaruh masing-masing variabel bebas yang dijadikan prediktor mempunyai hubungan linier atau tidak terhadap variabel terikat. Menghitung hubungan linearitas menggunakan rumus Sutrisno Hadi (2004:14) sebagai berikut:
Freg=������� ���
Keterangan:
Freg = Harga bilangan F untuk garis regresi
RKreg = Rerata kuadrat garis regresi
RKres = Rerata kuadrat Residu
Selanjutnya nilai Fhitung yang didapat dikonsultasikan dengan
nilai Ftabel, apabila nilai Fhitung lebih kecil atau sama dengan nilai Ftabel
pada taraf signifikansi 5%, maka korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat linear, sebaliknya jika nilai Fhitung lebih besar dari nilai
Ftabel maka korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat tidak
linier.
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linear antar variabel bebas atau apakah antar variabel bebas menjadi multikolinearitas. Teknik untuk mengujinya dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment, sehingga akan diperoleh harga interkorelasi antara variabel bebas. Suharsimi Arikunto (2010: 213) menyatakan uji multikolinearitas dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
(61)
( ) ( )( )
( )
{
2 2}
{
2( )
2}
.
. x x N y y
N y x xy N rxy Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ = Keterangan:
rxy = koefisiesn korelasi antara variabel x dan y
N = jumlah subjek
X = skor responden untuk tiap item
Y = total skor tiap responden dari seluruh item
∑x = jumlah skor dalam distribusi x
∑y = jumlah skor dalam distribusi y
∑x2
= jumlah kuadrat masing-masing skor x
∑y2
= jumlah kuadrat masing-masing skor y
Jika rxy hitung lebih kecil dari 0,80 berarti tidak terjadi
multikolinearitas, tetapi jika rxy hitung lebih besar dari 0,80 berarti
terjadi multikolinearitas. d. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainterjadi ketidaksamaan. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.Untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya heteroskedastisitas dapat melihat grafik
scatterplot. 2. Uji Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian yaitu ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap siswa dan variasi mengajar guru dengan hasil belajar IPS siswa. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian hipotesis antara lain:
a. Mencari koefisien korelasi ganda antara prediktor X1 dan X2 dengan
(62)
��(1, 2) =��₁ ∑ �₁�+�₂ ∑ �₂� ∑ �²
Keterangan:
Ry(1, 2) = koefisien korelasi antara Y dengan X1 dan X2
a1 = koefisien predictor X1
a2 = koefisien predictor X2
ΣX1Y = jumlah produk antara X1 dan Y ΣX2Y = jumlah produk antara X2 dan Y ΣY² = jumlah kuadrat kriterium Y
b. Menguji signifikansi korelasi ganda dengan uji F. Rumus yang digunakan menurut Sutrisno Hadi (2004: 23) yaitu:
�= �²(� − � −1) �(1− �²) Keterangan:
N = cacah kasus M = cacah prediktor
R =Koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor
Uji F atas digunakan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara variabel bebas sikap siswa dan variasi mengajar guru dengan variabel terikat prestasi belajar IPS. Jika F hitung lebih besar atau sama dengan F tabel pada taraf signifikans 5% maka hubungan variabel bebas tehadap variabel terikat signifikan. Sebaliknya, apabila F hitung lebih kecil dari F pada taraf signifikansi 5% maka hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak signifikan.
c. Sumbangan relatif dan sumbangan efektif prediktor terhadap kriterium sebagai berikut:
1) Sumbangan Relatif (SR%)
Sumbangan relatif digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan masing-masing variabel bebas atauprediktor terhadap
(63)
prediksi. Sumbangan relatif dapat dihitung dengan rumus menurut Sutrisno Hadi (2004: 37):
SR% = � ∑ ��
����� x 100%
Keterangan:
SR% = sumbangan relatif dari suatu prediktor a = koefisien prediktor
∑ �� = jumlah produkantara X dan Y
����� = jumlah kuadrat regresi
Perhitungan ini dilakukan agar dapat diketahui besarnya sumbangan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat secara keseluruhan. Sumbangan relatif menghitung besarnya sumbangan masing-masing variabel bebas tanpa memperhatikan variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini, sehingga besarnya sumbangan masing-masing variabel bebas dapat diprediksi.
2) Sumbangan Efektif (SR%)
Sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan efektif tiap prediktor atau variabel bebas dari keseluruhan prediksi. Sumbangan efektif dapat dihitung dengan rumus menurut Sutrisno Hadi (2004: 39) sebagai berikut:
SE% =SR% x R2 Keterangan:
SE% = sumbangan efektif dari satu prediktor SR% = sumbangan relatif dari satu prediktor R2 = koefisien determinasi
(64)
Perhitungan ini dilakukan agar dapat diketahui besarnya sumbangan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, sehingga sumbangan yang diberikan masing-masing variabel bebas dapat dilihat. Sumbangan efektif dihitung dengan memperhatikan variabel bebas lainnya yang tidak diteliti pada penelitian ini.
(65)
48
48 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi hasil penelitian yang diperoleh serta pengolahan datanya, meliputi analisis deskriptif, uji prasyarat analisis dan analisis statistik untuk menguji hipotesis penelitian serta pembahasan hasil analisis data. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada responden penelitian yaitu siswaSMP di Kecamatan Sumpiuh Banyumas.
A. Deskripsi Data Penelitian 1. Deskripsi Data Umum
a. SMP Negeri 1 Sumpiuh
SMP Negeri 1 Sumpiuh berdiri sejak 1971, berlokasi di pinggir Jalan Raya Timur Sumpiuh Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas. Sekolah yang menempati tanah bekas Eiogendon/Tanah Negara No. 2172 seluas 8860 m2 dan No. 610 seluas 1434 m2. Rombongan belajar di SMP 1 Sewon 24 kelas, dengan jumlah siswa 450 siswa, staff pengajar 55 orang guru dan didukung 19 orang staff Tata Usaha. Adapun visi SMP Negeri 1 Smpiuh yaitu “Unggul dalam Prestasi, Berdaya Saing Global, Santun dan Agamis”. Misinya yaitu melaksanakan pengembangan kompetensi pendidikan yang meliputi:
1) Mewujudkan lulusan yang memiliki kompetitif yang tinggi. 2) Mewujudkan lulusan yang santun dan agamis.
(66)
3) Mewujudkan dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang baik.
4) Mewujudkan perangakan kurikulum yang lengkap. 5) Melaksanakan pembelajaran dengan CTL.
6) Mewujudkan sarana dan prasarana yang relevan dengan kegiatan pembelajaran.
7) Mewujudkan media pembelajaran berbasis ICT.
8) Mewujudkan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang sesuai denganbidang tugasnya.
9) Mewujudkan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang memenuhi kualitas dan kuantitas.
10) Mewujudkan team work yang handal dalam pengelola pendidikan. 11) Mewujudkan administrasi penilaian yang lengkap.
12) Mewujudkan kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang tepat. 13) Mengembangkan model-model penilaian.
14) Mewujudkan kerjasama antar sekolah dan stake holder dalam penggalangan dana.
SMP 1 Sumpiuh telah memiliki berbagai fasilitas lengkap dan memadai sebagai penujang dalam keberhasilan pembelajaran. Sarana dan prasarana akademik antara lain ruang kelas 24, laboratorium komputer ber-AC, ruang Pusat Sumber Belajar (PSB), ruang laboratorium fisika,
(67)
ruang laboratorium biologi, ruang laboratorium bahasa ber AC, ruang perpustakaan A dan B, ruang menjahit/memasak, ruang OSIS, ruang BK, ruang UKS, ruang studio musik, musholla, lapangan olahraga (basket, badminton, sepakbola), ruang koperasi OSIS, ruang kantin higienis 3 tempat, ruang pertemuan, ruang kantor guru dan tata usaha, ruang kepala sekolah dan ruang tamu.
b. SMP Negeri 2 Sumpiuh
SMP Negeri 2 Sumpiuh terletak di Jalan Giritomo Desa Kebokura Kecamatan Sumpiuh.Sekolah ini memiliki luas tanah 2500 m2 dan luas bangunan 288 m2.Sekolah ini memiliki 16 ruang kelas perpustakaan, laboratorium IPA, laboratorium bahasa, laboratorium komputer, ruang OSIS, ruang perkantoran, koperasi siswa, lapangan upacara, kantin sekolah, ruang UKS, toilet/wc, ruang BK/BP, masjid, gudang, ruang agama, tempat parkir untuk guru dan siswa, dan ruang satpam.
Adapun visi SMP Negeri 2 Sumpiuh adalah “Berkarakter, Cerdas, dan Terampil”.Sebagai upaya pencapaian visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Adapun misi yang di tempuh SMP Negeri 2 Sumpiuh antara lain:
1) Mengembangkan pribadi berkarakter yang cinta tanah air
2) Menyelenggarakan pendidikan dan pembiasaan menjalankan ibadah menuju insan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
(68)
3) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas untuk mengembangkan intelektual, minat, bakat dan spiritual
4) Mengutamakan kerjasama dalam menyelesaikan tugas kependidikan dengan melibatkan semua warga sekolah, stake holders sekolah dan komite sekolah
5) Menciptakan iklim kompetitif melalui olahraga, olah kriya dan seni budaya yang berdaya saing untuk memacu peningkatan prestasi sebagai bekal hidup.
c. SMP Giripuro Sumpiuh
SMP Negeri Giripuro Sumpiuh terletak di Jalan Giritomo no 15 Desa Kebokura Kecamatan Sumpiuh.Sekolah ini memiliki luas tanah 1500 m2 dan luas bangunan 700 m2. Sekolah ini memiliki 6 ruang kelas, laboratorium komputer, laboratorium IPA, laboratorium bahasa, ruang UKS, ruang guru dan kepala sekolah dan ruang tata usaha, ruang OSIS, koperasi siswa, lapangan upacara, kantin sekolah, toilet/wc, ruang BK/BP, masjid, gudang, ruang agama, tempat parkir untuk guru dan siswa, dan ruang satpam.
Adapun Visi dari SMP Giripuro Sumpiuh yaitu “Maju Terus Berprestasi, Berperilaku Santun dan Agamis”.Misi dari SMP Giripuro Sumpiuh sebagai berikut:
(69)
1) Melaksanakan pembelajaran secara optimal dan belajar secara insentif diluar jam efektif agar peserta didik berkembang secara optimal.
2) Menumbuhkan semangat berprestasi dikalangan warga sekolah. 3) Menyediakan sarana pengembangan olahraga secara optimal. 4) Menyediakan sarana pengembangan kesenian secara optimal.
5) Mengembangkan ketrampilan berwawasan lingkungan secara optimal.
6) Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman ajaran agama yang di anut dan meningkatkan akhlakul qarimah yang dapat menjadi kesehatan dan kearifan dalam bertindak dan berpijak pada jati diri. 2. Deskripsi Data Khusus
Deskripsi data dari masing-masing variabel berdasarkan data yang diperoleh di lokasi penelitian akan disajikan pada bagian ini. Penelitian ini menggunakan sampel dengan responden sebanyak 205 siswa dari kelas VIII SMP Negeri 1 Sumpiuh, SMP Negeri 2 Sumpiuh dan SMP Giripuro Sumpiuh tahun ajaran 2014/2015. Rincian jumlah siswa untuk SMP Negeri 1 Sumpiuh 98 siswa kelas VIII, SMP Negeri 2 Sumpiuh 77 siswa kelas VIII, SMP Giripuro Sumpiuh 30 siswa kelas VIII.
(70)
B. Analisis Data
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data variabel penelitian yang meliputi sikap siswa, variasi cara mengajar gurudan prestasi belajar IPS.Analisis deskriptif yang dilakukan meliputi nilai-nilai empirik dan ideal untuk skor minimum, skor maksimum, rata-rata (mean), dan simpangan baku (SD). Nilai-nilai tersebut akan digunalan untuk menyusun tabel distribusi frekuensi dan kategorisasi skor.
Kategorisasi skor dilakukan untuk mengetahui tingkat gejala yang diamati, dengan cara mengelompokkan data menjadi tiga kategori yaitu kategori sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan kategori sangat rendah untuk variabel sikap siswa dan variasi cara mengajar guru. Adapun kategorisasi variabel prestasi belajar IPS siswa didasarkan pada KKM 75. Secara rinci hasil analisis deskriptif setiap data variabel penelitian adalah sebagai berikut.
a. Analisis Deskriptif Variabel Sikap Siswa
Pernyataan variabel Sikap Siswa terdiri dari 25 item, sehingga akan diperoleh skor minimum ideal sebesar 25, skor maksimum ideal sebesar 100, rata-rata (mean) ideal sebesar 62,5 dan simpangan baku (SD) ideal sebesar 12,5. Hasil perhitungan menunjukkan skor minimum empirik sebesar 62, skor maksimum empirik sebesar 83, rata-rata (mean) empirik sebesar 70,92 dan simpangan baku (SD) empirik sebesar 4,98.
(71)
Berdasarkan nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku (SD) ideal variabelsikap siswa yang diperoleh dapat disusun klasifikasi data variabel sikap siswa seperti pada Tabel 10.
Tabel 10.Klasifikasi Data Variabel Sikap Siswa
Kategori Interval Kelas Frekuensi Persentase
Sangat tinggi 78,9 – 83,0 14 6,8
Tinggi 74,7 – 78,8 46 22,4
Sedang 70,5 – 74,6 37 18,0
Rendah 66,3 – 70,4 61 29,8
Sangat rendah 60,0 – 66,2 47 22,9
Total 205 100,0
Berdasarkan Tabel 10 dapat disimpulkan bahwa data variabelsikap siswa 6,8% berada pada kategori sangat tinggi, 22,4% berada pada kategori tinggi, 18,0% berada pada kategori sedang, 29,8% berada pada kategori rendah dan 22,9% berada pada kategori sangat rendah. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Diagram Klasifikasi Data Sikap Siswa 6,8%
22,4% 18% 29,8%
22,9%
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
(72)
Diketahui nilai mean (rata-rata empirik) variabel sikap siswa sebesar 70,92 masuk dalam interval kelas 70,5–74,6 atau pada kategori sedang. Berdasarkan hasil klasifikasi dapat disimpulkan bahwa variabel sikap siswa secara umum termasuk kategori sedang.
b. Analisis Deskriptif Variabel Variasi Cara Mengajar Guru
Pernyataan variabel variasi cara mengajar guru terdiri dari 22 item, sehingga akan diperoleh skor minimum ideal sebesar 22, skor maksimum ideal sebesar 88, rata-rata (mean) ideal sebesar 55,0 dan simpangan baku (SD) ideal sebesar 11,0. Hasil perhitungan menunjukkan skor minimum empirik sebesar 58, skor maksimum empirik sebesar 88, rata-rata (mean) empirik sebesar 74,52 dan simpangan baku (SD) empirik sebesar 6,44. Berdasarkan nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku (SD) ideal variabel variasi cara mengajar guru yang diperoleh dapat disusun klasifikasi data variabel variasi cara mengajar guru dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Klasifikasi Data Variabel Variasi Cara Mengajar Guru Kategori Interval Kelas Frekuensi Persentase
Sangat tinggi 82,1 – 88,0 33 16,1
Tinggi 76,1 – 82,0 47 22,9
Sedang 70,1 – 76,0 57 27,8
Rendah 64,1 – 70,0 61 29,8
Sangat rendah 58,0 – 64,0 7 3,4
(73)
Berdasarkan Tabel 11 dapat disimpulkan bahwa data variabel variasi cara mengajar guru 16,1% berada pada kategori sangat tinggi, 22,9% berada pada kategori tinggi, 27,8% berada pada kategori sedang, 29,8% berada pada kategori rendah dan 3,4% berada pada kategori sangat rendah. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Diagram Klasifikasi DataVariasi Cara Mengajar Guru Diketahui nilai mean (rata-rata empirik) variabel variasi cara mengajar guru sebesar 74,52 masuk dalam interval kelas 70,1–76,0 atau pada kategori sedang. Berdasarkan hasil klasifikasi dapat disimpulkan bahwa variabel variasi cara mengajar guru secara umum masuk kategori sedang.
c. Analisis Deskriptif Variabel Prestasi Belajar IPS
Hasil perhitungan variabel prestasi belajar IPS menunjukkan skor minimum empirik sebesar 70,17; skor maksimum empirik sebesar 91,00; rata-rata (mean) empirik sebesar 80,13 dan simpangan baku (SD) empirik sebesar 4,00.Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disusun kategorisasi
16,1% 22,9% 27,8%
29,8% 3,4%
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah
(74)
data variabel prestasi belajar IPS berdasarkan KKM 75 yang tercantum dalam Tabel 12.
Tabel 12.Klasifikasi Data Variabel Prestasi Belajar IPS
Kategori Frekuensi Persentase
< KKM 19 9,27
≥ KKM 186 90,73
Total 205 100,0
Berdasarkan Tabel 12 dapat disimpulkan bahwa data variabel prestasi belajar IPS 90,73% berada pada interval nilai lebih dari KKM, dan 9,27% berada pada interval nilai kurang dari KKM. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Diagram Klasifikasi Data Prestasi Belajar IPS
Diketahui nilai mean (rata-rata empirik) variabel prestasi belajar IPS sebesar 80,13 masuk dalam interval kelas >75. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata prestasi belajar IPS siswa SMP di Kecamatan Sumpiuh melampaui KKM (>KKM).
9,27%
90,73%
<KKM
(1)
Lampiran 10.
Output
Uji Multikolinieritas
OUTPUT
UJI MULTIKOLINIERITAS
Correlations
Correl ations
1 ,160* ,274**
,022 ,000
205 205 205
,160* 1 ,277**
,022 ,000
205 205 205
,274** ,277** 1 ,000 ,000
205 205 205
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X1
X2
Y
X1 X2 Y
Correlation is s ignificant at t he 0.05 level (2-t ailed). *.
Correlation is s ignificant at t he 0.01 level (2-t ailed). **.
(2)
OUTPUT
UJI HETEROSKEDASTISITAS
Charts
3 2
1 0
-1 -2
-3
Regression Standardized Predicted Value
4
2
0
-2
-4
R
egressi
on
St
andardi
zed
R
esi
dual
Dependent Variable: Y Scatterplot
(3)
Lampiran 12.
Output
Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X
1OUTPUT
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL X
1Reliability
Ca se P rocessing Sum ma ry
30 100,0
0 ,0
30 100,0 Valid
Ex cludeda
Total Cases
N %
Lis twis e deletion based on all variables in the procedure. a.
Reliability Statistics
,971 25
Cronbach's
(4)
65,63 310,171 ,760 ,969
65,70 301,045 ,865 ,968
65,60 305,145 ,831 ,969
65,70 313,045 ,600 ,970
65,57 306,254 ,810 ,969
65,67 313,195 ,626 ,970
65,90 299,334 ,818 ,969
65,70 312,838 ,803 ,969
65,90 313,679 ,691 ,970
65,77 314,392 ,622 ,970
65,60 312,869 ,684 ,970
65,73 302,478 ,796 ,969
65,67 311,678 ,734 ,969
65,83 310,833 ,696 ,970
65,93 304,754 ,814 ,969
66,07 310,271 ,740 ,969
65,80 305,752 ,825 ,969
65,53 305,499 ,815 ,969
65,43 303,702 ,823 ,969
65,67 314,920 ,695 ,970
65,90 307,817 ,753 ,969
65,47 310,326 ,793 ,969
65,87 319,775 ,584 ,970
65,93 317,582 ,623 ,970
65,63 310,447 ,786 ,969
X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_7 X1_8 X1_9 X1_10 X1_11 X1_12 X1_13 X1_14 X1_15 X1_16 X1_17 X1_18 X1_19 X1_20 X1_21 X1_22 X1_23 X1_24 X1_25
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted
(5)
Lampiran 13.
Output
Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X
2OUTPUT
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS VARIABEL X
2Reliability
Ca se P rocessing Sum ma ry
30 100,0
0 ,0
30 100,0 Valid
Ex cludeda
Total Cases
N %
Lis twis e deletion based on all variables in the procedure. a.
Reliability Statistics
,969 22
Cronbach's
(6)
63,47 235,982 ,765 ,968
63,43 236,461 ,773 ,968
63,53 235,292 ,745 ,968
63,33 236,989 ,807 ,968
63,67 226,989 ,826 ,967
63,60 226,869 ,883 ,966
63,70 228,148 ,830 ,967
63,47 238,326 ,708 ,968
63,57 247,220 ,392 ,971
63,93 230,064 ,857 ,967
63,87 226,326 ,778 ,968
63,63 225,206 ,844 ,967
63,50 234,810 ,787 ,968
63,90 228,024 ,902 ,966
63,50 235,569 ,610 ,969
63,17 239,247 ,632 ,969
63,33 237,747 ,684 ,968
63,63 226,378 ,885 ,966
63,60 232,869 ,766 ,968
63,57 227,082 ,834 ,967
63,83 236,282 ,754 ,968
63,37 245,344 ,575 ,969
X2_1 X2_2 X2_3 X2_4 X2_5 X2_6 X2_7 X2_8 X2_9 X2_10 X2_11 X2_12 X2_13 X2_14 X2_15 X2_16 X2_17 X2_18 X2_19 X2_20 X2_21 X2_22
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted