Hakikat Sumber Belajar Kajian Teori

xxx Banyumas, baik secara geografis, kultural maupun etnis, termasuk dalam wilayah kebudayaan Jawa. Menurut Lombard, di tanah Jawa dapat dibedakan menjadi lima wilayah pokok, dan Banyumas termasuk wilayah pokok daerah lembah sungai Serayu, merupakan salah satu daerah tempat berkembangnya kegiatan kecil yang sibuk bersamaan dengan daerah Purbalingga, Cilacap dan Purwokerto. Lebih lanjut Lombard menyatakan bahwa pada abad ke-16 dan ke-17 daerah itu berfungsi sebagai persinggahan Islam di antara Demak dan bagian timur Tanah Pasundan. Bagi mereka yang datang dari barat, daerah itu merupakan serambi dunia Jawa, Lombard, 2005:33.

4. Hakikat Sumber Belajar

Sekolah adalah lembaga pendidikan yang memberikan pelayanan kepada para siswa agar dapat mencapai dan menguasai semua kompetensi. Dengan tercapainya secara tuntas sejumlah kompetensi tersebut maka bisa dikatakan bahwa sekolah sudah mampu menjalankan tugas dan fungsinya. Sekolah juga mempunyai peranan untuk melestarikan budaya lokal, yang dapat pula dijadikan sebagai sumber belajar bagi siswanya agar lebih mendorong siswa lebih aktif belajar, dan mengenal budaya daerahnya. Belajar bukan sekedar menghafal dan mengingat, sebab belajar merupakan proses yang salah satu indikatornya harus ada perubahan pada diri orang yang belajar, Nana Sujana, 2008:22. Sedangkan menurut Slameto belajar merupakan proses usaha yang dilakukan individu untuk mempunyai perubahan yang baru sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan, Slameto, 2003:2. Guru bukan xxxi satu-satunya sumber belajar. Sumber belajar dapat dikembangkan secara kreatif sesuai dengan kemampuannya oleh pendidik dan peserta didik. Sumber belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang memungkinkan siswa belajar secara individual. Sumber adalah asal yang mendukung terjadinya belajar, termasuk sistem pelayanan, bahan pembelajaran dan lingkungan. Sedangkan belajar adalah proses yang komplek yang tejadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi sampai ke liang lahat, Arief S. Sadiman, 1996:1. Sumber belajar adalah segala daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru guna memberi kemudahan kepada seseorang dalam belajarnya, Nana Sujana, 2001:77. Selanjutnya dinyatakan pula bahwa sumber belajar terdapat di berbagai tempat, yang berwujud manusia, lingkungan, sarana, fasilitas dan aktivitas yang bermanfaat meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan belajar mengajar . Sumber belajar pada hakikatnya adalah semua sumber yang terdiri dari pesan, manusia, material media software, peralatan hardware, teknik metode dan lingkungan yang digunakan secara sendiri-sendiri maupun secara bersama- sama kombinasi untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran, AECT, 1977:8. Dalam perkembangannya, sumber belajar merupakan bahan atau materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi si pelajar, sebab pada hakekatnya belajar adalah untuk mendapatkan hal-hal baru atau perubahan, Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006:48. Lebih spesifik Sri Anitah 2008:5-6, menyatakan bahwa sumber belajar diartikan sebagai segala xxxii sesuatu yang dapat digunakan untuk memfasilitasi kegiatan belajar. Sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu : a. Sumber belajar yang dirancang resources by design, sumber belajar yang sengaja direncanakan untuk keperluan pembelajaran. Sumber belajar yang termasuk kategori ini adalah buku teks, modul, brosur, ensiklopedia, film, video, tape, slide, film strips, OHP dan LCD. b. Sumber belajar yang dimanfaatkan resources by utilization, yaitu segala sesuatu yang sudah tergelar di sekitar kita, misalnya : pasar, toko, museum, tokoh masyarakat, peninggalan sejarah dan gedung lembaga negara. Berbagai sumber yang tersedia bagi pengajaran dapat dikelompokkan ke dalam sejumlah kategori. Sedangkan yang paling bermanfaat bagi pendidikan menurut Jerold E Kemp 1994:187 adalah: a. Sumber yang nyata, berupa narasumber, benda, alat, model, atau tiruan benda asli. b. Bahan takterproyeksikan dwimatra, yang dapat berupa lembaran kertas bercetak, papan tulis, diagram, foto, bagan, grafik, dan lain-lain. c. Rekaman suara. d. Gambar diam yang diproyeksikan, dapat berupa; slide, carikan film, program komputer, dan lain-lain. e. Gambar bergerak yang diproyeksikan. f. Kombinasi media. xxxiii Pemahaman terhadap sumber belajar sangat penting bagi pengguna, karena tidak semua yang ada di sekitar sekolah dan lingkungan siswa dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Pemilihan sumber belajar yang tepat dapat mendorong proses pembelajaran menjadi lebih hidup atau aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan. Konsep pembelajaran seperti inilah yang sering disebut sebagai pembelajaran PAIKEM. Adapun beberapa kriteria dalam memilih dan menetapkan sumber belajar antara lain bahwa sumber tersebut harus dapat: a. Memberi dorongan kepada siswa dengan menarik perhatian dan merangsang minat mereka terhadap pelajaran. b. Melibatkan siswa secara langsung dan bermakna dalam memperoleh pengalaman belajar. c. Memberikan saham dalam membentuk sikap dan mengembangkan apresiasi siswa. d. Menjelaskan dan mengilustrasikan bahan ajar pengetahuan dan ketrampilan kinerja. e. Memberikan kesempatan untuk melakukan swaanalisis dalam kinerja dan tingkah laku perseorangan, Jerrold E Kemp, 1994:187. 5. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial IPS Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan istilah yang diadopsi dari Amerika Serikat yang sejatinya dinamakan Social Studies. Dilihat dari muatannya, IPS dapat diartikan sebagai mata pelajaran tentang penelaahan xxxiv masyarakat, baik yang terdapat di sekelilingnya maupun di negeri lain, masa sekarang maupun masa lampau. IPS adalah mata pelajaran hasil fusi atau peleburan dari sejumlah disiplin ilmu sosial, seperti sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, tata negara dan psikologi sosial. IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD dan SMP, Nasution, 1987:3. Penyederhanaan ini memiliki makna : a. Menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari di perguruan tinggi menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan berpikir siswa setingkat SD dan SMP. b. Mempertautkan dan memadukan bahan berasal dari aneka cabang ilmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi bahan pelajaran yang mudah dicerna. Pembelajaran IPS menurut pendapat Daldjoeni 1992:27 memiliki lima tujuan, yaitu : a. IPS mempersiapkan siswa untuk studi lanjut di bidang ilmu sosial. Jika nanti masuk SMA dan perguruan tinggi, akan disajikan secara parsial antara ekonomi, sejarah, geografi, antropologi dan sosiologi. b. IPS bertujuan untuk mendidik warga negara yang baik. Karena itu mata pelajaran yang disajikan ditempatkan dalam konteks budaya melalui pengolahan secara ilmiah dan psikologis yang tepat. xxxv c. IPS yang mempelajari closed area, yaitu masalah-masalah sosial yang pantang dibahas di muka umum, bahannya berbagai pengetahuan ekonomi sampai politik, dari sosial sampai kultural untuk melatih siswa berpikir demokratis. d. Membina warga negara Indonesia atas dasar moral Pancasila dan UUD 1945, serta sikap sosial rasional dalam kehidupan. Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama 2004:7 menyatakan bahwa Pengetahuan Sosial sekarang IPS, di Indonesia diberikan di sekolah dan memiliki tujuan untuk mempersiapkan anak didik menjadi warga negara yang baik berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, dengan menitikberatkan pada pengembangan individu yang dapat memahami masalah-masalah dalam lingkungan, baik yang berasal dari lingkungan sosial yang membahas interaksi antar manusia, dan lingkungan alam yang membahas interaksi antar manusia dengan lingkungannya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Selain itu anak didik diharapkan dapat berpikir kritis dan kreatif, dapat melanjutkan serta mengembangkan nilai-nilai budaya bangsa. Dengan demikian IPS merupakan mata pelajaran yang menelaah masalah- masalah dalam masyarakat yang muncul seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi. Bahan kajian IPS lebih menekankan pada masalah-masalah sosial budaya yang terdapat di masyarakat dan lingkungannya maupun yang ada di negara lain pada masa lampau, masa sekarang xxxvi serta mengantisipasi perubahan sosial budaya beserta pengaruhnya terhadap kelangsungan hidup manusia di masa yang akan datang. Mata pelajaran IPS senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga materi pelajaran juga mengalami perubahan. Hal ini dapat terlihat dalam perkembangan kurikulum sampai detik ini yaitu KTSP. Fungsi IPS dalam KTSP adalah mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap dan ketrampilan sosial peserta didik agar dapat direfleksikan dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Dalam Kurikulum KTSP SMP yang berlaku saat ini, mata pelajaran IPS tidak secara tegas membedakan materi geografi, sejarah, ekonomi maupun sosiologi seperti sebelumnya. Meski demikian Standar Kompetensi SK dan Kompetensi Dasar KD menunjukkan adanya muatan materi-materi tersebut secara jelas. Selain itu, SK dan KD juga menunjukkan ruang bagi masuknya potensi lokal dalam rangka pencapaian tujuannya. Adapun gambaran lengkap tentang SK dan KD yang berpotensi dimasuki muatan lokal secara tersebut, lengkap disajikan pada bagian lampiran. Proses pembelajaran IPS yang materinya terdiri atas berbagai disiplin ilmu tersebut memerlukan berbagai alternatif pendekatan. Seperti pendekatan lingkungan yang semakin meluas, pendekatan pemecahan masalah yang aktual, serta pendekatan partisipasi sosial. Juga dikenal adanya pendekatan monodisiplin atau sering disebut juga pendekatan struktural, pendekatan interdisipliner yaitu memusatkan perhatian pada masalah-masalah sosial yang dapat didekati dari xxxvii berbagai disiplin keilmuan sosial dan pendekatan terpadu atau integrated approach, Direktorat PLP, 2004:18-20. Pembelajaran sejarah sebagai salah satu bagian dari mata pelajaran IPS harus mampu mengkaji realitas sosial yang ada. Karena itu, proses pembelajarannya perlu berorientasi pada masalah problem oriented, terutama berkaitan dengan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat. Hal ini didasari atas pemikiran bahwa semua kejadian yang terdapat dalam peristiwa sejarah mengandung pelajaran penting dan bermanfaat. Dengan demikian makna belajar sejarah bukan hanya untuk mengetahui rentetan peristiwa masa lampau, namun yang lebih penting adalah agar generasi yang hidup sekarang dapat mengambil hikmah kearifan kesadaran sejarah, Sukardi, 2009:4. Kearifan, menurut Pitoyo Amrih 2008:24 adalah sebuah kemauan untuk melihat hukum alam yang diciptakan Sang Khaliq. Manusia memang diciptakan memiliki akal dan hasrat, juga dibekali sebuah keistimewaan oleh Sang pencipta untuk bebas menentukan pilihan. Akan tetapi apapun pilihan manusia, harus selalu tunduk aturan main hukum alam-Nya. Sebuah kebebasan menentukan pilihan, tetapi yang selaras dengan aturan main-Nya.

B. Penelitian yang Relevan