Pokok-pokok Temuan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

cxiii dapat diatasi antara lain dengan adanya buku-buku tentang Budaya Banyumas yang tersusun secara sistematis sebagai referensi.

B. Pokok-pokok Temuan

1. Sebagian besar guru IPS tingkat SMP di wilayah Banyumas tidak memahami kebudayaan daerah tempat mereka mengajar. Baik karena latar belakangnya yang dari luar wilayah Banyumas, tidak memiliki latar belakang akademik IPS, ataupun karena mereka juga tidak memiliki kepedulian terhadap budaya lokal. Akibatnya, itikad guru-guru tersebut untuk menjadikan unsur-unsur kebudayaan Banyumas sebagai sumber belajar IPS selama ini juga sangat minim. Meski demikian ketika disodori ide untuk mengangkat unsur-unsur budaya Banyumas sebagai salah satu sumber belajar IPS, mereka kompak menyetujui dan menunjukkan antusiasmenya. 2. Wilayah Banyumas memiliki jenis-jenis seni, tradisi budaya khas, dan situs-situs sejarah dengan nilai filosofis, sosiologis, etis, dan edukatif yang sangat tinggi. Jenis-jenis seni, tradisi dan sejarah Banyumas sebagai komponen atau unsur Budaya Banyumas yang menonjol dapat dimanfaatkan sebagai sumber relajar IPS adalah sebagai berikut : a. Sejarah Banyumas, dengan pembabakan : cxiv 1 Sejarah Banyumas Prakolonial, yang mencakup ; Babad Pasir Luhur zaman Hindu, Babad Wirasaba I zaman Hindu, Babad Pasir Batang zaman Islam dan Babad Wirasaba II zaman Islam. 2 Sejarah Banyumas Masa Kolonial, dengan titik berat pada zaman VOC dan zaman Kolonial Belanda. b. Tradisi Banyumas, menguraikan tokoh pewayangan bawor sebagai simbol wong Banyumas dan upacara adat Banyumas dari upacara kelahiran, khitanan, perkawinan dan kematian. c. Kesenian Banyumas yang khas seperti ebeg kuda lumping, lengger, begalan, dan wayang kulit gagrag Banyumasan. d. Cagar Budaya di Banyumas: Pasarehan Dawuhan Banyumas, Pendopo Si Panji, dan Masjid Saka Tunggal Cikakak peninggalan awal masuknya Islam. Kini, berbagai tradisi baik berupa seni maupun pola kehidupan sosial tersebut nyaris terlupakan oleh generasi muda. Literatur tentang Budaya Banyumas pun sangat terbatas. Kalaupun ada, sebagian terkesan materinya disusun asal-asalan sehingga sulit untuk dipahami. Padahal jika dipelajari dengan sungguh-sungguh, unsur-unsur tersebut dapat menjadi bahan pelajaran yang sangat baik bagi siswa dalam rangka menemukan jati dirinya sebagai Bangsa Indonesia dengan keunikan daerah asalnya. Hal ini dapat memperkuat rasa nasionalisme siswa dan menghindarkannya dari bahaya arus modernisasi yang cenderung membuat siswa tidak berpijak pada buminya. cxv 3. Berbagai alternatif strategi pembelajaran dapat dipilih dan diterapkan guru IPS dalam memanfaatkan Budaya Banyumas sebagai sumber belajar, antara lain dengan mengaplikasikannya melalui model pembelajaran kontekstual. Hal ini dimungkinkan dengan tetap mengacu pada kurikulum yang berlaku, yaitu KTSP.

C. Pembahasan 1. Pemahaman Guru IPS tingkat SMP di Kabupaten Banyumas terhadap