Kerangka Pikir KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

xxxix tersebut hanya sebatas pada potensi lingkungan sekolah yang berwujud kebudayaan material, seperti perpustakaan, musium dan cagar budaya seperti keraton. Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar diasumsikan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep IPS yang dalam hal ini cenderung hanya menitikberatkan pada aspek kognitif. Selanjutnya diharapkan akan tumbuh kesadaran dalam diri siswa untuk ikut melestarikan benda-benda bersejarah dan akan lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran IPS di kelas.

C. Kerangka Pikir

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP IPS di tingkat SMP memberikan ruangan yang cukup bagi masuknya budaya lokal sebagai sumber belajar. Memang tidak secara jelas dan tegas pernyataan itu dirumuskan, namum rumusan standard kompetensi maupun kompetensi dasar menyiratkan hal tersebut. Ruang tersebut dapat dimanfaatkan secara efektif oleh guru untuk melakukan inovasi dengan menyeleksi materi-materi budaya lokal dalam hal ini Budaya Banyumas, sehingga layak disajikan sebagai sumber belajar IPS. Dengan demikian, apa yang digariskan KTSP IPS tetap dapat tercapai, sedangkan siswa terkonsep untuk lebih mengenal budaya daerahnya sebagai bagian dari keragaman budaya nusantara. Pada akhirnya mereka akan bisa menjadi orang-orang yang xl mumpuni ilmu pengetahuannya, tanpa harus kehilangan jati diri sebagai Bangsa Indonesia. Budaya lokal seperti Budaya Banyumas bagi masyarakatnya, merupakan warisan leluhur dengan nilai historis, estetika, dan etika, yang mencerminkan pribadi masyarakat itu sendiri. Namun seperti budaya-budaya lokal lainnya, Budaya Banyumas pun mulai ditinggalkan pemiliknya. Kalaupun masih, warisan luhur itu ’hanya’ berada di tangan segelintir orang yang sudah ’uzur’. Mengingat kompleks dan luasnya materi pelajaran IPS yang ditetapkan dan harus dicapai siswa dalam KTSP tingkat SMP, tidak mungkin menyajikan mentah-mentah budaya lokal tersebut secara utuh. Perlu dilakukan seleksi terhadap jenis-jenis budaya lokal dalam konteks penelitian ini adalah Kebudayaan Banyumas yang memenuhi kriteria, dan tujuan dalam KTSP yang dikembangkan sekolah. Materi yang telah terpilih masih perlu dikemas secara baik dengan strategi dan teknik penyampaian, sehingga dapat lebih efektif dan bermanfaat. Terdapat banyak unsur maupun wujud kebudayaan lokal, termasuk Budaya Banyumas yang tumbuh dan tetap dikembangkan masyarakat pemiliknya. Walau demikan tidak semuanya langsung dapat diterapkan sebagai sumber belajar IPS. Selain tidak semua sesuai dengan ketentuan dalam KTSP, tidak semua guru memahaminya. Oleh karena itu, diperlukan suatu acuan berupa kriteria tertentu yang dapat digunakan guru dalam menyeleksi jenis-jenis budaya lokal sehingga layak menjadi sumber belajar IPS. xli Dari dasar pemikiran itulah, penelitian ini dilakukan. Agar lebih jelas, kerangka pikir dapat dicermati pada skema berikut . Gambar : 1 Gambar : 1 Kerangka Pikir Sumber Belajar IPS Budaya Banyumas Seleksi Materi yang Relevan Teknik Cara Pemanfaatan Pemahaman Guru IPS Pembelajaran IPS xlii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Kabupaten Banyumas, dengan objek penelitian sekolah SMP dan cagar budaya. Sekolah yang dipilih adalah SMP N I Ajibarang, dengan pertimbangan bahwa sekolah tersebut telah melaksanakan kegiatan out door activity ke cagar budaya di lingkungan Kabupaten Banyumas dalam pembelajaran IPS. Sedangkan cagar budaya yang diteliti meliputi; Masjid Saka Tunggal di Wangon, Makam Dawuhan di Banyumas, dan Pendopo si Panji di Purwokerto. Penelitian dilaksanakan selama delapan bulan, dari April 2009 sampai dengan Nopember 2009. Waktu tersebut digunakan untuk observasi awal, penyusunan proposal, seminar proposal, pengumpulan data, analisis data, penyusunan draf laporan. Tindak lanjut bulan berikut adalah bimbingan konsultasi dan finalisasi penyusunan laporan.

B. Jenis dan Strategi Penelitian 1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif, mengingat penekanannya pada upaya untuk mengungkap unsur-unsur budaya lokal dalam hal ini Budaya Banyumas yang relevan dijadikan sumber belajar, baik sebagai