Penelitian yang Relevan KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

xxxvii berbagai disiplin keilmuan sosial dan pendekatan terpadu atau integrated approach, Direktorat PLP, 2004:18-20. Pembelajaran sejarah sebagai salah satu bagian dari mata pelajaran IPS harus mampu mengkaji realitas sosial yang ada. Karena itu, proses pembelajarannya perlu berorientasi pada masalah problem oriented, terutama berkaitan dengan nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat. Hal ini didasari atas pemikiran bahwa semua kejadian yang terdapat dalam peristiwa sejarah mengandung pelajaran penting dan bermanfaat. Dengan demikian makna belajar sejarah bukan hanya untuk mengetahui rentetan peristiwa masa lampau, namun yang lebih penting adalah agar generasi yang hidup sekarang dapat mengambil hikmah kearifan kesadaran sejarah, Sukardi, 2009:4. Kearifan, menurut Pitoyo Amrih 2008:24 adalah sebuah kemauan untuk melihat hukum alam yang diciptakan Sang Khaliq. Manusia memang diciptakan memiliki akal dan hasrat, juga dibekali sebuah keistimewaan oleh Sang pencipta untuk bebas menentukan pilihan. Akan tetapi apapun pilihan manusia, harus selalu tunduk aturan main hukum alam-Nya. Sebuah kebebasan menentukan pilihan, tetapi yang selaras dengan aturan main-Nya.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang upaya mengangkat potensi kedaerahan menjadi materi pelajaran IPS telah pernah dilakukan. Di antaranya oleh Neneng Dewi Setyowati dengan judul penelitian: Fungsionalisasi Benda Cagar Budaya Sebagai Sumber xxxviii Belajar dan Peningkatan Kesadaran Sejarah Bangsa Siswa Sekolah Menengah Umum Kabupaten Boyolali. Penelitian tersebut merupakan tesis Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, tahun 2004. Tujuan penelitian itu untuk mengungkap masalah pokok tentang benda cagar budaya di Kabupaten Boyolali yang dapat berfungsi sebagai sumber belajar serta kebermanfaatannya bagi siswa SMU di Kabupaten Boyolali. Penelitian itu juga mengungkap berbagai kemungkinan agar cagar budaya diolah dan dimanfaatkan sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan sebagai sarana peningkatan kesadaran sejarah. Relevansi penelitian tersebut adalah pada kajiannya yang mengambil fokus warisan budaya lokal sebagai sumber belajar. Akan tetapi, orientasi penelitian hanya mengungkap masalah pokok benda cagar budaya yang terdapat di Kabupaten Boyolali yang dapat berfungsi sebagai sumber belajar sebagai guna peningkatan kesadaran sejarah. Dengan demikian, cagar budaya tersebut digunakan hanya sebagai penunjang atau sarana pengajaran, bukan sebagai substansi materi pengayaan. Penelitian lain yang senada adalah tesis karya Hadiyah berjudul: Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS Kelas IV Sekolah Dasar SD Negeri Kleco II Surakarta, berupa. tesis Studi Pendidikan Sejarah Program Pascasarjana UNS tahun 2004. Relevansi penelitian menyoroti berbagai faktor yang dekat dengan diri siswa untuk dimanfaatkan sebagai sumber belajar pembelajaran IPS. Faktor xxxix tersebut hanya sebatas pada potensi lingkungan sekolah yang berwujud kebudayaan material, seperti perpustakaan, musium dan cagar budaya seperti keraton. Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar diasumsikan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep IPS yang dalam hal ini cenderung hanya menitikberatkan pada aspek kognitif. Selanjutnya diharapkan akan tumbuh kesadaran dalam diri siswa untuk ikut melestarikan benda-benda bersejarah dan akan lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran IPS di kelas.

C. Kerangka Pikir