Culture Area Kajian Teori

xxviii Koentjaraningrat 1988:33, menyatakan bahwa kebudayaan daerah dapat diklasifikasikan menurut beberapa ciri atau tipe masyarakatnya, yaitu; a. Tipe masyarakat dengan mata pencaharian berkebun yang masih sederhana. b. Tipe masyarakat pedesaan dengan pekerjaan bercocok tanam tanpa irigasi. c. Tipe masyarakat pedesaan yang bercocok tanam di sawah dengan irigasi. d. Tipe masyarakat perkotaan yang menjadi pusat pemerintahan, dan e. Tipe masyarakat daerah metropolitan. Dengan demikian, kebudayaan daerah dapat diartikan sebagai suatu bentuk kebudayaan yang didukung oleh masyarakat suatu daerah tertentu, di mana kebudayaan itu ada dan berkembang. Hal ini senada dengan pendapat Soekmono 1988:11 yang menyatakan bahwa tidak akan ada kebudayaan, jika tidak ada pendukungnya, yakni manusia di daerah itu sendiri.

3. Culture Area

Suatu daerah kebudayaan culture area merupakan suatu penggabungan penggolongan dari suku-suku bangsa dalam masing-masing kebudayaan yang beraneka warna, tetapi memiliki beberapa unsur dan ciri-ciri mencolok yang serupa, Koentjaraningrat, 1979:271. Suatu culture area menggolongkan ke dalam satu golongan beberapa puluh kebudayaan yang satu dengan lainnya berbeda, berdasarkan atas persamaan dari sejumlah ciri-ciri mencolok kebudayaan-kebudayaan yang bersangkutan. Baik ciri-ciri berupa unsur kebudayaan fisik seperti alat-alat bertani, transportasi, senjata, bentuk ornamen, xxix dan lain-lain maupun unsur kebudayaan yang abstrak adat-istiadat, cara berpikir, upacara keagamaan, dan lain-lain. Culture area Jawa meliputi seluruh bagian tengah dan timur Pulau Jawa. Termasuk di antaranya Banyumas, Kedu, Madiun, Malang, dan Kediri, dengan pusatnya di daerah bekas kerajaan Mataram sebelum terpecah 1755 yaitu Yogyakarta dan Surakarta, Koentjaraningrat, 1988:329. Oleh karena itu, meski di lingkungan tersebut terdapat berbagai variasi dan perbedaan yang bersifat lokal akibat perubahan sistem budaya, namun dalam beberapa unsur kebudayaan, jika dicermati tetap menunjukkan satu pola atau satu sistem kebudayaan yang sama. Kebudayaan Jawa, Sunda, dan Bali pada dasarnya merupakan tipe kebudayaan pada masyarakat pedesaan dengan pekerjaan bercocok tanam di sawah dengan padi sebagai diferensiasi dan stratifikasi sosial yang agak kompleks. Masyarakat kota yang menjadi arah orientasinya mewujudkan suatu peradaban bekas kerajaan pertanian bercampur dangan kepegawaian yang dibawa oleh sistem pemerintah kolonial, beserta semua pengaruh kebudayaan asing yang dialami. Pandangan hidup orang Jawa disebut kejawen, dalam bahasa Inggris disebut Javaneseness, Javanism. Sebagai suatu sistem, pemikiran javanism adalah lengkap pada dirinya, berisikan kosmologi, mitologi, dan seperangkat konsepsi. Yaitu suatu sistem gagasan mengenai sifat dasar manusia dan masyarakat, yang pada gilirannya menerangkan etika, tradisi, dan gaya hidup Jawa, Rini Fidiyani, 2008:44. xxx Banyumas, baik secara geografis, kultural maupun etnis, termasuk dalam wilayah kebudayaan Jawa. Menurut Lombard, di tanah Jawa dapat dibedakan menjadi lima wilayah pokok, dan Banyumas termasuk wilayah pokok daerah lembah sungai Serayu, merupakan salah satu daerah tempat berkembangnya kegiatan kecil yang sibuk bersamaan dengan daerah Purbalingga, Cilacap dan Purwokerto. Lebih lanjut Lombard menyatakan bahwa pada abad ke-16 dan ke-17 daerah itu berfungsi sebagai persinggahan Islam di antara Demak dan bagian timur Tanah Pasundan. Bagi mereka yang datang dari barat, daerah itu merupakan serambi dunia Jawa, Lombard, 2005:33.

4. Hakikat Sumber Belajar