30
6 Penentuan strategi dan jadwal kegiatan
Strategi adalah cara atau metoda yang dapat digunakan dalam melaksanakan program kegiatan.
7 Monitoring dan evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memantau proses dan hasil pelaksanaan program. Apakah program dapat dilaksanakan sesuai dengan strategi dan jadwal
kegiatan serta program sudah mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa proses penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui berbagai tahapan, yang
dimulai dari perencanaan yang meliputi perumusan masalah, penetapan program, perumusan tujuan, penentuan kelompok sasaran, identifikasi sumber dan tenaga
pelaksana, penentuan strategi dan jadwal kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan monitoring, tahapan terakhir adalah evaluasi dari pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat.
g. Program Pemberdayaan Masyarakat
Dalam penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat tentunya dibutuhkan sebuah program yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pemberdayaan yang bertujuan
untuk mengembangkan dan memandirikan masyarakat. Penyelengaraan program pemberdayaan masyarakat dilaksananakan mulai dari tahap perencanaan program,
pelaksanaan program, hingga sampai ke tahap evaluasi program. Jackobsen, Egen, dan Kauchak dalam Tony Fredian Nasdian 2013: 11-12
menjelaskan kegiatan pemberdayaan masyarakat juga memerlukan pembelajaran,
31
dikarenakan pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang terdiri atas tiga tahapan. Tahap-tahap proses pembelajaran yang dimaksud sebagai berikut:
1 Tahap Perencanaan Kegiatan pembelajaran yang baik senantiasa bertolak dari rencana yang matang,
berisi tentang tujuan yang akan dicapai, materi atau isi pembelajaran yang relevan dengan tujuan, interaksi belajar mengajar yang cocok dengan tujuan, media, sumber
belajar yang mendukung, materi bentuk dan teknik evaluasi yang tepat untuk mengukur pencapaian tujuan, serta alokasi waktu yang diperlukan.
2 Tahap Pelaksanaan Tahap ini merupakan tahap penerapan atas dasar perencanaan yang telah dibuat
oleh pendidik.Hakikat
dari tahap
pelaksanaan adalah
kegiatan operasional
pembelajaran pendidik melakukan interaksi belajar mengajar melalui penerapan berbagai strategi, metode, dan teknik pembelajaran, serta pemanfaatan seperangkat
media dan sumber-sumber pembelajaran yang telah direncanakan. Pelaksanaan pembelajaran merupakan suatu proses yang tekanannya pada sesuatu yang dilakukan,
dimana suatu perilaku dibentuk dan dikendalikan yang berpusat pada tujuan yang telah direncanakan yang menimbulkan perubahan sesuai dengan tujuan yang telah
direncanakan sebagai hasilnya. Dalam pelaksanaan pembelajaran narasumber teknis memegang peranan yang sangat penting, narasumber teknis melakukan berbagai jenis
tindakan yang menggambarkan peranannya dalam pembelajaran. 3 Tahap Evaluasi
Pada tahap ini kegiatan pendidik adalah melakukan penilaian, yakni: a Proses pembelajaran yang dilakukan oleh narasumber teknis, dan hasil-hasil
intruksional. Penilaian atas proses pembelajaran bertujuan untuk mengkaji: 1
32
Kesesuaian kegiatan operasional pembelajaran dengan desain perencanaannya, dan 2 Efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.
b Penilaian hasil bertujuan untuk mengkaji tingkat pencapaian tujuan pembelajaran. Dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa tahapan
pemberdayaan masyarakat meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Ketiga tahapan ini berkaitan satu sama lain dikarenakan jika salah satu aspek tidak ada maka
proses pemberdayaan masyarakat tidak akan dapat berlangsung.
2. Kajian Tentang Masyarakat Korban Erupsi Merapi
Sesuai dengan Undang- undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, khususnya pasal 6 dan pasal 8 telah mengamanatkan bahwa
tanggung jawab pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana antara lain adalah perlindungan masyarakat dari dampak
bencana dan pemulihan kondisi dari dampak bencana.Dampak bencana alam erupsi Gunung Merapi yang terjadi telah menimbulkan korban jiwa, kerugian harta benda dan
rusaknya sarana dan prasarana publik. Respon yang cepat sangat dibutuhkan oleh korban erupsi Gunung Merapi, jika respon cepat tersebut mengalami penundaan maka akan
menimbulkan dampak yang buruk bagi korban erupsi Gunung Merapi. Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam PSKBA tahun 2012 menerangkan bahwa:
“Penyelenggaraan kegiatan penanggulangan pasca bencana lebih banyak diarahkan pada upaya pemulihan perkonomian dan penguatan sosial.Upaya pemulihan dan
penguatan sosial dilakukan melalui pendampingan sosial dan pendampingan psikososial untuk meminimalkan dampak yang dialami korban akibat bencana yang
dialaminya”.
Pada tahap ini dilakukan upaya dan penguatan sosial dengan pemberian bantuan stimulan pemulihan sosial berupa bahan bangunan rumah BRR, yang jika korban tidak
menghendaki bantuan tersebut, alternatif bantuan yang dapat diberikan berupa jaminan
33
hidup JADUP atau isi hunian sementara Isi Huntara, serta pemberian bantuan stimulan pemulihan sosial berupa santunan ahli waris bagi korban bencana yang anggota
keluarganya meninggal dunia. Ada pula bantuan usaha ekonomi produktif UEP yakni pemulihan sosial bagi korban bencana alam yang kehilangan mata pencahariannya dan
sifat dari bantuan ini adalah bantuan yang diberikan secara kelompok, bukan untuk individu.
Sesuai dengan Standar Operasional dan Prosedur SOP Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana Bidang Perlindungan Sosial 2012: 20 bahwa tujuan kegiatan
perlindungan sosial pada tahap pasca bencana antara lain adalah pemulihan kemandirian dan pemulihan kondisi ekonomi korban bencana alam. Pemulihan kemandirian dan
pemulihan kondisi ekonomi dimaksudkan agar korban bencana erupsi merapi memiliki kemauan untuk dapat berdaya dan dapat berkembang Direktorat Perlindungan Sosial
Korban Bencana Alam PSKBA. Berdasarkan
Standar Operasional
dan Prosedur
SOP Tanggap
Darurat Penanggulangan Bencana Bidang Perlindungan Sosial 2012: 35 Kegiatan yang dapat
dilakukan dalam tahap pasca bencana antara lain: a. Penyuluhan sosial. Penyuluhan sosial dimaksudkan sebagai salah satu cara untuk
meningkatkan pemahaman korban bencana alam atau kelompok sasaran terhadap program dan proses pendampingan yang akan dilakukan.
b. Pembentukan atau pengembangan forum warga keluarga pengungsi korban bencana alam. Forum ini dimaksudkan untuk meningkatkan integrasi, solidaritas, dan
toleransi sosial antar korban bencana maupun masyarakat lokal. Selain itu, forum ini juga bertujuan untuk meningkatkan rasa kebersamaan serta kerjasama antar
kelompok masyarakat korban bencana. c. Pendampingan sosial. Pendampingan sosial bagi korban bencana adalah proses
interaksi dalam bentuk ikatan sosial antara pendamping dengan korban bencana alam yang didampingi terutama kelompok rentan, dalam upaya meningkatkan kemampuan
korban untuk dapat segera bangkit dari keterpurukan akibat bencana. d. Pendampingan psikososial. Pendampingan psikososial bagi korban bencana alam
adalah proses interaksi dalam bentuk ikatan sosial antara pendamping dengan korban bencana alam yang didampingi dalam upaya mengindentifikasi dan menganalisis