27
f. Langkah-langkah dan Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat
Dalam pemberdayaan masyarakat, tentunya dalam pelaksanaannya dibutuhkan upaya yang mampu untuk mengentaskan masyarakat dari masalah ekonomi, politik,
sosial dan budaya.Hal ini dikarenakan pemberdayaan masyarakat itu tidak bersifat selamanya, melainkan sampai masyarakat itu dapat mandiri dan dapat mengembangkan
diri mereka. Pemberdayaan merupakan suatu proses belajar yang membantu masyarakat agar mereka dapat menjadi masyarakat yang mandiri. Meskipun demikian dalam rangka
menjaga kemandirian masyarakat tersebut perlu dilakukan upaya pemeliharaan semangat, kondisi, dan kemampuan masyarakat secara terus menerus agar tidak mengalami
kemunduran. Dalam melakukan pemberdayaan masyarakat tentunya ada banyak tahapan yang
perlu dilalui, menurut Ambar Teguh Sulistiyani 2004: 83 beberapa tahapan yang harus dilalui dalam melaksanakan upaya pemberdayaan yakni meliputi:
1 Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kapasitas diri.
2 Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan keterampilan agar terbuka wawasan dan memberikan keterampilan dasar sehingga
dapat mengambil peran di dalam pembanguan. 3 Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan keterampilan sehingga
terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan kemandirian. Kindevater dalam Mustofa Kamil 2012: 57 menyatakan ciri mendasar yang dapat
diidentifikasi dalam proses pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan non formal meliputi:
1 Small group structure, yaitu pembentukan kelompok kecil yang dapat dilakukan
berdasarkan umur yang sama, minat yang sama dan sukarela. Empowering menekankan pada kebersamaan langkah yang memungkinkan kelompok dapat
berkembang. 2
Transfer of responsibility, yaitu pemberian tanggung jawab kepada warga belajar ini sudah dilibatkan dalam kegiatan perencanaan, penyusunan program sampai dengan
evaluasi program yang sudah dilaksanakan.
28
3 Participant leadership, yaitu kepemimpinan kelompok dipegang warga belajar.
Semua kegiatan diatur oleh kelompok, sehingga semua warga belajar memiliki tanggung jawab dalam setiap kegiatan.
4 Agent as facilitator, yaitu; agen, guru, tutor sebagai pendidik berperan sebagai
fasilitator. 5
Democratic and non-hierenchical relationship and processes, yaitu dalam proses pengambilan keputusan untuk setiap kegiatan harus berdasarkan musyawarah bersama
atau hasil pemungutan suara. 6
Integration of reflection and action, yaitu adanya kesamaan pandang dan langkah di dalam mencapai tujuan tertentu, yang dapat ditumbuhkan dari masalah-masalah
aktual. Analisis masalah dalam proses pemberdayaan merupakan hal yang sangat penting, dalam pelaksanaannya diperlukan fasilitator yang cakap dan jeli dalam
mengungkap masalah atau kebutuhan yang dirasakan oleh warga belajar. 7
Methods which encourage self-reliance, yaitu metode yang digunakan harus dipilih dan dapat menumbuhkan rasa percaya diri bagi warga belajar seperti: dialog,
dan kelompok kegiatan bebas, antara lain; kelompok belajar dan workshop yang dilengkapi dengan peralatan yang dapat digunakan warga belajar dan berbagai latihan
mandiri. 8
Improvement of social, economic, and or political standing, yaitu bahan diarahkan pada kebutuhan kenyataan hidup sehari-hari warga belajar. Dan kegiatan belajar ini
pada akhirnya harus bertujuan untuk memperbaiki kehidupan sosial, ekonomi dan atau kedudukan dalam bidang politik.
Menurut Bambang Rustanto dkk 2010: 2 melalui pusat kajian kelembagaan dan pelayanan masyarakat PK2PM Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung sesuai
dengan prinsip dasar yang digunakan dan menjadi gagasan inti community development yaitu partisipasi masyarakat, maka setiap langkah dalam proses community development
haruslah dilakukan oleh warga masyarakat itu sendiri dengan bantuan keahlian dan teknis dari sistem pelaksana dan sistem kegiatan.
Pelaksanaan community development dapat dilakukan melalui penetapan sebuah program atau proyek pembangunan. Secara garis besar, perencanaannya menurut
Bambang Rustanto dkk 2010: 2 melalui pusat kajian kelembagaan dan pelayanan
masyarakat PK2PM Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung yang dapat dilakukan dengan mengikuti 7 langkah yaitu :