manajerial dalam PKD di jajaran Pemerintah Kota Medan, diestimasi akan menurunkan kinerja manajerial sebesar 0.084.
d. Variabel struktur kewenangan informal diestimasi berpengaruh negatif terhadap kinerja manajerial di jajaran Pemerintah Kota Medan, hal ini tercermin dari
nilai koefisien regresi variabel struktur kewenangan informal yang bertanda negatif sebesar -0.212, yang berarti setiap peningkatan 1 struktur kewenangan
informal di jajaran Pemerintah Kota Medan, diestimasi akan menurunkan kinerja manajerial sebesar 0.212.
e. Kesalahan estimasi variabel struktur kewenangan formal, karakteristik SIKD, peranan manajerial dalam PKD dan struktur kewenangan informal didalam
mengestimasi kinerja manajerial di Pemerintah Kota Medan sebesar 10.82.
2. Struktur Persamaan – II :
Struktur persamaan ini merupakan model analisis data yang digunakan untuk mengestimasi pengaruh langsung struktur kewenangan formal, karakteristik SIKD,
peranan manajerial dalam PKD dan struktur kewenangan informal terhadap cost consciousness manajerial di jajaran Pemerintah Kota Medan. Berdasarkan output
SPSS sebagaimana ditunjukkan pada Lampiran 15.2, dapat dibentuk model analisis data sebagai berikut:
Z = -3.628 + 0.409X
1
+ 0.586X
2
+ 0.104X
3
+ 0.140X
4
Dimana :
+ 2.64 ....... Pers. 2
Z = Cost Consciousness
X
1
X = Struktur Kewenangan Formal
2
X = Karakteristik SIKD
3
X = Peranan Manajerial dalam PKD
4
= Struktur Kewenangan Informal Sumber : Lampiran 15.2.
Model analisis di atas menginterpretasikan bahwa cost consciousnes manajerial di Jajaran Pemerintah Kota Medan memiliki nilai konstanta yang negatif, yaitu
sebesar – 3.628 tanpa dipengaruhi oleh varians variabel struktur kewenangan formal, karakteristik SIKD, peranan manajerial dalam PKD dan struktur
kewenangan informal. Model analisis di atas juga menginterpretasikan bahwa: a. Variabel struktur kewenangan formal diestimasi berpengaruh positif terhadap
cost consciousnes manajerial di jajaran Pemerintah Kota Medan, hal ini tercermin dari nilai koefisien regresi variabel struktur kewenangan formal yang
bertanda positif sebesar 0.409, yang berarti setiap peningkatan 1 kewenangan formal manajerial di jajaran Pemerintah Kota Medan, diestimasi dapat
meningkatkan cost consciousnes manajerial sebesar 0.409. b. Variabel karakteristik SIKD diestimasi berpengaruh positif terhadap cost
consciousnes manajerial di jajaran Pemerintah Kota Medan, hal ini tercermin dari nilai koefisien regresi variabel karakteristik SIKD yang bertanda positif
sebesar 0.586, yang berarti setiap peningkatan 1 karakteristik SIKD di jajaran Pemerintah Kota Medan, diestimasi dapat meningkatkan cost consciousnes
manajerial sebesar 0.586. c. Variabel peranan manajerial dalam PKD diestimasi berpengaruh positif
terhadap cost consciousnes manajerial di jajaran Pemerintah Kota Medan, hal ini tercermin dari nilai koefisien regresi variabel peranan manajerial dalam
PKD yang bertanda positif sebesar 0.104, yang berarti setiap peningkatan 1 peranan manajerial dalam PKD di jajaran Pemerintah Kota Medan, diestimasi
dapat meningkatkan cost consciousnes manajerial sebesar 0.586.
d. Variabel struktur kewenangan informal diestimasi berpengaruh positif terhadap cost consciousnes manajerial di jajaran Pemerintah Kota Medan, hal ini
tercermin dari nilai koefisien regresi variabel struktur kewenangan informal yang bertanda positif sebesar 0.140, yang berarti setiap peningkatan 1
kewenangan informal manajerial di jajaran Pemerintah Kota Medan, diestimasi dapat meningkatkan cost consciousnes manajerial sebesar 0.140.
e. Kesalahan estimasi variabel struktur kewenangan formal, karakteristik SIKD, peranan manajerial dalam PKD dan struktur kewenangan informal didalam
mengestimasi cost consciousnes manajerial di Pemerintah Kota Medan sebesar 2.64.
3. Struktur Persamaan – III :