Variabel Cost Consciousness Z

Dilihat dari nilai skor rata – ratanya sebesar 18.45 dengan standar deviasi 10.86, lebih besar dari nilai median antara skor maksimum kurang baik 21 dan skor maksimum baik 14, yaitu 17.5. Indikator ini mendeskripsikan sekalipun secara keseluruhan mayoritas responden menyatakan sangat tidak baik dengan ketujuh instrumen yang digunakan untuk mengukur kinerja manajerial di jajaran Pemerintah Kota Medan, namun secara rata – rata mencerminkan fenomena aktual adanya kecenderungan membaiknya kinerja manajerial di jajaran Pemerintah Kota Medan.

5.1.3.2. Variabel Cost Consciousness Z

Variabel Cost Consciousness dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan 7 tujuh instrumen pernyataan. Penjelasan responden atas ketujuh instrumen pernyataan dalam penelitian ini, diinterpretasikan melalui hasil analisis statistik deskriptif berikut ini. Tabel 5.6. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Variabel Cost Consciousness Manajerial di Jajaran Pemerintah Kota Medan No. Indikator Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Rata- rata Std STS TS KS S SS Dev F F F F F 1 Mengetahui seberapa banyak dana yang harus dikeluarkan dalam operasional 0 0.00 36 23.7 48 31.6 36 23.7 32 21.1 25.29 5.97 2 Memiliki pengetahuan yang luas tentang bagaimana anggaran dibelanjakan. 0 0.00 17 11.2 46 30.3 49 32.2 40 26.3 3 Memastikan orang- orang yang bekerja mengetahui sasaran-sasaran dan batasan-batasan pembelanjaan. 0 0.00 19 12.5 45 29.6 54 35.5 34 22.4 No. Indikator TP P J Sr SSr F F F F F 4 Mengelola biaya pada unit operasi 0 0.00 23 15.1 48 31.6 45 29.6 36 23.7 5 Berusaha keras dalam mengurangi biaya. 0 0.00 25 16.4 51 33.6 48 31.6 28 18.4 6 Pembelian peralatan baru berfokus pada harga 0 0.00 22 14.5 46 30.3 42 27.6 42 27.6 7 Sadar mengenai bagaimana tindakan-tindakan pada unit mempengaruhi seluruh biaya instansi. 0 0.00 20 13.2 48 31.1 49 32.2 35 23.0 Sumber : Lampiran 8 Tabel di atas menginterpretasikan penjelasan responden atas cost consciousness manajerial di Jajaran Pemerintah Kota Medan: 1. Untuk instrumen pernyataan mengetahui seberapa banyak dana yang harus dikeluarkan dalam operasional, sebanyak 36 responden 31.6 menyatakan tidak setuju, 48 responden 31.6 menyatakan kurang setuju, sebanyak 36 responden 23.7 menyatakan setuju dan sebanyak 32 responden 21.1 menyatakan sangat setuju. Penjelasan di atas mengambarkan bahwa mayoritas responden menyatakan sangat kurang setuju dan beranggapan bahwa manajerial di jajaran Pemerintah Kota Medan masih kurang mengetahui dengan benar seberapa banyak dana yang harus dikeluarkan dalam operasional 2. Untuk instrumen pernyataan memiliki pengetahuan yang luas tentang bagaimana anggaran dibelanjakan, sebanyak 17 responden 40.1 menyatakan tidak setuju, sebanyak 46 responden 30.3 menyatakan kurang setuju, sebanyak 49 responden 32.2 menyatakan setuju dan sebanyak 40 responden 26.3 menyatakan sangat setuju. Penjelasan di atas menggambarkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju dan beranggapan bahwa pimpinan SKPD di Jajaran Pemerintah Kota Medan memiliki pengetahuan yang luas tentang bagaimana anggaran dibelanjakan. 3. Untuk instrumen pernyataan memastikan orang-orang yang bekerja mengetahui sasaran-sasaran dan batasan-batasan pembelanjaan, sebanyak 19 responden 12.5 menyatakan tidak setuju, sebanyak 45 responden 29.6 menyatakan kurang setuju, sebanyak 54 responden 35.5 menyatakan setuju dan sebanyak 34 responden 22.4 menyatakan sangat setuju. Penjelasan di atas mendeskripsikan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju dan beranggapan bahwa manajerial di Jajaran Pemerintah Kota Medan memastikan orang-orang yang bekerja di jajarannya mengetahui sasaran-sasaran dan batasan- batasan pembelanjaan. 4. Untuk instrumen mampu mengelola biaya pada unit operasi, sebanyak 23 responden 15.1 menyatakan pernah, sebanyak 48 responden 31.6 menyatakan jarang, sebanyak 45 responden 29.6 menyatakan sering dan sebanyak 36 responden 23.7 menyatakan sangat sering. Penjelasan di atas mendeskripsikan bahwa mayoritas responden menyatakan pernah dan beranggapan bahwa manajerial di Jajaran Pemerintah Kota Medan pernah mengelola biaya pada unit organisasi. 5. Untuk instrumen pernyataan berusaha keras dalam mengurangi biaya, sebanyak 25 responden 16.4 menyatakan pernah, sebanyak 51 responden 33.6 menyatakan jarang, sebanyak 48 responden 31.6 menyatakan sering dan sebanyak 28 responden 18.4 menyatakan sangat sering. Penjelasan di atas mendeskripsikan bahwa mayoritas responden menyatakan jarang dan beranggapan bahwa manajerial SKPD di Jajaran Pemerintah Kota Medan jarang berusaha mengurangi biaya. 6. Untuk instrumen pernyataan pembelian peralatan baru berfokus pada harga, sebanyak 22 responden 14.5 menyatakan pernah, sebanyak 46 responden 30.3 menyatakan jarang, sebanyak 42 responden 27.6 menyatakan seriang dan sangat sering. Penjelasan di atas mendeskripsikan bahwa mayoritas responden menyatakan jarang dan beranggapan bahwa manajerial SKPD di Jajaran Pemerintah Kota Medan jarang memfokus pada harga ketika membelanjakan peralatan yang dibutuhkan SKPD. 7. Untuk instrumen melakukan sadar mengenai bagaimana tindakan-tindakan pada unit mempengaruhi seluruh biaya instansi, sebanyak 20 responden 13.2 menyatakan pernah, sebanyak 48 responden 31.1 menyatakan jarang, sebanyak 49 responden 32.2 menyatakan sering, sebanyak 35 responden 23.0 menyatakan sangat sering Penjelasan di atas mendeskripsikan bahwa mayoritas responden menyatakan sering dan beranggapan bahwa manajerial di Jajaran Pemerintah Kota Medan sering menyadari tindakan –tindakan yang diambil, terutama yang mempengaruhi biaya instansi. Dilihat dari nilai skor rata – ratanya sebesar 25.29 dengan standar deviasi 5.97, lebih besar dari nilai median antara skor maksimum kurang baik 28 dan skor maksimum baik 21, yaitu 24.5. Indikator ini mendeskripsikan fenomena aktual adanya kecenderungan cost consciousness SKPD di jajaran Pemerintah Kota Medan ke arah yang lebih sadar akan biaya.

5.1.3.3. Struktur Kewenangan Formal X

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala SKPD Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness Sebagai Variabel Interve

0 57 202

PENGARUH KOMETMEN ORGANISASI DAN PERAN MANAJER PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA SKPD PEMERINTAHAN KOTA MEDAN.

0 5 21

PENGARUH KEWENANGAN FORMAL DAN KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH TERHADAP KESADARAN BERBIAYA DI PEMERINTAH KOTA BANDUNG.

0 2 49

Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala Skpd Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness Sebagai Variabel Interven

0 0 60

Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala Skpd Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness Sebagai Variabel Interven

0 1 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala Skpd Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness

0 1 19

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala Skpd Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness Sebag

0 1 10

PENGARUH KEWENANGAN FORMAL, SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH, PERANAN MANAJERIAL DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KEWENANGAN INFORMAL TERHADAP KINERJA KEPALA SKPD DI JAJARAN PEMERINTAHAN KOTA MEDAN MELALUI COST CONSCIOUSNESS SEBAGAI VARIABEL INTERVEN

0 3 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Kewenangan Formal, Sistem Informasi Keuangan Daerah, Peranan Manajerial Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Dan Kewenangan Informal Terhadap Kinerja Kepala SKPD Di Jajaran Pemerintahan Kota Medan Melalui Cost Consciousness

0 0 19

PENGARUH KEWENANGAN FORMAL, SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH, PERANAN MANAJERIAL DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KEWENANGAN INFORMAL TERHADAP KINERJA KEPALA SKPD DI JAJARAN PEMERINTAHAN KOTA MEDAN MELALUI COST CONSCIOUSNESS SEBAGAI VARIABEL INTERVEN

0 0 17