komitmen. Faktor desain organisasi bisa berbentuk sentralisasi atau desentralisasi, organik atau mekanik, kompleksitas, dan kultur organisasi. Performance bisa
diwujudkan dalam hal keuangan, manajerial, operasional dan akuntabilitas. Faktor kontijensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel psikologi yang
diwujudkan dalam bentuk komitmen organisasi.
2.1.2. Kinerja Manajerial Sektor Publik Kepala SKPD
Schiff dan Lewin dalam Srimulyo 1999, mengemukakan bahwa anggaran yang telah disusun memiliki peranan sebagai perencanaan dan sebagai
kriteria kinerja, yaitu anggaran digunakan sebagai sistem pengendalian untuk mengukur kinerja manajerial. Seiring dengan peranan anggaran tersebut, Argyris
1952 juga menyatakan bahwa kunci dari kinerja yang efektif adalah apabila tujuan dari anggaran tercapai dan partisipasi dari bawahan memegang peranan
penting dalam mencapai tujuan tersebut. Mulyadi 1999 menjelaskan bahwa Kinerja adalah hasil kerja yang dapat
dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengn wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya
mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Ketentuan umum PP No. 582005
menyebutkan bahwa Kinerja adalah keluaranhasil dari kegiatanprogram yang akan atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan
kuantitas dan kualitas yang terukur. Lebih lanjut Mulyadi 1999 menjelaskan bahwa seorang yang memegang
posisi manajerial diharapkan mampu menghasilkan suatu kinerja manajerial Mahoney, dkk, 1963 memberikan definisi kinerja manajerial yang didasarkan
pada fungsi-fungsi manajemen yang ada dalam teori klasik, yaitu seberapa jauh manajer mampu melaksanakan fungsi-fungsi yang meliputi : perencanaan,
investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi, pemilihan staf, negosiasi dan perwakilan.
Dalam ranah sektor publik, Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD merupakan instrumen manajerial pembangunan daerah yang dipimpin oleh
seorang kepala SKPD. Aspek-aspek dalam manajemen pembangunan daerah terwadahi dalam satu atau beberapa SKPD. Penyusunan kebijakan dan koordinasi
diwadahi dalam sekretariat, pengawasan diwadahi dalam bentuk inspektorat, perencanaan diwadahi dalam bentuk badan, unsur pendukung dalam penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik diwadahi dalam lembaga teknis daerah, sedangkan aspek pelaksana urusan daerah diwadahi dalam dinas
daerah. Kinerja kepala SKPD menentukan kinerja pada tiap aspek manajemen pembangunan daerah, yang pada gilirannya, menentukan kinerja daerah dalam
mewujudkan kesejahteraan rakyat di daerah.
2.1.3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Manajerial Sektor Publik Kepala SKPD