Pengelompokan Komponen Mesin Berdasarkan Desain Modular

- Pembukaan poros - Pemasangan dudukan bearing

7 Bearing

- Pembukaan dudukan bearing - Pemasangan bearing pada poros - Pembukaan poros - Pemasangan poros - Pembukaan bearing pada poros - Pemasangan dudukan bearing 8 Pisau Pengaduk - Pembukaan pisau pengaduk - Pemasangan pisau pengaduk Sumber : PT. Invilon Sagita

5.1.3. Pengelompokan Komponen Mesin Berdasarkan Desain Modular

Pengelompokan komponen mesin dengan desain modular dapat dilakukan dengan cara mengelompokkan beberapa komponen yang berbeda berdasarkan fungsinya tetapi masih memiliki sedikit ketergantungan terhadap komponen lainnya pada suatu bagian mesin. Pengelompokan komponen mesin dengan desain modular dirancang agar penggantian komponen mesin tidak mengeluarkan biaya yang besar dan penggantian komponen ini dapat dilaksanakan dalam sekali pembongkaran. Dengan demikian akan menghemat waktu dan biaya yang dikeluarkan perusahaan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Pengelompokan komponen-komponen berdasarkan desain modular dapat dilakukan dengan cara membangun component tree. Pada saat membangun component tree, produk dibagi dalam modul-modul. Untuk membuat component tree dapat diambil dari sumber buku mengenai desain modular yaitu “Modularity in Product Design for Manufacturability” oleh John K. Gershenson. Berikut ini merupakan desain modular untuk mesin extruder dan mesin mixer pada PT. Invilon Sagita. 1. Mesin Extruder Desain modular untuk mesin extruder dapat dilihat pada Gambar 5.1. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Modul 1 Modul 2 Dinamo Pulley V-Belt Mesin Extruder Modul 3 Modul 5 Tali Poly Gearbox Screw Press Bushing Modul 4 Bearing Poros Gambar 5.1. Desain Modular Mesin Extruder Keterangan: UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Misalnya pada modul 1 terdiri atas dinamo dan pulley. Dinamo dan pulley dikelompokkan dalam 1 modul karena masih dalam satu bagian mesin. Hal ini dapat dilihat pada urutan pengerjaan perawatan yang terdapat pada Tabel 5.2. Untuk mengganti dinamo, pekerjaan yang dilakukan terdiri dari pelepasan v-belt, pelepasan pulley lalu pelepasan dinamo dari dudukannya. Sedangkan untuk mengganti pulley, pekerjaan yang dilakukan terdiri dari pelepasan v-belt lalu pelepasan pulley dari dinamo. Oleh karena itu dinamo dan pulley dapat dijadikan dalam 1 modul sehingga nantinya penggantian dapat dengan mudah dilaksanakan dalam sekali pembongkaran. 2. Mesin Mixer Desain modular untuk mesin mixer dapat dilihat pada Gambar 5.2. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Modul 1 Modul 2 Pulley Dinamo V-Belt Mesin Mixer Modul 3 Modul 4 Gearbox Tali Poly Poros Bearing Modul 5 Pisau Pengaduk Gambar 5.2. Desain Modular Mesin Mixer Keterangan: UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Misalnya pada modul 4 terdiri atas poros dan bearing. Poros dan bearing dikelompokkan dalam 1 modul karena masih dalam satu bagian mesin. Hal ini dapat dilihat pada urutan pengerjaan perawatan yang terdapat pada Tabel 5.3. Untuk mengganti bearing, pekerjaan yang dilakukan terdiri dari pelepasan dudukan bearing, pelepasan poros lalu pelepasan bearing pada poros. Sedangkan untuk mengganti poros, pekerjaan yang dilakukan terdiri dari pelepasan dudukan bearing lalu pelepasan poros. Oleh karena itu poros dan bearing dapat dijadikan dalam 1 modul sehingga nantinya penggantian dapat dengan mudah dilaksanakan dalam sekali pembongkaran.

5.1.4. Selang Waktu Interval Kerusakan Mesin