Penentuan Distribusi Kerusakan Komponen Mesin

b. Mesin Mixer Gantt chart pada selang waktu kerusakan rata-rata komponen umur komponen beserta modul yang didapat pada mesin mixer dapat dilihat pada Gambar 5.8. Pulley Dinamo V-Belt Gearbox Tali Poly Poros Bearing Pisau Pengaduk 2500 4500 6500 7500 8500 9500 Nama Komponen 3842,18 7684,36 4209,60 8419,20 4087,20 8174,40 2878,29 5756,58 4048,80 4137,60 2931,43 3783,27 Penggantian ke 1 Penggantian ke 2 Umur Komponen Jam 8634,87 8097,60 8275,20 5862,86 8794,29 7566,54 Modul 1 Modul 2 Modul 3 Modul 4 Modul 5 3500 5500 Gambar 5.8. Gantt Chart Umur Komponen secara Preventive Modularity Maintenance pada Mesin Mixer

5.2.2. Penentuan Distribusi Kerusakan Komponen Mesin

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Dalam melakukan penentuan distribusi kerusakan komponen mesin, maka dapat digunakan metode Least Square Curve Fitting yaitu berdasarkan nilai index of fit correlation coefficient yang paling besar. Perhitungan ini digunakan untuk mendapatkan distribusi kerusakan yang paling sesuai dengan pola distribusinya yaitu apakah mengikuti distribusi normal, lognormal, eksponensial, atau weibull. Contoh perhitungan untuk masing-masing distribusi pada waktu antar kerusakan dinamo adalah sebagai berikut.

1. Distribusi Normal

Contoh perhitungan waktu antar kerusakan distribusi normal pada komponen dinamo dapat dilihat pada langkah-langkah berikut: a. Membuat ranking pada waktu antar kerusakan Ti dari data ke 1 sampai dengan data ke 10 b. Menghitung nilai FTi Rumus : FTi = i-0,3N+0,4 Dimana : i = Data ke N = Jumlah data Misalnya adalah pada data ke 1. Pada data ke 1, waktu antar kerusakan Ti adalah 3744 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Maka FTi = i-0,3N+0,4 = 1-0,310+0,4 = 0,0673 c. Menghitung nilai Yi Rumus : Yi = Z Untuk menghitung Yi didapat dari Tabel Standarized Normal Probabilities, dimana Z = FTi Misalnya adalah pada data ke 1 Ti = 3744 Yi = 0,0673 Yi = -1,5000 d. Menghitung nilai Ti e. Menghitung nilai Yi 2 f. Menghitung nilai Ti.Yi 2 Perhitungan waktu antar kerusakan distribusi normal dari data ke 1 sampai dengan data ke 10 dapat dilihat pada Tabel 5.12. Tabel 5.12. Waktu Antar Kerusakan Distribusi Normal UNIVERSITAS SUMATERA UTARA No Ti FTi Yi Ti 2 Yi 2 Ti.Yi 1 3744 0,0673 -1,5000 14017536 2,2500 -5616,0000 2 3840 0,1635 -0,9800 14745600 0,9604 -3763,2000 3 3912 0,2596 -0,6500 15303744 0,4225 -2542,8000 4 4416 0,3558 -0,3700 19501056 0,1369 -1633,9200 5 4464 0,4519 -0,1200 19927296 0,0144 -535,6800 6 4872 0,5481 0,1200 23736384 0,0144 584,6400 7 4896 0,6442 0,3700 23970816 0,1369 1811,5200 8 4968 0,7404 0,6500 24681024 0,4225 3229,2000 9 5328 0,8365 0,9800 28387584 0,9604 5221,4400 10 5688 0,9327 1,5000 32353344 2,2500 8532,0000 Total 46128 0,0000 216624384 7,5684 5287,2000 Setelah didapat hasil perhitungan waktu antar kerusakan distribusi normal dari data ke 1 sampai dengan data ke 10, dilakukan perhitungan Index of Fit dimana langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Menghitung nilai Sxy Sxy = UNIVERSITAS SUMATERA UTARA = 10.5287,2000-461280 = 52872,0000 b. Menghitung nilai Sxx Sxx = = 10 216624384 – 46128 = 38451456 2 c. Menghitung nilai Syy Syy = = 10 7,5684 – 0 = 75,6840 2 d. Menghitung nilai Index of Fit r Index of Fit r = = 0,9801

2. Distribusi Lognormal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Contoh perhitungan waktu antar kerusakan distribusi lognormal pada komponen dinamo dapat dilihat pada langkah-langkah berikut: a. Membuat ranking pada waktu antar kerusakan ti dari data ke 1 sampai dengan data ke 10 b. Menghitung nilai FTi Misalnya adalah pada data ke 1. Pada data ke 1, waktu antar kerusakan ti adalah 3744 Maka FTi = i-0,3N+0,4 = 1-0,310+0,4 = 0,0673 c. Menghitung nilai Ti Rumus : Ti = Ln ti Misalnya adalah pada data ke 1 ti = 3744 Ti = Ln 3744 Ti = 8,2279 d. Menghitung nilai Yi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Rumus : Yi = Z Misalnya adalah pada data ke 1 ti = 3744 Yi = 0,0673 Yi = -1,5000 e. Menghitung nilai Ti f. Menghitung nilai Yi 2 g. Menghitung nilai Ti.Yi 2 Perhitungan waktu antar kerusakan distribusi lognormal dari data ke 1 sampai dengan data ke 10 dapat dilihat pada Tabel 5.13. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Tabel 5.13. Waktu Antar Kerusakan Distribusi Lognormal N ti FTi Ti = LN ti Yi Ti 2 Yi 2 Ti.Yi 1 3744 0,0673 8,2279 -1,5000 67,6985 2,2500 -12,3419 2 3840 0,1635 8,2532 -0,9800 68,1158 0,9604 -8,0882 3 3912 0,2596 8,2718 -0,6500 68,4227 0,4225 -5,3767 4 4416 0,3558 8,3930 -0,3700 70,4423 0,1369 -3,1054 5 4464 0,4519 8,4038 -0,1200 70,6239 0,0144 -1,0085 6 4872 0,5481 8,4913 0,1200 72,1015 0,0144 1,0190 7 4896 0,6442 8,4962 0,3700 72,1850 0,1369 3,1436 8 4968 0,7404 8,5108 0,6500 72,4333 0,4225 5,5320 9 5328 0,8365 8,5807 0,9800 73,6289 0,9604 8,4091 10 5688 0,9327 8,6461 1,5000 74,7553 2,2500 12,9692 Total 84,2748 0,0000 710,4071 7,5684 1,1523 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Setelah didapat hasil perhitungan waktu antar kerusakan distribusi lognormal dari data ke 1 sampai dengan data ke 10, dilakukan perhitungan Index of Fit dimana langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Menghitung nilai Sxy Sxy = = 10.1,1523 – 84,2748 0 = 11,5226 b. Menghitung nilai Sxx Sxx = = 10 710,4071 – 84,2748 = 1,8319 2 c. Menghitung nilai Syy Syy = = 10 7,5684 – 0 = 75,6840 2 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA d. Menghitung nilai Index of Fit r Index of Fit r = = 0,9786

3. Distribusi Eksponensial

Contoh perhitungan waktu antar kerusakan distribusi eksponensial pada komponen dinamo dapat dilihat pada langkah-langkah berikut: a. Membuat ranking pada waktu antar kerusakan Ti dari data ke 1 sampai dengan data ke 10 b. Menghitung nilai FTi Rumus : FTi = i-0,3N+0,4 Misalnya adalah pada data ke 1. Pada data ke 1, waktu antar kerusakan Ti adalah 3744 Maka FTi = i-0,3N+0,4 = 1-0,310+0,4 = 0,0673 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA c. Menghitung nilai Yi Rumus : Yi = Ln [1 – FTi] Misalnya adalah pada data ke 1 Ti = 3744 Yi = Ln [1 – 0,0673] Yi = -0,0697 d. Menghitung nilai Ti e. Menghitung nilai Yi 2 f. Menghitung nilai Ti.Yi 2 Perhitungan waktu antar kerusakan distribusi eksponensial dari data ke 1 sampai dengan data ke 10 dapat dilihat pada Tabel 5.14. Tabel 5.14. Waktu Antar Kerusakan Distribusi Eksponensial N Ti FTi Yi = LN[1-FTi] Ti 2 Yi 2 Ti.Yi 1 3744 0,0673 -0,0697 14017536 0,0049 -260,8816 2 3840 0,1635 -0,1785 14745600 0,0319 -685,3739 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3 3912 0,2596 -0,3006 15303744 0,0904 -1175,8904 4 4416 0,3558 -0,4397 19501056 0,1933 -1941,7076 5 4464 0,4519 -0,6013 19927296 0,3616 -2684,3801 6 4872 0,5481 -0,7942 23736384 0,6308 -3869,5533 7 4896 0,6442 -1,0335 23970816 1,0681 -5059,8837 8 4968 0,7404 -1,3486 24681024 1,8186 -6699,6164 9 5328 0,8365 -1,8112 28387584 3,2804 -9649,9540 10 5688 0,9327 -2,6985 32353344 7,2818 -15348,9585 Total 46128 -9,2757 216624384 14,7617 -47376,1996 Setelah didapat hasil perhitungan waktu antar kerusakan distribusi eksponensial dari data ke 1 sampai dengan data ke 10, dilakukan perhitungan Index of Fit dimana langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Menghitung nilai Sxy Sxy = = 10.-47376,1996 – 46128 -9,2757 = 45891,8283 b. Menghitung nilai Sxx UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Sxx = = 10 216624384 – 46128 = 38451456 2 c. Menghitung nilai Syy Syy = = 10 14,7617 – -9,2757 = 61,5777 2 d. Menghitung nilai Index of Fit r Index of Fit r = = 0,9431

4. Distribusi Weibull

Contoh perhitungan waktu antar kerusakan distribusi weibull pada komponen dinamo dapat dilihat pada langkah-langkah berikut: a. Membuat ranking pada waktu antar kerusakan ti dari data ke 1 sampai dengan data ke 10 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA b. Menghitung nilai Ti Rumus : Ti = Ln ti Misalnya adalah pada data ke 1 ti = 3744 Ti = Ln 3744 Ti = 8,2279 c. Menghitung nilai FTi Misalnya adalah pada data ke 1. Pada data ke 1, waktu antar kerusakan ti adalah 3744 Maka FTi = i-0,3N+0,4 = 1-0,310+0,4 = 0,0673 d. Menghitung nilai Yi Rumus : Yi = Ln{-Ln[1 – FTi]} Misalnya adalah pada data ke 1 ti = 3744 Yi = Ln{-Ln[1 – 0,0673]} UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Yi = -2,6638 e. Menghitung nilai Ti f. Menghitung nilai Yi 2 g. Menghitung nilai Ti.Yi 2 Perhitungan waktu antar kerusakan distribusi weibull dari data ke 1 sampai dengan data ke 10 dapat dilihat pada Tabel 5.15. Tabel 5.15. Waktu Antar Kerusakan Distribusi Weibull N ti Ti = LNti FTi Yi = LN{-LN[1- FTi]} Ti 2 Yi 2 Ti.Yi 1 3744 8,2279 0,0673 -2,6638 67,6985 7,0961 -21,9179 2 3840 8,2532 0,1635 -1,7233 68,1158 2,9696 -14,2225 3 3912 8,2718 0,2596 -1,2020 68,4227 1,4449 -9,9429 4 4416 8,3930 0,3558 -0,8217 70,4423 0,6751 -6,8962 5 4464 8,4038 0,4519 -0,5086 70,6239 0,2587 -4,2741 6 4872 8,4913 0,5481 -0,2304 72,1015 0,0531 -1,9561 7 4896 8,4962 0,6442 0,0329 72,1850 0,0011 0,2797 8 4968 8,5108 0,7404 0,2990 72,4333 0,0894 2,5450 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 9 5328 8,5807 0,8365 0,5940 73,6289 0,3528 5,0968 10 5688 8,6461 0,9327 0,9927 74,7553 0,9854 8,5829 Total 84,2748 -5,2311 710,4071 13,9262 -42,7053 Setelah didapat hasil perhitungan waktu antar kerusakan distribusi weibull dari data ke 1 sampai dengan data ke 10, dilakukan perhitungan Index of Fit dimana langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Menghitung nilai Sxy Sxy = = 10.-42,7053 – 84,2748 -5,2311 = 13,7995 b. Menghitung nilai Sxx Sxx = = 10 710,4071 – 84,2748 = 1,8319 2 c. Menghitung nilai Syy UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Syy = = 10 13,9262 – -5,2311 = 111,8970 2 d. Menghitung nilai Index of Fit r Index of Fit r = = 0,9638 Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat dilihat bahwa: 1. Index of Fit untuk distribusi normal = 0,9801 2. Index of Fit untuk distribusi lognormal = 0,9786 3. Index of Fit untuk distribusi eksponensial = 0,9431 4. Index of Fit untuk distribusi weibull = 0,9638 Pola distribusi yang terpilih dapat dilihat dari nilai Index of Fit Correlation Coefficient yang terbesar. Sehingga pola distribusi yang terpilih untuk komponen dinamo pada mesin extruder adalah distribusi normal yaitu sebesar 0,9801. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Untuk pola distribusi komponen mesin extruder dan mesin mixer selanjutnya, dapat dihitung sama seperti cara di atas. Hasil rekapitulasi nilai Index of Fit Correlation Coefficient untuk masing-masing distribusi setiap komponen mesin extruder dan mesin mixer dapat dilihat pada Tabel 5.16. Tabel 5.16. Rekapitulasi Index of Fit untuk Masing-Masing Distribusi Komponen Mesin No Mesin Komponen Normal Lognormal Eksponensial Weibull Terpilih 1 Mesin Extruder Dinamo 0,9801 0,9786 0,9431 0,9638 Normal Pulley 0,9518 0,9237 0,8481 0,9615 Weibull V-Belt 0,8992 0,9169 0,9730 0,8519 Eksponensial Tali Poly 0,9552 0,9125 0,8565 0,9550 Normal Gearbox 0,9114 0,8514 0,7344 0,9234 Weibull Screw Press 0,9227 0,9667 0,9731 0,9227 Eksponensial Bearing 0,9806 0,9684 0,9224 0,9793 Normal Poros 0,9750 0,9587 0,8864 0,9781 Weibull Bushing 0,9759 0,9755 0,9396 0,9518 Normal 2 Mesin Mixer Pulley 0,9762 0,9872 0,9608 0,9763 Lognormal Dinamo 0,9678 0,9624 0,9210 0,9523 Normal UNIVERSITAS SUMATERA UTARA V-Belt 0,9698 0,9690 0,9060 0,9705 Weibull Gearbox 0,9646 0,9591 0,9090 0,9497 Normal Tali Poly 0,9790 0,9900 0,9674 0,9712 Lognormal Poros 0,9885 0,9810 0,9315 0,9913 Weibull Bearing 0,9680 0,9384 0,9446 0,9536 Normal Pisau Pengaduk 0,9710 0,9611 0,8674 0,9812 Weibull

5.2.3. Waktu Rata-Rata Penggantian Komponen Mesin