Sistem Kepartaian Partai Politik

31

7. Pembuat Kebijakan

Jelas bahwa suatu partai akan berusaha merebut kekuasaan di dalam pemerintahan secara konstitusional. Dan sesudah dia mendapatkan kekuasaan pemerintahan, baik dalam bidang eksekutif maupun legislatif maka dia akan mempunyai dan memberikan pengaruhnya dalam membuat kebijakan yang akan digunakan dalam suatu pemerintahan. 18

1.6.2.3 Sistem Kepartaian

Metode yang paling konvensional dalam mengklasifikasikan partai politik adalah berdasarkan dari jumlah partai politik yang ada didalam suatu negara. Dengan cara konvensional tersebutlah dikenal adanya tiga klasifikasi partai politik, yaitu sistem partai tunggal, dwi partai dan multi partai.

1. Sistem Partai Tunggal

Istilah ini dipakai untuk partai yang benar-benar merupakan satu-satunya partai dalam suatu negara, maupun untuk partai yang mempunyai kedudukan dominan antara partai lainnya, dalam kategori terakhir terdapat banyak variasi. Sistem ini juga diindikasikan sebagai suasana non kompetitif, oleh karena partai yang ada harus menerima pimpinan dari partai yang dominan. Bentuk ini bisa ditemukan di negara- negra komunis seperti RRC, Uni Sovyet, dan yang paling terkenal adalah Uni Sovyet. Partai Komunis di Uni Sovyet bekerja dalam suasana non kompetitif, tidak ada partai lain yang boleh bersaing dan oposisi dianggap sebagai sebuah bentuk penghianatan. 18 Koirudin,Op.cit,hal.96 32

2. Sistem Dwi Partai

Pengertian sistem dwi partai biasanya diartikan dengan adanya dua atau lebih partai, tetapi dengan peranan dominan dari dua partai. Hanya beberapa negara saja yang dewasa ini memeliki ciri-ciri sistem dwi partai, kecuali inggris dan Amerika Serikat. Dalam sistem pemilihan ini partai ang kalah berperan sebagai oposisi utama, tetapi setiap terhadap kebijakan partai yang duduk dalam pemerintahan, dengan pengertian bahwa peranan tersebut sewaktu-waktu dapat bertukar tangan, dalam persaingan memenangkan pemilu, kedua partai berusaha untuk merebut dukungan orang- orang yang ada ditengah dua partai dan sering disebu dengan pemilih terapung dan mengambang. Sistem pemilihan ini tidak mendorong tumbuhnya partai baru sehingga memperkukuh system dwi partai.

3. Sistem Multi Partai Multy Party System

Umumnya dianggap bahwa keanekaragaman dalam komposisi masyarakat menjurus pada berkembangnya sisstem multi partai. Dimana perbedaan Ras, Agama, atau suku bangsa adalah kuat, golongan masyarakat lebih cendrung untuk menyalurkan ilkatan-ikatan terbatas dari pada bergabung dengan kelompok lain yag berbeda orientasi. Maka dari itu, dianggap pola multi partai lebih mampu menyalurkan keanekaragaman budaya dan politik dalam suatu masyarakat daripada dwi partai. Sistem ini ditemukan di Malaysia, Belanda, Prancis dan Indonesia. 19 Pola multi partai umumnya diperkuat oleh system pemilihan perwakilan berimbang yang memberi kesempatan luas bagi pertumbuhan partai-partai dan golongan- golongan kecil. Melalui system ini, perwakilan berimbang partai-partai kecil dapat 19 Miriam Budiarjo,Demokrasi di Indonesi,Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama,1996,hal209 33 menarik keuntungan dari ketentuan bahwa klebihan suara yang diperoleh disuatu daerah pemilihan dapat ditarik kedaerah pemilihan yang lain untuk menggenapkan jumlah suara yang diperlukan guna memenangkan satu kursi.

1.6.3. Pemilihan Umum Legislatif