Pentingnya Pemilu Pemilihan Umum Legislatif

35 dengan hak pilih yang sama dan hendaknya diadakan dengan pemungutan suara rahasia atau melalui prosedur pemungutan suara bebas”. Pernyataan umum Hak Asasi Manusia PBB pasal 21 khususnya ayat 3 tersebut merupakan penegasan asas demokrasi yaitu bahwa kedaulatan rakyat harus menjadi dasar bagi kewenangan pemerintah dan kedaulatanrakyat melalui suatu pemilihan umum yang langsung, umum, bebas, dan rahasia. 3. Pemilihan Umum merupakan perwujudan nyata demokrasi dalam praktek bernegara masa kini modern karena menjadi sarana utama bagi rakyat untuk menyatakan kedaulatannya atas negara dan pemerintah. Pernyataan kedaulatan rakyat tersebut diwujudkan dalam proses pelibatan masyarakat untuk menentukan siapa-siapa saja yang harus menjalankan dan sisi lain mengawasi pemerintahan negara. Karena itu, fungsi utama bagi rakyat adalah “untuk memilih dan melakukan pengawasan terhadap wakil-wakil mereka”.

1.6.2.3. Pentingnya Pemilu

Pemiliha umum dalam sebuah negara yang demokratis menjadi kebutuhan yang tidak terelakkan. Melalui pemilihan umum, rakyat yang berdaulat memilih wakil- wakilnya yang diharapkan dapat memperjuangkan aspirasi dan kepentingannya dalam suatu pemerintahan yang berkuasa. Pemerintaha yang berkuasa sendiri merupakan hasil dari pilihan maupun bentukan para wakil rakyat tadi untuk menjalankan kekuasaan negara. Tugas para wakil pemerintahan yag berkuasa adalah melakukan kontrol atau pengawasan terhadap pemerintah tersebut, dengan demikian, melalui pemilihan umum rakyat akan selalu dapat terlibat dalam proses politik dan secara langsung maupun tidak 36 langsung menyatakan kedaulatan atas kekuasaan negara dan pemerintahan melalui para wakil-wakilnya. Dalam tatanan demokrasi, pemilu juga menjadi mekanisme atau cara untuk memindahkan konflik kepentingan dari tataran masyarakat ke tataran badan perwakilan agar dapat diselesaikan secara damai dan adil sehingga kesatuan masyarakat tetap terjamin. Hal ini didasar kan pada prinsip bahwa dalam sistem demokrasi, segala perbedaan atau pertentangan kepentingan di masyarakat tidak boleh diselesaikan dengan cara-cara kekerasan atau ancaman kekerasan, melainkan melalui musyawarah mengenai kepentingan-kepentingan yang berbeda-beda agar tercapai apa yang disebut sebagai kepentingan umum yang nantinya kemudian dirumuskan dalam kebijakan umum. 1.6.2.4.Sistem Pemilihan Umum Dalam Ilmu Politik dikenal dengan bermacam-macam sistem pemilihan umu, akan tetapi umumnya berkisar pada dua prinsip pokok, yaitu :

1. Single Member Constituency

Sistem ini merupakan system pemilihan yag paling tua dan didasarkan atas kesatuan geografis yang biasa disebut distrik karena kecilnya daerah yang diliputi mempunyai satu wakil dalam dewan perwakilan rakyat. Untuk keperluan ini negara dibai dalam sejumlah besar distrik dan jumlah wakil rakyat ditentukan oleh jumlah distrik. Para pendukung system ini berasumsi bahwa dengan diterapkannya system ini diharapkan dapat memperkuat peran serta fungsi lembaga legislatif dalam system politik yang 37 berlaku. Dengan pengawasan setiap distrik pemilihan terhadap wakilnya diharap kan mampu meningkatkan kinerja legislator. 20

2. Multy Member Constituency

Dengan sistem perwakilan proporsional tidak ada pembagian wilayah pemilihan karena pemilihan bersifat nasional. Pembagia kursi dibadan perwakilan rakyat didasarkan pada jumlah persentase suara yang diperoleh masing-masing partai. Dalam sistem ini setiap suara dihitung dalam arti bahwa suara partai dalam suatu daerah pemilihan dapat ditambahkan pada jumlah suara yang diterima oleh partai dalam daerah pemilihan dapat ditambahkan pada jumlah suara yang diterima oleh partai dalam daerah pemilihan lain untuk menggenapkan jumlah suara yang diperlukan guna memperoleh kursi tambahan. System perwakilan ini sering dikombinasikan dengan beberapa prosedur lain, antara lain dengan system daftar, dimana setiap partai mengajukan satu calon dan pemilih hanya bisa memilih salah satu dari daftar tersebut. 21

1.7. Jenis Penelitan

Jenis penelitan yang digunakan penulis dala penelitian ini adalah kualitatif dan deskriptif yang diartikan sebagai pendekatan yang dapat meghasilkan data, tulisan, dan tingkah laku yang didapat dari apa yang diamati selama penelitian. Penelitian deskriptif juga digunakan sebagai suatu prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan menggambarkan keadaan objek penelitian secara mendalam saat sekarang dan tujuan dari 20 Miriam Budiarjo,Dasar-Dasar Politik,Jakarta:PT.Gramedia Pustaka utama,2000,1777 21 Ibid,hal 179