Latar Belakang Berdirinya Bank Syariah

dengan menggunakan sistem bagi hasil yang sesuai dengan prinsip syariah Islam yang telah diatur dalam Al’Quran dan Hadist. Lembaga dan instrumen keuangan Islam tidak cukup sekedar mengandalkan fanatisme emosional umat Muslim belaka, tetapi harus ditunjukkan dengan kinerja kerja yang profesional dan memberikan manfaat bagi seluruhnya.

B. Latar Belakang Berdirinya Bank Syariah

Bank umum yang tidak sesuai dengan prinsip Islam, membuat umat Muslim berpikir cara untuk menabung dengan sistem yang baru, maka dengan pola pikir itulah munculnya Bank Syariah. Perkembangan Bank Syariah tidak terlepas dari perkembangan bank syariah di luar negeri. Beberapa bank syariah yang sudah sangat terkenal dengan prinsip syariahnya antara lain : 1. Bank Al-Taqwa 1989 2. Jordan Islamic Bank 1978 3. The Islamic Investment Company of the Gulf 1978 4. Massraf Faysal Al-Islami Bahrain 1982 5. Dubai Islamic Bank 1975 6. Kuwait Finance House 1977 7. The International Islamic Bank of Dacca Bangladesh 1982 8. Nasser Social Bank 1971 Melihat maraknya perkembangan kehidupan bank-bank yang berdasarkan syariah di luar negeri, maka tidak mengherankan akhirnya Bank Indonesia Universitas Sumatera Utara memberikan izin bagi pendirian Bank Muamalat Indonesia pada tahun 1992 dengan mengadopsi sistem bank syariah dari bank syariah luar negeri. Bank Muamalat Indonesia merupakan bank syariah pertama di Indonesia dan didirikan pada tanggal 1 November 1991 serta baru mulai beroperasi sejak bulan Mei 1992. Pendirian Bank Muamalat Indonesia dipelopori oleh Majelis Ulama Indonesia MUI yang mendapat dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia ICMI serta dibantu oleh pemerintah Indonesia dan beberapa pengusaha Muslim. Pada saat itu peraturan perundanng-undangan yang mengatur mengenai bank syariah di Indonesia adalah Undang-Undang Perbankan yang lama yakni Undang-Undang No. 14 Tahun 1967. Majelis Ulama Indonesia yang menjadi master-mind di balik tonggak sejarah itu dengan mengelar workshop tentang bunga bank, sehingga menjadi momentum awal dari ide pendirian bank syariah di Indonesia pada awal tahun 90-an. Workshop yang dimaksud mempunyai keputusan di antaranya merekomendasikan pendirian bank syariah untuk melayani sebagian warga masyarakat yang meyakini bahwa bunga bank identik dengan riba dan dianggap haram. Perkembangan industri keuangan syariah secara informal dimulai sebelum dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan operasional perbankan syariah di Indonesia. Secara yuridis empiris telah diakui keberadaannya oleh warga masyarakat Islam di Indonesia. Sebelum berdirinya Bank Muamalat, telah didirikan beberapa badan usaha pembiayaan non-bank yang juga menerapkan konsep syariah bagi hasil Universitas Sumatera Utara mudharabah dalam kegiatan operasionalnya. Pada masa itu banyak juga pihak pengusaha yang terlibat di dalam pengembangannya karena kebutuhan masyarakat Muslim atas kehadiran institusi keuangan yang sesuai dengan ajaran Islam. Untuk mengayomi kebutuhan warga masyarakat Islam tersebut, maka pihak pemerintah mengusahakan berdirinya suatu sistem perbankan syariah dalam suatu peraturan perundang-undangan, yakni Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara implisit membuka peluang kegiatan usaha perbankan yang memiliki dasar operasional bagi hasil yang secara rinci dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 1992 tentang Bank. Prinsip bagi hasil mudharabah dalam peraturan perundang-undangan tersebut menjadi dasar hukum secara yuridis normatif dalam pengoperasian perbankan syariah di Indonesia yang menandai dimulainya sistem perbankan ganda di Indonesia. Selanjutnya Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undnag No. 7 Tahun 1992, lebih memberikan landasan kuat bagi keberadaan sistem perbankan syariah. Kemudian dikeluarkan lagi Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia dan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah yang memberikan kewenangan kepada bank-bank di Indonesia untuk dapat menjalankan tugas berdasarkan kepada prinsip syariah. Sebut saja beberapa bank umum yang akhirnya membuka lembaga bank syariah, seperti : Bank Sumut Syariah, Bank Mandiri Syariah. Dengan didirikannya bank-bank syariah ini akan semakin memperkuat pengakuan terhadap industri perbankan syariah dan menimbulkan kegairahan bagi perekonomian nasional yang tahan terhadap segala krisis global. Universitas Sumatera Utara

C. Tinjauan Yuridis terhadap Perbankan Syariah