Jenis-Jenis Pembiayaan TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN PERBANKAN SYARIAH

PELAKSANAAN ASPEK PEMBIAYAAN PADA BANK SUMUT SYARIAH CABANG TEBING TINGGI

A. Jenis-Jenis Pembiayaan

Bank Sumut Syariah sebagai salah satu unit dari Bank Sumut telah mulai beroperasi pada Tanggal 4 November 2004. Pada awal beroperasinya, unit usaha syariah mengalami kerugian sebesar Rp 5,81 Milyar lima koma delapan puluh satu milyar rupiah, namun pada akhir tahun 2009 Bank Sumut Unit Usaha Syariah telah mengalami peningkatan laba sebesar 7,82 Milyar tujuh koma delapan puluh dua milyar rupiah dan angka ini terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah nasabah yang awalnya hanya sekitar 1.200 seribu dua ratus nasabah meningkat menjadi 8.789 delapan ribu tujuh ratus delapan puluh sembilan nasabah pada akhir tahun 2009. 56 Dalam hal permodalan, Bank Sumut Syariah juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada sumber dana terdiri atas modal kerja yang disisihkan oleh Bank Sumut Konvensional sebagai Induk dan Dana Pihak Ketiga dari Giro, Tabungan dan Deposito. Hingga Desember 2009 total modal kerja adalah Rp. 230,50 Milyar dua ratus tiga puluh koma lima puluh milyar rupiah dan Dana Pihak Ketiga yang mampu dihimpun sebesar Rp. 129, 98 Milyar seratus dua puluh sembilan koma sembilan puluh delapan milyar rupiah. 57 56 http:www.banksumut.comnasabah.php 57 http:www.banksumut.comkembang.php Dibandingkan dengan tahun 2008, terjadi peningkatan penghimpunan Dana Pihak Ketiga dari Universitas Sumatera Utara Rp. 76,50 Milyar tujuh puluh enam koma lima puluh milyar rupiah pada tahun 2008 menjadi Rp. 129,98 Milyar seratus dua puluh sembilan koma sembilan puluh delapan milyar rupiah pada tahun 2009 atau terjadi pertumbuhan 69,90 enam puluh sembilan koma sembilan puluh persen. Dalam rangka meningkatkan kinerja kerjanya di daerah dan bukan hanya di pusat ibukota propinsi, maka Bank Sumut mulai membuka 16 enam belas unit syariah lainnya di daerah-daerah, seperti di Kota Tebing Tinggi, Kota Pematang Siantar, Kota Rantau Parapat, Kota Padang Sidimpuan. Secara geografis Kota Tebing Tinggi terletak diantara 30 19-30 21 Lintang Utara dan 980 11-980 21 Bujur Timur. Posisi Kota Tebing Tinggi ada di bagian Utara Provinsi Sumatera Utara pada ketinggian tempat 26-34 m di atas permukaan laut dan kondisi wilayah relatif datar. Luas wilayah Kota Tebing Tinggi 38.438 km2 secara administratif terdiri dari 3 Kecamatan dan 27 Kelurahan dengan jumlah penduduk 26.570 dua puluh enam ribu lima ratus tujuh puluh jiwa. Selama beberapa tahun terakhir perekonomian Kota Tebing Tinggi didominasi oleh sektor industri pengolahan yaitu 23,87 dua puluh tiga koma delapan puluh tujuh persen dari total pendapatan daerah. Peringkat kedua adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu 20,70 dua puluh koma tujuh puluh persen dan diikuti oleh sektor jasa sebesar 16,13 enam belas koma tiga belas persen. Dari ketiga sektor tersebut terlihat bahwa perekonomian Kota Tebing Tinggi sangat didukung oleh sektor-sektor yang merupakan kegiatan Universitas Sumatera Utara perkotaan. Dari ketiga sektor ini dapat diturunkan bidang-bidang usaha yang layak untuk dikembangkan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 58 a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi. Mengingat potensi yang demikian besarnya di Kota Tebing Tinggi, maka tidak mengherankan jika Bank Sumut membuka unit syariah di kota ini. Di mana semua jenis pembiayaan yang ditawarkan oleh pihak Bank Sumut Syariah diharapkan dapat menambah dan meningkatkan perekonomian masyarakat di Tebing Tinggi. Menurut sifat penggunaanya, pembiayaan dapat dibagi menjadi : b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal capital goods serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu. Kata al-Murabahah diambil dari bahasa Arab dari kata ar-ribhu yang berarti kelebihan dan tambahan keuntungan. Sedangkan dalam definisi para ulama terdahulu adalah jual beli dengan modal ditambah keuntungan yang diketahui. Hakekatnya adalah menjual barang dengan harga modal nya yang diketahui kedua belah transaktor penjual dan pembeli dengan keuntungan yang diketahui keduanya. Pembiayaan Murabahah dalam istilah fiqh ialah akad jual beli atas barang tertentu.dalam transaksi jual beli tersebut,penjual menyebutkan 58 http:www.banksumut.comkembang.php Universitas Sumatera Utara dengan jelas barang yang diperjual belikan termaksud harga pembelian dan keuntungan yang diambil . Murabahah dalam teknis perbankan adalah akad jual beli antara bank selaku penyedia bank dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang. Jenis pembiayaan modal kerja yang diberikan oleh pihak Bank Sumut Syariah Cabang Tebing Tinggi telah diatur dalam Surat Keputusan Direksi No. 120DIRDUSy-PDJsSK2009 tanggal 24 Agustus 2009. 59 1. Perorangan yang memperoleh penghasilan secara rutin melalui kegiatan usaha sehari-hari dan dapat dibuktikan secara fisik maupun administratif. Sasaran perorangan ini dikelompokkan menjadi : Adapun jenis-jenis pembiayaan yang diberikan oleh Bank Sumut Syariah Cabang Tebing Tinggi adalah pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah dengan sasaran : a. Pengusaha wiraswasta b. Profesional apoteker, dokter, akuntan, notaris, dan lain-lain 2. Badan usaha, yaitu entity business yang memenuhi ketentuan perundang- undangan yang berlaku untuk perusahaan dalam bentuk CV, Firma, Perseroan Terbatas PT dan lembaga lain yang bertujuan untuk mendapatkan laba hasil usaha. Dari Surat Keputusan tersebut dapat diketahui bahwa pada dasarnya jenis- jenis pembiayaan Bank Syariah hanya 2 jenis, yakni : pembiayaan mudharabah 59 Surat Keputusan Direksi No. 120DIRDUSy-PDJsSK2009 tanggal 24 Agustus 2009. Universitas Sumatera Utara dan musyarakah. Agar lebih jelasnya, maka penulis akan menguraikan kedua jenis pembiayaan tersebut. 1. Mudharabah adalah penanaman dana dari pemilik dana shahibul maal kepada pengelola dana mudharib untuk melaksanakan kegiatan usaha tertentu dengan pembagian keuntungan bagi hasil dengan menggunakan metode bagi untung dan rugi profit and loss sharing atau metode pendapatan revenue sharing antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang disepakati sebelumnya. Selain melakukan kegiatan usaha, pihak Bank Syariah juga dapat menempatkan dana pada Bank Syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan Akad Wadi’ah atau investasi berdasarkan Akad Mudharabah dan atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Pembiayaan Mudharabah 60 Sedangkan pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang dilakukan melalui kerjasama usaha antara dua pihak dimana pemilik modal bank shahibul maal menyediakan modal 100 seratus persen sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola usaha debitur mudharib dengan mensyaratkan jenis ataupun bentuk usaha yang dilakukan. 61 60 Pasal 21 Undang-Undang No. 21 Tahun 2008, Ibid. 61 Faisal Abdullah, Bank Syariah, Suatu Pengantar, Gema Insani Press, Jakarta, 2005. hal.56. Pembiayaan mudharabah pada prinsipnya merupakan suatu transaksi yang mengupayakan suatu nilai tambah added value dari suatu kerjasama antar pihak dalam memproduksi barang dan jasa. Universitas Sumatera Utara Agar lebih jelasnya mengenai pembiayaan mudharabah, dapat dilihat dalam skema transaksi mudharabah pada Gambar 2.1 berikut : Skill Modal Outcome Return untuk nasabah Return untuk bank Gambar 2.1 Skema Transaksi Mudharabah Sumber : Direktorat Perbankan Syariah,2004:25 Ketentuan-ketentuan umum dari pembiayaan mudharabah adalah : 1. Jumlah modal yang disetor kepada nasabah selaku pengelola modal harus diserahkan tunai, dan dapat berupa uang atau barang yang dinyatakan nilainya dalam satuan uang. 2. Hasil usaha yang dibagi sesuai dengan perhitungan dalam akad, pada setiap bulan atau waktu yang disepakati. Nasabah Value Added ProyekUsaha Bank Syariah Universitas Sumatera Utara 3. Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan, namun tidak berhak mencampuri urusan usaha nasabah. Berdasarkan tujuannya, pembiayaan mudharabah dibagi dua, yaitu : 1. Mudharabah Non SPK Yaitu pembiayaan yang diberikan oleh bank sebanyak 100 seratus persen kepada nasabah untuk modal usaha agar meningkatkan hasil usaha nasabah. 2. Mudharabah SPK Yaitu pembiayaan yang diberikan oleh bank maksimal 60 enam puluh persen dari nilai proyek yang didapatkan oleh nasabah yang dana proyek tersebut dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN, Loan pinjaman luar negeri, Badan Usaha Milik Daerah BUMD Badan Usaha Milik Negara BUMN dan Perusahaan Swasta. 2. Musyarakah adalah penanaman dana dari pemilik dana modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung semua pemilik modal berdasarkan bagian dana modal masing-masing. Pembiayaan Musyarakah Hampir sama dengan pembiayaan mudharabah, transaksi musyarakah merupakan salah satu bentuk kerja sama usaha. Terdapat dua hal yang membedakan antara transaksi mudharabah dan musyarakah. Pertama, dalam transaksi musyarakah pihak pengusaha harus ikut serta dalam permodalan. Kedua, Universitas Sumatera Utara pihak pemilik dana memiliki hak untuk melakukan intervensi dalam kegiatan usaha sesuai dengan peran yang telah disepakati oleh kedua belah pihak saat akad pertama kali ditanda-tangani. Mekanisme kerjasama antar pihak dalam transaksi musyarakah dapat dilihat pada Gambar 2.2 : Skill + Modal Modal Outcome Return untuk nasabah Return untuk bank Gambar 2.2. Skema Transaksi Musyarakah Sumber : Direktorat Perbankan Syariah,2004:32 Ketentuan-ketentuan umum dalam embiayaan musyarakah adalah sebagai berikut : 1. Semua modal disatukan untuk dijadikan modal proyek musyarakah dan dikelola bersama-sama. 2. Setiap pemilik modal berhak turut serta dalam menentukan kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana proyek. Nasabah Value Added ProyekUsaha Bank Syariah Universitas Sumatera Utara 3. Pemilik modal dipercaya untuk menjalankan proyek musyarakah tidak boleh melakukan tindakan, seperti : 1 Menggabungkan dana proyek dengan harta pribadi. 2 Menjalankan proyek musyarakah dengan pihak lain tanpa ijin pemilik modal lainnya. 3 Memberi pinjaman kepada pihak lain. 4. Biaya yang timbul dalam pelaksanaan proyek dan jangka waktu proyek baru diketahui bersama. Pembiayaan musyarakah berdarkan tujuannya dibagi dua, yaitu : 1. Musyarakah Non SPK Yaitu pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada nasabah untuk modal usaha agar meningkatkan hasil usaha nasabah. Modal yang diberikan dari bank tidak 100 seratus persen seperti pembiayaan mudharabah dari yang dibutuhkan pemohon dikarenakan selebihnya adalah modal dari pemohon sendiri. 2. Musyarakah SPK Yaitu pembiayaan yang diberikan oleh bank kurang dari 60 enam puluh persen dari nilai proyek yang didapatkan oleh nasabah yang dana proyek tersebut dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN, Loan pinjaman luar negeri, Badan Usaha Milik Daerah BUMD Badan Usaha Milik Negara BUMN dan Perusahaan Swasta dikarenakan pemohon juga memasukkan dananya sendiri untuk mengerjakan proyek tersebut. Universitas Sumatera Utara Pada awal tahun 2010 ini, pihak Bank Sumut Syariah telah memberikan pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah pada nasabah sebesar Rp 3,3 Milyar tiga koma tiga milyar rupiah.

B. Prosedur Pembiayaan Modal Kerja