Prosedur Pembiayaan Modal Kerja

Pada awal tahun 2010 ini, pihak Bank Sumut Syariah telah memberikan pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah pada nasabah sebesar Rp 3,3 Milyar tiga koma tiga milyar rupiah.

B. Prosedur Pembiayaan Modal Kerja

1. Setiap permohonan pembiayaan modal kerja baik mudharabah atau musyarakah pada PT. Bank Sumut Cabang Syariah Tebing Tinggi harus diajukan secara tertulis dengan cara membuat surat permohonan untuk mengajukan pembiayaan yang ditujukan kepada Pemimpin Cabang Syariah dan juga melengkapi persyaratan administrasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Persyaratan administrasi yang ditetapkan dan juga diatur dalam Surat Keputusan Direksi No.120DIRDUSy-PDJsSK2009 tanggal 24 Agustus 2009 adalah sebagai berikut : Persyaratan Administrasi 1. Bagi Pengusaha Wiraswasta 1 Fotokopi identitas diri pemohon, pemilik barang agunan suami istri yang masih berlaku KTP atau SIM atau Paspor. 2 Pasphoto berwarna pemohon dan suami istri dengan ukuran 3 x 4 cm. 3 Fotokopi kartu keluarga pemohon dan pemilik barang agunan. 4 Fotokopi buku nikah bagi yang sudah menikah. 5 Fotokopi surat agunan dan PBB terakhir SPPT dan STTS. 6 Fotokopi bukti-bukti legalitas usaha sd Rp. 100.000.000 cukup dengan surat keterangan dari Lurah. 7 Fotokopi NPWP untuk pembiayaan di atas Rp. 100.000.000. Universitas Sumatera Utara 8 Membuka rekening tabungan atau giro. Syarat-syarat administrasi ini ditujukan kepada pihak-pihak yang sumber pengembalian berasal dari laba usaha. 2. Bagi Profesional Apoteker, Dokter, Akuntan, Notaris, dan Lain-lain 1 Fotokopi identitas diri pemohon, pemilik barang agunan suami istri yang masih berlaku KTP atau SIM atau Paspor. 2 Pasphoto berwarna pemohon dan suami istri dengan ukuran 3 x 4 cm. 3 Fotokopi kartu keluarga pemohon dan pemilik barang agunan. 4 Fotokopi buku nikah bagi yang sudah menikah. 5 Fotokopi surat agunan dan PBB terakhir SPPT dan STTS. 6 Fotokopi bukti-bukti legalitas profesi dan atau izin praktek. 7 Fotokopi NPWP untuk pembiayaan diatas Rp. 100.000.000. 8 Membuka rekening tabungan atau giro. Syarat-syarat administrasi ini ditujukan kepada pihak-pihak yang sumber pengembalian berasal dari pendapatan praktek setiap bulan dan hasil usaha. 3. Bagi Badan Usaha 1 Fotokopi identitas diri pemohon, pemilik barang agunan suami istri yang masih berlaku KTP atau SIM atau Paspor. 2 Pasphoto berwarna pemohon dan suami istri dengan ukuran 3 x 4 cm. 3 Fotokopi kartu keluarga pemohon dan pemilik barang agunan. 4 Fotokopi buku nikah bagi yang sudah menikah. 5 Fotokopi surat agunan dan PBB terakhir SPPT dan STTS. Universitas Sumatera Utara 6 Fotokopi bukti-bukti legalitas usaha antara lain : SIUP, SIUJK, SKITU, TDP, HO dan lain-lain. 7 Fotokopi NPWP. 8 Membuka rekening tabungan atau giro. Syarat-syarat administrasi ini ditujukan kepada pihak-pihak yang sumber pengembalian berasal dari laba usaha. 2. Jika seorang analisis dari seksi pemasaran menilai bahwa permohonan pembiayaan modal kerja layak diproses lebih lanjut, maka seorang analisis akan menghubungi calon mudharib untuk memberi tahu kapan akan dilakukan peninjauan langsung ke lokasi usaha dan lokasi agunan calon mudharib. Analisis Pembiayaan Setelah dipastikan waktu untuk dilakukan peninjauan langsung atau survey, maka sesuai dengan Surat Edaran No. 057DIRDUSy-SPSE04 tanggal 3 Desember 2004 perihal Tata Cara Penilaian dan Pengikatan Agunan, peninjauan langsung dilaksanakan oleh minimal 2 dua orang pegawai kantor cabang yang telah memenuhi syarat dan ditunjuk dengan menggunakan surat tugas. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai seorang petugas taksasi atau survey adalah : a. Mampu membaca gambar pada surat tanah dan menentukan letak tanah sesuai dengan kondisi di lapangan. b. Memiliki pengetahuan tentang konstruksi bangunan dan tehnik menilai bangunan. Universitas Sumatera Utara c. Memiliki kemampuan berkomunikasi yang memadai untuk mengumpulkan informasi harga. d. Dapat menggambar denah lokasi berdasarkan aturan umum, seperti : a Letak mata angin. b Skala. c Simbol-simbol land mark, contoh seperti sungai, pohon, masjid dan lain- lain. d Topography tata letak, kondisi tanah. e Garis-garis, contoh Garis Sepadan Bangunan GSB, Garis Sepadan Jalan GSJ. f Mempunyai integritas yang tinggi dan dapat melakukan penilaian secara objektif. g Mempunyai pengetahuan yang luas tentang penilaian terutama untuk agunan selain tanah dan bangunan. Pada saat dilakukan survey maka analis akan mulai melakukan analisa pemberian pembiayaan apakah pemohon tersebut layak diberikan pembiayaan atau tidak. Umumnya di Bank Sumut Syariah Cabang Tebing Tinggi dalam melakukan analisa menggunakan prinsip 5C + 1S, yaitu : 1. Character Analisis Watak Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian pemohon pembiayaan dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa penerima pembiayaan akan memenuhi kewajibannya setelah pembiayaan dicairkan. Penilaian ini meliputi apakah karakter dan kredibilitas pemohon cukup baik, Universitas Sumatera Utara dikenal dikalangan pemasok dan langganan, kondisi keuangan usaha lancar atau tidak, dan tidak termasuk dalam daftar hitam dari Bank Indonesia. 2. Capacity Analisis Kemampuan Yaitu penilaian secara obyektif tentang kemampuan pemohon pembiayaan untuk melakukan pembayaran setelah pembiayaan dicairkan. Kemampuan pemohon dapat diukur dengan catatan prestasi pembiayaan di masa lalu yang didukung dengan pengamatan di lapangan atas sarana usahanya seperti toko, karyawan, alat-alat dan pengalaman pemohon dalam menjalankan usahanya. 3. Capital Analisis Modal Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh pemohon pembiayaan yang diukur dengan modal usaha menunjukkan angka positif. Peningkatan Net Profit Margin dan perkembangan Net Worth kekayaan sendiri selama satu tahun terakhir menggambarkan kemampuan pemohon untuk memupuk modal sendiri dari laba usaha yang digunakan untuk membiayai operasional bisnis. 4. Collateral Analisis Agunan Yaitu penilaian agunan yang dimiliki pemohon pembiayaan. Penilaian ini bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu resiko kegagalan pembayaran terjadi, maka agunan dapat dipakai sebagai pengganti kewajiban pembayaran. Rasio agunan untuk pembiayaan modal kerja baik mudharabah atau musyarakah pada Bank Sumut Cabang Syariah Tebing Tinggi telah diatur dalam Surat Edaran No. 035DIRDusy-SPSE2005 tanggal 16 Agustus 2005 Universitas Sumatera Utara perihal Rasio Agunan Pembiayaan. Di dalam surat edaran tersebut dinyatakan bahwa : 1 Pembiayaan Mudharabah Non Proyek Non SPK, rasio agunan adalah 125 dari fasilitas pembiayaan. 2 Pembiayaan Mudharabah Proyek SPK, rasio agunan adalah : a. Jika proyek yang dibiayai dengan sumber dana pembayaran berasal dari APBDAPBN, maka rasio agunan sebesar minimal 50 dari fasilitas pembiayaan. b. Jika proyek yang dibiayai dengan sumber dana pembayaran berasal dari loan pinjaman luar negeri, maka rasio agunan sebesar minimal 75 dari fasilitas pembiayaan. c. Jika proyek yang dibiayai dengan sumber dana berasal dari BUMDBUMN, maka rasio agunan sebesar minimal 75 dari fasilitas pembiayaan. d. Jika proyek yang dibiayai dengan sumber dana berasal dari perusahaan swasta, maka rasio agunan sebesar minimal 100 dari fasilitas pembiayaan. 3 Pembiayaan Musyarakah Non SPK dan Musyarakah SPK, rasio agunan adalah 125 seratus dua puluh lima persen dari sharing modal fasilitas pembiayaan. Penilaian agunan dengan jumlah pembiayaan kepada nasabah atau grup nasabah lebih dari Rp. 5.000.000.000,- lima miliar rupiah, penilaian agunan wajib dilakukan oleh penilai independen disamping penilaian juga dilakukan Universitas Sumatera Utara oleh pihak bank, sedangkan pembiayaan dengan jumlah sampai dengan Rp. 5.000.000.000,- lima miliar rupiah penilaian agunan dilakukan petugas bank. 5. Condition Analisis Kondisi dan Prospek Usaha Seorang analis harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh pemohon. Analisis harus melihat kondisi eksternal berupa persaingan usaha yang terjadi di lapangan agar dapat menilai tingkat pertumbuhan usaha pemohon. 6. Syariah Penilaian ini dilakukan untuk menegaskan bahwa usaha yang akan dibiayai benar-benar usaha yang tidak melanggar hukum syariah sesuai dengan fatwa DSN “Pengelola tidak boleh menyalahi hukum syariah Islam dalam tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah”. Departemen Agama RI,2003:7 Dalam perkembangannya, seorang analis menggunakan aspek tambahan selain 5S + 1C, seperti contohnya Credit Historical, yaitu seorang analis harus melihat sejarah pembayaran pembiayaan atau kredit calon mudharib pada bank lain ataupun di Bank Sumut Unit Usaha Syariah itu sendiri. Analis dapat melihat sejarah pembayaran tersebut dalam sistem informasi debitur SID yang nantinya juga sebagai bahan pertimbangan dalam kelayakan penerimaan pembiayaan. Setelah dilakukan checking on the spot maka analis menghitung ekspetasi proyeksi bagi hasil yang berpedoman pada ketentuan yang berlaku yang diatur dalam Surat Edaran No. 013DIRDUSy-SPSE2007 tanggal 20 Maret 2007 Universitas Sumatera Utara perihal Marjin dan Ekspektasi Keuntungan Bagi Hasil Pembiayaan yaitu sebesar minimal 16 efektif tahun. 62 2. Jarak lokasi usaha yang cukup jauh sehingga membutuhkan waktu dan biaya monitoring pengawasan yang cukup besar. Kantor Cabang Bank Sumut Syariah dapat menetapkan tingkat ekspektasi proyeksi bagi hasil kepada nasabah diatas ketentuan minimal, dengan pertimbangan misalnya : 1. Keuntungan usaha yang akan diperoleh cukup besar. Perhitungan ekspektasi bagi hasil analis menggunakan sistem perhitungan efektif artinya ekspektasi bagi hasil dihitung berdasarkan baki debet. Untuk pembayaran yang pembayaran pokok dan bagi hasil setiap bulan, maka porsi pembayaran pokok dan bagi hasil dapat langsung dihitung secara komputerisasi dalam rumus annuitas menurun. Pihak analisis juga menentukan nisbah bagi hasil yang didapatkan antara bank dan nasabah. Nisbah bagi hasil adalah rasio atau perbandingan pembagi keuntungan revenue sharing. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh pihak analisis dalam menentukan porsi bagi hasil keuntungan adalah sebagai berikut : 1. Keuntungan yang diperoleh merupakan hasil dari pengelolaan dana pembiayaan yang diberikan. 2. Besar pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk persentase nisbah yang disepakati. 62 Surat Edaran No. 013DIRDUSy-SPSE2007 tanggal 20 Maret 2007 perihal Marjin dan Ekspektasi Keuntungan Bagi Hasil Pembiayaan. Universitas Sumatera Utara 3. Nasabah harus membayarkan bagian keuntungan yang menjadi hak bank sesuai dengan jadwal yang disepakati. 4. Pelaksanaan bagi hasil dan besarnya kewajiban pembagian keuntungan ditetapkan berdasarkan laporan dari hasil usaha nasabah, yang disetujui oleh bank setiap bulan atau berdasarkan kesepakatan antara pihak bank dan nasabah. 5. Rumus persentase nisbah bagi hasil bagi pihak bank adalah : Jumlah proyeksi Ekspetasi bagi hasil Rp,- Nisbah bagi hasil = Proyeksi keuntungan Rp,- x 100 Setelah didapatkan nisbah bagi hasil untuk bank dan nasabah maka cara pembayaran bagi hasil dilakukan setiap bulan atau disesuaikan dengan siklus usaha nasabah. Ketentuan pembayaran angsuran pokok atau bagi hasil adalah sebagai berikut : a. Untuk jangka waktu pembiayaan sd 1 tahun, pada saat jatuh tempo atau sesuai kesepakatan berdasarkan proyeksi arus kas usaha nasabah. b. Untuk jangka waktu pembiayaan di atas 1 tahun, wajib diangsur secara berkala dan dijadwalkan selama jangka waktu pembiayaan. c. Pembayaran angsuran pokok dan bagi hasil wajib dicantumkan dalam akad pembiayaan dan terdokumentasi secara lengkap. Pembiayaan modal kerja dapat juga dengan sistem pembayaran pokok atau bagi hasil sekaligus pada saat jatuh tempo disesuaikan dengan siklus usaha nasabah cash flow dan dalam jangka waktu pendek di bawah 1 tahun, misalnya: Universitas Sumatera Utara a. Pembiayaan kepada petani tanaman jagung dengan jangka waktu pembiayaan 4 bulan karena siklus tanaman jagung mulai dari masa tanam hingga panen adalah 4 bulan. b. Pembiayaan kepada pedagang pakaian menjelang Idul Fitri atau seragam sekolah menjelang tahun ajaran baru. c. Pembiayaan kepada pedagang lembu menjelang Idul Adha. d. Pembiayaan kepada kontraktor yang mendapat proyek dari Pemerintah yang jangka waktu proyek di bawah 1 tahun. Biaya-biaya administrasi pembiayaan harus dihitung juga oleh analis, dan untuk biaya administrasi pembiayaan modal kerja telah diatur dalam Surat Edaran No. 007DIRDUSy-PDJsSE2009 tanggal 19 Februari 2009 perihal Biaya Administrasi Pembiayaan Pada Unit Usaha Syariah. Biaya administrasi dihitung berdasarkan klasifikasi jumlah pembiayaan. Setelah diperoleh semua data yang telah diuraikan sebelumnya maka analisis membuat analisa lanjutan yang mencakup : 1. Data Pemohon Nasabah 2. Keterangan Usaha 3. Data Legalitas Usaha 4. Data Pembiayaan 5. Data Barang Agunan 6. Aspek Manajemen 7. Aspek Hukum 8. Aspek Teknis Universitas Sumatera Utara 9. Aspek Pemasaran 10. Aspek Keuangan Neraca, LR dan Cash Flow Jika semua aspek-aspek tersebut telah dipenuhi dan diyakini bahwa nasabah dari penghasilan usahanya mampu membayar seluruh kewajibannya kepada bank sampai pembiayaan dinyatakan lunas oleh bank. Selanjutnya pihak analis membuat persetujuan pemberian pembiayaan pada lembaran LP4 dan kemudian membuat lembaran KPP Kelompok Pemutus Pembiayaan yang ditandatangani oleh Pimpinan Seksi Pemasaran, Wakil Pimpinan Cabang, dan Pimpinan Cabang yang disertakan argumen dari masing-masing pejabat. Setelah tahap-tahap tersebut sudah dilaksanakan maka pihak bank menerbitkan SP4 kepada nasabah dan sebagai tanda persetujuan, nasabah menandatangani diatas materai cukup. Dan jika berdasarkan analisis, nasabah tidak layak menerima fasilitas pembiayaan maka harus segera memberitahukan penolakan dengan bahasa yang santun tanpa harus memberitahukan alasan penolakan, dengan waktu maksimal 7 tujuh hari dari tanggal agenda masuk surat permohonan yang telah lengkap.

C. Penyelesaian pembiayaan bermasalah di Bank Sumut Syariah