9. Aspek Pemasaran
10. Aspek Keuangan Neraca, LR dan Cash Flow
Jika semua aspek-aspek tersebut telah dipenuhi dan diyakini bahwa nasabah dari penghasilan usahanya mampu membayar seluruh kewajibannya
kepada bank sampai pembiayaan dinyatakan lunas oleh bank. Selanjutnya pihak analis membuat persetujuan pemberian pembiayaan pada lembaran LP4 dan
kemudian membuat lembaran KPP Kelompok Pemutus Pembiayaan yang ditandatangani oleh Pimpinan Seksi Pemasaran, Wakil Pimpinan Cabang, dan
Pimpinan Cabang yang disertakan argumen dari masing-masing pejabat. Setelah tahap-tahap tersebut sudah dilaksanakan maka pihak bank menerbitkan SP4
kepada nasabah dan sebagai tanda persetujuan, nasabah menandatangani diatas materai cukup.
Dan jika berdasarkan analisis, nasabah tidak layak menerima fasilitas pembiayaan maka harus segera memberitahukan penolakan dengan bahasa yang
santun tanpa harus memberitahukan alasan penolakan, dengan waktu maksimal 7 tujuh hari dari tanggal agenda masuk surat permohonan yang telah lengkap.
C. Penyelesaian pembiayaan bermasalah di Bank Sumut Syariah
Pembiayaan bermasalah problem loan adalah pembiayaan yang telah atau diperkirakan akan mengalami kesulitan pembayaran pokok dan atau bunga
kredit yang masih tercatat pada neraca maupun yang telah diadministratifkan. Gejala timbulnya pembiayaan bermasalah dapat dilihat dari :
1. Nasabah mulai melakukan tunggakan pembayaran angsuran pokok.
Universitas Sumatera Utara
2. Nasabah melakukan penyimpangan penggunaan dana pembiayaan dari tujuan
awal. 3.
Adanya masalah internal yang terjadi dalam perusahaan atau usaha yang dikelola nasabah yang mendapat peminjaman pembiayaan.
Dalam prakteknya adapun penyebab timbulnya pembiayaan bermasalah di Bank Sumut Syariah Cabang Tebing Tinggi, yaitu :
1. Menurunnya kondisi usaha bisnis perusahaan, yang disebabkan merosotnya
kondisi ekonomi umum danatau bidang usaha dimana mereka beroperasi. 2.
Adanya kesalahan dalam pengelolaan usaha bisnis perusahaan atau karena kurang berpengalaman dalam bidang usaha yang ditangani.
3. Adanya masalah keluarga misalnya perceraian, kematian, sakit yang
berkepanjangan. 4.
Pemborosan dana oleh salah satu atau beberapa orang anggota keluarga. 5.
Kegagalan nasabah pada bidang usaha atau perusahaan mereka yang lain. 6.
Munculnya kejadian diluar kekuasaan nasabah Force Majeur. 7.
Adanya niat nasabah yang tidak akan mengembalikan dana pinjaman pembiayaan.
8. Negara mengalami krisis ekonomi sebagai akibat dari krisis ekonomi dunia.
Adapun kriteria-kriteria pembiayaan bermasalah, antara lain : 1.
Terdapat tunggakan pembayaran pokok yang telah melampaui 90 hari. 2.
Terdapat cerukan yang berulang kali khususnya untuk menutupi kerugian operasional dan kekurangan arus kas.
Universitas Sumatera Utara
3. Hubungan nasabah dengan bank memburuk dan informasi keuangan tidak
dapat dipercaya. 4.
Pelanggaran terhadap persyaratan pokok pinjaman pembiayaan. 5.
Perpanjangan angsuran pembiayaan untuk menyembunyikan kesulitan keuangan.
1.
Dalam proses terhadap penyelesaian pembiayaan bermasalah diperlukan informasi dan dokumentasi yang berguna untuk mengevaluasi terhadap
pembiayaan-pembiayaan yang bermasalah. Terdapat beberapa informasi yang dibutuhkan untuk mengevaluasi penyelesaian pinjaman pembiayaan bermasalah,
yaitu :
Evaluasi dan Dokumentasi
a. Penjelasan mengenai penyebab terjadinya tunggakan pokok yang didasarkan
atas faktor-faktor yang berkaitan dengan usaha nasabah. b.
Rincian dan kelangkapan dokumen yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan penyelesaian pembiayaan bermasalah antara lain akad pinjaman
pembiayaan dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan penyelesaian pembiayaan bermasalah.
c. Mempelajari kembali aspek hukum yaitu : isi perjanjian pembiayaan,
pengikatan agunan dan pengikatan-pengikatan lainnya yang telah dilakukan dengan tujuan untuk pengamanan bank dalam mengambil keputusan.
d. Meneliti dan menilai kembali agunan pembiayaan dengan membuat laporan
retaksasi yang di diketahui dan setujui oleh Kepala Seksi Administrasi dan Penyelamatan Kredit Pembiayaan dan Pemimpin Cabang.
Universitas Sumatera Utara
2.
Dalam melakukan analisis terhadap pembiayaan bermasalah, harus dilakukan penilaian kembali dengan memperhatikan seluruh aspek dari nasabah
dan pemilik barang jaminan aspek hukum, aspek marketing, aspek keuangan dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk memudahkan petugas dalam melakukan
pendekatan kepada nasabah dan mengambil keputusan penyelesaian pembiayaan bermasalah. Para petugas harus bisa memahami karakter dari nasabah serta
menilai kemampuan dan kemauan nasabah dalam penyelesaian masalahnya.
Analisa
Setelah analisa dilakukan terhadap nasabah, petugas Penyelamatan Kredit Pembiayaan dapat mengembangkan alternatif dalam penyelesaian pembiayaan
bermasalah tersebut. Dalam pemilihan alternatif penyelesaian masalah yang harus diperhatikan petugas adalah potensi keberhasilan dalam menerapkan alternatif
penyelesaian, resiko yang dihadapi, serta penilaian terhadap iktikad dan prospek debitur. Setelah debitur dinilai kategorinya, dengan mengacu pada kriteria
mengenai iktikad debitur dan prospek usahanya, maka langkah penyelesaian hutang terhadap debitur-debitur tersebut adalah sebagai berikut :
1. Nasabah A : Itikad baik, prospek usahanya ada: langkah penyelesaian adalah
akan dilakukan negosiasi guna mencari cara penyelesaian yang disepakati untuk penyelesaian pembiayaan bermasalah.
2. Nasabah B : Itikad baik, prospek usahanya tidak cukup: langkah penyelesaian
akan dilakukan penyelesaian secara komersil misalnya penyelesaian peminjaman pembiayaan dengan cara mendapat bantuan keluarga,
penjualanpengambil alihan barang agunan dan diluar agunan.
Universitas Sumatera Utara
3. Nasabah C : Itikad kurang, prospek usahanya ada : langkah penyelesaian akan
dilakukan langkah-langkah melalui proses hukum agar menjadi kooperatif. Apabila tetap tidak kooperatif maka proses hukum dilanjutkan, antara lain
dengan penyitaan dan kepailitan. 4.
Nasabah D : Itikad kurang, prospek usahnya tidak cukup : langkah penyelesaian akan dilakukan langkah-langkah melalui proses hukum termasuk
penyitaan dan kepailitan. Setelah mengevaluasi dan menganalisis permasalahan penyelesaian
pembiayaan bermasalah, hal ini harus dituangkan dalam bentuk memorandum atau proposal. Sebelum proposal atau memorandum tersebut dibuat, nasabah harus
mengajukan permohonan kepada pemimpin cabang terlebih dahulu. Setelah dianalisa oleh pemimpin cabang, barulah prosposal atau memorandum tersebut
dibuat oleh petugas berdasarkan hasil analisa dari pemimpin cabang. Proposal untuk penyelesaian pembiayaan bermasalah dapat diajukan oleh
para nasabah kepada Bank Sumut Kantor Cabang Tebing Tinggi dengan ditujukan kepada Kepala Bagian Penyelamatan Kredit Pembiayaan atau Kepala Seksi
Penyelamatan Kredit Pembiayaan, memorandum atau proposal diajukan kepada : 1.
Pemimpin Cabang sebatas wewenangnya. 2.
Kepala Divisi Penyelamatan Kredit Pembiayaan apabila telah melampaui batas wewenang Pemimpin Cabang tetapi masih dalam batas wewenang
Kepala Divisi Penyelamatan Kredit Pembiayaan.
Universitas Sumatera Utara
3. Direksi apabila telah melampaui batas wewenang Pemimpin Cabang dan
Kepala Divisi Penyelamatan Kredit Pembiayaan melalui Divisi Penyelamatan Kredit Pembiayaan.
Dalam memberikan rekomendasi penyelesaian pembiayaan bermasalah sesuai dengan Surat Keputusan Direksi No. 016DIRDPK-ADLSK2006 tanggal
15 Maret 2006 tentang Kebijakan Penyelesaian Kredit Bermasalah, dapat dilakukan melalui satu atau lebih cara dibawah ini :
1. Restrukturisasi kredit pembiayaan.
2. Pembebasan sebahagian atau seluruh tunggakan denda.
3. Pemberian kelonggaran waktu pembayaran.
4. Penarikan sebahagian barang agunan kredit pembiayaan.
5. Pengambil alihan agunan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. Penjualan hak tagih.
7. Penyerahan piutang ke Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang
KPKNL. 8.
Penyelesaian melalui lembaga hukum.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN