Dalam rangka mewujudkan fungsinya tersebut, maka pihak Bank Sumut Syariah Cabang Tebing Tinggi telah menyalurkan dana yang cukup banyak pada
akhir tahun 2009 yakni sebesar Rp 3, 7 Milyar tiga koma tujuh milyar rupiah yang diharapkan agar para pengusaha dapat mengembangkan usahanya tanpa
harus meminjam uang dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
49
C. Bank Syariah Sebagai Alternatif Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia
Bulan Mei tahun 1992 merupakan saat yang sangat bersejarah bagi perkambangan bank syariah di Indonesia. Sejak itu bank syariah terbentuk di
Indonesia yakni Bank Muamalat Indonesia. Namun demikian sebenarnya kehadiran bank syariah di Indonesia telah dinilai lambat oleh sebagian pengamat
ekonomi. Hal ini dikarenakan pada masa itu masih adanya perbedaan pendapat antara sebagian umat Islam mengenai konsep bunga bank yang dianggap haram
dilarang, subhat meragukan dan hingga halal dibolehkan. Perkembangan bank syariah pada masa sekarang ini telah mengalami
peningkatan yang cukup signifikan, hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya bank syariah yang menunjang program pemerintah dalam meningkatkan
perekonomian nasional. Pada periode awal tahun 2009 saja telah terdapat 3 Bank Umum Syariah, 25 Unit Usaha Syariah dan 115 Bank Perkreditan Rakyat Syariah
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pembiayaan syariah yang disalurkan
49
http:www.banksumut.comkembang.php.
Universitas Sumatera Utara
untuk sektor Usaha Kecil dan Menengah UKM telah mencapai angka sebesar Rp 18,38 Trilyun 67,82 dari pembiayaan total. Hal ini menunjukkan peranan
bank dalam memberdayakan sektor UKM dalam hal pembiayaan telah cukup tinggi meski pangsa pasar masih sangat kecil yakni 2,79 dari total kredit
perbankan nasional.
50
50
http:www.Bank-Indonesia.com.
Terbatasnya alternatif penempatan dana bagi bank syariah telah memaksa bank-bank syariah untuk menyalurkan fasilitas pembiayaan baru, di mana
mayoritas bantuan diberikan dalam bentuk mudharabah. Distribusi pembiayaan terkonsentrasi pada tiga sektor yaitu : bisnis jasa, perkebunan dan konstruksi.
Jangka waktu pembiayaan dimulai dari tida tahun sampai lima tahun. Salah satu penyebab besarnya persentase pembiayaan bank syariah
terhadap UKM diduga karena lembaga ini lebih mengutamakan kelayakan usaha proyek ketimbang nilai agunan, sementara faktor agunan untuk sebagian besar
pengusaha merupakan penghambat UKM untuk mendapat akses peminjaman dari bank konvensional. Pengusaha yang tidak dapat dilayani oleh bank konvensional
inilah yang nantinya merupakan calon nasabah yang potensial bagi bank syariah. Dengan demikian, kalau mau mendukung UKM dengan keuangan, maka salah
satu upaya yang dapat ditempuh adalah dengan memberikan dan mendukung perkembangan bank syariah. Dengan kata lain, penguatan dan perluasan jaringan
bank syariah kiranya dapat meningkatan akses UKM terhadap lembaga pembiayaan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam tahun-tahun terakhir ini, dana yang terkumpul di bank konvensional banyak yang menganggur sedangkan sektor riil tidak banyak
menerima kucuran dana antara lain karena perbankan konvensional lebih menyukai penanaman dananya dalam SBI. Sementara itu, fasilitas yang mirip
dengan SWBI kurang dimanfaatkan oleh perbankan syariah karena lebih berorientasi pada pembiayaan investasi di sektor riil sebagai salah satu prinsip
syariah untuk menghindari praktik kegiatan yang berunsur spekulatif. Selain itu, transaksi keuangan yang tidak didasarkan pada usaha riil akan melahirkan
pertumbuhan semu dan menambah tekanan inflasi. Berbeda dengan kondisi tersebut, pada bank syariah walaupun dana yang
dapat dihimpun masih relatif sedikit, kalau hanya dilihat dari rasio ini saja tampaklah bahwa penyaluran dana dari bank syariah hampir tiga kali lipat bank
konvensional. Dengan kecenderungan ini, maka dapat diharapkan apabila semakin banyak bank syariah, dana akan semakin termobilisasi dan akhirnya tersalur untuk
pembiayaan sektor riil, suatu aspek yang sangat dinantikan oleh dunia usaha untuk mengerakkan roda perekonomian yang tidak berkembang selama empat tahun
terakhir ini. Hal ini akan semakin mendukung UKM karena sesuai dengan prinsip syariah sebagai lembaga intermediasi yang menerima dan menyalurkan dana,
produk pembiayaan syariah bukan hanya terkait dengan bidang perbankan melainkan dapat mencakup anjak piutang hiwalah, modal ventura musyarakah,
sewa beli ijarah muntahiya bittamlik, ijarah waiqtina dan pegadaian rahn. Dengan bervariasinya produk syariah, masyarakat diberi kesempatan untuk
memilih produk yang diminatinya sesuai dengan kebutuhan.
Universitas Sumatera Utara
Dengan berkembangnya produk-produk bank syariah yang sehat akan memberikan pelayanan yang kompetitif kiranya akan dapat mendorong
peningkatan aliran modal masuk dari investor internasional, khususnya dari lembaga atau pihak-pihak yang dalam penyeluran dananya menyaratkan pola
transaksi dengan prinsip syariah. Untuk itu, dapat dilakukan berbagai cara antara lain :
1. Mengupayakan pola kerja sama dengan bank umum syariah dengan Bank
Perkreditan Rakyat Syariah terutama dalam bentuk pembiayaan dengan syarat lunak.
2. Peningkatan sumber dana modal maupun kredit dikaitkan dengan
promosi bank syariah dan pendirian cabang di luar negeri. 3.
Mengupayakan sumber dana dari lembaga donor yang menyaratkan prinsip syariah dalam penyalurannya.
Secara umum IDB dapat membiayai proyek berupa : loan financing, leasing, installment sale, equity, istisna’a, profit sharing dan technical assistance.
Di antara proyek-proyek tersebut, mungkin ada yang bisa langsung berhubungan dengan UKM sebagai nasabah bank syariah ataupun UKM sekedar sebagai
subkontraktor atau paling bank syariah bisa dijadikan “kas” dalam penarikan dananya, antara lain : karena dalam penyaluran dananya IDB mensyaratkan pola
transaksi dengan prinsip syariah. Oleh karena itulah, pemerintah kiranya dapat memberikan dukungan atau
memfasilitasi bank syariah yang lain untuk akses terhadap sumber dana ini, baik untuk penyertaan maupun pembiayaan untuk para nasabahnya. Demikian pula, hal
Universitas Sumatera Utara
yang sama kiranya dapat dilakukan pemerintah yang terkait dengan sumber dana yang lain di luar IDB yang menyaratkan prinsip syariah dalam penyalurannya.
Selain itu dengan menyadari masih sedikitnya bank syariah di Indonesia kiranya dapat dipertimbangkan untuk mengizinkan Bank Islam negara lain membuka
cabangnya di Indonesia ataupun bekerjasama dengan perbankan syariah Indonesia.
Demikian pula masuknya bank asing juga kiranya akan mempercepat proses pembentukan peraturan yang lebih mendekati pelaksanaan syariah.
Keterbatasan pengalaman, sumber daya manusia, modal serta kemampuan manajerial diharapkan akan teratasi dengan mendatangkan mereka yang telah
lebih dulu mengembangkan bank syariah. Dengan bertambahnya Bank Islam di masa mendatang, nasabah Muslim, termasuk UKM akan mempunyai pilihan di
bank mana uangnya akan ditaruh atau dari bank mana mereka akan akses terhadap berbagai bentuk pembiayaan yang ditawarkan bank syariah.
Untuk mencapai tujuan pengembangan perbankan syariah perlu adanya strategi pengembangan yang diarahkan untuk meningkatkan kompetensi usaha
yang sejajar dengan sistem perbankan konvensional dan dilakukan secara komperehensif dengan mengacu kepada analisis kekuatan dan kelemahan
perbankan syariah saat ini. Dengan berpedoman kepada hal ini, Bank Indonesia telah menyusun strategi pengembangan perbankan syariah yang pada dasarnya
mengacu kepada empat langkah utama
51
51
http:www.Bank-Indonesia.com.
, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Penyusunan dan penyempurnaan landasan hukum dan ketentuan
operasional bank syariah yang mengacu kepada standar internasional. 2.
Perizinan yang mendukung upaya perluasan jaringan kantor bank syariah dan pengawasan yang berorientasi pada prinsip kehati-hatian.
3. Pengembangan instrumen moneter dan pasar keuangan syariah.
4. Meningkatkan pemahaman masyarakat dan pengembangan sumber daya
manusia perbankan syariah. Sekalipun demikian seperti dipaparkan di muka di dalam jangka panjang
langkah-langkah strategis tersebut kiranya dapat mengarah kepada pembentukan lembaga pembiayanan syariah yang tidak sekedar penyesuaian terhadap ketentuan
perbankan konvensional.
D. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Perbankan Syariah