1. Penyusunan dan penyempurnaan landasan hukum dan ketentuan
operasional bank syariah yang mengacu kepada standar internasional. 2.
Perizinan yang mendukung upaya perluasan jaringan kantor bank syariah dan pengawasan yang berorientasi pada prinsip kehati-hatian.
3. Pengembangan instrumen moneter dan pasar keuangan syariah.
4. Meningkatkan pemahaman masyarakat dan pengembangan sumber daya
manusia perbankan syariah. Sekalipun demikian seperti dipaparkan di muka di dalam jangka panjang
langkah-langkah strategis tersebut kiranya dapat mengarah kepada pembentukan lembaga pembiayanan syariah yang tidak sekedar penyesuaian terhadap ketentuan
perbankan konvensional.
D. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Perbankan Syariah
Keberadaan perbankan syariah di Indonesia merupakan refleksi kebutuhan atas sistem perbankan yang dapat memberikan kontribusi stabilitas kepada sistem
keuangan nasional. Industri perbankan syariah juga mencerminkan permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem perbankan alternatif yang
menyediakan jasa perbankan yang memenuhi prinsip-prinsip syariah. Negara Indonesia yang mayoritas Muslim terbesar di dunia, Indonesia
dapat dikatakan memiliki prospek yang sangat cerah bagi pengembangan perbankan syariah di masa yang akan datang. Hal ini didukung oleh keyakinan
sebagian masyarakat yang mengganggap adanya keberkahan rizki dari Tuhan Yang Maha Esa.
Universitas Sumatera Utara
Secara resmi regulasi perbankan syariah telah dituangkan dalam Undang- Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 dan juga Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
No. 3 Tahun 2004. Namun semua peraturan perundang-undangan tersebut belum memberikan penjelasan yang lengkap tentang perbankan syariah. Barulah pada
Tahun 2008 yang lalu disahkannya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Undang-Undang Syariah ini telah mengatur keseluruhan
perbankan syariah secara lengkap. Perkembangan perbankan syariah tetap berada di bawah otoritas Bank
Indonesia dan terus diregulasi sejak tahun 2002. Pada tahun 2009 Bank Indonesia menargetkan pertumbuhan kuantitatif aset perbankan syariah yang cukup besar,
yakni mencapai minimal 5 lima persen dari seluruh aset perbankan nasional. Untuk itulah akselerasi pertumbuhan tersebut perlu didukung oleh suatu kebijakan
yang tepat, yang tidak hanya melibatkan Bank Indonesia dan pemerintah saja, tetapi juga komponen masyarakat lainnya seperti : lembaga-lembaga pendidikan
dan perguruan tinggi sebagai penyedia Sumber Daya Insani SDI.
52
1. Market driven
Melihat pesatnya pertumbuhan industri perbankan syariah di Indonesia, Bank Indonesia mengembangkan empat paradigma kebijakan, yaitu :
52
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana, Jakarta, 2005. hal. 103.
Universitas Sumatera Utara
Bank Indonesia bersama dengan stakeholder yang lain akan melakukan public education kepada masyarakat untuk mendukung proses positioning. Hal ini
terjadi karena industri perbankan syariah tumbuh sebagai realisasi kebutuhan masyarakat yang membutuhkan jasa pelayanan keuangan dan perbankan yang
sesuai dengan prinsip syariah. 2.
Fair treatment Pengembangan kerangka ketentuan maupun upaya bagi penyempurnaan
infrastruktur industri dilakukan berdasarkan perlakuan konsep yang sama, yang mengakomodasi ciri-ciri operasional khusus perbankan syariah serta
penyusunan program pengembangan yang disesuaikan dengan tahapan pertumbuhan industri.
3. Gradual and sustainnable approach
Program pengembangan perbankan dapat dipandang sebagai suatu upaya transformasi suatu industri yang dilakukan menurut fokus dan prioritas dalam
suatu tahapan yang terstruktur dan berkesinambungan.
4. Comply to Syariah principles
Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah yang merupakan suatu argumen utama keberadaan industri perbankan syariah. Adapun implementasi
kepatuhan terhadap prinsip syariah merupakan upaya untuk menginkorporasi nila-nilai syariah, baik dalam skema transaksi keuangan sampai kepada
Universitas Sumatera Utara
implementasinya dalam mengelola usaha yang tercermin dalam corporate governance industri perbankan syariah yang baik.
Selain empat paradigma kebijakan tersebut, Bank Indonesia juga telah menentukan empat tahapan pencapaian pengembangan perbankan syariah
nasional
53
1. Tahap Pertama 2002-2004,
, yaitu :
Tahap peletakan landasan pengembangan yang kuat bagi pertumbuhan industri perbankan syariah. Fokus aktifitas dalam tahap ini adalah menyusun
ketentuan kelembagaan bank syariah dan menyiapkan infrastruktur dasar yang diperlukan untuk pertumbuhan bank syariah.
2. Tahap Kedua 2005-2009,
Tahap penguatan industri, peningkatan daya saing, efisiensi operasi, spesifikasi operasi serta kompetensi dan profesionalisme SDI perbankan
syariah. 3.
Tahap Ketiga 2010-2012, Tahap peningkatan kualitas pelayanan dan operasional perbankan syariah
yang sesuai dengan standar keuangan dan kualitas pelayanan internasional. 4.
Tahap Keempat 2013-2015. Tahap di mana industri perbankan syariah telah mencapai satu pangsa pasar
yang signifikan untuk memberikan kontribusi dalam sistem perekonomian nasional. Pada saat itu diharapkan telah terbentuk integrasi dengan sektor-
53
Ibid, hal. 60.
Universitas Sumatera Utara
sektor lainnya, khususnya dengan lembaga keuangan syariah bukan bank dan institusi pendukung.
Kebijakan pengembangan perbankan syariah diterapkan dengan berpedoman kepada strategi pengembangan jangka panjang perbankan syariah.
54
1. Kepatuhan kepada prinsip-prinsip syariah.
Adapun sasaran strategis pengembangan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Hal ini dilakukan dengan menerbitkan peraturan yang bertujuan untuk memberikan panduan dalam penerapan akad keuangan syariah secara baik,
yaitu dengan dikeluarkannya ketentuan tentang Akad Penghimpunan dan Penyaluran Dana bagi Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan
Prinsip Syariah. Selanjutnya disusun juga standar keuangan syariah untuk mendukung pengembangan produk yang selaras antara aspek syariah dan
kehati-hatian. 2.
Implementasi aturan prudensial. Bank Indonesia berkomitmen terhadap pengembangan good corporate
governance dan pemutakhiran sistem pengawasan dan pemeriksaan bank syariah. Untuk itu, saat ini tengah dikembangkan sistem pengawasan dan
pemeriksaan berbasis resiko di samping mengeluarkan beberapa regulasi prudensial transparansi keuangan, perubahan ketentuan giro wajib minimum,
penilaian kualitas aktiva. Untuk Bank Perkreditan Rakyat Syariah, juga terdapat Peraturan Bank Indonesia yang mengatur tentang Laporan Bulanan
54
Amir Machmud, Bank Syariah : Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta, 2007. hal. 60-62.
Universitas Sumatera Utara
Bank Labul serta penyempurnaan ketentuan yang mengatur tenteng perizinan bank.
3. Efisiensi operasional dan daya saing.
Dalam hal ini, Bank Indonesia telah mengeluarkan ketentuan mengenai Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensial menjadi Bank Umum
yang melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah dan Pembukaan Kantor Bank yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan
Prinsip Syariah oleh Bank Umum Konvensional. Kepada cabang bank konvensional yang telah memiliki Unit Usaha Syariah UUS dibolehkan
melayani transaksi perbankan syariah tertentu office channeling. Selain itu, Bank Indonesia telah melakukan pemetaan potensi dan preferensi masyarakat
terhadap perbankan syariah di hampir seluruh kabupatenkota di Indonesia. 4.
Stabilitas sistemik dan terciptanya maslahat perekonomian. Untuk meningkatkan kontribusi industri perbankan syariah, Bank Indonesia
telah menyelesaikan kajian kebijakan entry dan exit pada industri perbankan syariah. Melalui kebijakan yang direkomendasikan, diharapkan industri
perbankan syariah akan didukung oleh pelaku yang memiliki keahlian dan dedikasi yang tinggi dalam mengembangkan industri perbankan syariah.
Selain itu, terdapat pusat-pusat penelitian, pendidikan dan pengembangan ekonomi dan perbankan syariah yang dapat mendukung kebijakan secara
makro. Bank Indonesia juga telah menyusun suatu akselerasi pengembangan perbankan syariah tahun 2007-2008.
5. Pengembangan Sumber Daya Insani SDI.
Universitas Sumatera Utara
Pengembangan SDI di bidang perbankan syariah terus dilakukan baik di sisi pengelola bank syariah, pengawas Bank Indonesia maupun masyarakat, yaitu
melalui program edukasi yang sistematis, terfokus dan berkesinambungan. Bank Indonesia juga telah menjalin kerja sama dengan beberapa perguruan
tinggi di Indonesia untuk menciptakan SDI perbankan syariah yang andal serta mengerti akan konsep syariah sehingga dapat memberikan pemahaman dan
mengajak masyarakat untuk mempunyai rasa kepemilikan sense of belonging terhadap perbankan syariah.
Dalam rangka penguatan Sumber Daya Insani, Bank Indonesia mencanangkan berbagai kegiatan, seperti :
a. Melakukan pelatihan dengan bekerja sama dengan lembaga pendidikan
seperti: Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia LPPI. b.
Melakukan kajian penelitian dengan bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi, pusat-pusat kajian serta lembaga riset.
c. Memfasilitasi kesempatan kerja praktik, magang serta penelitian.
d. Memberikan bantuan teknis peningkatan kompetensi pengelolaan bank
syariah, seperti : workshop, training di bidang pelayanan dan pembiayaan. e.
Menyusun text book Ekonomi Islam bagi kalangan perguruan tinggi. Upaya penguatan SDI tersebut tidak terlepas dari program akselerasi lainnya
dari Bank Indonesia untuk menguatkan Bank Syariah. 6.
Inisiatif strategis untuk mengoptimalkan fungsi sosial bank syariah. Hal ini dilakukan melalui perannya dalam memfasilitasi hubungan voluntary
sector dana sosial dengan pemberdayaan ekonomi kerakyatan. Terkait
Universitas Sumatera Utara
dengan inisiatif ini, Bank Indonesia telah membentuk kerja sama dengan Badan Amal Zakat Nasional BAZNAS dan seluruh perbankan syariah untuk
mengembangkan Program Perbankan Syariah Peduli Umat PSPU. Adapun PSPU tersebut adalah kegiatan pengelolaan zakat, infak, sedekah dan wakaf
yang merupakan kerja sama antara perbankan syariah Bank Umum Syariah dan BPRS, Bank Indonesia dan Badan Amil Zakat. Tujuannya adalah dalam
rangka membuat program pendayagunaan ZIS zakat, infak, sedekah yang efektif, mensosialisasikannya dan menggalang dana tersebut dari masyarakat
serta menumbuhkan citra positif dalam masyarakat mengenai perbankan syariah sebagai lembaga yang peduli terhadap program kemiskinan dan
permasalahan dhuafa. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut : a.
Tujuan pengembangan perbankan syariah di Indonesia, antara lain memenuhi kebutuhan jasa perbankan alternatif bagi masyarakat dan mendorong
peningkatan peran perbankan secara optimal dalam mengerakkan sektor ini. b.
Strategi pengembangan perbankan syariah dilakukan secara bertahap dimulai sejak tahun 2002 dengan sasaran yang jelas guna meningkatkan kompetensi
usaha yang sejajar dengan sistem perbankan konvensional. c.
Kebutuhan Sumber Daya Insani perbankan syariah masih sangat terbatas, baik kualitas maupun kuantitasnya. Oleh karena itu, tersedia peluang bagi lembaga
Universitas Sumatera Utara
pendidikan, khususnya perguruan tinggi yang memfasilitasi dan menutupi kesenjangan penyediaan Sumber Daya Insani di perbankan syariah.
55
BAB IV
55
H. Rukmana, Kebijakan Bank Syariah, Erlangga, Jakarta, 2010. hal.62-63.
Universitas Sumatera Utara
PELAKSANAAN ASPEK PEMBIAYAAN PADA BANK SUMUT SYARIAH CABANG TEBING TINGGI
A. Jenis-Jenis Pembiayaan