Syarat-Syarat Pendirian Bank Syariah

undang yang telah ada sesungguhnya dasar hukum bagi penerapan dual banking system. Pemerintah dalam mengembangkan perbankan syariah memberikan kewenangan kepada bank syariah untuk memberikan pembiayaan kepada pengusaha kecil dan menengah. Dalam hal ini, Pasal 1338 KUH Perdata yang menganut asas kebebasan berkontrak menjadi dasar hukum bagi terjadinya kontrak peminjaman pengembangan usaha. 29 Kebebasan untuk memilih termasuk kebebasan berkontrak bagi setiap individu selain sifatnya kodrati sekaligus juga merupakan hak asasi. Dalam hubungannya dengan negara, kebebasan untuk memilih juga mendapat jaminan dalam Pasal 29 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 30

D. Syarat-Syarat Pendirian Bank Syariah

, yaitu : ”Negara menjamin kebebasan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. Dengan demikian, jaminan UUD 1945 harus dipandang sebagai adanya kebebasan bagi kaum Muslimin untuk melakukan aktivitas keperdataan sesuai dengan konsep syariah Islam bagi keyakinan yang dianutnya. Setiap bank yang akan melakukan kegiatan usaha bank syariah atau unit usaha syariah wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha sebagai Bank Syariah 29 Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 30 Pasal 29 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Universitas Sumatera Utara atau Unit Usaha Syariah USS dari Bank Indonesia. Untuk memperoleh izin usaha bank syariah harus memenuhi persyaratan sekurang-kurangnya tentang : 1. Susunan organisasi dan kepengurusan. 2. Permodalan. 3. Kepemilikan. 4. Keahlian di bidang Perbankan Syariah. 5. Kelayakan usaha. Bank syariah yang telah memperoleh izin usaha wajib mencantumkan dengan jelas kata syariah pada penulisan nama banknya. 31 1. Warganegara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia. Bank Umum Syariah hanya dapat didirikan dan atau dimiliki oleh : 2. Warganegara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan warganegara asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan. 3. Pemerintah daerah. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah hanya dapat didirikan dan atau dimiliki oleh : 1. Warganegara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya warganegara Indonesia. 2. Pemerintah daerah. Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 113PBI2009 tentang Bank Umum Syariah, modal untuk pendirian bank syariah sekurang-kurangnya sebesar 31 Pasal 5 Ayat 1, 2, 4 Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Universitas Sumatera Utara Rp 1.000.000.000.000,00 satu trilyun rupiah. 32 Sedangkan modal disetor untuk mendirikan Bank Perkreditan Rakyat Syariah BPRS menurut Peraturan Bank Indonesia No. 1123PBI2009 tentang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 33 1. Rp 2.000.000.000,00 dua milyar rupiah untuk BPRS uang didirikan di wilayah daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya dan Kabupaten Kota Tangerang, Bogor, Depok, Bekasi. ditetapkan sekurang-kurangnya : 2. Rp 1.000.000.000,00 satu milyar rupiah untuk BPRS yang didirikan di wialayah ibukota propinsi di luar wilayah tersebut pada huruf a di atas. 3. Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah untuk BPRS yang didirikan di luar wilayah pada huruf a dan b di atas. Menurut Pasal 6 PBI No. 113PBI2009, bank hanya dapat didirikan oleh warganegara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia, atau warganegara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan warganegara asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan atau pemerintah daerah. Kepemilikan yang berasal dari warganegara asing dan atau badan hukum asing tersebut setinggi- tingginya sebesar 99 sembilan puluh sembilan persen dari modal yang disetor bank. BPRS hanya dapat didirikan dan atau dimiliki oleh warganegara Indonesia, badan hukum Indonesia yang seluruh pemiliknya WNI, pemerintah daerah atau dua pihak atau lebih dari pihak-pihak di atas. 32 Peraturan Bank Indonesia No. 113PBI2009 tentang Bank Umum Syariah. 33 Peraturan Bank Indonesia No. 1123PBI2009 tentang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Universitas Sumatera Utara Kepemilikan bank oleh badan hukum Indonesia setinggi-tingginya sebesar modal sendiri bersih badan hukum yang bersangkutan. Ketentuan modal sendiri bersih wajib dipenuhi pada saat badan hukum yang bersangkutan melakukan penyetoran modal untuk pendirian bank atau pada saat badan hukum yang bersangkutan melakukan penambahan modal disetor bank. Sumber dana yang digunakan dalam rangka kepemilikan bank dilarang : 1. Berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apa pun dari bank atau pihak lain, dan atau 2. Berasal dari sumber yang diharamkan menurut prinsip syariah termasuk dari, dan, untuk tujuan pencucian uang money laundering. Selain itu yang dapat menjadi pemilik bank adalah pihak-pihak yang : 1. Tidak termasuk dalam daftar orang-orang yang dilarang menjadi pemegang saham dan atau pengurus bank sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. 2. Menurut penilaian Bank Indonesia yang bersangkutan memiliki integritas yang baik yaitu : memiliki akhlak dan moral yang baik, mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap pengembangan operasional bank yang sehat. Menurut Pasal 2 PBI No. 113PBI2009, bentuk badan hukum suatu bank adalah perseroan terbatas. Pasal 4 menjelaskan bahwa bank hanya dapat didirikan dengan izin Bank Indonesia dalam dua tahap, yaitu : 1. Persetujuan prinsip yaitu persetujuan untuk melakukan persiapan pendirian bank. Universitas Sumatera Utara 2. Izin usaha yaitu izin yang diberikan untuk melakukan kegiatan usaha bank setelah persiapan pendirian bank selesai dilakukan. Permohonan untuk mendapatkan persetujuan prinsip tersebut pada Bank Umum Syariah 34 1. Akta pendirian atau rancangan akta pendirian badan hukum Perseroan Terbatas PT, termasuk anggaran dasar atau rancangan anggaran dasar. harus disertai dengan dokumen sebagai berikut : 2. Daftar pemegang saham. 3. Daftar calon anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan anggota DPS. 4. Rencana susunan dan struktur organisasi serta nama-nama calon pejabat sampai dengan tingkat Pejabat Eksekutif. 5. Studi kelayakan mengenai peluang besar dan potensi ekonomi. 6. Rencana bisnis business plan. 7. Rencana korporasi corporate plan berupa rencana strategis jangka panjang dalam rangka mencapai tujuan bank. 8. Pedoman manajemen resiko termasuk pedoman risk control system, rencana sistem pengendalian intern, rencana sistem teknologi informasi yang digunakan dan pedoman mengenai pelaksanaan atta kelola perusahaan yang baik good corporate governance. 9. Sistem dan prosedur kerja yanglengkap dan komperehensif yang digunakan dalam kegiatan operasional bank. 34 Surat Edaran Bank Indonesia No. 119DPbS Perihal Bank Umum Syariah Tanggal 7 April 2009. Universitas Sumatera Utara 10. Bukti setoran modal paling kurang 30 tiga puluh persen dari modal yang disetor. 11. Surat pernyataan dari pemegang saham bahwa sumber dana yang digunakan dalam rangka kepemilikan bank : a. Tidak berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam bentuk apapun dari bank dan atau pihak lain. b. Tidak berasal dari dan untuk tujuan pencucian uang money laundering. Menurut Pasal 8 PBI No. 113PBI2009 35 1. Penelitian atas kelengkapan dan kebenaran dokumen. , persetujuan atau penolakan atas permohonan persetujuan prinsip diberikan selambat-lambatnya 60 enam puluh hari setelah dokumen permohonan diterima secara lengkap. Dalam rangka memberi persetujuan atau penolakan, Bank Indonesia melakukan : 2. Analisis yang mencakup antara lain tingkat persaingan yang sehat antar bank dan Unit Usaha Syariah UUS, tingkat kejenuhan jumlah bank dan unit usaha syariah serta pemerataan pembangunan ekonomi nasional 3. Uji kemampuan dan kepatutan fit and proper test terhadap calon pemegang saham pengendali, calon anggota Dewan Komisaris dan calon anggota direksi serta wawancara terhadap calon anggota Dewan Pengawas Syariah. Selain itu pihak-pihak yang mengajukan permohonan pendirian bank wajib melakukan presentasi kepada Bank Indonesia mengenai keseluruhan rencana pendirian bank. 35 Pasal 8 PBI No. 113PBI2009, Ibid. Universitas Sumatera Utara Persetujuan prinsip ini berlaku untuk jangka waktu satu tahun terhitung sejak tanggal persetujuan prinsip diterbitkan. Pihak yang telah mendapatkan persetujuan prinsip dilarang melakukan kegiatan usaha perbankan sebelum mendapatkan izin usaha. Apabila setelah jangka waktu yang ditentukan pihak yang telah mendapat persetujuan prinsip belum mengajukan permohonan izin usaha kepada Gubernur Bank Indonesia, maka persetujuan prinsip yang telah diberikan dinyatakan tidak berlaku. 36 1. Akta pendirian badan hukum Perseroan Terbatas PT yang memuat anggaran dasar yang disahkan oleh instansi yang berwenang. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 119DPbS perihal Bank Umum Syariah, permohonan untuk mendapatkan izin usaha diajukan oleh pihak yang telah mendapat persetujuan prinsip kepada Gubernur Bank Indonesia dan wajib disertai dengan : 2. Daftar pemegang saham dalam hal terjadi perubahan pemegang saham. 3. Daftar calon anggota Dewan komisaris, anggota direksi dan anggota DPS dalam hal terjadi perubahan calon anggota Dewan Komisaris, Direksi dan atau DPS. 4. Fotocopi Kartu Izin Tinggal Terbatas KITAS atau Kartu Izin Tinggal Tetap KITAP dari instansi berwenang bagi warganegara asing yang menjadi calon anggota direksi. 36 Pasal 9 PBI No. 113PBI2009, Ibid. Universitas Sumatera Utara 5. Fotocopi Kartu Izin Tinggal Terbatas KITAS atau Kartu Izin Tinggal Tetap KITAP dari instansi berwenang bagi warganegara asing yang menjadi calon anggota dewan komisaris dan bermaksud menetap di Indonesia. 6. Fotocopi surat izin bekerja dari instansi berwenang bagi warganegara asing yang menjadi calon anggota direksi dan atau calon anggota Dewan Komisaris. 7. Rencana susunan dan struktur organisasi, studi kelayakan, rencana bisnis, rencana korporasi, pedoman-pedoman serta sistem dan prosedur kerja dalam hal terjadi perubahan. 8. Bukti pemenuhan modal disetor minimum. 9. Surat pernyataan dari pemegang saham bahwa pemenuhan modal disetor tidak berasal dari sumber dana yang dilarang. 10. Bukti kesiapan operasional. Persetujuan atau penolakan atas permohonan izin usaha diberikan selambat- lambatnya 60 enam puluh hari setelah dokumen permohonan diterima secara lengkap. Dalam rangka memberikan persetujuan atau penolakan, Bank Indonesia melakukan : 1. Penelitian atas kelengkapan dan kebenaran dokumen 2. Uji kemampuan dan kepatutan fit and proper test dan wawancara terhadap pemegang saham pengendali, calon anggota dewan komisaris, calon anggota Universitas Sumatera Utara direksi dan calon anggota Dewan Pengawas Syariah dalam hal terdapat penggantian atas calon yang diajukan sebelumnya. 37 Bank yang telah mencapat izin usaha dari Gubernur Bank Indonesia wajib melakukan kegiatan usaha perbankan selambat-lambatnya 60 enam puluh hari terhitung sejak tanggal izin usaha diterbitkan. Pelaksanaan kegiatan usaha wajib dilaporkan oleh Presiden Direktur atau Direktur Utama Bank kepada Bank Indonesia selambat-lambatnya 10 sepuluh hari setelah tanggal kegiatan pelaksanaan kegiatan usaha. 38 Apabila setelah jangka waktu yang telah ditentukan bank belum melakukan kegiatan usaha, maka Gubernur Bank Indonesia dapat membatalkan izin usaha yang telah diterbitkan. Bank yang telah mendapat izin usaha dari Gubernur Bank Indonesia wajib mencantumkan secara jelas kata “Syariah” sesudah kata “Bank” atau setelah nama bank pada penulisan namanya. 39 Bagi bank konvensional yang ingin mengubah kegiatan usahanya menjadi bank berdasarkan prinsip syariah harus memenuhi ketentuan yang terdapat pada Peraturan Bank Indonesia No. 1115PBI2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional menjadi Syariah. Perubahan kegiatan usaha bank konvensional menjadi bank syariah harus dengan izin dari Bank Indonesia dalam bentuk izin perubahan kegiatan usaha. 40 37 Pasal 11 PBI No. 113PBI2009, Ibid. 38 Pasal 12 PBI No. 113PBI2009, Ibid. 39 Pasal 13 PBI No. 113PBI2009, Ibid. 40 Pasal 4 Ayat 1 PBI No. 1115PBI2009 tentang Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional menjadi Bank Syariah. Perubahan kegiatan usaha tersebut dapat Universitas Sumatera Utara dilakukan Bank Umum Konvensional menjadi Bank Umum Syariah dan Bank Prekreditan Rakyat menjadi Bank Perkreditan Rakyat Syariah. 41 1. Menyesuaikan anggaran dasar. Bank konvensional yang akan melakukan perubahan kegiatan usaha menjadi bank syariah harus : 2. Memenuhi persyaratan permodalan. 3. Menyesuaikan persyaratan direksi dan dewan komisaris. 4. Membentuk DPS. 5. Menyajikan laporan keuangan awal sebagai sebuah bank syariah. Bank Umum Konvensional yang akan melakukan perubahan kegiatan usaha menjadi Bank Umum Syariah harus : 1. Memiliki rasio kewajiban penyediaan modal minimum KPMM paling kurang sebesar 8 delapan persen yang didasarkan pada hasil penilaian Bank Indonesia. 2. Memiliki modal inti paling kurang sebesar Rp 100.000.000.000,00 seratus milyar rupiah. Permohonan izin perubahan kegiatan usaha diajukan oleh bank konvensional disertai dengan : 1. Visi dan misi perubahan kegiatan usaha menjadi bank syariah. 2. Rancangan perubahan anggaran dasar. 3. Nama dan data identitas dari calon pemegang saham pengendali, calon anggota dewan komisaris, calon anggota direksi dan calon anggota DPS. 41 Pasal 2 Ayat 2 PBI No. 1115PBI2009, Ibid. Universitas Sumatera Utara 4. Rencana bisnis bank syariah. 5. Studi kelayakan mengenai peluang pasar dan potensi ekonomi 6. Rencana penyelesaian hak dan kewajiban nasabah. Bank konvensional tersebut juga harus memberikan penjelasan mengenai keseluruhan rencana perubahan kegiatan usaha menjadi bank syariah melalui presentasi di Bank Indonesia antara lain : 1. Misi dan visi perubahan kegiatan usaha. 2. Hasil studi kelayakan mengenai peluang pasar penghimpunan dan penyaluran. 3. Rencana bisnis jangka pendek dan menengah bagi Bank Umum Syariah dna rencana kerja tahunan bagi Bank Perkreditan Rakyat Syariah. 4. Sistem teknologi informasi. 5. Jumlah dan lokasi kantor bank syariah. 6. Struktur organisasi dan personalia. Bank konvensional yang telah mendapat izin perubahan kegiatan usaha menjadi bank syariah wajib mencantumkan kata “syariah” pada penulisan nama dan logo iB pada formulir, warkat, produk, kantor dan jaringan kantor bank syariah. Bank yang telah mendapat izin perubahan kegiatan usaha menjadi bank syariah wajib melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah paling lambat 60 enam puluh hari terhitung sejak tanggal izin perubahan kegiatan usaha diberikan. Apabila dalam jangka waktu 60 enam puluh hari setelah tanggal izin perubahan kegiatan usaha diberikan, bank belum melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, maka izin perubahan kegiatan usaha yang telah Universitas Sumatera Utara diberikan akan ditinjau kembali. Dalam hal ini jangka waktu 60 enam puluh hari yang telah diberikan sebelumnya akan diperpanjang apabila keterlambatan tersebut disebabkan oleh hal-hal yang tidak dapat dihindari force majeur atau pertimbangan lain yang dapat diterima. Perpanjangan jangka waktu tersebut paling lama 60 enam puluh hari. Apabila bank syariah hasil perubahan kegiatan usaha tidak dapat memberikan alasan yang relevan, maka Bank Indonesia memberikan izin perubahan kegiatan usaha yang telah dikeluarkan. 42

E. Jenis-Jenis Usaha pada Perbankan Syariah