Kriteria Konselor Dalam Bimbingan dan Konseling Islami

langkah pertama dan terkhusus dalam menjadi konselor Islami demi menyampaikan perintah-perintah Allah S.W.T., dan laranganNya serta menguasai dalam segala aspek bidang keilmuan bimbingan dan konseling secara Islami dan secara umum serta pengamalan di bidang akidah, akhlak, ibadah serta penghambaannya kepada sang pencipta Allah S.W.T., menjadikan Rasulullah Muhammad S.A.W., sebagai tauladannya dan yang terakhir sebagai seorang konselor harus mampu membuka wawasan sehingga tepat dalam pemberian pendekatan sesuai dengan permasalahan yang sedang dihadapi klien.

7. Metode Bimbingan dan Konseling Keagamaan

Dalam rangka memberikan bimbingan dan konseling mengenai masalah keagamaan diperlukan berbagai metode yang sesuai agar klien dapat termotivasi dan mengembalikan semangat klien kembali. Adapun dalam melakukan konseling agama, bisa diterapkan beberapa metode, yaitu sebagai berikut: 36

a. Metode yang Bersifat Lahir

Metode yang bersifat lahir ini menggunakan alat yang dapat dilihat, didengar atau dirasakan oleh klien, yaitu dengan menggunakan tangan dan lisan. Terhadap klien yang mengalami stress atau ketegangan dapat diberikan sedikit pijatan atau tekanan pada urat dan otot yang tegang sehingga akan dapat mengendurkan urat dan otot-otot, khususnya pada bagian kepala, leher, dan pundak. Teknik ini disamping 36 Ibid. h. 81 et seq dapat meringankan secara fisik, tetapi juga dapat memberikan rasa sugesti dan keyakinan awal, bahwa semua masalah yang dihadapi akan dapat terselesaikan. Penggunaan teknik konseling dan terapi yang lain secara lahir yang lain adalah dengan menggunakan lisan. Melalui lisan konselor dapat memberikan menyampaikan pertanyaan dan nasihat untuk mengetahui kondisi klien. Ketika memberikan nasihat atau pandangan positif tentang hal-hal yang harus direnungkan oleh klien, hendaknya dilakukan dengan kalimat-kalimat yang indah, bersahabat, menenangkan dan menyenangkan. Dengan menggunakan lisan dapat dilakukan antara lain hal-hal berikut: a. Membaca atau berdo’a dengan menggunakan lisan b. Sesuatu yang dekat dengan lisan yaitu hembusan tiupan Setelah membaca do’a atau ayat-ayat Al-Qur’an biasanya ditiupkan ke ubun- ubun klien dengan harapan tiupan itu dapat membantu menghilangkan rasa sakit kepala akibat stress, atau dengan harapan fikiran menjadi terang benderang dan dapat berfikir dengan baik, sehat dan benar.

b. Metode yang Bersifat Batin

Metode yang bersifat batin yaitu metode yang hanya dilakukan dalam hati dengan do’a dan harapan, namun tidak ada usaha dan upaya yang keras secara konkrit, seperti menggunakan potensi tangan dan lisan. Metode konseling yang ideal adalah dengan menggunakan kekuatan, keinginan dan usaha yang keras serta bersungguh-sungguh dan diwujudkan dengan nyata melalui perbuatan, baik menggunakan fungsi tangan dan lisan maupun sikap yang lain. Tujuan utamanya adalah membimbing dan mengantarkan individu kepada perbaikan dan perkembangan eksistensi diri dan kehidupannya, baik hubungannya dengan Tuhannya, diri sendiri, lingkungan keluarga, lingkungan kerja dan lingkungan masyarakat. Konseling dengan menggunakan metode yang bersifat batin justru akan memberikan dampak yang sangat kuat bagi klien atau terbimbing untuk keluar dari permasalahan yang muncul dari dalam dirinya, dikarenakan kekuatan do’a secara batin akan memberi kekuatan dalam diri dan jiwa klien. Dari uraian di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa metode yang digunakan dalam pemberian bimbingan dan konseling secara keagamaan ada dua yakni bimbingan dan konseling secara lahiriah dan bimbingan dan konseling secara ruhaniah. Kedua-duanya sangatlah diperlukan dalam membantu menangani kasus atau permasalahan yang sedang dialami oleh klien, saling berkaitan dan saling bersinergi. Tanpa ada kekuatan secara ruhaniah maka kekuatan lahiriahnya tidak bisa membantu dengan semaksimal dan secepat mungkin, begitupun sebaliknya.

8. Bentuk-Bentuk Bimbingan dan Konseling

Pelayanan bimbingan dan konseling ditujukan untuk membantu klien atau anak bimbing untuk mengatasi problematikanya dalam berbagai bidang yang dihadapinya. Pelayanan bimbingan dan konseling sesuai dengan perkembangan kehidupan manusia yang semakin kompleks, maka bimbingan dan konseling pun