4. Menunjukkan perilaku dan bicara yang baik sesuai dengan kode etik kedokteran
dan tuntunan agama.
51
4. Fungsi Bimbingan Rohani Pasien
Adapun  fungsi  pelayanan  bimbingan  rohani  Islam  secara  umum  adalah sebagai berikut:
1. Fungsi  Preventif:  Yakni  membantu  individu  menjaga  atau  mencegah  timbulnya
masalah bagi dirinya.
2. Fungsi    Kuratif    atau    Korektif:    Yakni    membantu    individu    memecahkan
masalah yang sedang dihadapi atau dialaminya.
3. Fungsi    Presertatif:    Yakni    membantu    individu    menjaga    agar    situasi    dan
kondisi    yang    semula    tidak    baik    mengandung    masalah    menjadi    baik
terpecahkan dan kebaikan itu bertahan lama.
4. Fungsi  DevelopmentalPengembangan:  Yakni  membantu  individu  memelihara
dan  mengembangkan  situasi  dan  kondisi  yang  telah  baik  agar  tetap    baik    atau menjadi  lebih  baik  sehingga  tidak  memungkinkannya  menjadi  sebab  munculnya
masalah baginya.
52
Fisik yang sedang sakit, tetapi sikap mentalnya selalu optimis penuh harapan sembuh, maka derita sakit akan lebih ringan dan lekas sembuh. Sedang bagi mereka
yang  pesimis  lebih  sulitlama  disembuhkan.  Misalnya  takut  mati,  takut  penyakitnya
51
Ahmad Watikan Pratikna   dan   Abdussalam Sofro. Islam  Etika  Dan  Kesehatan. Jakarta: CV Rajawali. 1996. h. 260 et seq
52
Aenurrohim Faqih. Bimbingan Konseling Dalam Islam. Yogyakarta:  UII Perss. 2001. h. 37
menjadi  parah.  Maka  tepatlah  kiranya  bahwa  pasien  diberikan  penjelasan  mengenai penyakitnya serta bahayanya agar yang bersangkutan menyadari dan optimis.
53
Bimbingan  rohani  Islam  pada  dasarnya  mempunyai  peran  yang  konkrit. Sehingga  dalam  proses  pelayanan  bimbingan  rohani  seorang  petugas  rohani  akan
lebih  memahami    dan    tidak  salah  dalam  menyikapi  permasalahan  yang  dihadapi pasien  dan  dimana  petugas  bimbingan    rohani  Islam    dapat    melakukan    suatu
pendekatan    yang    tepat.  Akan  tetapi  sebaliknya  jika  bimbingan  rohani  yang disampaikan  tidak  sesuai    dengan    fungsinya,    maka    proses    pelayanan    bimbingan
rohani  tidak sesuai  dengan  peranannya. Dari  penjelasan  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  bimbingan rohani Islam
mempunyai  fungsi  dan  peranannya  sebagai  pencegahan,  membantu  dan  memotivasi serta  mengembangkan  situasi  dan  kondisi    yang    sedang    dihadapi    oleh    pasien.
Dalam    pelaksanaannya  supaya    bimbingan  rohani  Islam  ini    sesuai    dengan pertumbuhan  dan  perkembangan pasien,   serta   melihat   bagaimana   kemampuan
yang   berhubungan dengan  apa yang diinginkan,  yang semua  itu dapat diterapkan pada bimbingan  rohani  di rumah  sakit.  Selain  hal  tersebut  yang  menjadi fungsi
fundemental   bimbingan rohani Islam adalah membantu individu dalam menemukan pemecahan  masalahnya  dengan  pemilihan  pendekatan  dan  alternatif-alternatif
penyelesaian  masalah,  sehingga    tidak    memungkinkan  menjadi  sebab  munculnya masalah baru baginya.
53
Siti Sundari. Kesehatan Mental Dalam Kehidupan. Jakarta: Rineka Cipta. 2005. h. 7