Kesimpulan Hasil Uji Coba

47 Eka Yudha, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN IND UKTIF DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INQUIRY CO-OPERATION MOD EL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Berdasarkan hasil uji coba tingkat kesukaran butir soal tes kemampuan penalaran induktif matematis didapatkan hasil sebagai berikut Tabel 3.12 Hasil Uji Coba Tingkat Kesukaran Butir Soal Tes Kemampuan Penalaran Induktif Butir Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi 1 0,78 Mudah 2 0,37 Sedang 3 0,61 Sedang 4 0,53 Sedang 5 0,40 Sedang 6 0,40 Sedang

H. Kesimpulan Hasil Uji Coba

Analisis data hasil uji coba tes kemampuan penalaran induktif matematis, dan kemampuan awal matematis siswa menggunakan software Anates V.4 for Windows dengan hasil akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Soal Tes Kemampuan Penalaran Induktif Matematis Berikut adalah hasil uji coba kemampuan penalaran induktif matematis Tabel 3.13 Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Penalaran Matematis Butir Soal Validitas Reliabilitas Tingkat Kesukaran Daya Pembeda 1 0,589 0,77 0,78 0,44 2 0,874 0,37 0,64 3 0,588 0,61 0,67 4 0,603 0,53 0,44 5 0,654 0,40 0,42 48 Eka Yudha, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN IND UKTIF DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INQUIRY CO-OPERATION MOD EL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6 0,858 0,40 0,81 Berdasarkan hasil uji coba dan interpretasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa seluruh butir soal kemampuan penalaran induktif matematis dapat digunakan dalam penelitian.

I. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, data yang digunakan terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif, dimana data kuantitatif diperoleh dari skor jawaban siswa pada pretes postes kemampuan penalaran induktif matematis, dan skor poskala disposisi matematis siswa, sedangkan data kualitatif diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. Data kualitatif diperoleh melalui observasi. Hasil observasi diolah secara deskriptif dan hasilnya dianalisis melalui laporan penulisan essay yang menyimpulkan kriteria, karakteristik serta proses yang terjadi dalam pembelajaran. Pengolahan data kuantitatif pada penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yaitu cara manual dengan berbantukan Microsoft Excel 2007 dan pengolahan data dengan berbantukan software Minitab for windows. Tahapan dalam melakukan analisis data kuantitatif adalah sebagai berikut: 1. Menghitung skor terhadap hasil pretes dan postes kemampuan penalaran induktif dan disposisi matematis berdasarkan pedoman penskoran yang telah dibuat. Pada penskoran skala disposisi matematis, setelah dilakukan penskoran berdasar skala likert yang berupa skala ordinal, dilakukan transformasi menjadi skala interval menggunakan metode sucsesive interval MSI pada Microsoft Excel 2007. 2. Menghitung rerata skor pretes dan postes. Skor yang diperoleh dari hasil pretes dan postes di awal dan akhir pembelajaran masing-masing siswa dihitung reratanya. Rerata skor pretes dan postes yang diperoleh siswa kelas eksperimen selanjutnya dianalisis dengan cara dibandingkan dengan rerata 49 Eka Yudha, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN IND UKTIF DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INQUIRY CO-OPERATION MOD EL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu skor yang diperoleh siswa kelas kontrol. Skor postes digunakan untuk melihat pencapaian hasil belajar siswa. 3. Menghitung peningkatan Gain Ternormalisasi N-Gain, peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan rumus gain ternormalisasi normaized gain yang dikembangkan oleh Meltzer 2002. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: in Hasil perhitungan N-Gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi dari Hake 1999 yang dapat dilihat pada Tabel 3.14 Kategori N-Gain g N-Gain g Kategori g 0,3 Rendah 0,3 ≤ g 0,7 Sedang g ≥ 0,7 Tinggi 4. Menyajikan statistik deskriptif skor pretes, skor postes, dan skor N-Gain yang meliputi skor rata-rata ̅ , simpangan baku s, skor maksimum x maks , dan skor minimum x min . 5. Melakukan Uji Prasyarat a. Uji normalitas Data Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah sebaran data pencapaian dan peningkatan kemampuan siswa berdistribusi normal atau tidak. Normalitas data diperlukan untuk menentukan uji statistik data dari kelompok sampel yang digunakan. Dalam menguji normalitas data, digunakan uji Kolmogorov-Smirnov Zuntuk data kurang dari 30 dan Shapiro-Wilk untuk 50 Eka Yudha, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN IND UKTIF DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INQUIRY CO-OPERATION MOD EL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu data lebih dari 30 Soemantri Muhidin, 2006. Adapun hipotesis statistik yang diberikan sebagai berikut: H : Data yang diperoleh berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : Data yang diperoleh berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Dengan kriteria uji: H ditolak jika P-Value kur ng d ri t r f signifik n α = 0,05. b. Uji Homogenitas Data Uji homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui apakah data pencapaian dan peningkatan kemampuan siswa memiliki varians yang sama atau tidak, jika data mempunyai varians yang sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen. Untuk menguji homogenitas variansi data, digunakan uji Homogenitas of Variance Levene ’s Test yang dilakukan dengan berbantuan Software Minitab for windows. Adapun hipotesis statistik yang diajukan adalah sebagai berikut : H : σ 2 1 = σ 2 2 ; Data yang diperoleh berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama H 1 : σ 2 1 ≠ σ 2 2 ; Data yang diperoleh berasal dari populasi yang memiliki variansi yang tidak sama Kriteria pengujian adalah H ditolak jika P-Value kurang dari taraf signifikan α = 0,05 t u P-Value 0,05 6. Menguji Hipotesis Penelitian Pengujian hipotesis untuk mengetahui pencapaian dan peningkatan yang lebih baik antara kedua pembelajaran didasarkan pada uji normalitas dan homogenitas. Apabila data tersebut normal dan homogen, uji hipotesis dilakukan dengan uji t. Namun jika d t tersebut norm l tet pi tid k homogen dil njutk n deng n uji t’ dan jika tidak normal maka uji hipotesis menggunakan uji non parametrik yakni uji Mann-Whitney U Yamin Kurniawan, 2014: 239. Berikut uji hipotesis yang akan dilakukan pada penelitian ini: a. Hipotesis Penelitian yang Pertama 51 Eka Yudha, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN IND UKTIF DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INQUIRY CO-OPERATION MOD EL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Untuk menguji apakah pencapaian kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry co-operation model lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran ekspositori. Adapun hipotesisnya yaitu: H : μ e ≤ μ k Rata-rata pencapaian kemampuan penalaran induktif matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry co-operation model tidak lebih baik atau sama dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran ekspositori. H 1 : μ e μ k Rata-rata pencapaian kemampuan penalaran induktif matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry co-operation model lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran ekspositori. Keterangan: μ e : Rata-rata skor postes kemampuan penalaran induktif matematis siswa kelas inquiry co-operation model kelas eksperimen μ k : Rata-rata skor postes kemampuan penalaran induktif matematis siswa kelas ekspositori kelas kontrol Jika data berdistribusi normal dan homogen maka uji statistik yang digunakan adalah uji t independen sample test, dengan menetapkan taraf signifik nsi α = 0,05, m k kriteri penguji n d l h tol k H jika nilai p- value ≤ α = 0,05 d n terim H jika p-value α = 0,05. Ap bil d t tid k berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik non-parametrik, yaitu uji Mann-Whitney U . Kriteria pengujian adalah tolak H jika nilai p-value ≤ α = 0,05. Namun jika data berdistribusi normal, tetapi varians tidak homogen, maka digunakan uji t ’. b. Hipotesis Penelitian yang Kedua Untuk menguji apakah pencapaian kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry co-operation model lebih baik 52 Eka Yudha, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN IND UKTIF DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INQUIRY CO-OPERATION MOD EL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu daripada siswa yang mendapat pembelajaran ekspositoriditinjau dari kemampuan awal matematis siswa tinggi, sedang, rendah. H : μ e ≤ μ k Rata-rata pencapaian kemampuan penalaran induktif matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry co-operation model tidak lebih baik atau sama dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran ekspositoriditinjau dari kemampuan awal matematis siswa atas, tengah, bawah. H 1 : μ e μ k Rata-rata pencapaian kemampuan penalaran induktif matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry co-operation model lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran ekspositori ditinjau dari kemampuan awal matematis siswa tinggi, sedang, rendah. Keterangan: μ e : Rata-rata skor postes kemampuan penalaran induktif matematis siswa kelas inquiry co-operation model kelas eksperimenditinjau dari kemampuan awal matematis siswa tinggi, sedang, rendah. μ k : Rata-rata skor postes kemampuan penalaran induktif matematis siswa kelas ekspositori kelas kontrolditinjau dari kemampuan awal matematis siswa tinggi, sedang, rendah Jika data pasangan kelompok KAM tinggi, sedang, rendah berdistribusi normal dan homogen maka uji statistik yang digunakan adalah uji t independen sample test , deng n menet pk n t r f signifik nsi α = 0,05, maka kriteria pengujian adalah tolak H jika nilai p-value ≤ α = 0,05 d n terima H jika p-value α = 0,05. Ap bil d t p s ng n kelompok KAM tinggi, sedang, rendah tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik non-parametrik, yaitu uji Mann-Whitney U. Kriteria pengujian adalah tolak H jika nilai p-value ≤ α = 0,05. mun jik d t berdistribusi normal, tetapi varians tidak homogen, maka digunakan uji t ’. 53 Eka Yudha, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN IND UKTIF DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INQUIRY CO-OPERATION MOD EL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Hipotesis Penelitian yang Ketiga Untuk menguji apakah peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry co-operation model lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran ekspositori. Adapun hipotesisnya yaitu: H : μ e ≤ μ k Rata-rata peningkatan kemampuan penalaran induktif matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry co-operation model tidak lebih baik atau sama dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran ekspositori. H 1 : μ e μ k Rata-rata peningkatan kemampuan penalaran induktif matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry co-operation model lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran ekspositori. Keterangan: μ e : Rata-rata skor N-Gain kemampuan penalaran induktif matematis siswa kelas inquiry co-operation model kelas eksperimen μ k : Rata-rata skor N-Gain kemampuan penalaran induktif matematis siswa kelas ekspositori kelas kontrol Jika data berdistribusi normal dan homogen maka uji statistik yang digunakan adalah uji t independen sample test, dengan menetapkan taraf signifik nsi α = 0,05, m k kriteri penguji n d l h tol k H jika nilai p- value ≤ α = 0,05 d n terim H jika p-value α = 0,05. Ap bil d t tid k berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik non-parametrik, yaitu uji Mann-Whitney U . Kriteria pengujian adalah tolak H jika nilai p-value ≤ α = 0,05. Namun jika data berdistribusi normal, tetapi varians tidak homogen, maka digunakan uji t ’. d. Hipotesis Penelitian yang Keempat 54 Eka Yudha, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN IND UKTIF DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INQUIRY CO-OPERATION MOD EL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Untuk menguji apakah peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran Inquiry Co-operation Model lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran ekspositoriditinjau dari kemampuan awal matematis siswa tinggi, sedang, rendah. Adapun hipotesisnya yaitu: H : μ e ≤ μ k Rata-rata peningkatan kemampuan penalaran induktif matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry co-operation model tidak lebih baik atau sama dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran ekspositoriditinjau dari kemampuan awal matematis siswa tinggi, sedang, rendah.. H 1 : μ e μ k Rata-rata peningkatan kemampuan penalaran induktif matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry co-operation model lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran ekspositori ditinjau dari kemampuan awal matematis siswa tinggi, sedang, rendah. Keterangan: μ e : Rata-rata skor N-Gain kemampuan penalaran induktif matematis siswa kelas inquiry co-operation model kelas eksperimen μ k : Rata-rata skor N-Gain kemampuan penalaran induktif matematis siswa kelas ekspositori kelas kontrol Jika data pasangan kelompok KAM tinggi, sedang, rendah berdistribusi normal dan homogen maka uji statistik yang digunakan adalah uji t independen sample test , deng n menet pk n t r f signifik nsi α = 0,05, m k kriteria pengujian adalah tolak H jika nilai p-value ≤ α = 0,05 dan terima H jika p-value α = 0,05. Ap bil d t p s ng n kelompok KAM atas, tengah, bawah tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik non- parametrik, yaitu uji Mann-Whitney U. Kriteria pengujian adalah tolak H jika nilai p-value ≤ α = 0,05. Namun jika data berdistribusi normal, tetapi varians tidak homogen, maka digunakan uji t ’. 55 Eka Yudha, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN IND UKTIF DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INQUIRY CO-OPERATION MOD EL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu e. Hipotesis Penelitian yang Kelima Untuk menguji apakah pencapaian disposisi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry co-operation model lebih baik daripada siswa yang mendapat pembelajaran ekspositori. Adapun hipotesisnya yaitu: H : μ e ≤ μ k Rata-rata pencapaian disposisi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry co-operation model tidak lebih baik atau sama dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran ekspositori. H 1 : μ e μ k Rata-rata pencapaian disposisi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry co-operation model lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran ekspositori. Keterangan: μ e : Rata-rata skor posskala disposisi matematis siswa kelas inquiry co- operation model kelas eksperimen μ k : Rata-rata skor posskala disposisi matematis matematis siswa kelas ekspositori kelas kontrol Jika data berdistribusi normal dan homogen maka uji statistik yang digunakan adalah uji t independen sample test, dengan menetapkan taraf signifik nsi α = 0,05, m k kriteri penguji n d l h tol k H jika nilai p- value ≤ α = 0,05 d n terim H jika p-value α = 0,05. Ap bil d t tid k berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik non-parametrik, yaitu uji Mann-Whitney U . Kriteria pengujian adalah tolak H jika nilai p-value ≤ α = 0,05. Namun jika data berdistribusi normal, tetapi varians tidak homogen, maka digunakan uji t ’. f. Hipotesis Penelitian yang Keenam Untuk menguji apakah pencapaian disposisi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry co-operation model lebih baik daripada 56 Eka Yudha, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN IND UKTIF DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INQUIRY CO-OPERATION MOD EL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu siswa yang mendapat pembelajaran ekspositoriditinjau dari kemampuan awal matematis siswa tinggi, sedang, rendah. Adapun hipotesisnya yaitu: H : μ e ≤ μ k Rata-rata pencapaian disposisi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry co-operation model tidak lebih baik atau sama dengan siswa yang mendapatkan pembelajaran ekspositoriditinjau dari kemampuan awal matematis siswa tinggi, sedang, rendah.. H 1 : μ e μ k Rata-rata pencapaian disposisi matematis siswa yang mendapatkan pembelajaran inquiry co-operation model lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran ekspositori ditinjau dari kemampuan awal matematis siswa tinggi, sedang, rendah. Keterangan: μ e : Rata-rata skor N-Gain kemampuan penalaran induktif matematis siswa kelas inquiry co-operation model kelas eksperimen μ k : Rata-rata skor N-Gain kemampuan penalaran induktif matematis siswa kelas ekspositori kelas kontrol Jika data pasangan kelompok KAM tinggi, sedang, rendah berdistribusi normal dan homogen maka uji statistik yang digunakan adalah uji t independen sample test , deng n menet pk n t r f signifik nsi α = 0,05, m k kriteria pengujian adalah tolak H jika nilai p-value ≤ α = 0,05 d n terim H jika p-value α = 0,05. Ap bil d t p s ng n kelompok KAM tinggi, sedang, rendah tidak berdistribusi normal, maka digunakan uji statistik non- parametrik, yaitu uji Mann-Whitney U. Kriteria pengujian adalah tolak H jika nilai p-value ≤ α = 0,05. mun jik d t berdistribusi norm l, tet pi v ri ns tidak homogen, maka digunakan uji t ’.Berikut disajikan bagan uji statistik Penelitian 57 Eka Yudha, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN IND UKTIF DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INQUIRY CO-OPERATION MOD EL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2 Bagan Uji Statistik Data Penelitian Uji Non-parametrik Uji t’ Uji t Hasil Normal? Homogen? Ya Ya Tidak Tidak 100 100 Eka Yudha, 2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN IND UKTIF DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INQUIRY CO-OPERATION MOD EL Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan