commit to user 15
1. penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri; 2.
perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan; 3.
pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;
4. peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan
5. penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu.
Tujuan pemberdayaan UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 5 adalah:
1. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan
berkeadilan; 2.
Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan
3. Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan
daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.
f. Keunggulan dan Kelemahan UMKM
Usaha Mikro Kecil dan Kecil pada kenyataannya mampu bertahan dan mengantisipasi kelesuan perekonomian yang diakibatkan inflasi maupun berbagai
fakto penyebab lainnya. Tanpa subsidi maupun proteksi, usaha kecil mampu menambah devisa negara khususnya industri kecil di sektor informal dan mapu
berperan sebagai penyangga dalam perekonomian masyarakat kecil lapisan bawah.
Usaha kecil memiliki beberapa potensi dan keunggulan komparatif Pandji Anoraga, 2002: 226, yaitu:
1. Usaha kecil beroperasi menyebar di seluruh pelosok dengan berbagai bidang
usaha. 2.
usaha kecil beroperasi dengan investasi modal awal untuk aktiva tetap pada tingkat yang rendah sehingga sehingga usaha kecil memiliki kebebasan yang
tinggi untuk keluar masuk pasar.
commit to user 16
3. sebagian usaha kecil dapat dikatakan padat karya labor intensive yang
disebabkan penggunaan teknologi sederhana. Selain itu juga terdapat hubungan yang erat antara pemilik dan karyawan sehingga sulit terjadi PHK
Pemutusan Hubungan Kerja Usaha kecil juga memiliki kelemahan antara lain:
1. Investasi awal dapat mengalami kerugian
2. Beberapa resiko di luar kendali wiraswasta, seperti perubahan mode,
peraturan pemerintah, persaingan dan masalah tenaga kerja. 3.
Beberapa bisnis yang cenderung menghasilkan pendapatan yang tak teratur, pemilik mungkin tidak memperoleh profit.
4. Mengelola bisnis sendiri banyak menyita waktu.
Kekuatan usaha kecil menurut Singgih Wibowo,dkk dalam Pedoman Mengelola Usaha Kecil 1999: 1-3 adalah:
1. Perusahaan kecil umumnya mempunyai daerah pemasaran yang tidak terlalu
jauh sehinggga tabiat konsumennya dapat dipahami. 2.
Komunikasi dengan konsumen dapat berlangsung cepat dan seringkali berlangsung kepada pemilik.
3. Usaha kecil bersifat luwes dan sering menghasilkan inovasi-inovasi.
Usaha kecil juga memiliki beberapa kelemahan antara lain: 1.
Pengusaha kecil sering mengabaikan hal-hal prinsip dalam pengoperasian usaha. Kebanyakan pengelola tidak membiasakan diri mencatat data trtansaksi
keuangan, pembukuan dan sebagainya dengan baik dan tertib hanya mengandalkan daya ingat.
2. Kebanyakan pengelola usaha kecil enggan mengeluarkan biaya untuk promosi
dan penelitian seperti usaha besar, banyak kebijakan perusahaan yang yang dibuat berdasarkan kira-kira, kebiasaan dan naluri.
3. Para pengusaha kecil kebanyakan hanya menyisakan sedikit waktu untuk
mengurusi usahanya, biasanya pengusaha semacam ini adalah generasi penerus dari suatu usaha yang sudah berjalan lancar.
4. Tidak jelasnya struktur organisasi, pembagian tugas dan wewenang yang tidak
jelas, status karyawan, sistem penggajian dan kepegawaian yang tidak beres.
commit to user 17
5. Lemah dalam membuat anggaran, tidak adanya pencatatan dan pembukuan
yang memadai dan tidak adanya batasan tegas antara milik pribadi dengan milik perusahaan tidak tahu besarnya laba atau rugi usaha.
Kelemahan di bidang pemasaran berupa ketidak serasian antara program produksi dan penjualan, disebabkan kurangnya penelitian pasar sehingga tidak
tahu bagaimana posisi pasarnya, cara menghadapi pasar, dll.Berdasarkan hasil uraian tersebut diatas bahwa masalah-masalah yang dialami oleh para pengusaha
kecil dan menengah ini antara lain adalah kesulitan modal, pengadaan bahan baku, pemasaran, produksi dan manajemen, juga persaingan di pasar.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian terdahulu tentang UMKM dilakukan oleh Purnomo Setyawan
Tahun 2008
yang mengadakan penelitian dengan judul ”MENUMBUHKAN KEBIASAAN MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN PADA USAHA
KECIL DAN MENENGAH
”. Penelitian tersebut menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi langsung, koleksi data sekunder, survey baik
dengan wawancara maupun kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisa interaktif kualitatif. Penelitian ini dilakukan untuk memberi
gambatran akuntansi secara sederhana pada UMKM . Penelitian lain yang membahas tentang UKM dilakukan oleh Penelitian
yang dilakukan oleh Wahdini dan Suhairi 2006 dalam Simposium Nasional Akuntansi yang IX yang diselenggarakan di Padang mengatakan bahwa adanya
overload standar akuntansi SAK yang digunakan untuk UMKM. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian awal yang dilakukan untuk mencari penyebab
rendahnya tingkat penyusunan laporan keuangan yang dilakukan untuk Usaha Kecil dan Menengah. Salah satu faktor penyebabnya adalah kewajiban UMKM
untuk menggunakan standar akuntansi yang sama dengan usaha besar. Kewajiban yang demikian sangat memberatkan UMKM. Penilaian terhadap penggunaan
SAK yang memberatkan UMKM hanya dapat diberikan oleh orang yang memiliki kemampuan akuntansi yang baik atau oleh pakar akuntansi, antara lain akuntan