ANALISIS BENTUK BENTUK LAPORAN KEUANGAN DAN EFEKTIVITAS LAPORAN KEUANGAN PADA UMKM (Studi Kasus Pada UMKM Kelompok Pengerajin Kuningan di Kecamatan Juwana)

(1)

commit to user

i

ANALISIS BENTUK-BENTUK LAPORAN KEUANGAN DAN EFEKTIVITAS LAPORAN KEUANGAN PADA UMKM

(Studi Kasus Pada UMKM Kelompok Pengerajin Kuningan di Kecamatan Juwana)

SKRIPSI

Oleh: Samsul Rosadi NIM X 7407073

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user

ii

ANALISIS BENTUK-BENTUK LAPORAN KEUANGAN DAN EFEKTIVITAS LAPORAN KEUANGAN PADA UMKM

(Studi Kasus Pada UMKM Kelompok Pengerajin Kuningan di Kecamatan Juwana)

Oleh: Samsul Rosadi NIM K 7407073

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Dra. Sri Witurachmi, MM NIP. 19500617 198203 1 001

Pembimbing II

Sohidin, SE. M.Si. Akt NIP. 19720128 200501 1 001


(4)

commit to user

iv

REVISI

Skripsi ini telah direvisi sesuai arahan dan anjuran Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Tim Penguji skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd ……..

Sekretaris : Drs. Sukirman, MM ... Anggota I : Dra. Sri Witurachmi, MM ...


(5)

commit to user

v

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan:

Pada hari : Kamis Tanggal : 23 Juni 2011

Tim Penguji skripsi

Nama terang

Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd ……...

Sekretaris : Drs. Sukirman, MM ... Anggota I : Dra. Sri Witurachmi, MM ...

Anggota II : Sohidin, SE, M.Si, Akt. ...

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd NIP. 19600727 198702 1 001


(6)

commit to user

vi ABSTRAK

Samsul Rosadi. ANALISIS BENTUK-BENTUK LAPORAN KEUANGAN DAN EFEKTIVITAS LAPORAN KEUANGAN PADA UMKM ( Studi Kasus Pada UMKM Kelompok Pengerajin Kuningan Di Kecamatan Juwana) Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui bentuk-bentuk penyajian laopran keuangan pada UMKM kelompok pengerajin kuningan di kecamatan Juwana, (2) Untuk mengetahui efektivitas bentuk penyajian laporan keuangan pada UMKM kelompok pengerajin kuningan di kecamatan Juwana.

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling (sampel bertujuan), dimana sampel yang diambil tidak ditentukan pada banyaknya sampel melainkan lebih ditekankan pada kualitas pemahaman sampel terhadap permasalahan yang diteliti. Sampel penelitian adalah sejumlah tertentu sampai dapat memberikan keterangan dalam pengambilan kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik validitas data yang digunakan adalah trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data model interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, (1) UMKM kelompok pengerajin kuningan di kecamatan Juwana sudah menyajikan laporan keuangan, tapi dari 10 UMKM yang dijadikan sampel hanya 4 UMKM yang menyajikan Laporan Keuangan sesuai dengan SAK sementara 6 UMKM yang lain hanya membuat laporan bisnis yaitu laporan keuangan yang tidak sesuai dengan SAK. (2) Efektivitas bentuk laporan keuangan diukur menurut dua pihak yaitu pihak intern dan pihak eksten mempunyai dua sistem kerja dalam menjalankan usahanya yaitu sebagai berikut: (a) pihak intern adalah pemilik UMKM, 9 pemilik UMKM menyatakan bahwa penyajian laporan keuangan yang mereka buat sudah efektif hanya 1 UMKM yang menyatakan laporan keuangan yang dibuat kurang efektif karena buku pengeluaran mereka lebih besar dari buku pemasukan, hal ini disebabkan karena keterlambatan pembayaran piutang . (b)


(7)

commit to user

vii

pihak ekstern yaitu pihak luar UMKM seperti bank dan pemerintah, pihak ekstern menilai laporan keuangan yang dibuat sudah efektif apabila sesuai dengan SAK. Dari 10 sampel UMKM hanya 4 UMKM yang mempunyai bentuk laporan keuangan sesuai dengan SAK jadi hanya 4 UMKM yang mempunyai laporan keuangan yang efektif baik bagi pihak intern maupun pihak ekstern.


(8)

commit to user

viii ABSTRACT

Samsul Rosadi. ANALYSIS OF FINANCIAL REPORT FORMS AND EFFECTIVENESS OF THE FINANCIAL REPORT ON SMEs (Case Study In The SME craftsmen Brass In District Juwana) Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, June 2011.

The purpose of this study were (1) To know the presentation forms of financial report on SMEs in the sub-group of Juwana’s craftsmen brass, (2) To know the effectiveness of the financial reports presentation on MSME brass craftsmen groups in Juwana’s District.

This study used descriptive qualitative research methods. The technique of sampling was used purposive sampling (sample aims), where samples are taken not specified on the number of samples but with more emphasis on understanding the quality of sample to the problems researched. Data collection techniques used were interviews, observation, and documentation. Technique of validity used is the triangulation of data and triangulation methods. Technique of data analysis used is an interactive model of data analysis techniques.

According to the result of study can be concluded that, (1) SME group of brass craftsmen in Juwana already presenting financial reports, but of the 10 SMEs only 4 SMEs that presents financial reports in accordance with GAAP while the other SMEs only make a business report which are not in accordance with GAAP. (2) The effectiveness of the financial reports are measured by the two parties, the intern and the ekstern have two working systems in the operations is as follows: (a) the internal parties are the owners of SMEs, nine owners of SMEs stated that the presentation of financial reports they made have been effective only 1 of SMEs stating that financial reports made less effective because the expenditure book larger than the book income, this was due to delay payment of accounts receivable, (b) an external party is extern party of SMEs such as banks and government, the outsider asses that external financial reporting is effective if made in accordance with GAAP. 10 samples of SMEs only four smes which have


(9)

commit to user

ix

forms of financial statements in conformity with GAAP so only 4 of SMEs that have an effective financial reporting for the internal and external parties.


(10)

commit to user

x MOTTO

Dunia ini terlalu sempit jika hanya dipelajari dari buku pelajaran dan dunia ini terlalu banyak jika hanya dipelajari dari ringkasan pelajaran. Belajar bisa darimana saja, tentang apa saja, dengan siapa saja. Yang penting, orang belajar selalu menghasilkan perbaikan sikap. Jika tidak, berarti dia bukan belajar, hanya membaca untuk sebuah nilai akademis.

(Penulis)

Teruslah bicara hingga bicaranya kita tak menghasilkan perubahan apapun. Bukan berarti kita harus berhenti bicara,tapi berarti kita perlu menambah bukti nyata atas apa yang kita bicarakan.

_let's talk n prove it!


(11)

commit to user

xi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

 Ibu dan Bapak, terima kasih untuk semua doa, cinta dan pengorbanannya yang tanpa ujung.

 Kakak yang selalu memberi semangat.

 Teman teman kos Wisma Nurul Barokah. Gian, Rio, Ardi, Taufik, Wendy, Jordi dan Pebri yang telah membersamai.

 Teman-teman seperjuangan akuntansi 2007


(12)

commit to user

xii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan,untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu segala bantuannya,penulis sampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi Surat Keputusan penyusunan skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui penyusunan skripsi.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi.

4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah mendidik dan membimbing selama masa perkuliahan.

5. Dra. Sri Witurachmi, MM selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini. 6. Sohidin, SE, M.Si, Akt. selaku pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan motivasi hingga terselesaikannya skripsi ini. 7. Staff karyawan FKIP UNS yang telah membantu kelancaran dalam urusan

administrasi.

8. Tim Penguji Skripsi yang telah menguji hasil penelitian penulis

9. UMKM kelompok pengerajin kuningan di kecamatan Juwana yang telah bersedia untuk dijadikan sampel penelitian.


(13)

commit to user

xiii

10.Bapak Ibu dan semua keluarga yang selalu mendoakan, membimbing dan memotivasiku sehingga dapat menyusun skripsi dengan lancar.

11.Teman-teman angkatan 2007 Pendidikan Ekonomi FKIP UNS dan juga teman-teman seperjuangan: Irul, Rohmad, Eri, Edy boy

12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan bantuan baik mental maupun spiritual.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca.

Semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak yang berkepentingan.

Surakarta, Juni 2011


(14)

commit to user

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

FALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN ABSTRAK ... vi

HALAMAN ABSTRACT ... vii

HALAMAN MOTTO ... x

HALAMAN PERSEMBAHAN ... xi

KATA PENGANTAR ... xii

DAFTAR ISI ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 6

B. Penelitian Yang Relevan ... 17

C. Kerangka Berpikir ... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

B. Metode Penelitian ... 21

C. Sumber Data ... 22

D. Teknik Sampling ... 22


(15)

commit to user

xv

F. Validitas Data ... 24

G. Analisis Data ... 26

H. Prosedur Penelitian ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 30

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 37

C. Tenmuan Studi Yang Dihubungkan Dengan Teori ... 59

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 65

B. Implikasi ... 67

C. Saran ... 69

DAFTAR PUSTAKA ... 70


(16)

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Gambar 1. Tahapan Penyajian Laporan Keuangan... ... 11

Gambar 2. Kerangka Pemikiran... .. 19

Gambar 3. Analisis Model Interaksi ... 27

Gambar 4. Bagan Prosedur Penelitian ... 29

Gambar 5. Buku Kas Harian ... 43

Gambar 6. Buku Pembelian Tunai ... 44

Gambar 7. Buku Pembelian Kredit ... 45

Gambar 8. Buku Penjualan Tunai ... 45

Gambar 9. Buku Penjualan Kredit ... 45

Gambar 10. Buku Piutang ... 46

Gambar 11. Buku Utang ... 46

Gambar 12. Bentuk Jurnal Umum ... 47

Gambar 13. Bentuk Buku Besar 1... 47

Gambar 14. Bentuk Buku Besar 2... 48

Gambar 15. Neraca Sampurna Kuningan... 49

Gambar 16. Neraca Garuda Brass dan Jolyc Brass ... 50

Gambar 17. Laporan Laba Rugi Sampurna Kuningan ... 52

Gambar 18. Laporan Perubahan Ekuitas Sampurna Kuningan ... 53

Gambar 19. Laporan Bisnis Tarindo Kuningan ... 55

Gambar 20. Buku Pemasukan Kanigoro Tukang Krom ... 56

Gambar 20. Buku Pengeluaran Kanigoro Tukang Krom ... 56


(17)

commit to user

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel

Tabel 1. Daftar UMKM Kelompok Pengerajin Kuningan ... 4

Tabel 2. Jadwal Penelitian ... 20

Tabel 1. Kenaikan Harga Bahan Baku Kuningan ... 34


(18)

commit to user

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1. Daftar Informan ... 72

Lampiran 2. Pedoman Wawancara ... 73

Lampiran 3. Field Note ... 74

Lampiran 4. Dokumen Laporan Keuangan ... 115


(19)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia telah memaparkan pada publik bahwa upaya pembangunan ekonomi yang hanya ditumpukan kepada sektor usaha besar dan konglomerasi ternyata tidak melahirkan suatu pondasi yang kokoh bagi perekonomian. Sebaliknya sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang sebelumnya dipandang sebelah mata, ternyata telah menunjukkan dirinya sebagai sektor usaha yang dapat bertahan bahkan dapat memulihkan perekonomian nasional. Hal ini dapat dibuktikan dengan kontribusi yang diberikan oleh sektor UMKM diantaranya kemampuan dalam menyerap tenaga kerja, sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto, dan jumlah usaha yang tersebar luas.

Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia dapat dilihat dari kedudukannya pada saat ini dalam dunia usaha. Urata (2000) membagi kedudukan UMKM sebagai berikut:

1. Kedudukan UMKM sebagai pemain utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sektor.

2. Penyedia Lapangan kerja terbesar

3. Pemain penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi daerah dan pemberdayaan masyarakat

4. Pencipta pasar baru dan inovasi

5. Untuk UMKM yang sudah go internasional UMKM memberikan sumbangan dalam menjaga neraca pembayaran melalui sumbangannya dalam menghasilkan ekspor.

Besarnya peran sektor UMKM sebagai elemen strategis dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat kecil menuntut berbagai kalangan termasuk pemerintah daerah untuk ikut berperan serta dalam memajukan UMKM. Terutama dalam era otonomi daerah (orda), masing-masing daerah berusaha untuk mengembangkan potensi daerahnya dan salah satunya adalah dengan membangun sektor industri. Seiring meningkatnya jumlah penduduk Indonesia maka kebutuhan masyarakat terhadap hasil industri juga semakin meningkat. Hal ini


(20)

commit to user

2 mengindikasikan suatu peluang untuk mengembangkan sektor industri khususnya UMKM.

Meski prospek usaha mikro, kecil menengah (UMKM) cukup baik, namun pada kenyataannya masih banyak usaha kecil menengah yang harus berhenti berproduksi karena belum memperhitungkan keuntungan dan biaya secara jelas dari awal menjalankan usaha. Hal ini terjadi karena belum adanya pengelolaan pelaporan keuangan yang baik pada usaha kecil menengah sehingga para pemilik UMKM belum bisa menyusun bentuk-bentuk pelaporan keuangan sesuai dengan standart akuntansi.

Akuntansi adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi pada setiap Tahun Pajak berakhir (Sofyan Syafri Harahap. 2005). Proses akuntansi adalah proses pengolahan data sejak terjadinya transaksi, kemudian transaksi ini memiliki bukti yang sah sebagai dasar terjadinya transaksi, kemudian berdasarkan data atau bukti ini maka di-input ke proses pengolahan data sehingga menghasilkan output berupa informasi laporan keuangan. (Abubakar dan Wibowo, 2004: 3)

Akuntansi merupakan indikator kunci kinerja usaha, informasi akuntansi berguna bagi pengambilan keputusan sehingga dapat meningkatkan pengelolaan perusahaan. Hal ini memungkinkan para pelaku UMKM dapat mengidentifikasi dan memprediksi area-area permasalahan yang mungkin timbul, kemudian mengambil tindakan koreksi tepat waktu. Paling tidak, bukan hanya dapat menghitung untung ruginya, tetapi yang terpenting untuk dapat memahami makna untung atau rugi bagi usahanya (Dharma Tintri, dkk, 2007). Berbagai penelitian telah menyimpulkan bahwa penggunaan informasi akuntansi dalam menjalankan aktivitas operasional akan mempengaruhi kesuksesan dari perusahaan. (Suhairi, 2007).

Akuntansi dalam pengelolaan keuangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dinilai masih kurang dipahami oleh para pengusaha. Para pengusaha


(21)

commit to user

kecil dan menengah masih mengerjakan pembukuan sebatas pencatatan pendapatan dan pengeluaran. Ini menjadi kesulitan tersendiri bagi banyak pengusaha kecil untuk menentukan strategi pengembangan bisnis.

Oleh karena itu, dalam mengembangkan suatu usaha baik dalam skala besar maupun skala kecil diperlukan suatu analisis mengenai usaha yang dijalankan agar dapat diketahui manfaat yang dapat diperoleh dari usaha tersebut dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Salah satu cara untuk dapat mengetahui suatu usaha menguntungkan (layak) atau tidak menguntungkan (tidak layak) dapat dilakukan dengan menggunakan analisis bentuk - bentuk laporan keuangan dan efektivitas dari laporan keuangan, dimana analisis ini dapat memberikan gambaran mengenai suatu usaha selama periode tertentu baik terhadap usaha yang akan dijalankan maupun usaha yang sedang dijalankan. Analisis ini meliputi analisis terhadap bentuk-bentuk laporan keuangan yang terdiri dari analisis bentuk-bentuk laporan keuangan yaitu pembukuan, pencatatan, laporan keuangan ; neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Setiap kabupaten/kota di suatu propinsi diharapkan memiliki komoditas/ produk/ jenis usaha (KPJu) unggulan dari berbagai sektor ekonomi yang patut dan cocok untuk dikembangkan. Hal ini merupakan adopsi dari kesuksesan Negara tetangga Thailand melalui program one tambon one product (OTOP) yaitu program pengembangan komoditas unggulan di suatu daerah (Tambon) yang sukses dalam membantu pengembangan UMKM dengan program yang lebih fokus, pemerintah daerah dapat memprioritaskan kebijakan ekonomi melalui pengembangan komoditas unggulan tertentu di suatu kabupaten/kota sebagai upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka mengurangi angka/tingkat kemiskinan daerah. Pada akhirnya, hal tersebut diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi local.

Kecamatan Juwana adalah salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Pati Jawa Tengah. Kecamatan ini mempunyai banyak lapangan kerja. Hal yang menjadi ciri khas kecamatan Juwana adalah usaha kerajinan logam kuningan yang sebagian besar terdapat di desa Growong lor dan sekitarnya, serta usaha tambak


(22)

commit to user

4 perikanan di desa Bajomulyo, Argomulyo dan desa-desa sekitarnya. Dua perusahaan kuningan terbesar dari kota Juwana adalah Krisna dan Sampurna. Selain dua perusahaan besar tersebut masih banyak terdapat usaha kuningan yang dilakukan oleh masyarakat Juwana diantaranya adalah sebagai berikut

Tabel 1. UMKM Kelompok Pengerajin Kuningan di Kecamtan Juwana

No Nama UKM Pemilik Alamat

1 Sampurna 1 Kuningan Soenaryo Jl. Kuningan No.5 Juwana 2 Sampurna 2 Kuningan Supar Jl. KH Dewantoro No.55 Juwana 3 Jolyck Brass Sunarwi Jl. Juwana-Tayu Km 2 Bakaran kulon 4 Garuda Brass Y. Sutrisno Jl. Mangkudipuro No.12 Growong Kidul 5 Tarindo Kuningan Teguh Jl. Emas 489 Growong Lor

6 Wartindo Brass Wartoyo Jl. Matahari 689 Growong Kidul 7 Bawi Brass Subawi Jl. Perunggu 879 Growong Lor 8 Sinar Raya Logam Tri Silah Jl. Batas Desa Growong Lor – Kidul 9 Karya Logam Sutowo Jl. Harimau No12 Kebun Sawahan 10 Tukang Krom kanigoro Am. Nugraha Jl. Sunan Kudus II/10 b Juwana

Sumber data: Disperindag Kabupaten pati

Dari uraian di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan

judul “ Analisis Bentuk - Bentuk Laporan Keuangan dan Efektifitas Bentuk

Laporan Keuangan Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (Studi Kasus Pada

UMKM Kelompok Pengerajin Kuningan di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati) “

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah bentuk-bentuk penyajian laporan keuangan pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah kelompok pengerajin kuningan di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati ?


(23)

commit to user

2. Bagaimanakah efektivitas laporan keuangan pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah kelompok pengerajin kuningan di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan tujuan darui penelitian ini, yaitusebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk penyajian laporan keuangan pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah kelompok pengerajin kuningan di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati.

2. Untuk mengetahui efektivitas laporan keuangan pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah pada kelompok pengerajin kuningan di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati

D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan konseptual bagi perkembangan kajian ilmu akuntansi pada UMKM.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan tentang bentuk-bentuk laporan keuangan dan efektivitasnya pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati Jawa Tengah.

b. Bagi UMKM

Membantu UMKM menyusun laporan keuangan yang baik dengan menerapkan siklus akuntansi, sehingga dapat berguna bagi pihak yang membutuhkan informasi keuangan usaha dalam hal pengambilan keputusan.

c. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi tambahan kepada masyarakat luas, khususnya pengetahuan umum mengenai bentuk–bentuk penyajian laporan keuangan dan efektivitas bentuk laporan keuangan pada UMKM


(24)

commit to user

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A.Tinjauan Pustaka 1. Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas yang bertuliskan angka-angka, tetapi sangat penting juga untuk memikirkan aktiva riil di balik angka-angka tersebut (Brigham dan Houston, 2001:36). Laporan keuangan merupakan produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan memberikan gambaran akuntansi atas operasi serta posisi keuangan perusahaan (Margaretha, 2005:12). Kegiatan akuntansi pada dasarnya merupakan kegiatan mencatat, menganalisa, menyajikan, dan menafsirkan data keuangan dari lembaga perusahaan dan lembaga lainnya di mana aktivitasnya berhubungan dengan produksi dan pertukaran barang atau jasa. Akuntansi mampu memberikan informasi tentang keuangan dan hasil operasi perusahaan seperti tercermin pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat untuk berkomunikasi antara berbagai pihak yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan.

Pembuatan laporan keuangan tidak dapat diabaikan dalam siklus hidup perusahaan. Hal ini mutlak dilakukan karena di dalam laporan keuangan terhimpun informasi-informasi keuangan dari suatu perusahaan yang sangat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan sebagai dasar untuk mengambil keputusan-keputusan yang ekonomis dalam perusahaan. Keputusan yang diambil oleh para pemakai laporan keuangan dapat berupa keputusan investasi, pemberian pinjaman, maupun manajemen dalam pengelolaan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasinya.

Laporan keuangan dapat menjadi bahan sarana informasi bagi seseorang untuk menganalisis kondisi keuangan suatu perusahaan sehingga akan dinilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Mengenal laporan keuangan dengan baik berarti kita mempunyai arah, mengetahui apa yang akan dicapai, mengetahui banyaknya rekening yang harus disediakan dalam sistem pencatatan, mengetahui informasi apa yang harus disediakan, dan akhirnya akan dapat membayangkan


(25)

commit to user

hubungan antara tempat mencatat atau alat pencatatan, yang disebut rekening dengan informasi yang harus disajikan dalam laporan keuangan.

Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan adalah berupa data yang menggambarkan perkembangan posisi keuangan dan aktivitas perusahaan secara periodik, sehingga dapat dikatakan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses anggaran kas yang disusun secara sistematis sehingga menggambarkan hasil operasional perusahaan pada periode akuntansi yang bersangkutan.

Untuk lebih jelasnya maka dipaparkan pengertian mengenai laporan keuangan, yaitu:

a. Menurut Harahap (2007:105)

”Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan”.

b. Menurut Sudjaja dan Barlian (2002:68)

”Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil

dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antar data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data atau aktivitas tersebut”. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan suatu bentuk laporan yang merefleksikan transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Berbagai transaksi tersebut dicatat dan disajikan dalam bentuk laporan keuangan yang disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan atau yang menaruh perhatian pada kondisi keuangan perusahaan tersebut.

Laporan keuangan merupakan sumber yang sangat penting untuk mendapatkan informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti jika diperbandingkan dan dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang dapat mendukung keputusan yang diambil.


(26)

commit to user

8 Menurut Statement of Financial Accounting Concept No. 1 tujuan dan manfaat laporan keuangan adalah:

1. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat membantu investor kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam membuat keputusan lain yg sejenis secara rasional.

2. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang dapat membantu investor kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam memperkirakan jumlah waktu dan ketidakpastian penerimaan kas di masa yang akan datang yang berasal dari pembagian deviden ataupun pembayaran bunga dan pendapatan dari penjualan.

3. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi tentang sumber daya ekonomi perusahaan. Klaim atas sumber daya kepada perusahaan atau pemilik modal.

4. Pelaporan keuangan harus menyajikan informasi tentang prestasi perusahaan selama satu periode. Investor dan kreditor sering menggunakan informasi masa lalu untuk membantu menaksir prospek perusahaan.

Menurut IAI (2004) pihak-pihak yang memanfaatkan laporan keuangan adalah : a. Investor

Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.

b. Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa manfaat pensiun dan kesempatan kerja.

c. Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunga dapat dibayar pada saat jatuh tempo.


(27)

commit to user

d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lain tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.

e. Pelanggan

Para pelanggan juga berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau tergantung pada perusahaan.

f. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaa berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena ini berkepentingan dengan aktivitas perusahaan mereka menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

g. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misal perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya


(28)

commit to user

10 2. Bentuk-Bentuk Penyajian Laporan Keuangan

Pemilik UMKM pada umumnya menggunakan menyajikan bentuk laporan keuangan yang berbeda satu dengan yang lain. Bentuk penyajian laporan keuangan yang dibuat oleh UKM yaitu dimulai dari Pembukuan, Pencatatan, dan Laporan Keuangan.

Pembukuan

Gambar. 1 : Tahapan penyajian laporan keuangan Sumber : H.Z.A Moechtar (1988 :14)

a. Pembukuan

Pembukuan berkaitan dengan pelaksanaan segi-segi teknik akuntansi, yaitu pencatatan, pengelompokan, dan pengikhtisaran transaksi-transaksi keuangan.

b. Pencatatan

Pencatatan meliputi kegiatan pengidentifikasian dan penggolongan transaksi-transaksi yang selanjutnya mencatat semua bukti transaksi yang telah dianalisis kedalam jurnal umum dan kemudian memindahbukukan pos-pos jurnal umum ke buku besar

c. Laporan keuangan

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada periode tertentu. Adapun jenis laporan yang biasa dikenal adalah : Neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.

pengelompokan

pencatatan pengikhtisaran

Pemerikasaan Penyusunan laporan Perencanaan


(29)

commit to user

3. Efektivitas Bentuk Penyajian Laporan Keuangan

Efektifitas berasal dari kata effectiveness artinya adalah tingkat dimana kinerja yang sesungguhnya sebanding dengan kinerja yang ditargetkan. Artinya sejauh mana bentuk laporan keuangan yang telah dibuat dapat kita gunakan untuk mencapi hasil yang kita inginkan.

Efektifitas menurut :

 R.D.H. Koesoemaaatmadja (1974 : 18)sebagai berikut :

“Efektivitas (hasil guna) mempunyai pengertian perbandingan antara hasil

yang terlaksana secara nyata dengan hasil yang direncanakan.”

 Soewarno, 1984 diartikan sebagai pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, dan untuk mengetahui efektivitas adalah dengan cara membandingkan tujuan yang sudah dijabarkan dalam bentuk sasaran atau target yang lebih konkrit, dengan realisasi yang dicapai organisasi/Instansi

Dari pengertian-pengertian tersebut diatas, maka dapat diartikan bahwa efektivitas bentuk laporan keuangan adalah sebagai alat pengukur tingkat pencapaian atau tingkat keberhasilan dari suatu bentuk penyajian laporan keuangan agar penyusunan laporan keuangan dapat dikerjakan dengan lebih mudah/cepat, tenaga/SDM yang tepat, biaya yang lebih rendah, dan penyusunan laporan keuangan dapat dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan untuk mengambil suatu kebijakan yang akan dilakukan oleh pemilik UMKM.

Dari uraian diatas, maka ukuran efektifvtas dinilai oleh pengguna laporan keuangan. Para pengguna laporan keuangan menilai laporan keuangan yang dibuat apakah bisa dibaca atau informasi keuangan yang ada pada laporan keuangan yang telah dibuat sudah bisa didapatkan. Jika para pengguna laporan keuangan sudah bisa mendapatkan informasi keuangan dari laporan keuangan yang telah dibuat maka laporan keuangan itu sudah dianggap efektif.


(30)

commit to user

12 4. Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di berbagai negara termasuk di Indonesia merupakan salah satu penggerak perekonomian rakyat yang tangguh. Hal ini karena kebanyakan para pengusaha kecil dan menengah berangkat dari industri keluarga/ rumahan. Dengan demikian konsumennya pun berasal dari kalangan menengah ke bawah. Selain itu, peranan UMKM terutama sejak krisis moneter tahun 1998 dapat dipandang sebagai katup penyelamat dalam proses pemulihan ekonomi nasional, baik dalam mendorong laju pertumbuhan ekonomi maupun penyerapan tenaga kerja. Oleh sebab itu maka pemerintah membuat Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah untuk mengatur dan melindungi para pelaku UMKM.

a. Pengertian Usaha Mikro

Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria sebagai usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Kriteria usaha mikro berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah:

1.Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2.Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

b. Pengertian Usaha Kecil

Pengertian usaha kecil dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana


(31)

commit to user

dimaksud dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Kriteria usaha kecil berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah:

1.Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2.Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

c. Pengertian Usaha Menengah

Pengertian usaha menengah dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Kriteria usaha menengah berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah:

1.Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

2. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah.

d. Azas dan Tujuan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Azas UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah sebagai berikut:


(32)

commit to user

14 1. kekeluargaan;

2. demokrasi ekonomi; 3. kebersamaan;

4. efisiensi berkeadilan; 5. berkelanjutan;

6. berwawasan lingkungan; 7. kemandirian;

8. keseimbangan kemajuan; dan 9. kesatuan ekonomi nasional.

Tujuan UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah adalah menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.

e. Prinsip dan Tujuan Pemberdayaan UMKM

Usaha kecil dan menengah merupakan bagian intregal ekonomi rakyat yang mempunyai kedudukan, peran dan potensi strategis untuk mewujudkan struktur perekonomian nasional yang makin seimbang, berkembang dan berkeadilan. Pemberdayaan UMKM perlu diselanggarakan secara menyeluruh, optimal, dan berkesinambungan melalui pengembangan iklim yang kondusif, pemberian kesempatan berusaha, dukungan, perlindungan dan pengembangan usaha seluas-luasnya. Sehingga mampu meningkatkan kedudukan, peran dan potensi UMKM dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi, pemerataan dan peningkatan pendapatan rakyat, penciptaan lapangan kerja dan pengentasan kemiskinan.

Pemberdayaan UMKM perlu dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat secara menyeluruh, sinergis dan berkesinambungan. Sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan dan peran serta kelembagaan UMKM dalam perekonomian nasional.

Prinsip pemberdayaan UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 4 adalah:


(33)

commit to user

1.penumbuhan kemandirian, kebersamaan, dan kewirausahaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri;

2. perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan berkeadilan; 3. pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai

dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah;

4. peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan

5. penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara terpadu. Tujuan pemberdayaan UMKM dalam Undang-Undang No 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Pasal 5 adalah:

1.Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang, dan berkeadilan;

2.Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan

3.Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

f. Keunggulan dan Kelemahan UMKM

Usaha Mikro Kecil dan Kecil pada kenyataannya mampu bertahan dan mengantisipasi kelesuan perekonomian yang diakibatkan inflasi maupun berbagai fakto penyebab lainnya. Tanpa subsidi maupun proteksi, usaha kecil mampu menambah devisa negara khususnya industri kecil di sektor informal dan mapu berperan sebagai penyangga dalam perekonomian masyarakat kecil lapisan bawah.

Usaha kecil memiliki beberapa potensi dan keunggulan komparatif (Pandji Anoraga, 2002: 226), yaitu:

1.Usaha kecil beroperasi menyebar di seluruh pelosok dengan berbagai bidang usaha.

2.usaha kecil beroperasi dengan investasi modal awal untuk aktiva tetap pada tingkat yang rendah sehingga sehingga usaha kecil memiliki kebebasan yang tinggi untuk keluar masuk pasar.


(34)

commit to user

16 3.sebagian usaha kecil dapat dikatakan padat karya (labor intensive) yang disebabkan penggunaan teknologi sederhana. Selain itu juga terdapat hubungan yang erat antara pemilik dan karyawan sehingga sulit terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)

Usaha kecil juga memiliki kelemahan antara lain: 1.Investasi awal dapat mengalami kerugian

2.Beberapa resiko di luar kendali wiraswasta, seperti perubahan mode, peraturan pemerintah, persaingan dan masalah tenaga kerja.

3.Beberapa bisnis yang cenderung menghasilkan pendapatan yang tak teratur, pemilik mungkin tidak memperoleh profit.

4.Mengelola bisnis sendiri banyak menyita waktu.

Kekuatan usaha kecil menurut Singgih Wibowo,dkk dalam Pedoman Mengelola Usaha Kecil (1999: 1-3) adalah:

1.Perusahaan kecil umumnya mempunyai daerah pemasaran yang tidak terlalu jauh sehinggga tabiat konsumennya dapat dipahami.

2.Komunikasi dengan konsumen dapat berlangsung cepat dan seringkali berlangsung kepada pemilik.

3.Usaha kecil bersifat luwes dan sering menghasilkan inovasi-inovasi. Usaha kecil juga memiliki beberapa kelemahan antara lain:

1.Pengusaha kecil sering mengabaikan hal-hal prinsip dalam pengoperasian usaha. Kebanyakan pengelola tidak membiasakan diri mencatat data trtansaksi keuangan, pembukuan dan sebagainya dengan baik dan tertib hanya mengandalkan daya ingat.

2.Kebanyakan pengelola usaha kecil enggan mengeluarkan biaya untuk promosi dan penelitian seperti usaha besar, banyak kebijakan perusahaan yang yang dibuat berdasarkan kira-kira, kebiasaan dan naluri.

3.Para pengusaha kecil kebanyakan hanya menyisakan sedikit waktu untuk mengurusi usahanya, biasanya pengusaha semacam ini adalah generasi penerus dari suatu usaha yang sudah berjalan lancar.

4.Tidak jelasnya struktur organisasi, pembagian tugas dan wewenang yang tidak jelas, status karyawan, sistem penggajian dan kepegawaian yang tidak beres.


(35)

commit to user

5.Lemah dalam membuat anggaran, tidak adanya pencatatan dan pembukuan yang memadai dan tidak adanya batasan tegas antara milik pribadi dengan milik perusahaan (tidak tahu besarnya laba atau rugi usaha).

Kelemahan di bidang pemasaran berupa ketidak serasian antara program produksi dan penjualan, disebabkan kurangnya penelitian pasar sehingga tidak tahu bagaimana posisi pasarnya, cara menghadapi pasar, dll.Berdasarkan hasil uraian tersebut diatas bahwa masalah-masalah yang dialami oleh para pengusaha kecil dan menengah ini antara lain adalah kesulitan modal, pengadaan bahan baku, pemasaran, produksi dan manajemen, juga persaingan di pasar.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian terdahulu tentang UMKM dilakukan oleh Purnomo Setyawan Tahun 2008 yang mengadakan penelitian dengan judul ”MENUMBUHKAN KEBIASAAN MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH ”. Penelitian tersebut menggunakan metode pengumpulan data melalui observasi langsung, koleksi data sekunder, survey baik dengan wawancara maupun kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisa interaktif kualitatif. Penelitian ini dilakukan untuk memberi gambatran akuntansi secara sederhana pada UMKM .

Penelitian lain yang membahas tentang UKM dilakukan oleh Penelitian yang dilakukan oleh Wahdini dan Suhairi (2006) dalam Simposium Nasional Akuntansi yang IX yang diselenggarakan di Padang mengatakan bahwa adanya overload standar akuntansi (SAK) yang digunakan untuk UMKM. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian awal yang dilakukan untuk mencari penyebab rendahnya tingkat penyusunan laporan keuangan yang dilakukan untuk Usaha Kecil dan Menengah. Salah satu faktor penyebabnya adalah kewajiban UMKM untuk menggunakan standar akuntansi yang sama dengan usaha besar. Kewajiban yang demikian sangat memberatkan UMKM. Penilaian terhadap penggunaan SAK yang memberatkan UMKM hanya dapat diberikan oleh orang yang memiliki kemampuan akuntansi yang baik atau oleh pakar akuntansi, antara lain akuntan


(36)

commit to user

18 publik, akuntan yang bekerja di kantor pajak atau di bank. Secara keseluruhan hasil penelitian ini menyokong penelitian terdahulu, baik menggunakan ukuran relativeness ataupun cost-effectiveness; SAK yang dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan keuangan keuangan di Indonesia memberatkan bagi UMKM. Manfaat penyusunan laporan keuangan yang dirasakan jauh lebih besar dirasakan oleh usaha besar, dan dengan adanya laporan keuanganlah usaha besar mampu menghasilkan keputusan yang besar. Dengan kata lain UMKM harus mengeluarkan biaya yang lebih besar dibandingkan manfaat yang diperoleh dengan menyusun laporan keuangan.

Kesamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sedang penulis lakukan adalah kesamaan pada objek penelitiannya yaitu usaha mikro kecil dan menengah. Perbedaan dengan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Suhairi adalah terletak pada masalah yang diteliti. Penelitian awal yang dilakukan untuk mencari penyebab rendahnya tingkat penyusunan laporan keuangan yang dilakukan untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Sedangkan penelitian ini membahas tentang penerapan analisis bentuk-bentuk laporan keuangan dan efektivitas laporan keuangan pada UMKM. Perbedaan lainnya adalah penelitian sebelumnya menggunakan metode deskriptif kuantitatif, sedangkan penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.

C. Kerangka Berfikir

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan usaha produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan milik orang perorangan. UMKM terdiri dari berbagai sektor ekonomi diantaranya adalah sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, perdagangan, hotel dan restoran, industri pengolahan, pengangkutan dan komunikasi, serta jasa.

Pada umumnya permasalahan yang terjadi adalah bahwa pelaku bisnis (pemilik) UMKM banyak beranggapan bahwa pembukuan (laporan keuangan) dalam usahanya adalah suatu hal yang sulit. Dan pada umumnya pemilik kurang membutuhkan informasi Akuntansi karena keterlibatannya secara pribadi dan


(37)

commit to user

langsung dalam kegiatan usaha. Maka pemilik UMKM akan membuat bentuk lelaporan sesuai dengan keinginanya sendiri tanpa memperhatikan pedoman yang sesusuai menurut SAK. Hal ini menyebabkan muncul berbagai macam bentuk laporan pada UMKM. Sehingga layak untuk diteliti, apakah bentuk-bentuk pelaporan keuangan pada UMKM sudah memberi manfaat yang sesuai dengan apa dibutuhkan para pemilik UMKM.

Penelitian yang akan dilakukan adalah meneliti bagaimana bentuk– bentuk pelaporan keuangan pada UMKM serta keefektifan bentuk–bentuk pelaporan keuangan yang telah bibuat oleh pemilik UMKM. Apakah bentuk pelaporan keuangan yang dibuat sudah bisa memberi manfaat yang diharapkan oleh pemilik UMKM.

Dari uraian diatas maka dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar. 2. Kerangka Pemikiran

a. neraca;

b. laporan laba rugi;

c. laporan perubahan ekuitas d. laporan arus kas;

e. laporan bisnis Efektivitas Bentuk

Laporan Keuangan

UMKM UMKM UMKM UMKM

Pembukuan

Laporan Keuangan

Pengambilan Keputusan


(38)

commit to user

20 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian merupakan suatu sumber dimana penulis mendapatkan data-data yang dibutuhkan mengenai masalah yang akan diteliti. Penelitian yang penulis lakukan ini bertempat di Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kelompok Pengerajin Kuningan yang berada di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati. Pemilihan tempat tersebut didasari pertimbangan sebagai berikut :

a. Daerah Juwana merupakan kawasan industri yang sebagian besar masyarakatnya bekerja dalam dunia usaha kecil dan menengah kerajinan kuningan sebagai lahan mata pencaharian mereka sehari-hari.

b. Objek penelitian UMKM kelompok pengerajin kuningan di Daerah Juwana cukup banyak sehingga data yang dihasilkan dapat digunakan sebagai informasi yang memenuhi berbagai kepentingan.

2. Waktu Penelitian Tabel. 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan Tahun 2010/2011

Jan Feb Mar Aprl Mei Jun 1. Tahap Persiapan a. Pengajuan Judul

b. Pengajuan Proposal c. Perijinan

2. Tahap Pelaksanaan a. Pengumpulan Data b. Analisis Data

c. Penyusunan Laporan .


(39)

commit to user

B. Bentuk dan Strategi Penelitian 1. Bentuk Penelitian

Menurut M. Iqbal Hasan (2002: 20), “Metode penelitian adalah cara atau

jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dipahami bahwa untuk melakukan pemecahan masalah dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode penelitian.

Menurut Winarno Surakhmad (2004: 132):

Metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Penelitian deskriptif lebih merupakan istilah umum yang mencakup berbagai teknik deskriptif. Diantaranya adalah penelitian yang menuturkan, menganalisa dan mengklasifikasikan penyelidikan dengan survey, teknik test, studi kasus, studi komparatif, dan studi opersional.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan analisis kualitatif, mendeskripsikan data yang terkumpul ke dalam kalimat-kalimat yang memiliki arti lebih mendalam, karena menggambarkan secara tepat individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu, guna menentukan frekuensi adanya hubungan antara satu gejala dengan gejala lainnya.

Menurut Lexy J. Moleong (2007: 6):

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya: perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Peneliti memilih bentuk penelitian kualitatif juga didasarkan bahwa penelitian kualitatif lebih menekankan pada sifat naturalisme, artinya realita yang muncul menjadi bahan kajian dalam penelitian ini sehingga obyek penelitian dan permasalahan yang diteliti akan diungkapkan secara detail dan mendalam. Peneliti tidak memberikan treatment atau perlakuan terhadap obyek, sehingga obyek dibiarkan seperti kondisi aslinya.


(40)

commit to user

22 2. Strategi Penelitian

Strategi penelitian merupakan suatu pendekatan yang dipilih untuk mengamati atau mengumpulkan informasi serta menyajikan analisis hasil penelitian. Strategi yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara mengambil beberapa objek penelitian UMKM Kelompok Pengerajin Kuningan yang terdapat di Kecamatan Juwana yang membuat laporan keuangan secara rutin.

C. Sumber Data Penelitian

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif menurut Lofland dan Lofland dalam Lexy Moelong (2004: 157) adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Informan

Informan adalah orang yang diminta untuk memberikan informasi mengenai suatu kondisi atau keadaan yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Dalam penelitian ini, yang menjadi informan adalah pemilik dan pengurus UMKM pengrajin rotan yang sedang diteliti.

2. Dokumen

Dokumen yang digunakan berupa arsip yang berhubungan dengan masalah penelitian yang ada di UMKM di Kecamatan Juwana. Dalam hal ini, dokumen yang digunakan adalah bentuk-bentuk laporan keuangan UMKM.

D. Teknik Sampling (Cuplikan)

Dalam penelitian kualitatif sangat erat kaitannya dengan faktor-faktor kontekstual, jadi maksud sampling adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari berbagai macam sumber, tujuannya adalah untuk merinci kekhususan yang ada dalam ramuan konteks yang unik.

Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Menurut Lexy J Moleong (2007: 224), “Maksud dari sampling ialah menggali informasi yang akan menjadi dari rancangan dan teori yang muncul oleh sebab itu dalam penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (Purposive sampling)”. Sumber data yang digunakan tidak sebagai


(41)

commit to user

mewakili populasinya tetapi mewakili informasinya, dalam menentukan sampling berdasarkan atas pertimbangan tertentu, yaitu informan yang mengetahui informasi dan masalah secara mendalam dan dapat dipercaya.

Ciri-ciri sampel bertujuan menurut Lexy J Moleong (2007: 224):

1. Rancangan sampel yang muncul : sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu.

2. Pemilihan sampel secara berurutan : tujuan memperoleh variasi sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan sampel dilakukan jika satuan sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis. 3 Penyesuaian berkelanjutan dari sampel : pada mulanya setiap sampel

dapat sama kegunaannya, namun sesudah makin banyaknya informasi yang masuk dan makin mengembangkan hipotesis kerja, maka sampel dipilih atas dasar fokus penelitian.

4 Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan: pada sampel bertujuan seperti ini jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan. Jika maksudnya memperluas informasi dan jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring maka penarikan sampel dapat diakhiri.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap penelitian diperlukan teknik dan alat pengumpulan data yang tepat. Dengan demikian akan memungkinkan tercapainya pemecahan masalah secara valid dan reliabel. Ada tiga teknik pengumpulan data secara langsung, yaitu:

1. Wawancara

Sumber data yang penting dalam penelitian kualitatif adalah berupa manusia yang berada dalam posisi sebagai narasumber. Untuk mendapatkan informasi dari sumber data diperlukan wawancara, yang dalam penelitian kualitatif khususnya dilakukan dengan wawancara mendalam. Secara umum terdapat dua jenis wawancara, yaitu wawancara terstruktur maupun tidak terstruktur, ini yang disebut wawancara mendalam.

Terstruktur sering juga disebut wawancara terfokus. Dalam wawancara ini masalah terlebih dulu ditentukan oleh peneliti sebelum wawancara berlangsung. Pertanyaan yang disampaikan telah diformulasikan dan diharapkan responden menjawab sesuai dengan kerangka kerja dari pewawancara serta


(42)

commit to user

24 definisi permasalahannya. Biasanya wawancara ini dilakukan dalam situasi yang formal.

Karena peneliti merasa tidak tahu apa yang belum diketahuinya. Dengan demikian pertanyaan dilakukan dengan open-ended dan mengarah pada Tidak terstruktur kedalaman informasi serta dilakukan dengan tidak formal, guna menggali pandangan subyek yang diteliti tentang banyak hal yang bermanfaat untuk menjadi dasar penggaliannya secara lebih jauh dan mendalam.

2. Observasi

Teknik observasi ini dilakukan dengan pengamatan secara langsung terhadap objek peneliti dan mencatat fenomena yang diselidiki melalui penglihatan dan pendengaran. Teknik observasi ini digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda serta rekaman gambar. Menurut Hadari Nawawi (1995: 94), Observasi langsung adalah

“Cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan

gejala yang tampak pada objek penelitian yang pelaksanaannya langsung pada

tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi sedang terjadi”.

Peneliti melakukan pengamatan secara langsung tentang pembukuan yang dibuat oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah kelompok pengerajin kuningan di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati Jawa Tengah. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan sekali tetapi dilakukan beberapa kali agar diperoleh data yang valid.

3. Dokumentasi

Menurut Suharsini Arikunto (2002: 135) “Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagaianya. dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi untuk mengumpulkan data berupa catatan-catan atau dokumen yang berhubungan dengan bentuk – bentuk laporan keuangan yang dibuat oleh UMKM kelompok pengerajin kuningan di Kecamatan Juwana Pati.


(43)

commit to user

F. Validitas Data

Data yang berhasil digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Cara pengumpulan data dengan beragam tekniknya harus benar-benar sesuai dan tepat untuk menggali data yang benar-benar diperlukan bagi penelitiannya. ketepatan data tersebut tidak hanya tergantung pada ketepatan memilih sumber dan teknik pengumpulannya tetapi juga diperlukan teknik pengembangan validitas data. Validitas data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi data.

Lexi J. Moleong (2004: 330) menegaskan bahwa, “Trianggulasi data adalah teknik pemeriksaan validitas data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data itu untuk kepentingan pengecekan atau sebagai pembanding

terhadap data itu”. Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan data dibedakan

menjadi empat macam yaitu: 1.Triangulasi dengan sumber

Teknik triangulasi ini membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hal itu dapat dicapai dengan jalan (1) membandingkan data hasil pengamatan data hasil wawancara, (2) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

2.Triangulasi dengan metode

Teknik ini dengan melakukan pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dari beberapa teknik pengumpulan data dan melakukan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

3.Triangulasi dengan penyidik

Teknik triangulasi ini memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan data, sehingga dapat membantu mengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data. Cara lain dari teknik ini yaitu dengan membandingkan hasil penelitian seorang peneliti dengan peneliti lainnya.


(44)

commit to user

26 4.Triangulasi dengan teori

Triangulasi ini berdasarkan dari anggapan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori, maka peneliti harus mencari tema atau penjelasan pembanding yang dapat dilakukan dengan menyertakan usaha pencarian cara lainnya untuk mengorganisasikan data yang mungkin mengarahkan pada upaya penelitian lainnya.

Teknik pemeriksaan data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode triangulasi dengan sumber. Hal ini dilakukan dengan membandingkan hasil dari pengamatan, wawancara, dan analisis dokumen. Dengan demikian hasil akhir dari analisis mencapai tingkat mutu dan kevalidan yang tinggi.

G. Analisis Data

Menurut Lexy J. Moleong (2009: 280) analisi data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Menurut Sugiyono (2010: 244) analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Teknik data dalam penelitian ini mengikuti model analisis interaktif (Interactive Model of Analysis). Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2010: 246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisi data, yaitu reduksi data, penyajian data. Dan penarikan kesimpulan atau verifikai.

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, memusatkan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul


(45)

commit to user

dari catatan-catatan tertulis dilapangan untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat disajikan sebagai laporan.

2. Penyajian Data

Sebagai analisis kedua, sajian data merupakan kegiatan informasi, deskripsi dalam bnetuk narasi yang disusun secara logis dan sistematis yang mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pernyataan penelitian. Sajian data merupakan deskripsi mengenai kondisi rinci untuk mensertakan dan menjawab setiap permasalahan dalam penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pemahaman atas gambaran fenomena yang ada pada obyek penelitian. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2009: 249) menyatakan

“yang paling penting sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif”.

3. Penarikan Kesimpulan/ Verifikasi

Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Data yang diperoleh sejak awal penelitian sebenarnya sudah merupakan suatu kesimpulan. Kesimpulan itu mula-mula belum jelas dan masih bersifat sementara, kemudian meningkat sampai pada tahap kesimpulan yang mantap, yaitu pernyataan yang telah memiliki landasan yang kuat karena telah melalui proses analisa data.

Gambar 3: Komponen dalam analisis data (interactive model) Sumber: Sugiyono (2010: 247)

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data Penarikan

Kesimpulan/ Verifikasi


(46)

commit to user

28 Komponen-komponen tersebut berjalan pada waktu kegiatan pengumpulan data-data yang dibutuhkan. Setelah data diperoleh, reduksi data segera dilakukan dan segera diteruskan dengan penyajian data. Berdasarkan penyajian data tersebut dapat digunakan untuk sebagai dasar penyusunan penarikan kesimpulan sementara. Apabila diperoleh data yang baru, kemungkinan kesimpulan yang salah dapat diperbaiki. Demikian seterusnya sampai seluruh data selesai dikumpulkan dan disusun menjadi laporan penelitian.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan tahap-tahap dalam penelitian mulai dari awal sampai akhir penulisan penelitian. Dalam penelitian ini prosedur atau langkah-langkah pembuatan laporan adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Lapangan

Tahap pra lapangan dilakukan mulai dari pembuatan usulan penelitian, proposal penelitian, menyusun rancangan penelitian, memilih obyek penelitian, pencarian berkas perijinan lapangan dan menyiapkan perlengkapan penelitian. Jadi, peneliti belum terjun langsung ke lokasi penelitian.

2. Tahap Lapangan

Tahap lapangan ini dilakukan dari penggalian data yang relevan dengan tujuan penelitian. Tahap ini peneliti mulai mengeksplorasi data yang ada di lapangan kemudian dikumpulkan untuk memasuki dikumpulkan untuk memasuki tahap analisis data.

3. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data dilakukan bersamaan dengan tahap pengumpulan data untuk menghindari data yang tercecer karena dianggap tidak berguna atau hilang. Proses analisis data dalam penelitian ini meliputi: pengelompokan data, penganalisaan data kemudian ditarik suatu kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah itu persiapan penyajian data secara jelas dan rinci dalam suatu laporan.


(47)

commit to user

4. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian

Penyusunan laporan penelitian ini merupakan tahap akhir dari prosedur-prosedur sebelumnya. Pada tahap ini hasil dari pengumpulan data diolah dan dianalisa kemudian dilaporkan dalam bentuk skripsi.

Bagan prosedur penelitian adalah sebagai berikut:

Gambar 4. Prosedur Penelitian Proposal

Penelitian

Persiapan Pelaksanaan

Pengumpulan Data dan Analisis

Penarikan Kesimpulan

Triangulasi dan Review

Analisis


(48)

commit to user

30 BAB IV

HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Gambaran Umum Kecamatan Juwana

a. Letak

Kecamatan Juwana adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota Juwana terletak di jalur pantura yang menghubungkan kota Pati dan kota Rembang. Kecamatan ini mempunyai banyak lapangan kerja. Hal yang menjadi ciri khas Kecamatan Juwana adalah usaha kerajinan logam kuningan yang sebagian besar terdapat di Desa Growong Lor dan sekitarnya, serta usaha tambak perikanan di Desa Bajomulya, Agung Mulyo dan desa-desa sekitarnya.

Kota Juwana dilalui oleh aliran sungai Silugonggo, salah satu Daerah Aliran Sungai (DAS) Waduk Kedung Ombo. Pelabuhan Juwana menjadi salah satu tulang punggung kekuatan perekonomian kecamatan Juwana. Pelabuhan ini menjadi salah satu pintu masuk kapal-kapal pengangkut kayu dari Kalimantan. Hasil tambak maupun tangkapan nelayan yang didapat antara lain: bandeng, udang, tongkol, kakap merah, kepiting, ikan pe, cumi, dan kerapu.

Batas-batas kota Juwana:

1) Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa

2) Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Batangan

3) Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Jakenan dan kecamatan Pati

4) Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Wedarijaksa

b. Keadaan Tanah

Kecamatan Juwana merupakan daerah pesisir dan dataran rendah dengan tanah berjenis aluvial dan red yelloy mediteran. Kota ini juga dilalui oleh sungai Juwana (disebut juga sungai Silugonggo) yang menjadi daerah aliran sungai waduk Kedungombo. Sungai terbesar di Kabupaten Pati ini tiap tahun


(49)

commit to user

mengakibatkan banjir termasuk di kota Juwana. Luas wilayah kecamatan Juwana adalah 5.593 ha (55,93 km²)

2. Keadaan Demografi Kecamatan Juwana

a. Pemerintahan

Wilayah Kecamatan Kecamatan Juwana terdiri atas 29 desa yang terdiri atas 87 Rukun Warga (RW) dan 362 Rukun Tetangga (RT). Desa-desa tersebut yaitu:

1. Agungmulyo 2. Bajomulyo 3. Bakarankulon 4. Bakaranwetan 5. Bendar

6. Bringin 7. Bumirejo 8. Doropayung 9. Dukutalit 10.Gadingrejo 11.Genengmulyo 12.Growongkidul 13.Growonglor 14.Jepuro 15.Karang 16.Karangrejo 17.Kauman 18.Kebonsawahan 19.Kedungpancing 20.Ketip

21.Kudukeras 22.Langenharjo 23.Margomulyo 24.Mintomulyo


(50)

commit to user

32 25.Pajeksan

26.Pekuwon 27.Sejomulyo 28.Tluwah 29.Trimulyo b. Penduduk

Jumlah penduduk di Kecamatan Juwana tahun 2010 sebanyak 92.340 jiwa terdiri dari 48.852 penduduk laki-laki atau 49,62% dan 46.488 penduduk perempuan atau 50,31%. Adapun jumlah rumah tangga sebanyak 21.754. Dengan luas wilayah 5.593 ha (55,93 km²) maka kepadatan penduduknya adalah 2.195 jiwa/ km² artinya setiap 1 km² terdapat 2.195jiwa.

Jumlah penduduk kecamatan Juwana yang pindah sebanyak 1.064orang dan yang datang ada 953 orang. Sedangkan dilihat dari angka kelahiran kasarnya, dari tiap 1.000 penduduk terjadi kelahiran sebanyak 14 orang, sementara angka kematian kasarnya 7 orang per 1.000 penduduk. Hal tersebut mengakibatkan pertumbuhan penduduk alami.

c. Sarana

Sarana pendidikan yang tersedia di Kecamatan Juwana yaitu Taman Kanak-Kanak (TK) sebanyak 34 buah, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 43 buah, SLTP sebanyak 6 buah, SMA sebanyak 2 buah sedangkan Madrasah Ibtida´iyah (MI) sebanyak 4 sekolah, Tsanawiyah sebanyak 3 sekolah, Aliyah 1 sekolah dan 4 Pondok Pesantren.

Peningkatan sarana kesehatan sangat dibutuhkan sebagai upaya dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat, selain pemerintah peran swasta cukup tinggi. Tahun 2008, jumlah Puskesmas di Kecamatan Juwana 2 buah, puskesmas pambantu 3 buah, Rumah Bersalin 17 buah, praktek dokter 17 buah, jumlah tenaga kesehatan antara lain dokter 29 orang, mantri kesehatan atau perawat 50 orang, dan bidan 40 orang.

Tempat ibadah yang terdapat di Kecamatan Juwana sebanyak 205 buah, terdiri dari 142 masjid, 53 langgar atau surau dan 9 gereja dan 1 klenteng/wihara.


(51)

commit to user

3. Data Umum Mengenai Sejarah dan Perkembangan Kerajinan Kuningan di Kecamatan Juwana

a. Sejarah Kerajinan Kuningan Juwana

Adapun sejarah kerajinan kuningan Juwana di Kabupaten Pati adalah seorang yang bernama Mbah Rewok, yang telah meninggal dan dimakamkan di desa Pajeksan Kecamatan Juwana yang pada zaman dahulu disebut Juwangi, membawa kepintaran melebur (mengecor/casting) logam kuningan. Beliau salah seorang pekerja pembuatan jalan Daendels, yaitu jalan sabuk di pantura Pulau Jawa terbentang dari ujung barat hingga ujung timur.

Pusat kerajinan kuningan pada mulanya ada di desa Pajeksan kemudian bergeser ke desa kudukeras dan menemukan puncaknya di desa Growong (Growong Lor dan Growong Kidul) karena jumlah populasinya yang besar dan lingkungannya mengizinkan karena masyarakat tidak terlalu mempermasalahkan polusi. Pergeseran ini karena pekerja yang ada telah mendirikan industri di rumahnya masing-masing. Kelebihan produk kuningan Juwana dibanding produk kuningan lain adalah cara pembuatannya dengan cara dicor, sedangkan kerajinan kuningan di daerah lain cara pembuatannya dengan cara diketok.

Proses pembuatan barang kerajinan cor kuningan itu dimulai dengan membuat mal atau pola. Mal ini kemudian diwujudkan dalam cetakan inti dan cetakan kulit yang dicor dengan dapur krus, lalu dilakukan pembersihan inti cor dan pembersihan gating system. Sesudah itu, dilakukan pabrikasi, permesinan dan perakitan awal. Selanjutnya, dilakukan proses finishing dengan memoles benda-benda berbagai bentuk berbahan kuningan itu, lalu dilalukan pelapisan atau coating, untuk dilakukan perakitan akhir. Inilah yang menjadi keunggulan kuningan Juwana dibandingkandengan kerajinan kuningan daerah lain.

Bentuk-bentuk produk kerajinan kuningan Juwana yang merupakan budaya Indonesia dan bersifat tradisional diantaranya berupa patung sejarah seperti bokor, arca Ganesya, Bethari Durga, Ken Dedes, patung Budha, Statue. Selain itu, ada juga model kuningan Juwana yang kontemporer-modern yaitu patung binatang, asesoris mebel, lampu meja, lampu sudut kombinasi fiberglass,


(52)

commit to user

34 lampu pendopo Kabupaten Pati, tarikan laci, hydrant, tempat lilin, lampu dinding, kran air, plumbing dan lain-lain.

b. Perkembangan Kerajinan Kuningan Juwana

Karya cipta kerajinan kuningan Juwana yang dimiliki oleh masyarakat Juwana, menjadi aset daerah yang sangat berharga bagi masyarakat dan pemerintah daerah Kabupaten Pati pada umumnya, serta bagi para pengrajin kuningan Juwana pada khususnya. Sebagai aset daerah maksudnya adalah bahwa kerajinan kuningan Juwana merupakan produk andalan yang akan memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), selain itu dengan adanya industri kerajinan kuningan Juwana ini akan menciptakan lapangan kerja sehingga mengurangi pengangguran.

Sebagian produksi kerajinan kuningan Juwana dijual ke Jawa dan Bali, sebagian diekspor. Namun dalam perkembangannya sekarang, banyak pengrajin kuningan Juwana yang gulung tikar. Hal ini disebabkan karena kenaikan harga bahan baku dan mengalirnya produk Cina di Indonesia tanpa ada proteksi. Kenaikan harga bahan baku kuningan pada akhirnya membuat para pelaku usaha di sektor tersebut di Juwana terancam gulung tikar.

Tabel kenaikan harga bahan baku : TAHUN HARGA BAHAN BAKU/KG 1998 Rp.3.000,- hingga Rp.4.000,- 2000 Rp.10.000,-

2004 Rp.15.000,- 2006 Rp.22.000,-

2007 Rp.42.000,-.hingga Rp.44.000,-

Dari sekitar 500 pengrajin kuningan di Juwana, kini tersisa beberapa puluh saja. Yang dalam skala industri yang masih bertahan tinggal tiga dan sekitar 25 pengrajin yang semula bermodal kuat sekarang hanya bisa bertahan. Itu pun dalam kondisi kurang stabil, diperlihatkan dengan jumlah karyawan yang terus berkurang. Apalagi, sebagian besar pemasok pembuat perkakas rumah tangga dari kuningan Juwana menghentikan produksinya, karena tidak memiliki modal cukup untuk membeli bahan baku dalam jumlah tertentu. Sampai saat ini pun keadaan


(1)

commit to user

akan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi serta dapat memperbaiki kinerja usaha yang mereka jalankan khususnya di bidang akuntansi.

4. Kendala Penyusunan Bentuk Laporan Keuangan

Kendala bagi UMKM dalam penyusunan bentuk laporan keuangan adalah terbatasnya pengetahuan pemilik UMKM mengenai bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan SAK serta anggapan bahwa bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan SAK terlau rumit dan merepotkan bagi mereka. Sehingga UMKM banyak membuat bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Banyaknya jumlah transaksi dan jenis barang yang bermacam-macam semakin menyulitkan UMKM untuk menyusun bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan SAK.

Kendala lain adalah tidak adanya pemisahan keuangan antara uang pribadi dengan uang usaha. Hal ini menyebabkan bercampurnya uang usaha dan uang pribadi sehingga pemilik UMKM tidak bisa memisahkan pengeluaran pribadi dan pengeluaran usaha. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Wahdini dan Suhairi (2006) yang menyatakan “kesulitan

penyusunan laporan keuangan disebabkan faktor adalah kewajiban UMKM untuk menggunakan standar akuntansi yang sama dengan usaha besar. Kewajiban yang


(2)

commit to user BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan unit usaha yang dikelola oleh kelompok masyarakat maupun keluarga. UMKM mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, sebab selain memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional juga dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar. Perkembangan usaha kecil dan menengah seringkali menghadapi kendala baik internal maupun kendala eksternal. Kendala internal terutama berkaitan dengan kualitas sumberdaya manusia. Permasalahan lain yang dihadapi oleh usaha kecil adalah keterbatasan modal khususnya untuk modal kerja.

Sebuah usaha mikro kecil dan menengah membutuhkan strategi pengolahan keuangan, dimana strategi tersebut dibuat dengan tujuan agar UMKM tersebut dapat berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan produktivitas usahanya. Laporan keuangan menjadi salah satu komponen yang mutlak harus dimiliki oleh UMKM jika mereka ingin mengembangkan usahanya. Laporan keuangan dapat dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan usaha dan juga dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengajuan permintaan pinjaman bantuan modal kepada para kreditur misalnya pihak perbankan. Di sinilah salah satu permasalahan utama, mayoritas UMKM masih belum menyadari pentingnya membuat bentuk laporan keuangan yang efektif yang sesuai dengan SAK.

Hal ini tentunya juga dipengaruhi oleh keterbatasan pengetahuan para pelaku UMKM kelompok pengerajin kuningan di kecamatan Juwana tentang SAK dikarenakan sebagian besar hanya berpendidikan SD, SMP dan SMA/STM. Hal ini menyebabkan para pemilik UMKM kurang begitu mengetahui mengenai SAK dalam membuat bentuk laporan keuangan sehingga para pemilik UMKM membuat laporan keuangan sesuai dengan kemampuan mereka tanpa mengacu pada SAK. Maka muncul berbagai macam bentuk laporan keuangan tetapi sudah


(3)

commit to user

efektifkah laporan keuangan yang dibuat oleh para pemilik UMKM. Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Bentuk-Bentuk Penyajian Laporan Keuangan

Semua UMKM kelompok pengerajin kuningan di kecamatan Juwana telah membuat laporan keuangan tapi bentuknya tidak sesuai dengan SAK.

a. Pembukuan

Dari hasil penelitian semua UMKM melakukan pembukuan, pembukuan yang dilakukan yaitu buku kas harian, buku penjualan, buku pembelian, buku utang, buku piutang, buku persediaan bahan baku dan buku gaji karyawan

b. Pencatatan

Pencatatan yaitu menganalisis bukti-bukti transaksi yang dilakukan untuk kegiatan pengidentifikasian dan penggolongan transaksi-transaksi yang selanjutnya mencatat semua bukti transaksi yang telah dianalisis kedalam jurnal umum dan kemudian memindahbukukan pos-pos jurnal umum ke buku besar. Dari 10 UMKM hanya 4 UMKM yang melakukan pencatatan yaitu Sampurna Kuningan, Sampurna Dua Kuningan, Jolyc Brass dan Garuda Brass.

c. Laporan Keuangan

Dari 10 UMKM yang dijadikan sampel penelitian ada 4 UMKM yang menyajikan laporan keuangan sesuai dengan SAK. UMKM yang telah membuat laporan keuangan yaitu Sampurna Kuningan, Sampurna Dua Kuningan, Jolyc Brass dan Garuda Brass. Empat UMKM tersebut telah membuat laporan keuangan walaupun hanya membuat Neraca, Laporan Laba/Rugi dan Laporan Perubahan Ekuitas.

d. Laporan Bisnis

Laporan bisnis adalah bentuk laporan keuangan yang tidak sesuai dengan SAK tetapi UMKM menganggapnya sebagai laporan keuangan. Dari 10 UMKM yang diteliti, 6 UMKM membuat laporan bisnis yaitu Tarindo Kuningan, Sinar Raya Logam, Bawi Brass, Karya Logam, Wartindo Brass dan Kanigoro Tukang Krom.


(4)

commit to user

2. Efektivitas Bentuk Penyajian Laporan Keuanagan

Semua UMKM menyatakan bahwa laporan keuangan yang mereka buat sudah efektif artinya tujuan mereka membuat laporan keuangan telah tercapai yaitu informasi yang ingin didapatkan dari laporan keuangan yang telah dibuat telah dicapai. Hanya 1 UMKM yang meuyatakan laporan keuangan yang mereka buat tidak efektif yaitu Karya Logam, mereka menganggap laporan keuangan yang mereka buat karena jumlah pengeluaran lebih besar dibandingkan jumlah pemasukan. Hal ini disebabkan karena UMKM terlalu banyak menjual barang secara kredit dan tidak adanya penjadwalan pembayaran piutang oleh UMKM. Ukuran efektif sendiri diukur melaui 2 pihak yaitu pihak ektern dan intern, pihak intern adalah pemilik UMKM sedangkan pihak ekstern adalah pihak luar UMKM yaitu pihak ekstern yang membutuhkan laporan keuangan yang dibuat oleh UMKM. Pihak ekstern bisa membaca laporan keuangan UMKM jika laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan SAK. Jadi laporan yang efektif menurut pihak ekstern adalah laporan keuangan yang sesuai dengan SAK. Dari 10 UMKM yang membuat laporan sesuai dengan SAK hanya 4 UMKM saja, maka laporan keuangan yang efektif adalah laporan yang dibuat oleh Sampurna Kuningan, Sampurna Dua kuningan, Jolyc Brass dan Garuda Brass. Sementara 6 UMKM lain membuat laporan keuangan tapi bentuknya tidak sesuai dengan SAK atau hanya membuat laporan bisnis saja, walaupun menurut UMKM laporan yang telah mereka buat sudah efektif tapi laporan tersebut tidak efektif bagi pihak ekstern.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat dikemukakan implikasi teoritis dan implikasi praktis. Implikasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini menguatkan teori bahwa bentuk laporan keuangan yang efektif adalah bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan SAK. Bentuk laporan yang efektif harus bisa dibaca oleh pihak intern (UMKM) dan pihak ekstern. Bentuk laporan keuangan yang efektif bagi pihak ekstern dapat digunakan untuk mengambil sebuah keputusan terhadap UMKM, misal pihak pemberi kredit


(5)

commit to user

dapat menentukan berapa pinjaman yang bisa mereka terima dari laporan keuangan yang sudah dibuat atau pemerintah yang menentukan tarif pajak yang harus dibayar UMKM melalui laporan keuangan yang mereka buat. Untuk pihak intern (UMKM) laporan yang mereka buat digunakan untuk mengambil keputusan mengenai jumlah produksi yang bulan depan atau persediaan bahan baku yang dibutuhkan. Bentuk laporan yang efektif diharapkan mampu membantu UMKM untuk menjalankan usaha supaya berjalan dengan lancar.

2. Implikasi Praktis

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diketahui bentuk-bentuk laporan keuangan dan efektivitas laporan keuangan yang dibuat oleh usaha kecil dan menengah. Dari bentuk laporan keuangan yang telah dibuat akan digunakan untuk membuat suatu kebijakan yang digunakan mendukung kelanjutan usaha yang dijalankan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan pertimbangan dalam menentukan kebijakan-kebijakan antara lain:

a. Kebijakan untuk menyusun bentuk laporan keuangan yang efektif.

b. Kebijakan dalam menentukan jumlah produksi diwaktu yang akan datang.

c. Kebijakan untuk membeli persediaan bahan baku yang akan digunakan untuk produksi di waktu yang akan datang.

d. Kebijakan dalam memberikan bonus pada karyawan yang telah bekerja dengan baik.

e. Kebijakan menekan biaya produksi dan biaya-biaya lain untuk

memperoleh keuntungan yang maksimal.

f. Kebijakan untuk pengambilan hutang pada bank atau pemberi pinjaman

g. Kebijakan menentukan jadwal pembayaran utang atau piutang UMKM


(6)

commit to user

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan implikasinya, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut:

a. Bagi UMKM

1. Bentuk-bentuk laporan keuangan yang dibuat oleh UMKM kelompok pengerajin kuningan dikecamatan Juwana sudah efektif tapi hanya untuk pihak intern (UMKM), untuk membuat bentuk laporan keuangan yang sudah efektif baik bagi pihak intern dan pihak ekstern maka UMKM perlu membuat bentuk laporan keuangan sesuai dengan SAK. 2. Dari bentuk laporan keuangan yang telah dibuat, UMKM harus bisa

menentukan kebijakan-kebijakan yang tepat agar kegiatan usaha yang dilakukan oleh UMKM bisa berjalan dengan lancar dan berkembang dengan baik.

3. Untuk UMKM Karya Logam diharapkan bisa menghitung berapa

jumlah penjualan kreditnya dan menjadwalkan pembayaran piutang. Agar jumlah pemasukan bisa lebih besar atau minimal imbang dengan jumlah pengeluaranya.

b. Bagi Pemerintah

Pemerintah bisa membantu UMKM untuk memberi pelatihan penyusunan Laporan Keuangan yang sesuai dengan SAK/SAK-ETAP agar pemilik UMKM lebih paham mengenai SAK/SAK-ETAP

c. Bagi Universitas

Universitas bisa bekerjasama dengan UMKM untuk program

KKL/magang, agar mahasiswa bisa membantu UMKM menyusun bentuk penyajian laporan keuangan sesuai dengan SAK/SAK-ETAP