commit to user 28
Komponen-komponen tersebut
berjalan pada
waktu kegiatan
pengumpulan data-data yang dibutuhkan. Setelah data diperoleh, reduksi data segera dilakukan dan segera diteruskan dengan penyajian data. Berdasarkan
penyajian data tersebut dapat digunakan untuk sebagai dasar penyusunan penarikan kesimpulan sementara. Apabila diperoleh data yang baru, kemungkinan
kesimpulan yang salah dapat diperbaiki. Demikian seterusnya sampai seluruh data selesai dikumpulkan dan disusun menjadi laporan penelitian.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan tahap-tahap dalam penelitian mulai dari awal sampai akhir penulisan penelitian. Dalam penelitian ini prosedur atau
langkah-langkah pembuatan laporan adalah sebagai berikut: 1.
Tahap Pra Lapangan Tahap pra lapangan dilakukan mulai dari pembuatan usulan penelitian,
proposal penelitian, menyusun rancangan penelitian, memilih obyek penelitian, pencarian berkas perijinan lapangan dan menyiapkan
perlengkapan penelitian. Jadi, peneliti belum terjun langsung ke lokasi penelitian.
2. Tahap Lapangan
Tahap lapangan ini dilakukan dari penggalian data yang relevan dengan tujuan penelitian. Tahap ini peneliti mulai mengeksplorasi data yang ada di
lapangan kemudian dikumpulkan untuk memasuki dikumpulkan untuk memasuki tahap analisis data.
3. Tahap Analisis Data
Tahap analisis data dilakukan bersamaan dengan tahap pengumpulan data untuk menghindari data yang tercecer karena dianggap tidak berguna atau
hilang. Proses analisis data dalam penelitian ini meliputi: pengelompokan data, penganalisaan data kemudian ditarik suatu kesimpulan dari analisis
yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah itu persiapan penyajian data secara jelas dan rinci dalam suatu laporan.
commit to user 29
4. Tahap Penyusunan Laporan Penelitian
Penyusunan laporan penelitian ini merupakan tahap akhir dari prosedur- prosedur sebelumnya. Pada tahap ini hasil dari pengumpulan data diolah
dan dianalisa kemudian dilaporkan dalam bentuk skripsi. Bagan prosedur penelitian adalah sebagai berikut:
Gambar 4. Prosedur Penelitian Proposal
Penelitian
Persiapan Pelaksanaan
Pengumpulan Data dan Analisis
Penarikan Kesimpulan
Triangulasi dan Review
Analisis Akhir
Laporan
commit to user 30
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Gambaran Umum Kecamatan Juwana
a. Letak
Kecamatan Juwana adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota Juwana terletak di jalur pantura yang
menghubungkan kota Pati dan kota Rembang. Kecamatan ini mempunyai banyak lapangan kerja. Hal yang menjadi ciri khas Kecamatan Juwana adalah usaha
kerajinan logam kuningan yang sebagian besar terdapat di Desa Growong Lor dan sekitarnya, serta usaha tambak perikanan di Desa Bajomulya, Agung Mulyo dan
desa-desa sekitarnya. Kota Juwana dilalui oleh aliran sungai Silugonggo, salah satu Daerah
Aliran Sungai DAS Waduk Kedung Ombo. Pelabuhan Juwana menjadi salah satu tulang punggung kekuatan perekonomian kecamatan Juwana. Pelabuhan ini
menjadi salah satu pintu masuk kapal-kapal pengangkut kayu dari Kalimantan. Hasil tambak maupun tangkapan nelayan yang didapat antara lain: bandeng,
udang, tongkol, kakap merah, kepiting, ikan pe, cumi, dan kerapu. Batas-batas kota Juwana:
1
Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa
2
Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Batangan
3
Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Jakenan dan kecamatan Pati
4
Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Wedarijaksa
b. Keadaan Tanah
Kecamatan Juwana merupakan daerah pesisir dan dataran rendah dengan tanah berjenis aluvial dan red yelloy mediteran. Kota ini juga dilalui oleh sungai
Juwana disebut juga sungai Silugonggo yang menjadi daerah aliran sungai waduk Kedungombo. Sungai terbesar di Kabupaten Pati ini tiap tahun
30
commit to user 31
mengakibatkan banjir termasuk di kota Juwana. Luas wilayah kecamatan Juwana adalah 5.593 ha 55,93 km²
2. Keadaan Demografi Kecamatan Juwana
a. Pemerintahan
Wilayah Kecamatan Kecamatan Juwana terdiri atas 29 desa yang terdiri atas 87 Rukun Warga RW dan 362 Rukun Tetangga RT. Desa-desa tersebut
yaitu: 1.
Agungmulyo 2.
Bajomulyo 3.
Bakarankulon 4.
Bakaranwetan 5.
Bendar 6.
Bringin 7.
Bumirejo 8.
Doropayung 9.
Dukutalit 10.
Gadingrejo 11.
Genengmulyo 12.
Growongkidul 13.
Growonglor 14.
Jepuro 15.
Karang 16.
Karangrejo 17.
Kauman 18.
Kebonsawahan 19.
Kedungpancing 20.
Ketip 21.
Kudukeras 22.
Langenharjo 23.
Margomulyo 24.
Mintomulyo
commit to user 32
25. Pajeksan
26. Pekuwon
27. Sejomulyo
28. Tluwah
29. Trimulyo
b. Penduduk
Jumlah penduduk di Kecamatan Juwana tahun 2010 sebanyak 92.340 jiwa terdiri dari 48.852 penduduk laki-laki atau 49,62 dan 46.488 penduduk
perempuan atau 50,31. Adapun jumlah rumah tangga sebanyak 21.754. Dengan luas wilayah 5.593 ha 55,93 km² maka kepadatan penduduknya adalah 2.195
jiwa km² artinya setiap 1 km² terdapat 2.195jiwa. Jumlah penduduk kecamatan Juwana yang pindah sebanyak 1.064orang
dan yang datang ada 953 orang. Sedangkan dilihat dari angka kelahiran kasarnya, dari tiap 1.000 penduduk terjadi kelahiran sebanyak 14 orang, sementara angka
kematian kasarnya 7 orang per 1.000 penduduk. Hal tersebut mengakibatkan pertumbuhan penduduk alami.
c. Sarana
Sarana pendidikan yang tersedia di Kecamatan Juwana yaitu Taman Kanak-Kanak TK sebanyak 34 buah, Sekolah Dasar SD sebanyak 43 buah,
SLTP sebanyak 6 buah, SMA sebanyak 2 buah sedangkan Madrasah Ibtida´iyah MI sebanyak 4 sekolah, Tsanawiyah sebanyak 3 sekolah, Aliyah 1 sekolah dan 4
Pondok Pesantren. Peningkatan sarana kesehatan sangat dibutuhkan sebagai upaya dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat, selain pemerintah peran swasta cukup tinggi. Tahun 2008, jumlah Puskesmas di Kecamatan Juwana 2 buah, puskesmas
pambantu 3 buah, Rumah Bersalin 17 buah, praktek dokter 17 buah, jumlah tenaga kesehatan antara lain dokter 29 orang, mantri kesehatan atau perawat 50
orang, dan bidan 40 orang. Tempat ibadah yang terdapat di Kecamatan Juwana sebanyak 205 buah,
terdiri dari 142 masjid, 53 langgar atau surau dan 9 gereja dan 1 klentengwihara.
commit to user 33
3. Data Umum Mengenai Sejarah dan Perkembangan Kerajinan
Kuningan di Kecamatan Juwana
a. Sejarah Kerajinan Kuningan Juwana
Adapun sejarah kerajinan kuningan Juwana di Kabupaten Pati adalah seorang yang bernama Mbah Rewok, yang telah meninggal dan dimakamkan di
desa Pajeksan Kecamatan Juwana yang pada zaman dahulu disebut Juwangi, membawa kepintaran melebur mengecorcasting logam kuningan. Beliau salah
seorang pekerja pembuatan jalan Daendels, yaitu jalan sabuk di pantura Pulau Jawa terbentang dari ujung barat hingga ujung timur.
Pusat kerajinan kuningan pada mulanya ada di desa Pajeksan kemudian bergeser ke desa kudukeras dan menemukan puncaknya di desa Growong
Growong Lor dan Growong Kidul karena jumlah populasinya yang besar dan lingkungannya mengizinkan karena masyarakat tidak terlalu mempermasalahkan
polusi. Pergeseran ini karena pekerja yang ada telah mendirikan industri di rumahnya masing-masing. Kelebihan produk kuningan Juwana dibanding produk
kuningan lain adalah cara pembuatannya dengan cara dicor, sedangkan kerajinan kuningan di daerah lain cara pembuatannya dengan cara diketok.
Proses pembuatan barang kerajinan cor kuningan itu dimulai dengan membuat mal atau pola. Mal ini kemudian diwujudkan dalam cetakan inti dan
cetakan kulit yang dicor dengan dapur krus, lalu dilakukan pembersihan inti cor dan pembersihan gating system. Sesudah itu, dilakukan pabrikasi, permesinan dan
perakitan awal. Selanjutnya, dilakukan proses finishing dengan memoles benda- benda berbagai bentuk berbahan kuningan itu, lalu dilalukan pelapisan atau
coating, untuk dilakukan perakitan akhir. Inilah yang menjadi keunggulan kuningan Juwana dibandingkandengan kerajinan kuningan daerah lain.
Bentuk-bentuk produk kerajinan kuningan Juwana yang merupakan budaya Indonesia dan bersifat tradisional diantaranya berupa patung sejarah
seperti bokor, arca Ganesya, Bethari Durga, Ken Dedes, patung Budha, Statue. Selain itu, ada juga model kuningan Juwana yang kontemporer-modern yaitu
patung binatang, asesoris mebel, lampu meja, lampu sudut kombinasi fiberglass,
commit to user 34
lampu pendopo Kabupaten Pati, tarikan laci, hydrant, tempat lilin, lampu dinding, kran air, plumbing dan lain-lain.
b. Perkembangan Kerajinan Kuningan Juwana
Karya cipta kerajinan kuningan Juwana yang dimiliki oleh masyarakat Juwana, menjadi aset daerah yang sangat berharga bagi masyarakat dan
pemerintah daerah Kabupaten Pati pada umumnya, serta bagi para pengrajin kuningan Juwana pada khususnya. Sebagai aset daerah maksudnya adalah bahwa
kerajinan kuningan Juwana merupakan produk andalan yang akan memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah PAD, selain itu dengan adanya
industri kerajinan kuningan Juwana ini akan menciptakan lapangan kerja sehingga mengurangi pengangguran.
Sebagian produksi kerajinan kuningan Juwana dijual ke Jawa dan Bali, sebagian diekspor. Namun dalam perkembangannya sekarang, banyak pengrajin
kuningan Juwana yang gulung tikar. Hal ini disebabkan karena kenaikan harga bahan baku dan mengalirnya produk Cina di Indonesia tanpa ada proteksi.
Kenaikan harga bahan baku kuningan pada akhirnya membuat para pelaku usaha di sektor tersebut di Juwana terancam gulung tikar.
Tabel kenaikan harga bahan baku :
TAHUN HARGA BAHAN BAKUKG
1998 Rp.3.000,- hingga Rp.4.000,- 2000 Rp.10.000,-
2004 Rp.15.000,- 2006 Rp.22.000,-
2007 Rp.42.000,-.hingga Rp.44.000,- Dari sekitar 500 pengrajin kuningan di Juwana, kini tersisa beberapa
puluh saja. Yang dalam skala industri yang masih bertahan tinggal tiga dan sekitar 25 pengrajin yang semula bermodal kuat sekarang hanya bisa bertahan. Itu pun
dalam kondisi kurang stabil, diperlihatkan dengan jumlah karyawan yang terus berkurang. Apalagi, sebagian besar pemasok pembuat perkakas rumah tangga dari
kuningan Juwana menghentikan produksinya, karena tidak memiliki modal cukup untuk membeli bahan baku dalam jumlah tertentu. Sampai saat ini pun keadaan
commit to user 35
industri kerajinan kuningan Juwana belum juga kembali pulih pada keadaan yang semula, bahkan para pengrajin mulai beralih pada industri logam lain, seperti
alumunium aloi, seng aloi dan lain-lain. Apabila keadaan pasar segera pulih lebih dari 200 pekerja yang semula
aktif di perusahaan kami bisa kembali bekerja. Tetapi sebaliknya kalau keadaan sebagaimana sekarang berkepanjangan tentu mereka harus sabar menunggu.
Selain dampak tidak mengenakkan yang harus dialami para pekerja, keadaan lebih pahit lagi dialami oleh pihak perusahaan karena mereka tak mampu lagi
mengimbangi harga bahan baku berupa kuningan rosok yang melonjak tak terkendali. Kalau barang-barang yang di produksi berupa komponen furniture
dinaikkan harga jualnya maka tidak ada yang membeli. Akibatnya, seluruh unit produksi harus dihentikan. Perusahaannya kini
tinggal mempekerjakan sepuluh orang khusus membuat barang-barang yang bisa segera laku dijual. Padahal sebelumnya sehari-hari pihaknya mengerahkan 200
orang lebih pekerja. Unit peralatan kerja di perusahaan kuningan banyak yang menganggur. Apalagi upaya mencari terobosan lewat produksi perkakas berupa
engsel pintu, gerendel, dan kunci akan terdepak dari pasaran karena dari segi harga jual dan kualitas barang kalah bersaing dari barang buatan Taiwan. Para
pengusaha kuningan tidak bisa memprediksi sampai kapan kelesuan pasar dan harga bahan baku yang mahal akan berakhir. Situasi demikian dialami oleh oleh
seluruh pengrajin kuningan di Juwana. Padahal industri rumahan perkakas dari kuningan selama ini telah mewarnai perekonomian masyarakat Juwana.
Perputaran uang sehari-hari bisa menjadi barometer seberapa tingkat pendapatan warga setempat. Melihat kondisi sekarang hampir semua pengrajin baik skala
kecil maupun besar pesimistis bisa bangkit lagi dalam waktu singkat. Mampu bertahan berproduksi meskipun hanya ala kadarnya dinilai sudah merupakan hal
yang luar biasa. Pengusaha kuningan yang beskala besar pun hingga sekarang belum bisa menemukan jalan bagaimana menciptakan terobosan untuk mengatasi
harga bahan baku yang mahal. Faktor bahan baku memang menjadi kendala utama yang membuat para
pengrajin tak berkutik jika sudah dihadapkan pada masalah harga. Bahan baku
commit to user 36
berupa kuningan rosok tersebut harus didatangkan dari kota besar. Ketergantungan cukup tinggi pada penyediaan bahan baku itulah yang
menyulitkan para pengrajin. Bahan baku tidak bisa peroleh dari daerah setempat kecuali membeli dari para pengepul. Di sisi lain, harga jual barang produksi sulit
dinaikkan karena banyak pesaing. Jika sudah demikian maka para pengrajin anggota asosiasi harus menggalang sikap kebersamaan, yakni hanya berproduksi
apabila mendapat pesanan. Itu memang mudah diucapkan, tetapi pelaksanaannya benar-benar sulit, karena tidak ada yang bisa melarang atau membatasi ruang
gerak para pengrajin, karena mereka butuh hidup dan menghidupi para pekerjanya. Dari sinilah biasa muncul persaingan tidak sehat, misalnya banting
harga atau memproduksi barang berkualitas seadanya dengan prinsip asal laku. Berdasarkan hal tersebut, pada saat ini masyarakat Juwana, khususnya
para pengrajin atau pengusaha kuningan mulai bangkit untuk membangkitkan usaha kerajinan kuningan Juwana kembali, tentu saja diharapkan memperoleh
dukungan sepenuhnya dari Pemerintah Kabupaten Pati, Pemerintah Propinsi, dan Pemerintah Pusat, khususnya mengenai bantuan permodalan bagi pengrajin atau
pengusaha kerajinan kuningan Juwana supaya dapat memproduksi kerajinan kuningan Juwana kembali. Pemerintah juga harus berupaya untuk memberikan
perlindungan hukum bagi keberadaan kerajinan kuningan Juwana, mengingat kerajinan kuningan Juwana adalah milik kolektif masyarakat Juwana, jangan
sampai terjadi penjiplakan atau peniruan model atau bentuk kerajinan kuningan asli Juwana yang dilakukan oleh pengusaha dari daerah lain, bahkan Warga
Negara Asing. Wujud perlindungan hukumnya adalah memperoleh pengakuan dari
Negara dalam hal ini melalui Ditjen HKI untuk memperoleh Hak Cipta Kerajinan kuningan Juwana sebagai karya seni tradisional, sesuai dengan ketentuan Undang-
Undang yang berlaku, yaitu Undang- Undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002. Sebaiknya perlindungan hukum hak cipta kerajinan kuningan Juwana diberikan
secara kolektif sebagai milik bersama masyarakat Juwana. Pemberian hak cipta bagi kerajinan kuningan Juwana harus tetap mengutamakan kepentingan komunal
masyarakat Juwana pada khususnya karena keberadaan kerajinan kuningan
commit to user 37
Juwana sudah turun- temurun sebagai bagian dari pengetahuan tradisional milik bersama masyarakat dan akan lebih baik hak ciptanya dipegang negara, sehingga
wujud perlindungannya lebih keskala internasional sebagai wujud tindakan preventif untuk melindungi kerajinan kuningan Juwana dari klaim oleh Pihak
Asing.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
Sejalan dengan permasalahan yang peneliti kaji yaitu tentang bentuk- bentuk penyajian laporan keuangan dan efektivitas laporan keuangan pada usaha,
mikro kecil dan menengah pada kelompok pengerajin kuningan di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati Jawa Tengah. Maka untuk memberikan gambaran
mengenai data yang berkaitan dengan bentuk-bentuk laporan keuangan yang dibuat oleh usaha mikro kecil dan menengah peneliti mengambil 10 sampel untuk
penelitian yang dilakukan. Mengenai hasil penelitian pembukuan 10 UMKM kelompok pengerajin
kuningan di kecamatan Juwana data tersebut diungkapkan dalam tabel berikut berikut:
38 Tabel 3 : Pembukuan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kelompok Pengerajin Kuningan
No. Nama UKM
Jenis Laporan Keuangan Dokumen
Kebijakan Akuntansi
N RL
P ME A K L B
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9. 10.
Sampurna Kuningan Sampurna Dua Kuningan
Garuda Brass Jolyc Brass
Wartindo Brass Tarindo Kuningan
Sinar Raya Logam Karya Logam
Bawi Brass Tukang Krom Kanigoro
√ √
√ √
- -
- -
- -
√ √
√ √
- -
- -
- -
- √
- √
- -
- -
- -
- -
- √
- -
- -
- -
- -
- -
√ √
√ √
√ √
Nota, daftar piutang, buku besar, Nota, buku kas masukkeluar
Nota, buku besar,buku kas harian Nota, jurnal,bk besar, daftar piutang
Nota,daftar piutang,buku kas masuk Nota, daftar piutang,daftar utang
Nota,buku kas masukkeluar Nota,daftar piutang,buku kas masuk
Nota,buku kas masukkeluar Nota,buku kas masukkeluar
FIFO FIFO, pajak
FIFO,pajak FIFO,pajak
FIFO
Pajak
38
commit to user 39
1. Analisis Bentuk-Bentuk Penyajian Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen
perusahaan yang bersangkutan. Dengan kata lain laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Penyajian laporan keuangan
terdiri dari beberapa tahapan yaitu Pembukuan, Pencatatan, Laporan Keuangan, Laporan Bisnis yang menyatakan tentang kegiatan usaha yang dijalankan. Bentuk-
bentuk tersebut akan menyatakan tentang kondisi dari perusahaan tersebut. Bentuk-bentuk penyajian laporan keuangan yang terdiri dari pembukuan yaitu
membuat buku khusus untuk memasukkan transaksi tertentu misalkan buku persediaan, buku piutang dan lain-lain. Pencatatan yaitu menganlisis transaksi
yang terjadi lalu dijurnal dan diposting ke buku besar. Laporan Keuangan terdiri dari laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan modal atau laba
ditahan. Bentuk-bentuk penyajian laporan keuangan memiliki fungsi yang berbeda-beda namun memiliki keterkaitan satu sama lain.
a. Pembukuan
Pembukuan digunakan oleh UMKM dalam mencatat setiap transaksi keuangan yang kemudian dapat dijadikan bahan untuk membuat laporan
keuangan. Format ini terdiri atas: buku kas harian, buku pembelian tunai dan kredit, buku penjualan tunai dan kredit, buku piutang dan buku utang. Kesemua
buku tersebut memiliki hubungan satu dengan yang lainnya. Pembukuan yang dibuat oleh UMKM menggunakan format
– format berikut ini. Format Buku Kas Harian
Tanggal Keterangan
D K
Saldo
Jumlah
Gambar. 5 Buku kas harian
commit to user 40
Yang dicatat pada buku ini adalah transaksi yang mengakibatkan kas bertambah atau berkurang. Dengan format seperti ini, kita bisa melihat posisi kas
yang kita miliki secara cepat. Kita tinggal melihat kolom saldo dari pencatatan transaksi terakhir. Selain itu, kita juga bisa mengawasi pemakaian kas agar dapat
digunakan secara efektif dengan melihat selisih penerimaan dan pengeluaran. Format Buku Pembelian Tunai
Tanggal Nama Toko
dan Barang Jumlah
Barang Harga Beli
Satuan Jumlah
Jumlah
Gambar 6. Buku Pembelian Tunai Yang dicatat dalam buku ini adalah hanya setiap terjadi transaksi
pembelian secara tunai. Dengan melakukan pencatatan menggunakan format ini pada setiap pembelian, dapat mencatat setiap pembelian secara lengkap. UMKM
juga dapat melihat perubahan harga satuan barang sehingga baik untuk perencanaan pembelian selanjutnya. Selanjutnya jumlah total pembelian tunai
pada hari yang bersangkutan kemudian dicatat pada buku kas kolom pengeluaran. Format Buku Pembelian Kredit
Tanggal No.
Faktur Nama
Toko dan Barang
Jumlah Barang
Harga Beli Satuan
Jumlah
Jumlah
Gambar. 7 Buku Pembelian Kredit Yang dicatat dalam buku ini adalah hanya setiap terjadi transaksi
pembelian secara kredit. Hampir sama dengan format diatas, transaksi pembelian
commit to user 41
juga dapat dicatat secara lengkap. Bedanya jumlah total pembelian kredit pada hari yang bersangkutan kemudian dicatat pada buku utang kolom kredit.
Format Buku Penjualan Tunai
Tanggal Nama Toko
Jumlah Barang
Harga Jual Satuan
Jumlah
Jumlah
Gambar. 8 Buku Penjualan Tunai Yang dicatat dalam buku ini adalah setiap terjadi transaksi penjualan
secara tunai. Dengan format seperti ini, kita dapat melihat posisi penjualan produk kita. Jumlah total penjualan tunai pada hari yang bersangkutan kemudian dicatat
pada buku kas kolom pendapatan. Format Buku Penjualan Kredit
Tanggal Nama Toko
Jumlah Barang
Harga Jual Satuan
Jumlah
Gambar. 9 Buku Penjualan Kredit Yang dicatat dalam buku ini adalah hanya setiap terjadi transaksi
penjualan secara kredit atau yang menimbulkan piutang. Jumlah total penjualan kredit pada hari yang bersangkutan kemudian dicatat pada buku piutang kolom
debet. Format Buku Piutang
Tanggal Keterangan
Debet Kredit
Saldo
Jumlah
Gambar 10. Buku Piutang
commit to user 42
Yang dicatat dalam buku ini adalah setiap terjadi transaksi meminjamkan uang kepada pihak lain, rekapitulasi penjualan kredit harian, dan pembayaran
piutang oleh pihak lain penjualan kredit dan pengembalian pinjaman. Pada kolom keterangan kita mencatat dari siapa yang menerima pembayar piutang.
Piutang bertambah dicatat pada kolom debet dan piutang berkurang dicatat di kolom kredit.
Format Buku Utang
Tanggal Keterangan
Debet Kredit
Saldo
Jumlah
Gambar 11. Buku Utang Yang dicatat dalam buku ini adalah setiap terjadi transaksi meminjaman
uang dari pihak lain, rekapitulasi pembelian kredit harian, dan pembayaran utang oleh perusahaan pembelian kredit dan pengembalian pinjaman. Pada kolom
keterangan kita mencatat kepada siapa yang membayar utang. Utang bertambah dicatat pada kolom kredit dan utang berkurang dicatat di kolom debet.
Karena dalam proses pencatatan akuntansi setiap transaksi akan mempengaruhi pencatatan pada buku yang lainnya, maka jika kita cermati kita
akan melihat sebuah keterkaitan antara buku yang satu dengan buku yang lain jika terjadi sebuah transaksi usaha. Dengan berbekal pada catatan yang tertera pada
tiap – tiap buku di atas UMKM sudah dapat membuat sebuah laporan keuangan
secara sederhana.
b. Pencatatan
Pencatatan meliputi kegiatan pengidentifikasian dan penggolongan transaksi-transaksi yang selanjutnya mencatat semua bukti transaksi yang telah
dianalisis kedalam jurnal umum dan kemudian memindahbukukan pos-pos jurnal
commit to user 43
umum ke buku besar. Pencatatan yang dibuat oleh UMKM adalah jurnal umum dapat dilihat sebagai berikut
Jurnal Umum
Tanggal Keterangan
Debit Kredit
Gambar 12. Bentuk jurnal umum
Buku Besar Dari jurnal umum kemudian akun yang telah di jurnal di pindahkan ke
buku besar. Bentuk buku besar ada 4 yaitu bentuk T, bentuk dua kolom, bentuk 4 kolom dan bentuk bersaldo 3 kolom, Bentuk buku besar yang dibuat oleh UMKM
ada 2 bentuk yaitu sebagai berikut : Bentuk pertama
Nama Akun No
Tanggal Uraian
Debit Kredit
Saldo
Gambar. 13. Bentuk buku besar 1
commit to user 44
Bentuk kedua Nama Akun
Per bulan ...... Kode akun
Akun Nominal
Gambar 14. Bentuk buku besar 2
c. Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada periode tertentu.Adapun jenis laporan yang biasa dikenal
adalah : Neraca, laporan labarugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
1. Laporan Keuangan Neraca
Neraca Inggris: Balance Sheet atau Statement of Financial Position adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu
periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode tersebut. Neraca terdiri dari tiga unsur, yaitu aktiva, kewajiban, dan modal
yang dihubungkan dengan persamaan berikut:
aktiva = kewajiban + modal
Informasi yang dapat dilihat dari neraca antara lain adalah posisi sumber kekayaan perusahaan dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan
perusahaan tersebut dalam suatu periode akuntansi triwulan, kwartal, atau tahunan.
Dari tabel diatas menerangkan bahwa dari 10 UMKM hanya 4 UMKM yang membuat laporan keuangan neraca yaitu Sampurna Kuningan, Sampurna
Dua Kuningan, Jolyc Brass dan Garuda Brass. Bentuk laporan keuangan neraca yang dibuat oleh Sampurna Kuningan dan Sampurna Dua Kuningan yaitu bentuk
skontro yaitu harta aktiva pada sisi kiri, utang dan modal pada sisi kanan neraca. Sedangkan Jolyc Brass dan Garuda Brass membuat neraca dengan bentuk staffel
yaitu neraca disusun secara vertikal, aktiva maupun ekuitas disajikan secara urut
commit to user 45
dari atas ke bawah, yang dimulai dari aktiva, kewajiban dan terakhir ekuitas. Untuk lebih jelasnya bentuk neraca dapat dilihat seperti berikut
SAMPURNA DUA KUNINGAN NERACA
PER...... AKTIVA
PASIVA Aktiva Lancar
Kewajiban
Kas XXXXX
Hutang Dagang XXXXX
Tahapan BCA XXXXX
Hutang Usaha XXXXX
BNI XXXXX
Hutang Lain-lain XXXXX
ARTA SURYA XXXXX
Uang Muka Penjualan XXXXX
Piutang Usaha XXXXX
Piutang Karyawan XXXXX
Piutang SP 1 XXXXX
Piutang Lain-lain XXXXX
Uang Muka Kerja XXXXX
Proyek Bengkel XXXXX
Proyek Gempol XXXXX
Persediaan Bahan Baku XXXXX
Persediaan Barang dalam Proses XXXXX
Persediaan Barang Jadi di Gudang XXXXX
Jumlah Aktiva Lancar XXXXX
Jumlah Kewajiban XXXXX
Aktiva Tetap
Tanah XXXXX
Hutang BCA I XXXXX
Bangunan XXXXX
Hutang BCA II XXXXX
Mesin Produksi XXXXX
Hutang Pertamina XXXXX
Peralatan Produksi XXXXX
Kendaraan XXXXX
Investasi KantorPabrik XXXXX
Jumlah Aktiva Tetap XXXXX
Jumlah Utang Jangka Panjang
XXXXX
Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap
Akumulasi Penyusutan Bangunan XXXXX
Modal Akumulasi Penyusutan
XXXXX Modal Pemilik
XXXXX Akumulasi Penyusutan
XXXXX Akumulasi Penyusutan
XXXXX
Jumlah Akumulasi Penyusutan XXXXX
JUMLAH AKTIVA XXXXX
JUMLAH PASIVA XXXXX
Gambar 15. Neraca Sampurna Kuningan
commit to user 46
Garuda Brass Laporan Keuangan Neraca
Per...
AKTIVA Aktiva Lancar
Kas xxxxx
Kas di bank xxxxx
Piutang dagang xxxxx
Piutang Karyawan xxxxx
Persekot Pembelian xxxxx
Persrdiaan xxxxx
Total Aktiva Lancar Xxxxx
Aktiva Tetap
Tanah xxxxx
Bangunan Gudang xxxxx
Bangunan Kantor xxxxx
Mesin Produksi xxxxx
Perakatan Produksi xxxxx
Inventaris Kantor xxxxx
Kendaraan xxxxx
Akumulasi Penyusutan xxxxx
Total Aktiva Tetap Xxxxx
TOTAL AKTIVA Xxxxx
PASIVA
Hutang Dagang xxxxx
Hutang Gaji xxxxx
Hutang Lain-lain xxxxx
Persekot Penjualan xxxxx
Total Hutang Xxxxx
Hutang Bank
Hutang Bank Jangka Panjang xxxxx
Hutang Bank Jangka Pendek xxxxx
Total Hutang Bank Xxxxx
Ekuitas
Modal xxxxx
Prive xxxxx
Laba Tahun Berjalan xxxxx
Laba bulan ini xxxxx
Total Ekuitas Xxxxx
TOTAL PASIVA Xxxxx
Gambar 16. Neraca Garuda Brass dan Jolyc Brass
commit to user 47
2. Laporan RugiLaba
Laporan Rugi Laba merupakan laporan operasi perusahaan selama periode akuntansi yang menyajikan seluruh hasil dan biaya untuk mendapatkan
hasil, laba atau rugi perusahaan. Laporan laba rugi membantu pemakai laporan keuangan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam beroperasi,
memprediksikan operasi perusahaan dimasa yang akan datang.
Laporan Laba Rugi, memiliki dua bentuk penyajian yaitu :
1. Single Step
Pada bentuk ini semua penghasilan yang diperoleh dari berbagai kegiatan aktivitas dikelompokkan menjadi satu kelompok yang disebut kelompok
penghasilan, sedangkan untuk semua beban dikelompokkan ke dalam satu kelompok yang disebut beban. Penghasilan bersih laba merupakan
selisih antara kelompok penghasilan dan total kelompok beban. 2.
Multiple Step Penyusunan laporan disusun secara bertahap mulai dari kelompok
pendapatan dan beban usaha, pendapatan luar usaha dan beban luar usaha. Sampai dengan kelompok pendapatan lain-lain dan beban lain-lain. Akun
yang ada dalam laporan laba rugi adalah akun yang berasal dari buku besar yang telah dibuat.
Dari tabel dapat diketahuai bahwa hanya ada 4 UMKM yang membuat laporan laba rugi yaitu Sampurna Kuningan, Sampurna Dua Kuningan, Garuda
Brass, dan Jolyc Brass. Semua UMKM yang membuat laporan keuangan laba rugi menggunakan bentuk multi step yaitu penyusunan laporan disusun secara bertahap
mulai dari kelompok pendapatan dan beban usaha, pendapatan luar usaha dan beban luar usaha. Sampai dengan kelompok pendapatan lain-lain dan beban lain-
lain. Untuk lebih jelasnya bentuk laporan laba rugi dapat dilihat seperti berikut :
commit to user 48
Bentuk Multi Step Laporan Laba Rugi
Per....... I PENDAPATAN
Penjualan Kuningan
xxxxx retur penjualan
xxxxx xxxxx
discount penjualan xxxxx
penjualan bersih xxxxx
harga pokok penjualan xxxxx
Laba kotor xxxxx
II BIAYA USAHA BIAYA ADMINISTRASI
Biaya gaji karyawan
xxxxx Biaya administrasi bank
xxxxx Jumlah Biaya Administrasi
xxxxx BIAYA UMUM
Biaya Fax, Paket, surat xxxxx
biaya air,tlpon listrik xxxxx
biaya bahan bakar kendaraan xxxxx
biaya perawatan kendaraan xxxxx
biaya perbaikan bangunan xxxxx
biaya perjalanan luar kota xxxxx
biaya pengobatan xxxxx
biaya perbaikan mesin perlin xxxxx
biaya parkir xxxxx
biaya konsumsi xxxxx
sumbangan umum xxxxx
biaya lain-lain xxxxx
Jumlah Biaya Umum xxxxx
BIAYA PENJUALAN
biaya pengiriman barang xxxxx
biaya salespengantar tamu xxxxx
Jumlah biaya penjualan xxxxx
Jumlah BIAYA-BIAYA xxxxx
pendapatan lain-lainbunga bank xxxxx
Biaya bunga bank xxxxx
PPh xxxxx
Laba Bersih
xxxxx
Gambar. 17 Laporan Laba Rugi
commit to user 49
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan laporan yang menunjukan sebab-sebab perubahan ekuitas dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah
tertentu pada akhir periode. Laporan perubahan modal adalah ringkasan tentang perubahan modal yang terjadi dalam suatu periode tertentu. Maka dapat diketahui
bahwa laporan perubahan ekuitas memberikan informasi mengenai tambahan atau pengurangan ekuitas selama periode tertentu. Penambahan ekuitas berasal dari
investasi dan laba sedangkan pengurangan ekuitas biasanya karena kerugian atau pengambilan pribadi.
Dari 10 UMKM yang menjadi sampel penelitian hanya 1 UMKM yang membuat laporan perubahan modal yaitu Sampurna Dua Kuningan. Laporan
perubahan modal dibuat untuk mengetahui berapa modal yang tersisa pada akhir periode pembuatan laporan keuangan. Laporan perubahan modal Sampurna
Keuangan Dua dapat dilihat seperti berikut. SAMPURNA DUA KUNINGAN
LAPORAN PERUBAHAN MODAL PER....
Modal Awal Xxxxx
Laba per.. xxxxx
Prive xxxxx
xxxxx Modal Akhir Per...
Xxxxx
Gambar 18. Laporan perubahan ekuitas 4.
Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas menyajikan informasi yang relevan mengenai
penerimaan kas dan penggunaan kas suatu perusahaan selama periode akuntansi. Ikthisar laporan ini terdiri dari laporan arus kas dari aktivitas operasi, laporan arus
kas dari aktivitas investasi, dan laporan arus kas dari aktivitas pendanaan keuangan. Dari hasil penelitian tidak ada UMKM yang membuat laporan arus
commit to user 50
kas, hal ini disebabkan karena neraca dan laporan laba rugi saja sudah cukup membantu mengetahui posisi keuangan usaha mereka seperti dikatakan oleh
informan 3 yaitu : “ kami tidak membuat laporan arus kas karena laporan keuangan neraca
dan raba rugi sudah cukup membantu kami untuk mengetahui posisi keuangan usaha kami”
Laporan arus kas dinilai tidak dibutuhkan karana neraca dan laporan laba rugi sudah cukup bagi UMKM untuk melihat keadaan keuangannya.
d. Laporan Bisnis
Laporan bisnis adalah laporan keuangan yang bersifat tidak baku yaitu laporan keuangan yang dibuat oleh UMKM tapi bentuknya tidak sesuai dengan
standar akuntansi. Bentuk laporan bisnis tidak seperti bentuk laporan keuangan yang sesuai SAK tetapi mereka menganggap bahwa itu adalah sebuah laporan
keuangan. Ada 6 UMKM yang membuat laporan bisnis yaitu Tarindo Kuningan, Karya Logam, Wartindo Brass, Sinar Raya Logam, dan Bawi Brass.
UMKM yang membuat laporan bisnis karena laporan keuangan yang sesuai dengan SAK terlalu rumit bagi mereka dan kurang cocok untuk usaha mereka.
Seperti yang dikatakan oleh informan 6 yang menyatakan. “Laporan keuangan yang kami buat secara sederhana sudah cukup
membantu usaha kami, laporan keuangan yang sesuai dengan SAK itu terlalu rumit bagi kami.”
a. Tarindo Kuningan dan Karya Logam membuat laporan keuangan yang
bentuknya hampir sama seperti berikut :
commit to user 51
Laporan Keuangan Per bulan Januari
TarindoKarya Logam
Piutang TarindoKarya Logam Nota per bulan November
xxxx Nota per bulan Desember
xxxx Nota per bulan Januari
xxxx Total Piutang
xxxx Utang Tarindokarya logam
A xxxx
B xxxx
C xxxx
Total utang xxxx
Sisa piutangutang xxxx
Stok barang jadi xxxx
Cash flow xxxx
Gambar 19. Laporan Bisnis Tarindo Brass Dari laporan yang dibuat dapat dilihat hanya menggambarkan nilai kas
dari usaha yang telah dijalankan. Laporan ini lebih mirip dengan laporan arus kas, tapi bentuknya tidak sesuai dengan SAK. Laporan itu menunjukkan berapa cash
flow yang didapatkan dari aktivitas UMKM. b. Tukang Krom Kanigoro, Sinar Raya Logam, Bawi Brass, dan Wartindo Brass
Membuat laporan keuangan seperti berikut :
commit to user 52
Buku PenerimaanPemasukan Tanggal
Ket Januari
Februari Maret
April Mei
Juni 1
2 3
Total Gambar 20. Buku pemasukan Kanigoro Tukang Krom
Buku Pengeluaran Tanggal Ket
Januari Februari Maret
April Mei
Juni 1
2 3
Total Gambar 21. Buku pengeluaran Kanigoro Tukang Krom
Analisis Laporan Kuangan Total Pemasukan
– Total Pengeluaran = Laba rugi Dari bentuk laporan keuangan diatas hanya ada laporan pemasukan dan
pengeluaran, dengan analisis sederhana maka pemilik UMKM bisa menentukan laba atau ruginya usaha yang mereka jalankan. Dengan cara mengurangi jumlah
pemasukan dengan jumlah pengeluaran maka akan dapat diketahui apakah mereka mengalami keuntungan atau kerugian.
Setelah mereka dapat mengetahui keuntungan atau kerugian yang didapat tiap bulan. Mereka akan merekap total keuntungan atau keugian yang mereka
peroleh dalam jangka waktu satu tahun. Mereka manganggap hasil bentuk rekapan mereka selama satu tahun sebagai sebuah bentuk laporan laporan keuangan.
Bentuk laporan keuangan yang berupa rekapan selama satu tahun dapat dilihat seperti berikut :
53
Pemasukan
Tanggal Ket
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni
Juli Agustus September Oktober November Desember
Total
Pengeluaran
Tanggal Ket
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni
Juli Agustus
September Oktober November Desember
Total ikhtisar RL
keterangan Gambar 20. Laporan Bisnis Kanigoro Krom.
53
commit to user 54
2. Kendala Penyusunan Bentuk Penyajian Laporan Keuangan
Dalam proses penyusunan bentuk laporan keuangan pada UMKM terdapat kendala
– kendala yang dialami. Bentuk-bentuk kendala yang dialami UMKM dalam pemyusunan bentuk laporan keuangan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya pengetahuaan pemilik UMKM mengenai standar
akuntansi dalam pembuatan laporan keuangan 2.
Para pelaku UMKM menganggap bahwa membuat laporan keuangan sesuai standar akuntansi terlalu rumit.
3. Banyaknya transaksi yang terjadi membuat banyaknya jurnal yang
harus dibuat. 4.
Tidak ada pemisahan keuangan antara uang pribadi dan uang usaha.
Menurut informan 6 berkata bahwa sulit untuk membuat laporan keuangan karena tidak ada pemisahan antara uang pribadi dan uang usaha, sehingga
karyawan bagian keuangan tidak bisa membuat neraca. Semua uang yang didapatkan langsung masuk ke dalam rekening pemilik UMKM. Ada juga
pernyataan informan 5 yang menyatakan “ bentuk laporan keuangan yang sesuai standar akuntansi itu sulit buat
kami, karena kami menganggap bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi terlalu rumit, sehingga kami menyusun bentuk
laporan keuangan sederhana sesuai dengan kebutuhan kami ” Pernyataan diatas menunjukkan bahwa UMKM menganggap bentuk
laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi terlalu rumit dan susah untuk dilakukan. Untuk mengatasi hal tersebut maka UMKM membuat bentuk
laporan keuangan sesuai dengan pengetahuan dan kebutuhan mereka tanpa mengacu pada SAK.
3. Efektivitas Laporan Keuangan
Efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan kata dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas. Adapun pengertian
efektivitas menurut Hadayaningrat dalam buku Azas-azas Organisasi Manajemen
commit to user 55
adalah sebagai berikut; “ Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran ata
u tujuan yang telah ditentukan sebelumnya” Handayaningrat, 1995:16. Menurut Handayaningrat efektivitas merupakan sebuah pengukuran
dimana suatu target telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Maka dapat disimpulkan bentuk laporan keuangan yang efektif adalah
laporan keuangan yang telah dibuat sebagai alat pengukur tingkat pencapaian atau tingkat keberhasilan dari suatu bentuk laporan keuangan agar penyusunan laporan
keuangan dapat dikerjakan dengan lebih mudahcepat, tenagaSDM yang tepat, biaya yang lebih rendah, dan penyusunan laporan keuangan dapat dipahami,
dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan untuk mengambil suatu kebijakan yang akan dilakukan oleh pemilik UMKM.
Ukuran efektivitas laporan keuangan sendiri menurut penggunanya dibagi menjadi 2 yaitu pihak internpemilik UMKM dan pihak ekstern.
Pihak intern atau pemilik UMKM
Menurut para pemilik UMKM laporan keuangan yang mereka buat sudah efektif karena mereka sudah bisa membaca isi laporan yang mereka buat
dan hasil yang didapatkan dari laporan keuangan yang dibuat sesusai dengan tujuan dari pembuatan laporan keuangan tersebut.
Hal ini sesuai dengan pernyataan informan 10 “ Kami hanya membuat laporan keuangan berupa buku
pemasukan dan buku pengeluaran saja, itu saja sudah cukup untuk mengetahui apakah usaha saya mengalami keuntungan atau
kerugian” Dari 10 UMKM yang diteliti hanya ada satu UMKM yang menyatakan
laporan keuangan yang mereka buat tidak efektif yaitu Karya Logam, mereka menganggap laporan keuangan yang dibuat tidak efektif karena
jumlah pengeluaran kadang lebih besar dari jumlah pemasukan. Hal ini dinyatakan oleh informan 7 sebagai berikut:
“ Laporan keuangan yang kami buat belum efektif, karena jumlah pengeluaran lebih besar dari jumlah pemasukan hal ini
commit to user 56
disebabkan karena kami terlalu banyak melakukan penjualan secara kredit ”
Pihak ekstern
Pihak ekstern adalah pihak luar yang membutuhkan laporan keuangan UMKM yaitu :
a. Investor.
b. Karyawan
c. Pemberi pinjaman
d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
e. Pelanggan
f. Pemerintah
g. Masyarakat
Pihak-pihak ekstern yang membutuhkan laporan keuangan UMKM belum tentu menilai laporan keuangan yang dibuat oleh UMKM itu efektif
walaupun pihak UMKM sudah sangat efektif. Ukuran efektif bagi pihak eksrern adalah ketika mereka mampu membaca atau menangkap apa yang mereka
inginkan dari laporan keuangan yang dibuat oleh UMKM. Selain itu pihak ekstern menilai laporan keuangan itu efektif jika laporan yang dibuat sudah sesuai dengan
standar akuntansi. Dari 10 UMKM hanya 4 UMKM yang sudah membuat laporan keuangan sesuai standar akuntansi yaitu Sampurna Kuningan, Sampurna Dua
Kuningan, Garuda Brass, dan Jolyc Brass sehingga bentuk laporan yang mereka bua sudah efektif baik bagi pihak intern UMKM dan pihak ekstern.
4. Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi adalah kebijakan atau keputusan yang dijalankan oleh pemilik UMKM berdasarkan dari laporan keuangan yang sudah dibuat.
Berdasarkan hasil penelitian para pemilik UMKM sudah membuat kebijakan berdasarkan laporan keuangan yang sudah mereka buat. Kebijakan yang ambil
berdasarkan informan 2 yaitu dari laporan yang kami buat kami akan menentukan berapa produksi dan jumlah bahan baku untuk bulan depan, selain itu laporan laba
commit to user 57
rugi yang telah kami buat dijadikan dasar untuk menentukan besarnya pajak yang harus dibayar.
Kebijakan yang diambil diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik untuk perkembangan UMKM khususnya mengenai solusi atas persoalan-
persoalan yang terjadi dalam UMKM. Kebijakan akuntansi yang tepat diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang terjadi sehingga diharapkan tidak
menghambat kegiatan usaha pada UMKM. Kebijakan akuntansi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :
58 Tabel 4. Kebijakan Akuntansi UMKM
No. Kebijkan Akuntansi
Uraian Kebijakan UMKM
SP SP2
JLB GB
WB TB
SRL KL
BB TKK
1 Kas kecil
Jolyc Brass memisah kas kecil dengan kas, Jolyc Brass menggunakan software
akuntansi. -
- √
- -
- -
- -
- 2.
Utang Piutang UMKM telah mengelompokkan antara
ujang kjangka pendek dan jangka panjang, tapi hanya satu UKM yang
menerapkan cadangan kerugian piutang. √
√ √
√ -
- -
- -
- 3
Persediaan Semua UMKM menggunakan metode
FIFO, harga terakhir adalah harga yang digunakan untuk menilai persediaan,hal
ini disebabkan karena bahan baku kuningan mahal dan sulit didapatkan.
√ √
√ √
√ √
√ √
√ √
4 Penyusutan
Metode yang digunakan adalah garis lurus dan saldo menurun.
√ √
√ √
5 Pajak
Kebijakan pembyaran pajak berdasarkan keuntungan yang diperoleh oleh UMKM
dibuat berdasarkan laporan LR, tapi ada 1 UMKM yang membyaray pajak dengan
menggunakan norma yaitu Tukang Kanigoro Krom.
√ √
√ √
√
6 Bank
UMKM menggunakan bank yang berbeda untuk kaa dan pengeluaran.
√ √
√ √
commit to user 59
B. Temuan Studi Yang Dihubungkan Dengan Teori
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu tentang analisis bentuk-bentuk laporan keuangan dan efektivitas laporan keuangan pada UMKM, penulis
memperoleh temuan bahwa semua UMKM mempunyai bentuk laporan keuangan yang berbeda-beda. Dari 10 UMKM yang dijadikan sampel penelitian, hanya 4
UMKM yang membuat Neraca, Laporan RugiLaba dan Perubahan Modal sementara 6 UMKM yang lain hanya membuat laporan bisnis. Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar UMKM tidak menyusun laporan keuangan sesuai dengan standart akuntansi. Para pemilik UMKM tidak menyusun laporan
keuangan sesuai dengan standart akuntansi disebabkan karena mereka menganggap laporan keuangan yang sesuai dengan standart akuntansi itu sulit
atau terlalu rumit untuk dilakukan sehingga banyak bentuk laporan keuangan yang dibuat UMKM sesuai dengan kemauan mereka tanpa mengacu pada SAK. Oleh
sebab itu maka layak untuk diteliti bentuk-bentuk laporan keuangan dan efektivitas laporan keuangan yang mereka buat. Data yang diperoleh di lapangan
berdasarkan dari tujuan penelitian tersebut akan dikaitkan dengan kajian teori dan lebih jelasnya dijelaskan sebagai berikut:
1. Bentuk-Bentuk Penyajian Laporan Keuangan
Penyajian laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak
manajemen perusahaan yang bersangkutan. Dengan kata lain laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan perusahaan terdiri dari beberapa jenis yang menyatakan tentang kegiatan perusahaan. Jenis-jenis tersebut akan menyatakan tentang kondisi dari
perusahaan tersebut. a.
Pembukuan Pembukuan Akuntansi adalah proses pancatatan setiap transaksi keuangan,
yang biasanya dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Bisa dilakukan dengan
commit to user 60
cara sederhana, yaitu dengan buku-buku Bank dan buku Kas, tetapi bisa dengan cara modern yaitu dengan program komputer, bisa dengan program
worksheet atau dengan program khusus Akuntansi. Dari hasil penelitian semua UMKM melakukan pembukuan. Pembukukan ada yang dilakukan secara
manual dan dengan menggunakan program komputer. Yang melakukan pembukuan dengan program akuntansi haya 1 UMKM yaitu Jolyc Brass.
Sedangkan 9 UMKM lain masih melakukan pembukuan secara manual di buku yang berbeda-beda.
b. Pencatatan
Pencatatan meliputi kegiatan pengidentifikasian dan penggolongan transaksi- transaksi yang selanjutnya mencatat semua bukti transaksi yang telah dianalisis
kedalam jurnal umum dan kemudian memindahbukukan pos-pos jurnal umum ke buku besar. Dari hasil penelitian 4 UMKM melakukan pencatatan dengan
membuat jurnal dan kemudian memindahbukukannya kedalam buku besar. c.
Laporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Keuangan SAK No.1 2009:2, Laporan
Keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-komponen berikut ini: 1.
Neraca 2.
Laporan Laba Rugi 3.
Laporan Arus Kas 4.
Laporan Perubahan Ekuitas 5.
Catatan atas Laporan Keuangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM merupakan usaha mandiri
yang dikembangkan masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan. Dalam menjalankan usahanya UMKM pasti akan membuat pencatatan atau
pembukuan untuk mengetahui keadaan keuangan usaha yang mereka jalankan. Biasanya mereka ingin mengetahui apakah usaha yang mereka jalankan
mengalami keuntungan atau kerugian. Oleh sebab itu, maka UMKM mau atau tidak harus membuat laporan keuangan.
Keterbatasan pengetahuan pemilik UMKM mengenai akuntansi menyebabkan mereka membuat laporan keuangan sesuai dengan keinginan
commit to user 61
mereka tanpa mengindahkan standart akuntansi yang berkaku. Hal itu menyebabkan munculnya berbagai bentuk laporan keuangan pada UMKM. Dari
hasil penelitian dari 10 UMKM kelompok pengerajin kuningan di kecamatan Juwana yang diteliti, hanya 4 UMKM yang membuat bentuk laporan keuangan
sesuai dengan standart akuntansi. Sementara 6 UMKM yang lain hanya membuat laporan bisnis saja, yaitu laporan keuangan yang bentuknya tidak sesuai dengan
standart akuntansi tapi mereka menganggap bentuk laporan yang mereka buat adalah laporan keuangan.
Kesimpulan dari teori diatas bahwa UMKM kolompok pengerajin kuningan di kecamatan Juwana telah membuat laporan keuangan dengan bebagai
macam bentuk penyajian laporan keuangan. Ada 4 UMKM yang sudah membuat bentuk laporan keuangan sesuai standart akuntansi walaupun laporan itu
jumlahnya tidak sesuai dengan SAK. Bentuk laporan keuangan yang telah dibuat 4 UMKM yaitu : Neraca, Laporan RugiLaba dan Laporan Perubahan Ekuitas.
Sedangkan 6 UMKM yang lain hanya membuat laporan bisnis yaitu bentuk laporan yang tidak sesuai standart akuntansi tapi mereka mengganggap bahwa itu
adalah laporan keuangan.
2. Efektivitas Laporan Keuangan
Bentuk laporan keuangan dinilai efektif bila laporan yang dibuat hasilnya sudah sesuai dengan tujuan dari pembuatan laporan keuangan tersebut. Dari
penelitian yang dilakukan, 9 UMKM menyatakan bahwa bentuk laporan keuangan yang mereka buat sudah efektif karena hasil yang mereka inginkan yaitu informasi
yang mereka dapatkan sudah sesuai tujuan awal mereka saat membuat bentuk laporan keuangan. Hanya 1 UMKM yang menganggap laporan keuangan yang
mereka buat kurang efektif, hal ini disebabkan karena tidak berimbangnya jumlah pemasukan dan pengeluaran. Angka pengeluaran selau lebih besar dibandingkan
dengan pemasukan hal ini disebabkan karena jumlah piutang yang terlalu banyak. Kurang adanya pengaturan jadwal pembayaran piutang menyebabkan uang yang
masuk lebih sedikit dari pada uang yang keluar. Berdasarkan teori, pengguna laporan keuangan bukan saja dari pihak
intern pemilik UMKM, tapi ada pihak ekstern yang juga membutuhkan
commit to user 62
informasi laporan keuangan. Pihak tersebut adalah para investor, pemberi pinjaman bank dan pemerintah. Laporan keuangan itu dinilai efektif oleh pihak
ekstern jika laporan tersebuat sesuai dengan SAK. Karena pihak ekstern baru bisa membaca laporan keuangan jika laporan keuangan tersebut sudah sesuai SAK,
karena pihak ekstern akan memberikan kebijakan pada UMKM yang bersangkutan dengan menilai laporan keuangan yang telah dibuat oleh UMKM.
Seperti pihak pemberi pinjaman bank, mereka menilai apakah UMKM itu layak atau tidak mendapatkan pinjaman modal dari bank dari neraca yang telah mereka
buat. Bukan hanya bank, tapi pemerintah juga membutuhkan laporan laba rugi UMKM untuk menentukan besarnya pajak yang dikenakan pada UMKM.
Bentuk laporan keuangan yang efektif bukan hanya bisa dibaca oleh pihak intern pemilik UMKM tapi juga harus bisa dibaca oleh pihak ekstern. Jika
UMKM menilai bentuk laporan bisnis yang mereka buat sudah efektif tapi tidak bagi pihak ekstern tidak bisa menilai laporan yang mereka buat efektif karena
tidak sesuai dengan SAK sehingga pihak ektern tidak bisa membaca informasi yang ada pada laporan keuangan yang dibuat. Oleh sebab itu, maka para pemilik
UMKM diharapkan membuat laopran keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi supaya bentuk laporan keuangan yang mereka buat bisa dibaca oleh
pihak ekstern yang membutuhkan laporan keuangan yang mereka buat supaya bentuk laporan keuangan yang mereka buat tidak hanya efekttif untuk pihak intern
UMKM tapi juga efektif untuk pihak ekstern.
3. Kebijakan Akuntansi
Setiap laporan keuangan yang dibuat pasti memiliki tujuan yaitu untuk pengambilan kebijakan akuntansi. Menurut IAI kebijakan akuntansi meliputi
pilihan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi, peraturan dan prosedur yang digunakan manajemen dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Beberapa jenis kebijakan akuntansi dapat digunakan untuk subjek yang sama. Pertimbangan dan atau pemilihan perlu disesuaikan dengan kondisi perusahaan.
Sasaran pilihan kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan realitas ekonomi perusahaan secara tepat dalam bentuk keadaan keuangan dan hasil
commit to user 63
operasi. Tiga pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan akuntansi yang paling tepat dan penyiapan laporan keuangan oleh manajemen:
1.Pertimbangan Sehat Ketidakpastian melingkupi banyak transaksi. Hal tersebut harusnya diakui dalam
penyusunan laporan keuangan. Sikap hati-hati tidak membenarkan penciptaan cadangan rahasia atau disembunyikan.
2. Substansi Mengungguli Bentuk Transaksi dan kejadian lain harus dipertanggungjawabkan dan disajikan sesuai
dengan hakekat transaksi dan realitas kejadian, tidak semata-mata mengacu bentuk hukum transaksi atau kejadian.
3. Materialitas Laporan keuangan harus mengungkapkan semua komponen yang cukup material
yang mempengaruhi evaluasi atau keputusan-keputusan. Laporan keuangan harus jelas dan dapat dimengerti, berdasar pada
kebijakan akuntansi yang berbeda di antara suatu perusahaan dengan perusahaan lain, dalam satu negara maupun antar negara. Pengungkapan kebijakan akuntansi
dalam laporan keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan tersebut dapat dimengerti. Pengungkapan kebijakan tersebut merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari laporan keuangan. Pengungkapan hal ini sangat membantu pemakai laporan keuangan, karena kadang-kadang perlakuan yang tidak tepat atau
salah digunakan untuk suatu komponen neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, atau laporan lainnya terbias dari pengungkapan kebijakan terpilih.
UMKM sendiri telah mengambil kebijakan akuntansi dari laporan keuangan yang telah mereka buat diantaranya adalah untuk pengambilan
keputusan tentang produksi dan bahan baku untuk masa yang akan datang. Tidak hanya itu laporan yang mereka buat juga sudah digunakan untuk pengambilan
utang usaha dari pihak pemberi pinjaman bank dan penentuan besar pajak yang harus dibayarkan kepada pemerintah. Dari kebijakan akuntansi yang telah mereka
buat diharapkan akan kebijakan memberikan kontribusi untuk perbaikan dan perkembangan dari usaha yang dijalankan. Pengambilan kebijakan yang tepat
commit to user 64
akan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi serta dapat memperbaiki kinerja usaha yang mereka jalankan khususnya di bidang akuntansi.
4. Kendala Penyusunan Bentuk Laporan Keuangan
Kendala bagi UMKM dalam penyusunan bentuk laporan keuangan adalah terbatasnya pengetahuan pemilik UMKM mengenai bentuk laporan
keuangan yang sesuai dengan SAK serta anggapan bahwa bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan SAK terlau rumit dan merepotkan bagi mereka.
Sehingga UMKM banyak membuat bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Banyaknya jumlah transaksi dan jenis barang
yang bermacam-macam semakin menyulitkan UMKM untuk menyusun bentuk laporan keuangan yang sesuai dengan SAK.
Kendala lain adalah tidak adanya pemisahan keuangan antara uang pribadi dengan uang usaha. Hal ini menyebabkan bercampurnya uang usaha dan
uang pribadi sehingga pemilik UMKM tidak bisa memisahkan pengeluaran pribadi dan pengeluaran usaha. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Wahdini dan Suhairi 2006 yang menyatakan “kesulitan penyusunan laporan keuangan disebabkan faktor adalah kewajiban UMKM untuk
menggunakan standar akuntansi yang sama dengan usaha besar. Kewajiban yang demikian sangat memberatkan UMKM
”
commit to user 65
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM merupakan unit usaha yang dikelola oleh kelompok masyarakat maupun keluarga. UMKM mempunyai peran
yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional, sebab selain memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional juga dapat menyerap tenaga
kerja dalam jumlah yang besar. Perkembangan usaha kecil dan menengah seringkali menghadapi kendala baik internal maupun kendala eksternal. Kendala
internal terutama berkaitan dengan kualitas sumberdaya manusia. Permasalahan lain yang dihadapi oleh usaha kecil adalah keterbatasan modal khususnya untuk
modal kerja. Sebuah usaha mikro kecil dan menengah membutuhkan strategi
pengolahan keuangan, dimana strategi tersebut dibuat dengan tujuan agar UMKM tersebut dapat berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan produktivitas
usahanya. Laporan keuangan menjadi salah satu komponen yang mutlak harus dimiliki oleh UMKM jika mereka ingin mengembangkan usahanya. Laporan
keuangan dapat dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan usaha dan juga dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan dalam pengajuan permintaan pinjaman
bantuan modal kepada para kreditur misalnya pihak perbankan. Di sinilah salah satu permasalahan utama, mayoritas UMKM masih belum menyadari pentingnya
membuat bentuk laporan keuangan yang efektif yang sesuai dengan SAK. Hal ini tentunya juga dipengaruhi oleh keterbatasan pengetahuan para
pelaku UMKM kelompok pengerajin kuningan di kecamatan Juwana tentang SAK dikarenakan sebagian besar hanya berpendidikan SD, SMP dan SMASTM.
Hal ini menyebabkan para pemilik UMKM kurang begitu mengetahui mengenai SAK dalam membuat bentuk laporan keuangan sehingga para pemilik UMKM
membuat laporan keuangan sesuai dengan kemampuan mereka tanpa mengacu pada SAK. Maka muncul berbagai macam bentuk laporan keuangan tetapi sudah
65
commit to user 66
efektifkah laporan keuangan yang dibuat oleh para pemilik UMKM. Dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Bentuk-Bentuk Penyajian Laporan Keuangan
Semua UMKM kelompok pengerajin kuningan di kecamatan Juwana telah membuat laporan keuangan tapi bentuknya tidak sesuai dengan SAK.
a. Pembukuan
Dari hasil penelitian semua UMKM melakukan pembukuan, pembukuan yang dilakukan yaitu buku kas harian, buku penjualan, buku pembelian,
buku utang, buku piutang, buku persediaan bahan baku dan buku gaji karyawan
b. Pencatatan
Pencatatan yaitu menganalisis bukti-bukti transaksi yang dilakukan untuk kegiatan pengidentifikasian dan penggolongan transaksi-transaksi yang
selanjutnya mencatat semua bukti transaksi yang telah dianalisis kedalam jurnal umum dan kemudian memindahbukukan pos-pos jurnal umum ke
buku besar. Dari 10 UMKM hanya 4 UMKM yang melakukan pencatatan yaitu Sampurna Kuningan, Sampurna Dua Kuningan, Jolyc Brass dan
Garuda Brass. c.
Laporan Keuangan Dari 10 UMKM yang dijadikan sampel penelitian ada 4 UMKM yang
menyajikan laporan keuangan sesuai dengan SAK. UMKM yang telah membuat laporan keuangan yaitu Sampurna Kuningan, Sampurna Dua
Kuningan, Jolyc Brass dan Garuda Brass. Empat UMKM tersebut telah membuat laporan keuangan walaupun hanya membuat Neraca, Laporan
LabaRugi dan Laporan Perubahan Ekuitas. d.
Laporan Bisnis Laporan bisnis adalah bentuk laporan keuangan yang tidak sesuai dengan
SAK tetapi UMKM menganggapnya sebagai laporan keuangan. Dari 10 UMKM yang diteliti, 6 UMKM membuat laporan bisnis yaitu Tarindo
Kuningan, Sinar Raya Logam, Bawi Brass, Karya Logam, Wartindo Brass dan Kanigoro Tukang Krom.
commit to user 67
2. Efektivitas Bentuk Penyajian Laporan Keuanagan
Semua UMKM menyatakan bahwa laporan keuangan yang mereka buat sudah efektif artinya tujuan mereka membuat laporan keuangan telah tercapai yaitu
informasi yang ingin didapatkan dari laporan keuangan yang telah dibuat telah dicapai. Hanya 1 UMKM yang meuyatakan laporan keuangan yang mereka
buat tidak efektif yaitu Karya Logam, mereka menganggap laporan keuangan yang mereka buat karena jumlah pengeluaran lebih besar dibandingkan jumlah
pemasukan. Hal ini disebabkan karena UMKM terlalu banyak menjual barang secara kredit dan tidak adanya penjadwalan pembayaran piutang oleh UMKM.
Ukuran efektif sendiri diukur melaui 2 pihak yaitu pihak ektern dan intern, pihak intern adalah pemilik UMKM sedangkan pihak ekstern adalah pihak
luar UMKM yaitu pihak ekstern yang membutuhkan laporan keuangan yang dibuat oleh UMKM. Pihak ekstern bisa membaca laporan keuangan UMKM
jika laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan SAK. Jadi laporan yang efektif menurut pihak ekstern adalah laporan keuangan yang sesuai dengan
SAK. Dari 10 UMKM yang membuat laporan sesuai dengan SAK hanya 4 UMKM saja, maka laporan keuangan yang efektif adalah laporan yang dibuat
oleh Sampurna Kuningan, Sampurna Dua kuningan, Jolyc Brass dan Garuda Brass. Sementara 6 UMKM lain membuat laporan keuangan tapi bentuknya
tidak sesuai dengan SAK atau hanya membuat laporan bisnis saja, walaupun menurut UMKM laporan yang telah mereka buat sudah efektif tapi laporan
tersebut tidak efektif bagi pihak ekstern.
B. Implikasi