commit to user
II-31 dilakukan terhadap grafik dendogram maupun analisis nilai koefisien
agglomeratif. Jarak antar pengelompokan sebenarnya merupakan interpretasi dari beberapa nilai kedekatan dalam menggabungkan objek dalam cluster.
Interpretasi cluster menghasilkan lebih dari hanya suatu deskripsi. Interpretasi cluster
memberikan penilaian kesesuaian cluster yang terbentuk berdasar teori prioritas atau pengalaman praktek. Dalam konfirmatori, analisis cluster
memberikan pengertian secara langsung terhadap penilaian kesesuaian. Cluster
juga memberikan langkah-langkah untuk membuat suatu penilaian dari segi signifikansi prakteknya.
6. Profiling cluster
Tahap profiling meliputi penggambaran karakteristik dari setiap cluster untuk menjelaskan bahwa masing-masing cluster adalah berbeda berdasar dimensi-
dimensi tertentu. Analisis profil tidak memfokuskan pada apa yang secara langsung menentukan cluster tapi karakteristik cluster setelah proses
identifikasi. Lebih lanjut, adanya penegasan bahwa karakteristik adalah berbeda secara signifikan terhadap cluster dan dapat memprediksikan
anggota-anggota cluster secara lebih spesifik.
2.5 PENELITIAN TERDAHULU
Kotri 2006, melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Nilai Pelanggan menggunakan Analisis Conjoint: Contoh Perusahaan Kemasan”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui atribut-atribut kemasan yang penting oleh pelanggan di Perusahaan Estiko-Plastar. Penelitian ini menggunakan
analisis conjoint. Secara deskriptif penelitian ini membahas tentang tujuh atribut kemasan diperusahaan Estiko-Plastar yaitu kualitas bahan plastik dan pengelasan,
waktu pengiriman, kualitas percetakan, harga, kemahiran manajer pemasaran dan fleksibel produksi yang disebar kepada 36 responden untuk dirangking. Dari tujuh
atribut tersebut didapatkan bahwa kualitas bahan plastik dan pengelasan yang paling dipilih oleh responden dengan nilai kepentingan relatif sebesar 23,9 dan
harga sebesar 20,9 sebagai pilihan kedua yang dipilih ketika melihat kemasan di Estiko-Plastar. Untuk mengidentifikasi sub segmen yang bebeda maka dilakukan
analisis cluster. Dari analisis cluster didapatkan empat segmen yaitu waktu
commit to user
II-32 pengiriman yang singkat, manajer penjualan yang professional dan fleksibel
produksi, kualitas bahan plastik yang baik dengan harga yang wajar dan kualitas bahan cetak dan bahan plastik.
Manurung 2006, melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Penelitian terhadap atribut-atribut sepatu olahraga reebok dengan menggunakan
Conjoint Analysis ”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui atribut-atribut
yang dianggap penting oleh konsumen sebagai pertimbangan dalam pemilihan produk sepatu olahraga reebok. Selain itu juga untuk mengetahui kombinasi-
kombinasi atribut sepatu reebok yang diminati oleh konsumen. Penelitian ini menggunakan analisis conjoint. Secara deskriptif penelitian ini membahas tentang
enam atribut sepatu reebok yaitu harga, warna, desain, bahan, lekatan, dan inovasi. Dari keenam atribut itu dibuat kuesioner yang disebarkan kepada 400
responden. Dari 400 responden tersebut didapatkan 367 responden yang kuesionernya sah untuk dilakukan pengolahan data. Hasil pengolahan data
didapatkan bahwa responden membeli sepatu reebok pertama kali yang dilihat adalah desain sepatu dengan nilai kepentingan relatif sebesar 34,45 dan yang
kedua adalah warna sepatu dengan nilai sebesar 35,35. Kastaman 2005, melakukan penelitian yang berjudul “Kajian Proses
Pengasinan Telur dengan Metode Reverse Osmosis pada berbagai Lama Perendaman”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penerapan metode reverse osmosis dalam proses pengasinan telur terhadap beberapa karakteristik telur asin yang meliputi kehilangan air, penambahan garam,
kadar air, kadar garam, perubahan berat telur dan karakteristik organoleptik telur asin. Secara deskriptif penelitian ini membahas tentang pengasinan dengan
perlakuan berdasarkan kriteria kadar garam telur asin, kesukaan terhadap rasa telur asin, kesukaan terhadap warna telur asin, kesukaan terhadap tekstur telur asin
dan kesukaan terhadap aroma telur asin. Berdasarkan kadar garam telur asin, semua perlakuan telur asin menghasilkan kadar garam diatas 2. Kadar garam ini
sudah sesuai dengan standar SNI karena standar SNI minimal 2. Untuk kriteria kesukaan rasa telur metode reverse osmosis lebih disukai dari metode dehidrasi
osmosis , untuk kriteria warna telur lebih disukai karena menghasilkan skor
kesukaan warna yang lebih tinggi dan berbeda nyata dengan metode reverse
commit to user
II-33 osmosis,
untuk kriteria tekstur telur metode reverse osmosis dengan lama perendaman 58 jam menghasilkan kesukaan terhadap tekstur dengan skor lebih
tinggi dan kriteria terhadap aroma telur perlakuan metode maupun lama perendaman tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.
commit to user
III-1
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Langkah dalam penyusunan penelitian ini mengikuti langkah-langkah yang dilakukan mulai dari identifikasi masalah sampai pada penarikan
kesimpulan.
Gambar 3.1 Metodologi Penelitian