commit to user
II-6 telur, diperlukan teknik penanganan yang tepat, agar nilai gizi telur tetap baik
serta tidak berubah rasa, bau, warna, dan isinya. Keuntungan pengawetan telur asin, adalah:
1. Telur yang diasinkan bersifat stabil, dapat disimpan tanpa mengalami proses
perusakan. 2.
Dengan pengasinan rasa amis telur akan berkurang tidak berbau busuk, dan rasanya enak.
2.3 TEORI STATISTIK
2.3.1 Populasi dan Sampel
1. Populasi,
Menurut Arikunto 2006 Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, yaitu semua elemen yang ada diwilayah penelitian. Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. 2.
Sampel, Menurut Sugiyono 2009 sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
2.3.2 Metode Pengambilan Sampel
Menurut Singarimbun 1995 suatu metode pengambilan sampel yang ideal memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi
yang diteliti. 2.
Dapat menentukan ketepatan hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan baku dari tafsiran yang diperoleh.
3. Sederhana dan mudah dilakukan.
4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah
mungkin.
commit to user
II-7 Terdapat banyak cara untuk memperoleh sampel yang diperlukan dalam
penelitian. Pada banyak kasus, beragam pertanyaan diberikan dan banyak variabel yang perlu diteliti, sehingga sangat penting untuk memperoleh sampel yang
representatif. Sangatlah dimungkinkan, atau bahkan diperlukan, untuk memperoleh sampel yang representatif hanya dari penilaian dan pengertian
umum. Ada dua macam metode pengambilan sampel yaitu pengambilan sampel
secara acak probability sampling dan pengambilan sampel secara tidak acak nonprobability sampling Santoso dan Tjiptono, 2001.
1. Pengambilan sampel secara acak probability sampling
Pengambilan sampel secara acak probability sampling adalah metode sampling yang setiap anggota populasinya memiliki peluang yang spesifik dan
bukan nol untuk terpilih sebagai sampel. Peluang setiap anggota populasi tersebut dapat sama, dapat juga tidak. Metode pengambilan sampel secara
acak, terdiri dari: a.
Simple random sampling atau sampel acak sederhana, Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung
deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting bagi
rencana analisisnya. b.
Stratified random sampling atau sampel acak distratifikasikan, Karena unsur populasi berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas
tersebut mempunyai arti yang signifikan pada pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel dengan cara ini.
c. Cluster sampling atau sampel gugus,
Teknik ini biasa juga diterjemahkan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan gugus. Berbeda dengan teknik pengambilan sampel acak yang
distratifikasikan, di mana setiap unsur dalam satu stratum memiliki karakteristik yang homogen stratum A: laki-laki semua, stratum B:
perempuan semua, maka dalam sampel gugus, setiap gugus boleh mengandung unsur yang karakteristiknya berbeda-beda atau heterogen.
commit to user
II-8 d.
Systematic sampling atau sampel sistematis, Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak
memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk
memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”.
e. Area sampling atau sampel wilayah,
Teknik ini dipakai ketika peneliti dihadapkan pada situasi bahwa populasi penelitiannya tersebar di berbagai wilayah. Misalnya, seorang marketing
manajer sebuah stasiun TV ingin mengetahui tingkat penerimaan masyarakat Jawa Barat atas sebuah mata tayangan, teknik pengambilan
sampel dengan area sampling sangat tepat. 2.
Pengambilan sampel secara tidak acak Pengambilan sampel secara tidak acak non probability sampling adalah
metode sampling yang setiap anggota populasinya tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel, bahkan probabilitas anggota populasi
tertentu untuk terpilih tidak diketahui. Dalam pengambilan sampel secara tidak acak, pemilihan unit sampling didasarkan pada pertimbangan atau penilaian
subjektif dan tidak pada penggunaan teori probabilitas. Pengambilan sampel secara tidak acak terdiri dari:
a. Convenience sampling,
Suatu teknik pengambilan sampel dimana sampel yang diambil merupakan sampel yang paling mudah diperoleh atau dijumpai. Dalam hal ini, unit
sampel sangat mudah diakses, diukur, dan sangat bekerja sama sehingga teknik sampling ini sangat mudah, murah dan cepat dilaksanakan.
b. Judgmental sampling,
Suatu teknik pengambilan sampel dimana pemilihan sampel dilakukan dengan pertimbangan subjektif tertentu berdasar beberapa ciri atau
karakteristik yang dimiliki sampel tersebut, yang dipandang berhubungan erat dengan ciri atau karakteristik populasi yang sudah diketahui
sebelumnya. Sampel yang purposif adalah sampel yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan penelitian.
commit to user
II-9 c.
Quota sampling Suatu teknik pengambilan sampel dimana sampel diambil dari suatu sub
populasi yang mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu dalam batasan jumlah atau kuota tertentu yang diinginkan.
d. Snowball sampling
Suatu teknik pengambilan sampel yang sangat sesuai digunakan untuk mengetahui populasi dengan ciri-ciri khusus yang sulit dijangkau.
Pemilihan pertama dilakukan secara acak, kemudian setiap responden yang ditemui diminta untuk memberikan informasi mengenai rekan-rekan
lain yang mempunyai kesamaan karakteristik yang dibutuhkan, sehingga diperoleh responden tambahan.
2.3.3 Skala Pengukuran