Sistematika Penulisan Hukum PENDAHULUAN

commit to user

6. Teknik Analisis Bahan Hukum

Penelitian ini menggunakan teknik analisis sumber hukum dengan logika deduktif. Menurut Johnny Ibrahim yang mengutip pendapat Bernard Arief Shidarta, logika deduktif merupakan suatu teknik untuk menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual. Penalaran deduktif adalah penalaran yang bertolak dari aturan hukum yang berlaku umum pada kasus individual dan konkret yang dihadapi Johnny Ibrahim, 2006 : 249-250. Sedangkan Peter Mahmud Marzuki yang mengutip pendapat Philipus M. Hadjon menjelaskan metode deduksi sebagaimana silogisme yang diajarkan oleh Aristoteles, penggunaan metode deduksi berpangkal dari pengajuan premis major pernyataan bersifat umum. Kemudian diajukan premis minor bersifat khusus, dari kedua premis itu kemudian ditarik suatu kesimpulan atau conclusion. Akan tetapi di dalam argumentasi hukum, silogisme hukum tidak sesederhana silogisme tradisional Peter Mahmud Marzuki, 2006 : 47. Jadi dapat disimpulkan bahwa logika deduktif atau pengolahan bahan hukum dengan cara deduktif yaitu menjelaskan suatu hal yang bersifat umum kemudian menariknya menjadi kesimpulan yang lebih khusus. Dalam penelitian ini, sumber hukum yang diperoleh dengan cara menginventarisasi sekaligus mengkaji penelitian dari studi kepustakaan, aturan perundang-undangan beserta dokumen-dokumen yang dapat membantu menafsirkan norma untuk menjawab permasalahan yang diteliti. Tahap terakhir yaitu dengan menarik kesimpulan dari sumber hukum yang diolah, sehingga pada akhirnya dapat menjawab tentang komparasi fungsi dan wewenang pra peradilan menurut huku acara pidana Indonesia dengan system Habeas Corpus di Amerika Serikat.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Dalam Penulisan hukum Skripsi ini terdiri atas empat bab yang masing-masing terdiri atas beberapa sub bab sesuai pembahasan dan materi yang diteliti. Sistematika penulisan itu sendiri sebagai berikut : commit to user BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini berisi tentang Latar belakang masalah, Rumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Metode penelitian serta Sistematika penulisan BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab II dijelaskan temtang Kerangka teori, terdiri atas Tinjauan tentang Teori Perbandingan Hukum, Tinjauan tentang Penangkapan dan Penahanan, pejabat yang berwenang melakukan penahanan dan lamanya penahanan serta macam-macam bentuk penahanan. Tinjauan tentang Pra Peradilan yang memuat tentang pengertian dan ruang linmgkup praperadilan, Pihak-pihak yang dapat mengajukan Pra Peradilan, Pejabat yang dapat diajukan Pra Peradilan, Acara Pemeriksaan Pra Peradilan serta Isi Putusan Pra Peradilan. Selain itu dijelaskan pula Tinjauan tentang Habeas Corpus di Amerika Serikat serta Kerangka pemikiran. BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab III disampaikan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang berisi Persamaan dan perbedaan wewenang dan fungsi pra peradilan menurut hukum acara pidana Indonesia dengan sistem Habeas Corpus di Amerika Serikat serta Kelebihan dan kelemahan wewenang dan fungsi pra peradilan menurut hukum acara pidana Indonesia dengan sistem Habeas Corpus di Amerika Serikat. BAB IV : PENUTUP Dalam bab IV berisi Kesimpulan serta disampaikan beberapa saran. commit to user

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori 1.

Tinjauan tentang Teori Perbandingan Hukum a. Istilah dan Pengertian Perbandingan Hukum Perkembangan pengertian dan lingkup perbandingan hukum sejalan dengan perkembangan hukum pada umumnya yang berpusat di Eropa daratan Schlesinger, 1995 : 447 dalam Romli Atmasasmita, 2000 : 4. Perkembangan hukum di Eropa daratan dapat dibedakan dalam perkembangan sebelum dan sesudah era kodifikasi. Pada era sebelum kodifikasi, atau dikenal sebagai era ius commune, perbandingan hukum dan bahan-bahan hukum melampaui batas territorial merupakan teknik baku yang sering digunakan oleh para ahli hukum dan hakim waktu itu dan merupakan pekerjaan sehari-hari, sehingga tidak tampak lagi bahwa hukum atau bahan hukum yang dibandingkan itu merupakan hukum asing. Atas dasar kerja seperti itu maka proses perbandingan saat itu cenderung bersifat integrative daripada constrative. Perubahan cara kerja tersebut terjadi pada saat kodifikasi sudah memasyarakat di kalangan pakar-pakar hukum Eropa daratan. Pada era kodifikasi maka semua hukum sudah dibentuk dalam undang-undang atau hukum tertulis dan masing-masing negara membuat undang-undang nasional dengan bahasa nasional dan undang-undang sudah mencerminkan aspirasi kultur dan kebutuhan masyarakat negara yang bersangkutan. Pada masa inilah, mempelajari hukum suatu negara yang sudah dikodifikasi bagi pakar hukum negara lain dianggap seperti mempelajari hukum asing atau foreign law. Pada era ini maka perbandingan hukum dipelajari sebagai cabang khusus ilmu hukum. Dominasi perhatian terhadap hukum asing inilah yang menyebabkan studi hukum negara lain selalu dititikberatkan pada

Dokumen yang terkait

Kajian Perbandingan Hukum Atas Pembuktian Menurut Sistem Peradilan Pidana Di Indonesia Dengan Sistem Peradilan Pidana Di Amerika Serikat

9 92 134

STUDI PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN SISTEM PRA PERADILAN MENURUT KUHAP DENGAN SISTEM RECHT COMMISARIS MENURUT HUKUM ACARA PIDANA BELANDA

1 16 95

STUDI KOMPARASI PENGATURAN SISTEM PEMBUKTIAN MENURUT HUKUM ACARA PIDANA INDONESIA DENGAN HUKUM ACARA PIDANA REPUBLIK RAKYAT CHINA (CRIMINAL PROCEDURE CODE OF PEOPLE REPUBLIK OF CHINA)

0 2 62

KAJIAN PERBANDINGAN HUKUM PIDANA TENTANG SISTEM PENUNTUTAN PERKARA PIDANA MENURUT SISTEM PERADILAN PIDANA INDONESIA DAN SISTEM PERADILAN PIDANA JEPANG.

1 3 16

TUGAS DAN WEWENANG HAKIM KOMISARIS DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA INDONESIA MENURUT RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA.

0 0 6

STUDI KOMPARASI PENGATURAN SISTEM PEMBUKTIAN MENURUT HUKUM ACARA PIDANA INDONESIA DENGAN HUKUM ACARA PIDANA REPUBLIK RAKYAT CHINA (CRIMINAL PROCEDURE CODE OF PEOPLE REPUBLIK OF CHINA).

0 0 13

STUDI PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN SISTEM PRA PERADILAN MENURUT KUHAP DENGAN SISTEM RECHT COMMISARIS MENURUT HUKUM ACARA PIDANA BELANDA (NETHERLANDS SV).

0 0 14

Hukum Acara dan Praktik Peradilan Pidana

0 0 39

BAB II PENGATURAN HUKUM PEMBUKTIAN DI INDONESIA A. Penerapan Alat Bukti, Barang Bukti dan Kekuatan Pembutian pada KUHAP - Kajian Perbandingan Hukum Atas Pembuktian Menurut Sistem Peradilan Pidana Di Indonesia Dengan Sistem Peradilan Pidana Di Amerika Seri

0 0 40

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - Kajian Perbandingan Hukum Atas Pembuktian Menurut Sistem Peradilan Pidana Di Indonesia Dengan Sistem Peradilan Pidana Di Amerika Serikat

0 0 31