Jenis dan Sumber Bahan Hukum Penelitian Teknik Pengumpulan Bahan Hukum Teknik Analisis Bahan Hukum

commit to user Pendekatan-pendekatan yang digunakan di dalam penelitian hukum adalah pendekatan undang-undang statute approach, pendekatan historis historical approach, pendekatan komparatif comparative approach, pendekatan kasus case approach dan pendekatan konseptual conseptual approach Peter Mahmud Marzuki, 2006 : 93. Dari kelima pendekatan tersebut, pendekatan yang relevan dengan penelitian hukum yang penulis angkat adalah pendekatan undang-undang statute approach, dan pendekatan komparatif comparative approach. Pendekatan undang-undang statute approach adalah pendekatan dengan menggunakan regulasi dan legislasi, yang dalam hal ini dalam penelitian ini regulasi yang digunakan sebagai acuan adalah Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana Lembaran Negara Indonesia Tahun 1981 No. 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209 yang selanjutnya disebut dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana KUHAP Loebby Loqman, 1982 : 7 . Sedangkan pendekatan komparatif comparative approach yang penulis maksud dalam penelitian hukum ini yaitu dengan membandingkan undang-undang atau peraturan suatu negara dengan undang-undang atau peraturan dari satu atau lebih negara lain mengenai hal yang sama. Dalam penelitian ini komparasi atau perbandingan undang-undang yang diadakan adalah dengan membandingkan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana KUHAP dengan Habeas Corpus Act. Kegunaan dan tujuan dari pendekatan komparatif ini adalah untuk memperoleh persamaan dan perbedaan, kelebihan dan kelemahan serta fungsi dan wewenang khususnya tentang pra peradilan di antara kedua undang- undang Indonesia dan Amerika Serikat.

4. Jenis dan Sumber Bahan Hukum Penelitian

Sumber-sumber penelitian hukum dapat dibedakan menjadi sumber-sumber penelitian yang berupa bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang commit to user bersifat autoritatif yang artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim. Sedangkan bahan sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang hukum meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan pengadilan Peter Mahmud Marzuki, 2005: 141. Sumber bahan hukum sekunder dalam penelitian doktrinal ini adalah : a. Bahan hukum primer itu sendiri berupa peraturan perundang-undangan yaitu Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana Lembaran Negara Indonesia Tahun 1981 No. 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209 yang selanjutnya disebut dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana KUHAP dan Habeas Corpus Act. b. Bahan hukum sekunder terdiri dari buku-buku referensi, jurnal-jurnal hukum yang terkait, dan media massa yang mengulas tentang pra peradilan. c. Bahan hukum tersier antara lain kamus hukum, ensiklopedia, dan lain- lain.

5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Karena penelitian yang penulis angkat merupakan penelitian doktrinal, maka dalam pengumpulan sumber hukumnya dilakukan dengan studi kepustakaanstudi dokumen. Teknik ini merupakan cara pengumpulan sumber hukum dengan membaca, mempelajari, mengkaji, dan menganalisis serta membuat catatan dari buku literatur, peraturan perundang-undangan, dokumen dan hal-hal lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. commit to user

6. Teknik Analisis Bahan Hukum

Penelitian ini menggunakan teknik analisis sumber hukum dengan logika deduktif. Menurut Johnny Ibrahim yang mengutip pendapat Bernard Arief Shidarta, logika deduktif merupakan suatu teknik untuk menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual. Penalaran deduktif adalah penalaran yang bertolak dari aturan hukum yang berlaku umum pada kasus individual dan konkret yang dihadapi Johnny Ibrahim, 2006 : 249-250. Sedangkan Peter Mahmud Marzuki yang mengutip pendapat Philipus M. Hadjon menjelaskan metode deduksi sebagaimana silogisme yang diajarkan oleh Aristoteles, penggunaan metode deduksi berpangkal dari pengajuan premis major pernyataan bersifat umum. Kemudian diajukan premis minor bersifat khusus, dari kedua premis itu kemudian ditarik suatu kesimpulan atau conclusion. Akan tetapi di dalam argumentasi hukum, silogisme hukum tidak sesederhana silogisme tradisional Peter Mahmud Marzuki, 2006 : 47. Jadi dapat disimpulkan bahwa logika deduktif atau pengolahan bahan hukum dengan cara deduktif yaitu menjelaskan suatu hal yang bersifat umum kemudian menariknya menjadi kesimpulan yang lebih khusus. Dalam penelitian ini, sumber hukum yang diperoleh dengan cara menginventarisasi sekaligus mengkaji penelitian dari studi kepustakaan, aturan perundang-undangan beserta dokumen-dokumen yang dapat membantu menafsirkan norma untuk menjawab permasalahan yang diteliti. Tahap terakhir yaitu dengan menarik kesimpulan dari sumber hukum yang diolah, sehingga pada akhirnya dapat menjawab tentang komparasi fungsi dan wewenang pra peradilan menurut huku acara pidana Indonesia dengan system Habeas Corpus di Amerika Serikat.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Dokumen yang terkait

Kajian Perbandingan Hukum Atas Pembuktian Menurut Sistem Peradilan Pidana Di Indonesia Dengan Sistem Peradilan Pidana Di Amerika Serikat

9 92 134

STUDI PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN SISTEM PRA PERADILAN MENURUT KUHAP DENGAN SISTEM RECHT COMMISARIS MENURUT HUKUM ACARA PIDANA BELANDA

1 16 95

STUDI KOMPARASI PENGATURAN SISTEM PEMBUKTIAN MENURUT HUKUM ACARA PIDANA INDONESIA DENGAN HUKUM ACARA PIDANA REPUBLIK RAKYAT CHINA (CRIMINAL PROCEDURE CODE OF PEOPLE REPUBLIK OF CHINA)

0 2 62

KAJIAN PERBANDINGAN HUKUM PIDANA TENTANG SISTEM PENUNTUTAN PERKARA PIDANA MENURUT SISTEM PERADILAN PIDANA INDONESIA DAN SISTEM PERADILAN PIDANA JEPANG.

1 3 16

TUGAS DAN WEWENANG HAKIM KOMISARIS DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA INDONESIA MENURUT RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA.

0 0 6

STUDI KOMPARASI PENGATURAN SISTEM PEMBUKTIAN MENURUT HUKUM ACARA PIDANA INDONESIA DENGAN HUKUM ACARA PIDANA REPUBLIK RAKYAT CHINA (CRIMINAL PROCEDURE CODE OF PEOPLE REPUBLIK OF CHINA).

0 0 13

STUDI PERBANDINGAN HUKUM PENGATURAN SISTEM PRA PERADILAN MENURUT KUHAP DENGAN SISTEM RECHT COMMISARIS MENURUT HUKUM ACARA PIDANA BELANDA (NETHERLANDS SV).

0 0 14

Hukum Acara dan Praktik Peradilan Pidana

0 0 39

BAB II PENGATURAN HUKUM PEMBUKTIAN DI INDONESIA A. Penerapan Alat Bukti, Barang Bukti dan Kekuatan Pembutian pada KUHAP - Kajian Perbandingan Hukum Atas Pembuktian Menurut Sistem Peradilan Pidana Di Indonesia Dengan Sistem Peradilan Pidana Di Amerika Seri

0 0 40

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - Kajian Perbandingan Hukum Atas Pembuktian Menurut Sistem Peradilan Pidana Di Indonesia Dengan Sistem Peradilan Pidana Di Amerika Serikat

0 0 31